chapter 2 Karena kamu adalah istriku
by Branson Dao
11:05,Oct 05,2023
Mendengar suara itu, Dinda Lin gemetar.
Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Shawn Lin yang berdiri di depannya. Sejak kecil kakeknya tidak pernah memedulikan Dinda Lin.
Bahkan ketika dia lahir, Shawn Lin tidak datang melihatnya hanya karena dia seorang perempuan.
Kini, Shawn Lin malah mau memilih seorang suami dan mengambil keputusan untuk Dinda Lin.
Dada Dinda Lin naik turun karena marah dan tidak berdaya. Saat dia membuka mulutnya untuk melawan, tiba-tiba dia melihat Warren Lin yang duduk di kursi roda menggelengkan kepalanya dengan tatapan penuh permohonan.
Dia masih tidak berbicara.
"Semuanya, setelah pemilihan yang dilakukan keluarga Lin, kami memilih yang terbaik dari selusin pelamar luar biasa untuk menjadi suami Dinda Lin. Kuharap kedua pasangan pengantin baru ini bisa mendapatkan restu kalian!"
Setelah Shawn Lin selesai berbicara, para penonton bertepuk tangan.
Di telinga Dinda Lin, ini hanyalah cemooh atau simpati padanya.
Matanya sedikit memerah karena menahan air mata.
“Ayah, ini orangnya.”
Kevin Lin mengeluarkan sebuah kartu yang sangat indah dan menyerahkannya kepada Shawn Lin. Di atas kartu itu, tertulis nama orang yang terpilih.
Mereka sudah menyelidiki dengan jelas kalau orang ini tidak memiliki latar belakang dan seorang yatim piatu. Tidak hanya usianya yang sudah lebih dari tiga puluh tahun, pendidikannya juga rendah, tidak memiliki budaya dan tidak memiliki keterampilan khusus. Selain itu, dia juga seorang anak jalanan, bisa dikatakan sangat tidak kompeten.
Ditambah lagi dia juga punya psikosis intermiten.
Katanya itu penyakit turun temurun!
Dengan begitu, selama dia menikahi Dinda Lin, Dinda Lin tidak hanya tidak akan ada hubungannya dengan harta keluarga Lin, anak-anak Dinda Lin juga tidak akan bisa mendapatkan sepeser pun dari keluarga Lin!
Kevin Lin melirik keluarga Dinda Lin yang duduk di sana dengan ekspresi bangga.
“Selanjutnya, aku akan mengumumkan kandidat yang terpilih!”
Rabun dekat Shawn Lin membuatnya sulit untuk melihat dengan jelas. Dia menyipitkan matanya dan melihat dengan serius sebelum berkata, “Pemuda yang beruntung ini adalah Tiano Jiang!”
Segera, semua orang menoleh dan melihat ke arah pintu belakang hotel.
Tentu saja calon pengantin hanya bisa masuk melalui pintu belakang.
Saat ini, pintu belakang terbuka dan seorang pria muda memasuki ruangan.
Warren Lin dan istrinya tidak tega melihat adegan ini.
Mereka tahu kakak laki-laki tertua akan memilih orang yang paling tidak kompeten untuk menjadi suami Dinda Lin.
Dinda Lin menoleh untuk melihat siapa yang akan menjadi suaminya.
Tiano Jiang mengangkat kepalanya dan pandangan keduanya bertemu tanpa mengucapkan apa-apa.
Tiano Jiang berjalan lurus ke arah Dinda Lin. Semua orang menatap mereka dengan pandangan penuh cemooh dan terlihat sombong.
"Tiano Jiang, selamat telah terpilih menjadi suami Dinda Lin dan menantu keluarga Lin kita."
Kevin Lin berkata, “Kamu tidak perlu berterima kasih kepada kami, aku hanya berharap kamu bisa memperlakukan Yu Zhen dengan baik kedepannya.”
Menurut Kevin Lin memberi seorang anak yatim piatu tunawisma seperti Tiano Jiang sebuah rumah adalah sebuah kebaikan besar.
Kevin Lin berjalan ke arah Dinda Lin dan meraih tangannya dengan lembut, wajahnya juga dipenuhi kekhawatiran.
“Dinda Lin, ayo.”
Kevin Lin meraih tangan Dinda Lin, membawanya ke Tiano Jiang dan dengan sungguh-sungguh meletakkan tangannya di tangan Tiano Jiang.
