chapter 7 Lihatlah pendidikan anak ini

by Tina 10:00,Oct 09,2023
Di ruang keamanan sekolah, Arlo bertemu dengan orang tua anak tersebut.
Orang tua dari anak tersebut adalah seorang pemuda bertubuh tinggi dan kekar, berumur sekitar 28 atau 29 tahun, memakai rantai emas besar setebal jari kelingking di lehernya dan berambut pendek. Dia tampak seperti gangster yang baru menjadi kaya.
Sandra memperkenalkan, "Tuan Niu, ini Tuan Zhao, ayahnya Nina."
"Tuan Zhao, ini ayahnya Ivan Niu. Kalian berdua sudah dewasa, tolong bicarakan baik-baik."
Tuan Niu dan Arlo saling melotot dan mengabaikan Sandra.
Terdengar Tuan Niu berkata, "Putrimu mencakar putraku, menurutmu bagaimana kita menyelesaikan masalah ini?"
Arlo menoleh ke Sandra dan berkata, "Guru Su, tolong bawa anak-anak ke sini dulu. Aku ingin melihat lukanya sebelum mengambil keputusan."
"Baiklah!"
Sandra selalu khawatir, dia khawatir Arlo dan Ayahnya Ivan akan bertengkar.
Setelah membawa kedua anaknya, Nina dan Ivan masing-masing bergegas ke ayah mereka.
Arlo melihat putrinya Nina tidak terluka, tapi ada bekas tamparan yang jelas di wajahnya. Anak kecil bernama Ivan itu mengalami goresan berdarah di kedua lengannya.
Dilihat dari lukanya, luka Ivan memang lebih serius. Tapi bekas tamparan di wajah Nina jelas disebabkan oleh orang dewasa.
Anak kecil bertengkar adalah hal yang sering terjadi, tidak ada salahnya memberikan ganti rugi atas kerusakan. Namun, sebagai orang dewasa, kamu ikut campur dalam urusan anak, bagaimana mungkin Arlo akan membiarkannya begitu saja?
Ayah Ivan berkata dengan arogan, "Hei, apakah kamu melihat putrimu mencakar kedua lengan putraku dan berdarah? Apakah kamu mau membayar kompensasi?"
"Tentu harus membayar kompensasi! Aku akan menanggung biaya pengobatan."
"Selain itu, siapa yang tahu kalau ada bakteri di kuku anakmu? Kalau tertular pasti repot. Bagaimana kalau memberikan anakku suntikan tetanus?"
"Ya, seharusnya begitu!"
Arlo menunjuk bekas tampar di wajah putrinya Nina dan bertanya, "Tuan Niu, apakah tamparan di wajah putriku disebabkan olehmu?"
"Ya, aku yang menamparnya! Kalian orang tuamu gagal mendidik anakmu, jadi aku hanya bisa bantu mendidiknya. Aku hanya menampar dua kali dengan lembut, kalau tidak dengan kekuatan tanganku, aku bisa saja menerbangkan putrimu."
Ketika mendengar ini, Kyla Si Bodoh tidak bisa menahan diri lagi, dia melangkah maju untuk memukul ayah Ivan. Arlo menghentikannya dengan sebuah pandangan.
Arlo menyentuh wajah putrinya Nina dan bertanya dengan sakit hati, "Nina, apakah masih sakit?"
"Ayah, sedikit sakit saat dipukul, tapi sekarang tidak sakit lagi."
Ayah Ivan berkata, "Kan, sudah kubilang tidak terlalu kuat!"
Arlo berdiri dan berkata kepada Sandra, "Guru Su, tolong bawa anak-anak kembali ke kelas!"
"Baik!" Sandra mengangguk dan memperingatkan Arlo dan ayah Ivan, "Kalian harus bicarakan baik-baik. Kekerasan tidak dapat menyelesaikan masalah."
Setelah Sandra pergi, Arlo berkata kepada ayah Ivan, "Tuan Niu, mari kita bicarakan di luar! Tidak nyaman berbicara di sini."
"Oke! Ayo kita bicarakan di mobilku."
"Oke!"
Arlo mengikuti ayah Ivan ke luar sekolah dan menemukan ayah Ivan mengendarai Land Rover. Arlo tahu dia sedang pamer bahwa dirinya mengendarai mobil bagus.
Zaman sekarang, anak-anak suka membandingkan satu sama lain, mereka sering berkata kepada anak-anak lain, "Ayahku mengendarai mobil **."
Ayah Ivan berkata kepada Arlo, "Sobat, biaya suntikan tetanus tidak seberapa, tapi masalah ini telah meninggalkan trauma psikologis pada anakku. Kamu setidaknya harus membayar kompensasi sebanyak empat juta rupiah, bukan?"
"Empat juta ya? Boleh!" Arlo memandang ayah Ivan dengan dingin dan bertanya, "Lalu kamu menampar putriku dua kali, bagaimana kamu menghitungnya?"
"Kamu sudah melihatnya, dia tidak terluka."
Mata Arlo setajam pisau, dia menatap ayah Ivan dan berkata, "Anak kecil berkelahi adalah hal yang sangat umum. Kalau putramu terluka, aku tidak akan mengeluh untuk memberikan kompensasi. Tapi sekarang kamu menampar putriku dua kali dan membuatnya trauma. Kalau kamu enggak bayar empat ratus juta, aku enggak akan membiarkan masalah ini berakhir begitu saja."
"Apa, empat ratus juta? Apakah kamu tergila-gila pada uang? Kenapa kamu tidak merapok saja?"
Arlo berkata, "Aku bisa menyerahkan empat ratus juta, kamu cukup tunjukkan wajahmu. Aku ingin menampar dua kali untuk putriku."
"Jangan tidak tahu diri!" Ayah Ivan menunjuk ke arah Arlo dan memaki, "Awalnya, aku juga tidak ingin mempermasalahkannya. Tetapi karena kamu ingin bertindak seperti ini, aku Diki Niu akan menemanimu."
Arlo mencibir dan berkata, "Aku khawatir kamu tidak mampu melakukannya! Kalau kamu mengalahkanku, aku akan membayar dua puluh juta rupiah untuk biaya pengobatan. Kalau kamu kalah, minta maaf pada putriku. Kalau tidak, aku akan memukulmu hingga lumpuh."
Diki adalah seorang instruktur kebugaran, sekarang dia membuka tempat gym sendiri. Bagaimana dia bisa menganggap serius seseorang seperti Arlo yang terlihat lemah?
Kyla bertanya kepada Arlo dengan cemas, "Tuan Muda, biarkan aku saja yang melakukannya?"
"Tidak! Aku akan melakukannya sendiri."
Setelah Arlo dan Diki berdiri dengan jarak tiga meter, Arlo melambai ke Diki.
Diki mengambil langkah maju, mengepalkan tinjunya dan memukul wajah Arlo.
Sejak kecil, pengawal pribadi Peter telah mengajari Arlo kungfu. Kungfu Arlo bukan yang terhebat, tetapi kalau melawan orang biasa, Arlo bisa satu melawan tiga.
Arlo mengelak sedikit, mengulurkan tangan dan langsung meraih pergelangan tangan Diki, lalu memukul ketiak Diki dengan siku.
Meskipun Diki bertubuh tinggi dan kekar, dia hanya tahu bagaimana menjaga kebugaran dan memperkuat tubuhnya, dia tidak tahu kungfu apa pun. Diki tersandung dan jatuh ke depan, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh tengkurap.
Dalam satu ronde, dia hampir dikalahkan oleh Arlo. Saking marahnya, mata Diki terbelalak, bagaimana dia bisa menekan amarah ini. Dia bergegas lagi dan menendang Arlo beberapa kali berturut-turut.
Arlo menghindar, begitu menemukan kesempatan, dia langsung meraih pergelangan kaki Diki, lalu menendang ke arah paha Diki.
Diki kesakitan dan tidak bisa berdiri stabil. Arlo mematahkan kakinya, mencondongkan tubuh ke depan dan meninju hidung Diki. Dalam sekejap, Diki dipukuli hingga hidungnya mulai berdarah. Lalu Arlo menampar Diki dua kali dan akhirnya menendangnya.
"Kamu kalah!" Arlo bertepuk tangan dan berkata dengan tenang, "Aku telah membalas dua tamparan yang kamu berikan pada putriku. Melihat cederamu, aku berencana untuk memberikan suntikan tetanus padamu. Sedangkan uang, aku akan membayarmu dua puluh juta rupiah untuk biaya pengobatan. Sekarang pergilah dan segera minta maaf pada putriku. Kalau tidak mau minta maaf, apakah kamu melihat saudara di sebelahku? Dia adalah pria paling tangguh dan aku jamin dia akan membuatmu lumpuh."
Diki bisa melihat bahwa Kyla adalah pria galak, dia bahkan tidak bisa mengalahkan Arlo. Kalau orang yang berpenampilan seperti TKI itu bertindak, nyawanya benar-benar akan melayang. Namun, dia sebagai orang dewasa, meminta maaf kepada anak berusia empat atau lima tahun, dia benar-benar merasa malu.
Melihat Diki ragu-ragu, Arlo berkata kepada Kyla, "Kyla, beri dia dua puluh juta rupiah dulu."
Sebelumnya, Arlo memberikan empat puluh juta rupiah kepada Kyla, kebetulan bisa digunakan sekarang.
Kyla mengeluarkan dua puluh juta rupiah dari sakunya, lalu melemparkannya ke sisi Diki dan berkata dengan suara kasar, "Kenapa kamu masih menunda? Kalau bukan karena Tuan Muda menghentikanku, kamu berani memukul Nina, aku pasti akan menghancurkan semua bagian tubuhmu."
"Oke, kuharap lain kali kalian tidak jatuh ke tanganku." Setelah mengambil uang itu, Diki menambahkan kata-kata kasar.
Ketika Arlo membawa Diki kembali ke taman kanak-kanak, Sandra melihat Diki tampak kasihan, dengan darah yang tersisa di hidungnya. Tanpa harus berpikir, Sandra tahu kedua orang ini baru saja berkelahi.
"Ka... kalian..." Sandra terdiam beberapa saat, tidak tahu harus berkata apa.
Arlo berkata dengan sopan kepada Sandra, "Guru Su, ayah Ivan merasa tidak pantas memukul anak-anak, jadi dia datang untuk meminta maaf kepada putriku. Tolong panggil dia keluar, aku akan membawanya pulang dulu."
Hal yang paling tidak ingin dilihat Sandra terjadi. Dia menghela napas dan berkata, "Oke! Aku akan memanggil Nina sekarang."
Setelah Sandra membawa Nina keluar, begitu melihat tatapan tajam di mata ayah Ivan, Nina sangat ketakutan hingga dia bersembunyi di belakang Sandra.
Arlo memukul bagian belakang kepala ayah Ivan dan berkata dengan dingin, "Apakah kamu melihat bahwa kamu telah meninggalkan bayangan di hati putriku?"
Melihat Arlo dapat mengeluarkan dua puluh juta rupiah dnegan mudah, dia pasti seorang bos kaya. Anehnya, pakaian yang dikenakannya terlihat seperti pakaian warung pinggir jalan seharga seratusan rupiah, sedangkan pria yang bersamanya bernama Kyla berpenampilan lebih seperti pekerja migran.
Dikarenakan tidak bisa mengalahkan mereka, jadi Diki hanya bisa mengakui kekalahan.
Diki berkata pada Nina, "Nina, Paman bersalah. Aku tidak seharusnya memukulmu."
"Paman, aku juga salah! Mulai sekarang, aku akan berusaha untuk tidak berebutan dengan Ivan, kami tidak akan bertengkar lagi!"
Setelah mendengar perkataan Nina, Diki merasa bersalah. Anaknya manja sekali sampai bertingkah laku mendominasi di rumah. Lihatlah perilaku anak ini.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

150