Bab 20 Kyra Melompat Lewat Jendela dan Melarikan Diri
by Ivena Elisha
15:07,Aug 28,2023
Kyra yang lemah tidak mendengar nada bicara Bibi Wilson yang dingin dan sinis. Dia sangat lelah, bahkan dia sudah tidak mempunyai kekuatan untuk mengetuk pintu. Dia meluncur ke pintu dan duduk di tanah. Dia melihat ke luar jendela dan melihat seekor burung pipit berdiri di ambang jendela, memiringkan kepalanya untuk melihat ke dalam.
Burung pipit itu penakut dan setiap kali dia menghadapi sesuatu yang menakutkan, dia mengepakkan sayapnya dan terbang menjauh.
Kyra memandang ke langit di luar dan tersenyum pahit, "Aku sangat iri padamu. Kamu punya sepasang sayap yang bisa membawamu terbang. Alangkah senangnya kalau aku bisa terbang juga."
Setelah duduk beberapa saat dan menunggu tenaganya pulih, Kyra kembali duduk di tempat tidur. Ponselnya tidak terhubung ke Internet dan cuma bisa digunakan untuk mengecek waktu. Saat itu sudah jam dua belas siang.
Liam memintanya untuk tiba di sekolah pada pukul lima dan itu masih lima jam lagi. Sekarang yang menjadi pertanyaan apa dia bisa keluar.
Yang lain mungkin sudah punya ide. Kyra berpikir lama dan mencondongkan tubuh ke jendela untuk memeriksa ketinggiannya. Ada halaman rumput tebal di bawah. Seharusnya tidak terlalu sakit kalau jatuh dan ada pipa air di dinding untuk dijadikan pijakan.
Kyra memikirkan solusinya dengan tenang di dalam kamar dan perlahan memikirkan sesuatu. Bibi yang dibawa oleh Raka untuk mengawasinya adalah pelayan Keluarga Araceli. Dia pernah melihatnya sebelumnya ketika dia kembali ke rumah Keluarga Araceli. Tidak heran dia merasa tidak asing.
Dia tadi mendengar apa yang dia katakan di luar pintu, satu hari tanpa makanan atau air tidak akan membunuhnya. Sepertinya dia tidak akan membuka pintu ini sepanjang hari.
Dan satu-satunya cara dia bisa melarikan diri adalah melalui jendela ini.
Kyra dengan cermat mengamati barang-barang yang bisa digunakan di dalam ruangan. Dia bisa merobek seprai menjadi potongan-potongan dan membuat tali, lalu menggunakannya untuk memanjat keluar jendela. Kalau dia takut jatuh tengkurap, dia bisa menggunakan bantal untuk melindungi perutnya.
Semakin Kyra memikirkannya, semakin dia merasa bahwa cara ini bisa dilakukan. Dia berlari keluar jendela, jadi orang yang mengawasinya di luar tidak akan menyadarinya. Waktu Bibi Wilson mengetahuinya, semuanya sudah terlambat dan dia mungkin sudah tiba di sekolah saat itu.
Kalau beruntung, dia bisa menyelinap kembali dan naik ke atas setelah pesta makan malam, tanpa ada yang menyadarinya.
Kalau dia sial, Raka akan tahu dia kabur. Kyra takut Raka akan marah dan menghukumnya, namun dia lebih takut lagi kalau dia kehilangan masa depannya.
Pada jam empat sore, Kyra menyiapkan semuanya, diam-diam memelintir sprei yang sobek menjadi tali, mengikat salah satu ujungnya ke tempat tidur dan mengikat ujung lainnya erat-erat ke tubuhnya. Dia mencoba kekuatannya untuk memastikan tali buatannya tidak akan putus. Akhirnya dia memindahkan kursi yang ada di kamar itu ke jendela, menginjaknya dengan kedua kaki dan perlahan mencondongkan separuh tubuhnya ke luar jendela. Lantai dua masih cukup tinggi, dan Kyra sedikit takut.
Tapi ketika dia memikirkan hasil yang diinginkannya, ketakutan itu tidak terasa lagi.
...
Pukul 04.40, Universitas A.