Adegan ini kembali membuat para tamu bertepuk tangan, seolah-olah ini adalah pesta pertunangan yang membahagiakan.
Namun, keluarga Warren Lin tahu semua orang hanya menonton lelucon mereka!
Besok, seluruh Kota Donghai akan mengetahui kabar tentang Dinda Lin yang menikahi seoranh pria yang tidak kompeten dan ini akan menjadi lelucon bagi mereka.
Pikiran Dinda Lin menjadi kosong dan seluruh tubuhnya tampak tidak bernyawa.
Dinda Lin sepertinya tidak lagi mendengar atau melihat, dia bahkan tidak tahu kapan pesta ini akan berakhir.
Begitu pesta berakhir, Mandy Su menangis dan Warren Lin hanya bisa mengejarnya dengan kursi roda.
Dinda Lin disadarkan oleh tiupan angin yang menerpa wajahnya.
Melihat Tiano Jiang yang berdiri di sampingnya, Dinda Lin berkata dengan wajah tanpa ekspresi dan suara yang sedikit serak.
“Paman, aku tidak menyalahkanmu.”
Dia berbisik, “Kamu juga orang susah.”
Tiano Jiang sepuluh tahun lebih tua dari Dinda Lin, jadi sepertinya lebih cocok bagi Dinda Lin untuk memanggilnya paman.
Tiano Jiang tidak berkata apa-apa.
Dia tidak berbicara dari awal sampai akhir.
Orang di depan Tiano Jiang adalah gadis yang sama dengan lima belas tahun yang lalu dan dia masih sangat baik.
Meski dalam keadaan dianiaya seperti ini, dia tetap menerimanya agar orang tuanya bisa memiliki kehidupan yang baik.
“Hei, sepupu, selamat.”
Tiba-tiba, seorang pria keluar dari pintu, menangkupkan tangan Dinda Lin dan berkata sambil tersenyum, "Selamat, kamu menikahi suami yang luar biasa!"
Kata "luar biasa" sengaja diperjelas dan penuh ejekan.
Dinda Lin mengerutkan keningnya dan menggigit bibirnya. Dia menatap Ferno Lin sambil mengepalkan tinjunya.
"Ayahku dan yang lainnya sangat khawatir dengan acara sekali seumur hidupmu.”
Ferno Lin menghela napas dan berkata, "Sekarang semuanya sudah lebih baik. Kamu akhirnya punya rumahmu sendiri dan paman sudah bisa tenang.”
Setelah mengatakan itu, dia mengabaikan wajah pucat Dinda Lin dan menoleh ke arah Tiano Jiang.
Menantu yang tidak kompeten ini ditemukan oleh ayahnya Kevin Lin, ketika Ferno Lin memikirkan apa yang tertulis di informasi itu, dia tidak bisa menahan tawa.
Ternyata di dunia ini ada orang setidakberguna ini.
"Kakak Ipar, setelah bergabung dengan keluarga Lin, kamu harus memperlakukan adikku dengan baik.”
Ferno Lin menyombongkan diri, “Kalau kamu lebih cepat punya anak lebih cepat, kakek pasti akan bahagia.”
"Tidak peduli bagaimanapun dia dilahirkan, meskipun dia bodoh, keluarga Lin masih mampu membiayainya."
Dinda Lin tidak tahan lagi dan berkata, “Ferno Lin, apa kamu sudah cukup bicaranya?"
“Dinda Lin, aku sedang memberikan kalian ucapan selamat.”
Ferno Lin berkata, "Kakek bilang dia berharap kamu bisa segera punya anak. Menurutku, kalian harus segera melakukan hal ini begitu kalian pulang."
Akan lebih lucu lagi kalau anak yang dilahirkan itu bodoh.
"Kamu!"
Dinda Lin mengangkat tangannya, tetapi ekspresi Ferno Lin menjadi lebih serius.
“Kenapa, kamu mau main pukul?”
Dinda Lin menggigit bibirnya, dia merasa marah dan sedih.
Jika dia berani memukul cucu tertua keluarga Lin hari ini, keluarga Lin akan mengusirnya besok!
Di mata kakek Shawn Lin, hanya cucu laki-laku yang merupakan anggota keluarga Lin dan Dinda Lin tidak memenuhi syarat itu.
Melihat Dinda Lin yang menurunkan tangannya, Ferno Lin menjadi lebih bangga lagi.
Sejak kecil, dia adalah satu-satunya yang menindas Dinda Lin, jadi Dinda Lin bahkan tidak bisa berpikir untuk mendapatkan keuntungan apa pun darinya.
“Aku melakukan ini demi kebaikanmu, tapi kamu tetap tidak menghargainya.”
Ferno Lin sengaja menghela napas, "Ayahmu sudah cacat bertahun-tahun. Kalau bukan karena dukungan dari keluarga Lin, keluargamu yang terdiri dari tiga orang akan mati kelaparan. Sekarang, aku sudah berusaha keras untuk menemukanmu seorang suami. Harusnya kamu bersyukur, tapi kamu malah mau memukulku."
"Jika kakek mengetahui kamu mau memukulku, konsekuensinya adalah ...."
Tubuh Dinda Lin gemetar.
Dia menatap Ferno Lin dengan marah, bagaimana mungkin seseorang bisa begitu tidak tahu malu!
Dia berbalik untuk pergi, tapi Ferno Lin menghentikannya.
“Dinda Lin, ini keputusan kakek. Kalau kamu tidak puas, bicara saja dengannya.”
Dinda Lin sangat marah sampai menitikkan air mata kesedihan.
"Apa yang mau kamu lakukan sekarang?"
Tiba-tiba, Tiano Jiang yang dari tadi diam, berbicara.
Dinda Lin mengangkat kepalanya menatap Tiano Jiang dan berkata tanpa berpikir panjang.
"Aku hanya ingin menamparnya!"
"Plak!"
Begitu Dinda Lin selesai berbicara, terdengar suara tamparan. Ferno Lin menutupi wajahnya dan terjatuh, dia bahkan tidak sempat berteriak.
Ketika Ferno Lin merasakan rasa sakit yang membakar di wajahnya barulah dia menyadari dialah orang yang ditampar!
Tiano Jiang-lah yang memukulnya!
Ferno Lin tercengang, begitu pula Dinda Lin.
Tiano Jiang berani memukul Ferno Lin?
Dia hanyalah menantu di keluarga ini!
"Kamu ….”
Tiba-tiba, Dinda Lin memucat ketakutan.
Ferno Lin pasti akan membunuh Tiano Jiang!
“Kenapa kamu mengikuti ucapanku?” ucap Dinda Lin menggerakkan bibirnya.
“Karena kamu adalah istriku sekarang.”
Kata Tiano Jiang.
Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Shawn Lin yang berdiri di depannya. Sejak kecil kakeknya tidak pernah memedulikan Dinda Lin.
Bahkan ketika dia lahir, Shawn Lin tidak datang melihatnya hanya karena dia seorang perempuan.
Kini, Shawn Lin malah mau memilih seorang suami dan mengambil keputusan untuk Dinda Lin.
Dada Dinda Lin naik turun karena marah dan tidak berdaya. Saat dia membuka mulutnya untuk melawan, tiba-tiba dia melihat Warren Lin yang duduk di kursi roda menggelengkan kepalanya dengan tatapan penuh permohonan.
Dia masih tidak berbicara.
"Semuanya, setelah pemilihan yang dilakukan keluarga Lin, kami memilih yang terbaik dari selusin pelamar luar biasa untuk menjadi suami Dinda Lin. Kuharap kedua pasangan pengantin baru ini bisa mendapatkan restu kalian!"
Setelah Shawn Lin selesai berbicara, para penonton bertepuk tangan.
Di telinga Dinda Lin, ini hanyalah cemooh atau simpati padanya.
Matanya sedikit memerah karena menahan air mata.
“Ayah, ini orangnya.”
Kevin Lin mengeluarkan sebuah kartu yang sangat indah dan menyerahkannya kepada Shawn Lin. Di atas kartu itu, tertulis nama orang yang terpilih.
Mereka sudah menyelidiki dengan jelas kalau orang ini tidak memiliki latar belakang dan seorang yatim piatu. Tidak hanya usianya yang sudah lebih dari tiga puluh tahun, pendidikannya juga rendah, tidak memiliki budaya dan tidak memiliki keterampilan khusus. Selain itu, dia juga seorang anak jalanan, bisa dikatakan sangat tidak kompeten.
Ditambah lagi dia juga punya psikosis intermiten.
Katanya itu penyakit turun temurun!
Dengan begitu, selama dia menikahi Dinda Lin, Dinda Lin tidak hanya tidak akan ada hubungannya dengan harta keluarga Lin, anak-anak Dinda Lin juga tidak akan bisa mendapatkan sepeser pun dari keluarga Lin!
Kevin Lin melirik keluarga Dinda Lin yang duduk di sana dengan ekspresi bangga.
“Selanjutnya, aku akan mengumumkan kandidat yang terpilih!”
Rabun dekat Shawn Lin membuatnya sulit untuk melihat dengan jelas. Dia menyipitkan matanya dan melihat dengan serius sebelum berkata, “Pemuda yang beruntung ini adalah Tiano Jiang!”
Segera, semua orang menoleh dan melihat ke arah pintu belakang hotel.
Tentu saja calon pengantin hanya bisa masuk melalui pintu belakang.
Saat ini, pintu belakang terbuka dan seorang pria muda memasuki ruangan.
Warren Lin dan istrinya tidak tega melihat adegan ini.
Mereka tahu kakak laki-laki tertua akan memilih orang yang paling tidak kompeten untuk menjadi suami Dinda Lin.
Dinda Lin menoleh untuk melihat siapa yang akan menjadi suaminya.
Tiano Jiang mengangkat kepalanya dan pandangan keduanya bertemu tanpa mengucapkan apa-apa.
Tiano Jiang berjalan lurus ke arah Dinda Lin. Semua orang menatap mereka dengan pandangan penuh cemooh dan terlihat sombong.
"Tiano Jiang, selamat telah terpilih menjadi suami Dinda Lin dan menantu keluarga Lin kita."
Kevin Lin berkata, “Kamu tidak perlu berterima kasih kepada kami, aku hanya berharap kamu bisa memperlakukan Yu Zhen dengan baik kedepannya.”
Menurut Kevin Lin memberi seorang anak yatim piatu tunawisma seperti Tiano Jiang sebuah rumah adalah sebuah kebaikan besar.
Kevin Lin berjalan ke arah Dinda Lin dan meraih tangannya dengan lembut, wajahnya juga dipenuhi kekhawatiran.
“Dinda Lin, ayo.”
Kevin Lin meraih tangan Dinda Lin, membawanya ke Tiano Jiang dan dengan sungguh-sungguh meletakkan tangannya di tangan Tiano Jiang.
Adegan ini kembali membuat para tamu bertepuk tangan, seolah-olah ini adalah pesta pertunangan yang membahagiakan.
Namun, keluarga Warren Lin tahu semua orang hanya menonton lelucon mereka!
Besok, seluruh Kota Donghai akan mengetahui kabar tentang Dinda Lin yang menikahi seoranh pria yang tidak kompeten dan ini akan menjadi lelucon bagi mereka.
Pikiran Dinda Lin menjadi kosong dan seluruh tubuhnya tampak tidak bernyawa.
Dinda Lin sepertinya tidak lagi mendengar atau melihat, dia bahkan tidak tahu kapan pesta ini akan berakhir.
Begitu pesta berakhir, Mandy Su menangis dan Warren Lin hanya bisa mengejarnya dengan kursi roda.
Dinda Lin disadarkan oleh tiupan angin yang menerpa wajahnya.
Melihat Tiano Jiang yang berdiri di sampingnya, Dinda Lin berkata dengan wajah tanpa ekspresi dan suara yang sedikit serak.
“Paman, aku tidak menyalahkanmu.”
Dia berbisik, “Kamu juga orang susah.”
Tiano Jiang sepuluh tahun lebih tua dari Dinda Lin, jadi sepertinya lebih cocok bagi Dinda Lin untuk memanggilnya paman.
Tiano Jiang tidak berkata apa-apa.
Dia tidak berbicara dari awal sampai akhir.
Orang di depan Tiano Jiang adalah gadis yang sama dengan lima belas tahun yang lalu dan dia masih sangat baik.
Meski dalam keadaan dianiaya seperti ini, dia tetap menerimanya agar orang tuanya bisa memiliki kehidupan yang baik.
“Hei, sepupu, selamat.”
Tiba-tiba, seorang pria keluar dari pintu, menangkupkan tangan Dinda Lin dan berkata sambil tersenyum, "Selamat, kamu menikahi suami yang luar biasa!"
Kata "luar biasa" sengaja diperjelas dan penuh ejekan.
Dinda Lin mengerutkan keningnya dan menggigit bibirnya. Dia menatap Ferno Lin sambil mengepalkan tinjunya.
"Ayahku dan yang lainnya sangat khawatir dengan acara sekali seumur hidupmu.”
Ferno Lin menghela napas dan berkata, "Sekarang semuanya sudah lebih baik. Kamu akhirnya punya rumahmu sendiri dan paman sudah bisa tenang.”
Setelah mengatakan itu, dia mengabaikan wajah pucat Dinda Lin dan menoleh ke arah Tiano Jiang.
Menantu yang tidak kompeten ini ditemukan oleh ayahnya Kevin Lin, ketika Ferno Lin memikirkan apa yang tertulis di informasi itu, dia tidak bisa menahan tawa.
Ternyata di dunia ini ada orang setidakberguna ini.
"Kakak Ipar, setelah bergabung dengan keluarga Lin, kamu harus memperlakukan adikku dengan baik.”
Ferno Lin menyombongkan diri, “Kalau kamu lebih cepat punya anak lebih cepat, kakek pasti akan bahagia.”
"Tidak peduli bagaimanapun dia dilahirkan, meskipun dia bodoh, keluarga Lin masih mampu membiayainya."
Dinda Lin tidak tahan lagi dan berkata, “Ferno Lin, apa kamu sudah cukup bicaranya?"
“Dinda Lin, aku sedang memberikan kalian ucapan selamat.”
Ferno Lin berkata, "Kakek bilang dia berharap kamu bisa segera punya anak. Menurutku, kalian harus segera melakukan hal ini begitu kalian pulang."
Akan lebih lucu lagi kalau anak yang dilahirkan itu bodoh.
"Kamu!"
Dinda Lin mengangkat tangannya, tetapi ekspresi Ferno Lin menjadi lebih serius.
“Kenapa, kamu mau main pukul?”
Dinda Lin menggigit bibirnya, dia merasa marah dan sedih.
Jika dia berani memukul cucu tertua keluarga Lin hari ini, keluarga Lin akan mengusirnya besok!
Di mata kakek Shawn Lin, hanya cucu laki-laku yang merupakan anggota keluarga Lin dan Dinda Lin tidak memenuhi syarat itu.
Melihat Dinda Lin yang menurunkan tangannya, Ferno Lin menjadi lebih bangga lagi.
Sejak kecil, dia adalah satu-satunya yang menindas Dinda Lin, jadi Dinda Lin bahkan tidak bisa berpikir untuk mendapatkan keuntungan apa pun darinya.
“Aku melakukan ini demi kebaikanmu, tapi kamu tetap tidak menghargainya.”
Ferno Lin sengaja menghela napas, "Ayahmu sudah cacat bertahun-tahun. Kalau bukan karena dukungan dari keluarga Lin, keluargamu yang terdiri dari tiga orang akan mati kelaparan. Sekarang, aku sudah berusaha keras untuk menemukanmu seorang suami. Harusnya kamu bersyukur, tapi kamu malah mau memukulku."
"Jika kakek mengetahui kamu mau memukulku, konsekuensinya adalah ...."
Tubuh Dinda Lin gemetar.
Dia menatap Ferno Lin dengan marah, bagaimana mungkin seseorang bisa begitu tidak tahu malu!
Dia berbalik untuk pergi, tapi Ferno Lin menghentikannya.
“Dinda Lin, ini keputusan kakek. Kalau kamu tidak puas, bicara saja dengannya.”
Dinda Lin sangat marah sampai menitikkan air mata kesedihan.
"Apa yang mau kamu lakukan sekarang?"
Tiba-tiba, Tiano Jiang yang dari tadi diam, berbicara.
Dinda Lin mengangkat kepalanya menatap Tiano Jiang dan berkata tanpa berpikir panjang.
"Aku hanya ingin menamparnya!"
"Plak!"
Begitu Dinda Lin selesai berbicara, terdengar suara tamparan. Ferno Lin menutupi wajahnya dan terjatuh, dia bahkan tidak sempat berteriak.
Ketika Ferno Lin merasakan rasa sakit yang membakar di wajahnya barulah dia menyadari dialah orang yang ditampar!
Tiano Jiang-lah yang memukulnya!
Ferno Lin tercengang, begitu pula Dinda Lin.
Tiano Jiang berani memukul Ferno Lin?
Dia hanyalah menantu di keluarga ini!
"Kamu ….”
Tiba-tiba, Dinda Lin memucat ketakutan.
Ferno Lin pasti akan membunuh Tiano Jiang!
“Kenapa kamu mengikuti ucapanku?” ucap Dinda Lin menggerakkan bibirnya.
“Karena kamu adalah istriku sekarang.”
Kata Tiano Jiang.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved