Bab 13 Salah Info

by Ricky Rainaldy 18:35,Nov 21,2022
Bab 13 Salah Info
Teriakan Dante langsung menarik perhatian semua orang di aula.

Beberapa preman dengan senjata di tangan mereka perlahan berkumpul di belakang satu sama lain, menatap Dante dengan ekspresi main-main, seperti kucing yang bermain dengan tikus.

"Kakak, kakak..."

"Cepat pergi!"

"Orang-orang ini, mereka datang mencarimu! Mereka semua orang jahat, cepat pergi, Nana tidak mau kakak kenapa-kenapa, huhuhu..."

Plakkk!

Pria besar yang duduk di sofa menampar wajah Jayna dengan keras, wajah yang sudah cacat itu langsung merasakan sakit yang membara!

Darah mengalir dari sudut mulutnya, setelah berteriak kesakitan yang cukup keras, pandangannya berubah gelap, lalu dia pingsan.

"Nana!"

Mata Dante melotot, kemudian tatapan dingin yang dipenuhi dengan niat membunuh diarahkan pada pria besar yang barusan menampar, suaranya terdengar berat.

"Tidak peduli siapa kamu, aku janji, aku akan membuat hidupmu lebih sengsara daripada harus mati."

Mendengar itu, pria besar itu mengerutkan keningnya, setelah menyalakan sebatang rokok, dia menghisapnya, lalu berkata "Aku sudah sering melihat orang sepertimu, masih tetap keras kepala walaupun sudah mau mati."

"Tapi melihat keberanianmu barusan setelah kamu melihat dengan jelas bahwa ada banyak orang di dalam rumah dan tetap berani masuk, aku bisa membuatmu mati dengan tenang."

"Apakah kamu tahu kesalahan terburuk apa yang sudah kamu lakukan sebagai seorang pria?"

Dante terdiam, menatap Jayna, yang ditodong dengan pisau di lehernya dan pingsan karena kesakitan, dia sudah mulai berpikir bagaimana cara untuk membunuh orang-orang ini.

"Biar kuberitahu padamu, kesalahan terburuk yang dilakukan seorang pria adalah menyentuh seorang wanita yang harusnya tidak disentuh!"

"Bang Grizli sudah mengumumkan bahwa Selena adalah wanitanya, bocah kecil sepertimu masih berani main-main, jadi kamu harus mati!"

Ketika suara itu terdengar, pria besar itu melambaikan tangannya.

Dalam sekejap, lima belas atau enam belas preman bergegas menuju Dante dengan tatapan galak!

Semuanya tinggi dan kekar, setiap orang seakan sudah berniat untuk membunuh..

"Bzz..."

Dante mulai bergerak, pada detik berikutnya, dia sudah menghilang dalam sekejap, para preman itu segera kebingungan.

Mereka tidak bisa melihatnya dengan jelas, bahkan pria kekar yang duduk di belakang juga tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Mana mungkin menghilang dalam sekejap, hanya saja kecepatannya sangat cepat, Dante sudah berada di belakang kumpulan para preman ini!

"Hati-hati di belakangmu!"

Tepat setelah teriakan terdengar, para preman bereaksi dan hendak berbalik, tetapi semua pukulan gabungan Dante sudah diayunkan.

Bang!

Bang bang bang! Bang bang...

Setelah serangkaian suara keras terdengar, semua preman sudah berteriak dan dihempaskan sejauh sepuluh meter, terbaring di luar rumah dan bahkan tidak bisa berdiri lagi.

Melihat ini, bola mata pria besar itu membesar, ada rasa cemas muncul di dalam hatinya.

Jancok, informasinya salah!

Apa-apaan bocah kecil ini, dia benar-benar seorang master!

Dari serangan sebelumnya, pria kekar ini berspekulasi bahwa tingkat kekuatan bocah di depannya mungkin tidak berada di bawahnya!

"Sekarang giliranmu."

Dante berkata dengan sinis "Aku akan memberimu dua pilihan, satu, bunuh diri."

"Dua, akan kubuat kamu cacat seumur hidup, jadi kamu hanya bisa berbaring di tempat tidur selama sisa hidupmu, kamu akan merasa mati akan terasa lebih baik."

"Kusarankan kamu pilih yang pertama, bagaimanapun, itu akan terasa lebih menyenangkan."

"Cuih!"

Pria kekar itu meludah, emosinya benar-benar terpancing oleh Dante.

Setelah bangkit berdiri perlahan, dia merobek bajunya dan melemparkannya ke samping, memperlihatkan tato serigala biru besar yang terlihat garang di dadanya.

"Akan kulihat, bagaimana kamu akan membunuhku, bocah nakal!"

"Mati!"

Dengan teriakan keras, pria itu melesat dengan cepat, auranya cukup mendominasi, preman yang memegang Jayna bertepuk tangan penuh semangat.

"Bang Srigala luar biasa!"

"Bunuh bocah tengil itu! Balaskan dendam semua pasukan kita!"

Boom!

Ada suara keras lainnya terdengar, preman kecil itu melihat tinju besar dari Srigala dan tinju kecil dari Dante, yang tampaknya tidak memiliki banyak kekuatan, saling beradu.

Detik berikutnya, ekspresi Srigala sepenuhnya berubah, dia merasa ngeri!

Ada rasa sakit.

Sakit sampai ke tulang!

Dia hanya merasa bahwa apa yang dia pukul bukan tulang, tapi baja ringan.

Tidak, itu sebuah besi baja!

Rasanya seperti seluruh tulang tangannya sudah remuk!

Segera setelah itu, Dante tiba-tiba berbalik, dengan cara yang sangat aneh, dia terlihat menepuk santai tangan dan kaki Srigala dua kali, seketika tubuh Srigala terkulai lemas ke tanah.

"Arghhhh!"

"Ah… tanganku …. kakiku!"

Melihat Srigala menggeliat kesakitan di tanah untuk sementara waktu, preman yang masih memegang Jayna langsung jadi pucat karena ketakutan, tanternya bergetar.

Bzzz!

Melihat tatapan Dante ke arahnya, tangannya terasa lemas, pisau di tangannya terjatuh, lalu dia segera berlutut dan menyembah Dante dengan putus asa!

Srigala adalah pasukan nomor satu dibawah bos mereka, Bang Grizli, dia adalah sosok yang pernah membunuh banyak preman sekaligus dalam satu tarikan napas.

Tapi orang sekejam itu, di depan pemuda yang menakutkan ini, terlihat tidak ada apa-apanya, apalagi dirinya sekarang ini yang cuma preman biasa!

"Kakak, kakak, aku salah, aku mengaku salah, aku minta ampun!"

"Semua orang yang menyakiti adikmu barusan sudah ditundukkan olehmu, aku, aku cuma kaki tangan mereka, aku berani sumpah, aku tidak melakukan apa-apa!"

"Aku masih punya keluarga, tolong tunjukkan belas kasihan dan biarkan aku pergi! Aku akan bersujud di depanmu!"

"Kumohon, kumohon..."

Dante hanya menatapnya, berjalan mendekat dan segera memeluk Jayna dengan hangat sebelum akhirnya berjalan ke atas.

"Bersihkan semua sampah ini untukku, lalu, sampaikan pesanku untuk bosmu."

"Katakan pada bosmu, kesalahan terburuk yang sudah dia lakukan adalah menyinggung pria lain yang ribuan kali lebih kuat darinya, kalau dia masih terus keras kepala, dia harus membayar harga yang mahal."

"Besok, suruh dia datang padaku dan minta maaf secara langsung, dari gerbang area rumah, dia harus berlutut dan maju selangkah demi selangkah."

"Adapun biaya pengobatan adikku ditambah trauma yang dialaminya, anggap saja itu 10 miliar ditambah dengan satu jarinya."

"Aku tidak suka menunggu, kalau tidak mau, tanggung sendiri akibatnya."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1367