Berdiri di samping Raka adalah Gresya, keduanya begitu dekat hingga bisa saling bersentuhan dengan satu sentuhan jari.
Universitas A mendapat suntikan modal dari Raka dan setiap kali pihak sekolah memiliki kegiatan, pihak sekolah akan mengirimkan undangan terlebih dahulu kepada Raka.
Raka sudah beberapa kali mendapat undangan, namun baru kali ini datang ke lokasi.
Perayaan HUT ke 30 sekolah kali ini mempunyai arti yang berbeda, orang-orang yang hadir semuanya adalah pemimpin di berbagai industri. Posisi Raka saat ini tidak lepas dari hubungan interpersonal yang ada disekitarnya. Selama mereka tidak menjadi musuh, maka semua orang adalah teman.
Raka terkenal dengan perangainya yang baik ketika keluar. Dia pendiam dan sering tersenyum, sudut mulutnya biasanya terangkat ketika membicarakan sesuatu, tapi apa dia benar-benar baik hati?
Itu tidak benar. Lahir di Keluarga Anderson, Raka sangat sabar, kalau kehabisan kesabaran, dua nyawa tidak cukup untuk mati. Sekali seseorang menyinggung perasaannya, mereka akan bangkrut, diusir di Kota A dan rumput di atas kuburan merka akan menjadi setinggi dua meter.
Raka adalah orang yang sangat pendendam, bermata gelap dan postur sok. Cuma sedikit orang yang berani berteman dengannya. Hal ini memberi Raka banyak ruang dan dia mengajak Gresya berkeliling.
Universitas A sudah mengalami banyak perubahan dalam dua tahun terakhir. Kalau saja Gresya tidak lari dari pernikahan dan merantau ke luar negeri, seharusnya dia sudah lulus dari Universitas A sekarang.
Gerda tidak terlalu tertarik dengan kualifikasi akademis, lagipula dia akan menikah dengan pria seperti Raka di masa depan dan dia tidak perlu berjuang seperti orang lain.
Banyak jalan menuju ke Roma, ada orang yang berjuang menuju "Roma", ada pula yang tinggal di Roma sejak lahir dan terlahir superior, seperti halnya Raka.
Gerda diam-diam menatap pandangan iri orang-orang di sekitarnya dan tidak bisa menahan rasa puas diri, namun saat menghadap Raka, dia menunjukkan ekspresi penyesalan, "Sayang sekali Kyra tidak bisa jadi seperti ini."
Ketika nama Kyra disebutkan, alis dan mata Raka bergerak sedikit, "Kenapa kamu begitu baik menyebut dia?"
“Bagaimana kamu ingin dia belajar di sekolah ini tanpa memikirkannya? Aku sangat asing dengan sekolah ini sekarang, mungkin dia bisa menunjukkan lebih banyak kepadamu ketika dia berada di sisimu.”
"Apa gunanya melihat-lihat lagi, dia sangat bodoh, mengeluarkannya hanya akan mempermalukanku saja." Raka mengatakan yang sebenarnya dan dia mengatakan itu untuk menyenangkan Gresya. Dia ingin dia tahu bahwa Kyra benar-benar tidak sebanding dengannya.
Wanita memang mudah dibujuk dan Gresya merasa lebih tenang setelah mendengarnya, dia memegang lengan Raka dengan penuh kasih sayang dan terus mendekatinya, seolah-olah mengumumkan kedaulatannya di depan semua orang, pria ini adalah miliknya.
Beberapa orang yang mengenal Raka datang dan melihat Raka menikah di depan umum dua tahun lalu, banyak orang menghadiri pernikahannya. Untuk istri Raka, kesan terdalam mereka adalah dia sangat cantik, seperti boneka porselen. Kyra tampil mengejutkan dengan gaun pengantin putihhnya saat itu. Itu mengejutkan semua orang, tapi sayangnya, Nyonya Anderson tidak terdengar lagi sejak hari pernikahan.
Selama dua tahun terakhir, Raka selalu keluar sendiri dan mereka yang tidak mengetahuinya mengira dia sudah bercerai.
Kini mereka melihat seorang wanita berdiri di samping Raka, bertingkah mesra dan melihat raut wajahnya sangat mirip dengan pengantin yang mereka lihat di pesta pernikahan saat itu.
“Tuan Andreson, sudah lama tidak bertemu.”
"Hai, Tuan Federick."
“Ini istrimu?”
Raka tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia tersenyum, sikap seperti itu adalah sikap biasa di mata orang lain.
Melihat Raka terdiam, Gresya tidak berani angkat bicara, alangkah baiknya Raka bisa mengajaknya keluar sekarang. Yang bisa dia lakukan hanyalah bersabar dan nanti akhirnya dia bisa menjadi Nyonya Anderson dengan sah.
Tuan Federick memandang Gresya dua kali lagi, "Terakhir kali aku melihatnya adalah dua tahun lalu. Istri mu sangat cantik. Kamu harus sering mengajaknya keluar."
“Dia tidak sehat.”
“Begitu…” Tuan Federick memandang Gresyadengan rasa kasihan. Ternyata dia sedang sakit. Pantas saja dia tidak secantik yang dia lihat di pesta pernikahan dua tahun lalu.
Melihat seseorang menghampiri Raka untuk mengobrol dan menyapa, orang lain di tempat tersebut pun ingin maju ke depan untuk menunjukkan niat baik mereka.
Tiba-tiba, ponsel Raka berdering.
Gerda menoleh penasaran ingin melihat siapa yang menelepon Raka, namun saat dilihatnya nomor tersebut ternyata Bibi Wilson, untuk apa dia menelepon?
Raka mengeluarkan ponselnya dan ketika dia melihat orng yang menelponnya, wajahnya sedikit muram, "Aku mau menjawab telepon, kamu tunggu aku di sini."
Tanpa menunggu jawaban Gresya, Raka langsung menuju tempat sepi untuk menjawab telepon, "Ada apa dengan Kyra?"
Sebelum berangkat, dia memastikan Bibi Wilson untuk mengawasi Kyra dengan cermat dan kalau dia meneleponnya sekarang, mungkin terjadi sesuatu pada Kyra.
Suara cemas terdengar dari ujung telepon yang lain, "Tuan Andreson, Nona Araceli melarikan diri melalui jendela, bagaimana ini?"
Raka terdiam, dia memikirkan berbagai kemungkinan, seperti Kyra yang dikurung di kamar sambil menangis atau mungkin sakit, namun yang tidak pernah dia duga adalah Kyra melompat melalui jendela dan melarikan diri.
Burung pipit itu penakut dan setiap kali dia menghadapi sesuatu yang menakutkan, dia mengepakkan sayapnya dan terbang menjauh.
Kyra memandang ke langit di luar dan tersenyum pahit, "Aku sangat iri padamu. Kamu punya sepasang sayap yang bisa membawamu terbang. Alangkah senangnya kalau aku bisa terbang juga."
Setelah duduk beberapa saat dan menunggu tenaganya pulih, Kyra kembali duduk di tempat tidur. Ponselnya tidak terhubung ke Internet dan cuma bisa digunakan untuk mengecek waktu. Saat itu sudah jam dua belas siang.
Liam memintanya untuk tiba di sekolah pada pukul lima dan itu masih lima jam lagi. Sekarang yang menjadi pertanyaan apa dia bisa keluar.
Yang lain mungkin sudah punya ide. Kyra berpikir lama dan mencondongkan tubuh ke jendela untuk memeriksa ketinggiannya. Ada halaman rumput tebal di bawah. Seharusnya tidak terlalu sakit kalau jatuh dan ada pipa air di dinding untuk dijadikan pijakan.
Kyra memikirkan solusinya dengan tenang di dalam kamar dan perlahan memikirkan sesuatu. Bibi yang dibawa oleh Raka untuk mengawasinya adalah pelayan Keluarga Araceli. Dia pernah melihatnya sebelumnya ketika dia kembali ke rumah Keluarga Araceli. Tidak heran dia merasa tidak asing.
Dia tadi mendengar apa yang dia katakan di luar pintu, satu hari tanpa makanan atau air tidak akan membunuhnya. Sepertinya dia tidak akan membuka pintu ini sepanjang hari.
Dan satu-satunya cara dia bisa melarikan diri adalah melalui jendela ini.
Kyra dengan cermat mengamati barang-barang yang bisa digunakan di dalam ruangan. Dia bisa merobek seprai menjadi potongan-potongan dan membuat tali, lalu menggunakannya untuk memanjat keluar jendela. Kalau dia takut jatuh tengkurap, dia bisa menggunakan bantal untuk melindungi perutnya.
Semakin Kyra memikirkannya, semakin dia merasa bahwa cara ini bisa dilakukan. Dia berlari keluar jendela, jadi orang yang mengawasinya di luar tidak akan menyadarinya. Waktu Bibi Wilson mengetahuinya, semuanya sudah terlambat dan dia mungkin sudah tiba di sekolah saat itu.
Kalau beruntung, dia bisa menyelinap kembali dan naik ke atas setelah pesta makan malam, tanpa ada yang menyadarinya.
Kalau dia sial, Raka akan tahu dia kabur. Kyra takut Raka akan marah dan menghukumnya, namun dia lebih takut lagi kalau dia kehilangan masa depannya.
Pada jam empat sore, Kyra menyiapkan semuanya, diam-diam memelintir sprei yang sobek menjadi tali, mengikat salah satu ujungnya ke tempat tidur dan mengikat ujung lainnya erat-erat ke tubuhnya. Dia mencoba kekuatannya untuk memastikan tali buatannya tidak akan putus. Akhirnya dia memindahkan kursi yang ada di kamar itu ke jendela, menginjaknya dengan kedua kaki dan perlahan mencondongkan separuh tubuhnya ke luar jendela. Lantai dua masih cukup tinggi, dan Kyra sedikit takut.
Tapi ketika dia memikirkan hasil yang diinginkannya, ketakutan itu tidak terasa lagi.
...
Pukul 04.40, Universitas A.
Berdiri di samping Raka adalah Gresya, keduanya begitu dekat hingga bisa saling bersentuhan dengan satu sentuhan jari.
Universitas A mendapat suntikan modal dari Raka dan setiap kali pihak sekolah memiliki kegiatan, pihak sekolah akan mengirimkan undangan terlebih dahulu kepada Raka.
Raka sudah beberapa kali mendapat undangan, namun baru kali ini datang ke lokasi.
Perayaan HUT ke 30 sekolah kali ini mempunyai arti yang berbeda, orang-orang yang hadir semuanya adalah pemimpin di berbagai industri. Posisi Raka saat ini tidak lepas dari hubungan interpersonal yang ada disekitarnya. Selama mereka tidak menjadi musuh, maka semua orang adalah teman.
Raka terkenal dengan perangainya yang baik ketika keluar. Dia pendiam dan sering tersenyum, sudut mulutnya biasanya terangkat ketika membicarakan sesuatu, tapi apa dia benar-benar baik hati?
Itu tidak benar. Lahir di Keluarga Anderson, Raka sangat sabar, kalau kehabisan kesabaran, dua nyawa tidak cukup untuk mati. Sekali seseorang menyinggung perasaannya, mereka akan bangkrut, diusir di Kota A dan rumput di atas kuburan merka akan menjadi setinggi dua meter.
Raka adalah orang yang sangat pendendam, bermata gelap dan postur sok. Cuma sedikit orang yang berani berteman dengannya. Hal ini memberi Raka banyak ruang dan dia mengajak Gresya berkeliling.
Universitas A sudah mengalami banyak perubahan dalam dua tahun terakhir. Kalau saja Gresya tidak lari dari pernikahan dan merantau ke luar negeri, seharusnya dia sudah lulus dari Universitas A sekarang.
Gerda tidak terlalu tertarik dengan kualifikasi akademis, lagipula dia akan menikah dengan pria seperti Raka di masa depan dan dia tidak perlu berjuang seperti orang lain.
Banyak jalan menuju ke Roma, ada orang yang berjuang menuju "Roma", ada pula yang tinggal di Roma sejak lahir dan terlahir superior, seperti halnya Raka.
Gerda diam-diam menatap pandangan iri orang-orang di sekitarnya dan tidak bisa menahan rasa puas diri, namun saat menghadap Raka, dia menunjukkan ekspresi penyesalan, "Sayang sekali Kyra tidak bisa jadi seperti ini."
Ketika nama Kyra disebutkan, alis dan mata Raka bergerak sedikit, "Kenapa kamu begitu baik menyebut dia?"
“Bagaimana kamu ingin dia belajar di sekolah ini tanpa memikirkannya? Aku sangat asing dengan sekolah ini sekarang, mungkin dia bisa menunjukkan lebih banyak kepadamu ketika dia berada di sisimu.”
"Apa gunanya melihat-lihat lagi, dia sangat bodoh, mengeluarkannya hanya akan mempermalukanku saja." Raka mengatakan yang sebenarnya dan dia mengatakan itu untuk menyenangkan Gresya. Dia ingin dia tahu bahwa Kyra benar-benar tidak sebanding dengannya.
Wanita memang mudah dibujuk dan Gresya merasa lebih tenang setelah mendengarnya, dia memegang lengan Raka dengan penuh kasih sayang dan terus mendekatinya, seolah-olah mengumumkan kedaulatannya di depan semua orang, pria ini adalah miliknya.
Beberapa orang yang mengenal Raka datang dan melihat Raka menikah di depan umum dua tahun lalu, banyak orang menghadiri pernikahannya. Untuk istri Raka, kesan terdalam mereka adalah dia sangat cantik, seperti boneka porselen. Kyra tampil mengejutkan dengan gaun pengantin putihhnya saat itu. Itu mengejutkan semua orang, tapi sayangnya, Nyonya Anderson tidak terdengar lagi sejak hari pernikahan.
Selama dua tahun terakhir, Raka selalu keluar sendiri dan mereka yang tidak mengetahuinya mengira dia sudah bercerai.
Kini mereka melihat seorang wanita berdiri di samping Raka, bertingkah mesra dan melihat raut wajahnya sangat mirip dengan pengantin yang mereka lihat di pesta pernikahan saat itu.
“Tuan Andreson, sudah lama tidak bertemu.”
"Hai, Tuan Federick."
“Ini istrimu?”
Raka tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia tersenyum, sikap seperti itu adalah sikap biasa di mata orang lain.
Melihat Raka terdiam, Gresya tidak berani angkat bicara, alangkah baiknya Raka bisa mengajaknya keluar sekarang. Yang bisa dia lakukan hanyalah bersabar dan nanti akhirnya dia bisa menjadi Nyonya Anderson dengan sah.
Tuan Federick memandang Gresya dua kali lagi, "Terakhir kali aku melihatnya adalah dua tahun lalu. Istri mu sangat cantik. Kamu harus sering mengajaknya keluar."
“Dia tidak sehat.”
“Begitu…” Tuan Federick memandang Gresyadengan rasa kasihan. Ternyata dia sedang sakit. Pantas saja dia tidak secantik yang dia lihat di pesta pernikahan dua tahun lalu.
Melihat seseorang menghampiri Raka untuk mengobrol dan menyapa, orang lain di tempat tersebut pun ingin maju ke depan untuk menunjukkan niat baik mereka.
Tiba-tiba, ponsel Raka berdering.
Gerda menoleh penasaran ingin melihat siapa yang menelepon Raka, namun saat dilihatnya nomor tersebut ternyata Bibi Wilson, untuk apa dia menelepon?
Raka mengeluarkan ponselnya dan ketika dia melihat orng yang menelponnya, wajahnya sedikit muram, "Aku mau menjawab telepon, kamu tunggu aku di sini."
Tanpa menunggu jawaban Gresya, Raka langsung menuju tempat sepi untuk menjawab telepon, "Ada apa dengan Kyra?"
Sebelum berangkat, dia memastikan Bibi Wilson untuk mengawasi Kyra dengan cermat dan kalau dia meneleponnya sekarang, mungkin terjadi sesuatu pada Kyra.
Suara cemas terdengar dari ujung telepon yang lain, "Tuan Andreson, Nona Araceli melarikan diri melalui jendela, bagaimana ini?"
Raka terdiam, dia memikirkan berbagai kemungkinan, seperti Kyra yang dikurung di kamar sambil menangis atau mungkin sakit, namun yang tidak pernah dia duga adalah Kyra melompat melalui jendela dan melarikan diri.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved