Bab 6 Pilih Cincin Nikah (2)
by Fakhrusnissa
17:03,Jul 07,2021
“Hhmm.” Ezra menjawab dengan datar.
“Gelang tangan, gelang kaki, kalung, anting, aksesoris kepala… semuanya boleh pilih? Ingin beli berapa banyak juga boleh?” Quina langsung menyebutkan sejumlah perhiasan.
Dalam hatinya hanya ada satu pemikiran, boros sekali, boros sekali, boros sekali!!!
“Boleh.”
“Kalau beli untuk orangtuaku?”
“Boleh.”
Begitu mendapat persetujuan dari Ezra, Quina menoleh pada manajer toko dan berkata, “Kamu sudah lihat ya, nanti jika dia tidak bisa bayar, kamu pukul dia saja, tidak ada hubungan denganku.”
“Baik, baik.” manajer toko berkata sambil menahan tawa.
Ternyata nyonya muda kedua yang lugu imut ini belum mengetahui identitas tuan kedua?
Tetapi tuan kedua tidak memberitahukan identitasnya pada nyonya muda kedua, tentu memiliki alasannya sendiri.
Selama ini, semua orang di kalangan kelas atas mengira dengan kondisi tuan kedua yang begitu menyentuh wanita akan terkena alergi, selama seumur hidup ini sama sekali tidak bisa mendapatkan istri.
Namun sekarang, tanpa suara dia sudah menikahi seorang istri muda yang cantik menawan. Ini sungguh merupakan kabar baik yang amat besar, tentu harus diperlakukan dengan hormat.
Oleh karena itu, jangan beberapa perhiasan, meski memindahkan seluruh Jewelry Store ke rumahnya, juga hanya masalah satu perkataan dari tuan kedua saja.
Quina yang mengira Ezra berpura-pura berlagak congkak, berjalan di dalam toko dengan tangan di belakang, serta mendongak kepala dan membusungkan dada seperti seorang pemimpin yang menginspeksi. Dia tak hentinya mengarahkan sales.
“Yang ini, bungkus… lalu yang ini… yang itu, bungkus semuanya….”
Astaga, perasaan berbelanja seperti ini benar-benar memuaskan sekali, rasanya seperti bermimpi saja. Quina berusaha menahan keinginannya untuk mendongak dan tertawa keras.
Dulu ketika ditabok oleh ayahnya, Quina pernah membayangkan ketika sedang bersedih. Mungkin dia adalah anak dari triliuner yang tertinggal di luar, lalu suatu hari nanti akan ditemukan kembali. Setelah itu akan menjalani kehidupan mewah yang menghamburkan uang bagai pasir….
Ezra mengikuti di belakang Quina dengan hening, garis bibirnya yang dingin kaku diam-diam membentuk sebuah lengkungan yang hampir tak terlihat.
Dalam hati Quina berpikir bahwa ada Ezra yang menanganinya, maka pertama kalinya dalam hidup dengan gagah dia menyuruh sales untuk membungkus sejumlah perhiasan.
Meski mengambil barang dalam toko, namun tetap harus melewati alat kasir dari perusahaan.
Quina berdiri di depan kasir, melihat angka di layar yang tak hentinya melambung tinggi, hatinya hampir berhenti berdetak saking kagetnya.
Setelah semua barang sudah melewati alat kasir, dengan cermat Quina menghitung angka di layar, satuan, puluhan, ratusan… ratusan triliun.
Quina hampir tidak bisa bernapas saking kagetnya.
Dengan lemah dia bertanya pada petugas kasir, “Hhmm… aku beli begitu banyak barang, apakah tidak ada diskon?”
manajer toko berdiri di belakang Quina, dengan ekspresi kesusahan dia menatap Ezra, tidak tahu harus menjawab bagaimana.
Karena tuan kedua tidak memberitahukan identitasnya pada nyonya muda kedua, dia juga tidak enak untuk membuka suara.
“Nanti antar barangnya ke alamat ini.” Ezra menyerahkan sebuah kartu kepada manajer toko, lalu dia menarik Quina pergi.
“Tunggu.” Quina menarik Ezra, dia bergeleng dan berkata, “Semua ini tidak jadi, tidak jadi.”
Tadi sudah menikmati sensasi orang kaya, memang memuaskan.
Tetapi setelah puas, dia pun menciut.
Sekarang dia dan pria ini sudah merupakan suami-istri secara hukum, apabila semua barang ini dibayar secara kredit, maka sampai generasi cucunya juga belum bisa dibayar lunas.
Ezra tidak berkata apa-apa, dengan tatapan yang berat dia melihat tampang Quina yang menciut, dia sedikit ingin tertawa.
“Benar-benar tidak jadi?” Ezra bertanya dengan penuh makna.
“Benar, benar, semuanya tidak jadi.” Quina menarik Ezra dan ingin berjalan keluar, seolah-olah ada binatang buas yang mengejar di belakang.
“Kalau begitu setidaknya pilih cincin nikah.” Ezra membawa Quina kembali ke depan etalase cincin.
Quina ditarik kembali oleh Ezra, kepalanya hampir tidak bisa diangkat saking malunya. Tadi dia berpura-pura berlagak congkak dan menyuruh orang membungkus begitu banyak barang, tetapi setelah itu dia langsung mengatakan tidak jadi.
Sekarang pun dengan muka tebal kembali lagi untuk memilih cincin nikah….
manajer toko uamg sangat mengetahui identitas Ezra namun tidak mengetahui pemikiran dalam hati Quina, mengira Quina tadi membatalkan sejumlah perhiasan itu adalah karena ingin menghemat uang untuk tuan kedua (meski tuan kedua tidak kekurangan uang), seketika dia memiliki perasaan baik yang tinggi kepada Quina yang lugu imut.
“tuan kedua, beberapa model cincin ini adalah model terbaru, hari ini baru masuk ke dalam etalase, bisa dilihat dulu.”
Ezra mendorongnya ke depan Quina, dia berkata dengan nada tak terbantahkan, “Pilih satu.”
Quina langsung melihat sebuah cincin berlian merah muda bentuk hati, desainnya sangat sederhana namun unik, meski berliannya kecil, tetapi potongannya sangat sempurna.
Quina mengambilnya dan mencoba memakainya di tangan, ukurannya pas sekali.
Quina melirik harganya, ditambah dengan cincin pria, harganya sekitar puluhan miliar….
Quina bergegas melepaskan cincin dan meletakkannya kembali. Lalu dia asal memilih sebuah model cincin tanpa berlian yang harganya paling rendah.
“Yang ini saja.” Quina menatap Ezra, seperti sedang menanyakan pendapatnya.
Akan tetapi, Ezra langsung mengambil cincin berlian merah muda bentuk hati yang dicoba oleh Quina tadi, dan memakaikannya di jari Quina.
“Cincin nikah tidak boleh asal.” Ezra berkata dengan nada serius. Dia meletakkan cincin pria ke dalam tangan Quina, lalu mengangkat telapak tangannya yang ramping dan indah, “Pakaikan untukku.”
Quina menatap telapak tangan Ezra yang saking indahnya membuat orang sesak napas, wajahnya yang putih cantik menjadi merah, bahkan ada ilusi sedang bertukaran cincin di acara pemberkatan di gereja.
“ Quina.” Suara yang dingin rendah namun sangat bass terdengar di telinga, Quina langsung tersadarkan. Dengan sedikit ceroboh dia memakaikan cincin pria di jari Ezra.
“Sudah, ayo kita pergi.” Quina diam-diam menghela napas lega.
Pertama kalinya berbelanja juga akan begitu sengsara. Tetapi masih oke, akhirnya hukuman sadis yang menyiksa ini sudah akan berakhir.
“Beritahu bos besar kalian, turunkan model cincin ini.” Setelah selesai berbicara, Ezra membawa Quina yang kebingungan berjalan pergi.
“Baik, selamat jalan tuan kedua.”
manajer toko tentu memahami maksud perkataan dari Ezra, yaitu tidak berharap ada orang yang memiliki cincin yang sama dengan nyonya muda kedua.
Setelah mengantar Ezra pergi, manajer toko bergegas menelepon ke kantor bos besar ….
….
Di mansion keluarga Okto.
Cahaya lampu terang benderang, mewah dan kaya.
Ruang tamu yang luas dan rapi menggunakan desain Eropa, gorden warna emas yang mewah bergantungan tinggi di atas jendela.
Sofa, meja sofa, meja makan, lampu gantung kristal yang sangat bermerek mahal… semua penataan dan dekorasi menggunakan warna emas sebagi warna utama, sangat menunjukkan tekstur kemewahan.
Di ruang makan, di meja makan.
“Aku sudah nikah.”
Karena nanti harus pulang ke markas militer, saat ini Ezra mengenakan seragam tentara yang tampan memikat, dia duduk tegak di meja makan sambil menyantap makan malam. Tiba-tiba dia menuturkan perkataan yang bisa membuat orang mati terkageti.
“Ppff….”
Vito mengeluarkan suara tawa, “Hahaha, kakak kedua, kapan kamu juga sudah bisa bercanda?”
Dia teringat akan kakak kedua -nya yang sejak kecil sudah berwajah dingin tanpa ekspresi, dan tidak banyak bersenda gurau, tak disangka sekarang Ezra bahkan juga sudah bisa bercanda.
Sungguh keajaiban dunia!
“ manajer toko dari KRC Jewelry Store tidak beritahu kamu?” Ezra mengerutkan alis, dia bertanya dengan tatapan yang tajam dan dingin.
“Eh?” Vito tertegun, sepertinya tidak memahami apa yang sedang Ezra bicarakan. Oleh karena itu, dia juga tidak terlalu menghiraukan perkataan Ezra.
Vito kembali lagi pada topik pernikahan yang Ezra katakan, dia menepuk pundak Ezra dan berkata sambil tersenyum, “ kakak kedua, jangan main. Ayah ibu kita pemikirannya tradisional, tidak bisa terima pria sebagai menantunya.”
“Gelang tangan, gelang kaki, kalung, anting, aksesoris kepala… semuanya boleh pilih? Ingin beli berapa banyak juga boleh?” Quina langsung menyebutkan sejumlah perhiasan.
Dalam hatinya hanya ada satu pemikiran, boros sekali, boros sekali, boros sekali!!!
“Boleh.”
“Kalau beli untuk orangtuaku?”
“Boleh.”
Begitu mendapat persetujuan dari Ezra, Quina menoleh pada manajer toko dan berkata, “Kamu sudah lihat ya, nanti jika dia tidak bisa bayar, kamu pukul dia saja, tidak ada hubungan denganku.”
“Baik, baik.” manajer toko berkata sambil menahan tawa.
Ternyata nyonya muda kedua yang lugu imut ini belum mengetahui identitas tuan kedua?
Tetapi tuan kedua tidak memberitahukan identitasnya pada nyonya muda kedua, tentu memiliki alasannya sendiri.
Selama ini, semua orang di kalangan kelas atas mengira dengan kondisi tuan kedua yang begitu menyentuh wanita akan terkena alergi, selama seumur hidup ini sama sekali tidak bisa mendapatkan istri.
Namun sekarang, tanpa suara dia sudah menikahi seorang istri muda yang cantik menawan. Ini sungguh merupakan kabar baik yang amat besar, tentu harus diperlakukan dengan hormat.
Oleh karena itu, jangan beberapa perhiasan, meski memindahkan seluruh Jewelry Store ke rumahnya, juga hanya masalah satu perkataan dari tuan kedua saja.
Quina yang mengira Ezra berpura-pura berlagak congkak, berjalan di dalam toko dengan tangan di belakang, serta mendongak kepala dan membusungkan dada seperti seorang pemimpin yang menginspeksi. Dia tak hentinya mengarahkan sales.
“Yang ini, bungkus… lalu yang ini… yang itu, bungkus semuanya….”
Astaga, perasaan berbelanja seperti ini benar-benar memuaskan sekali, rasanya seperti bermimpi saja. Quina berusaha menahan keinginannya untuk mendongak dan tertawa keras.
Dulu ketika ditabok oleh ayahnya, Quina pernah membayangkan ketika sedang bersedih. Mungkin dia adalah anak dari triliuner yang tertinggal di luar, lalu suatu hari nanti akan ditemukan kembali. Setelah itu akan menjalani kehidupan mewah yang menghamburkan uang bagai pasir….
Ezra mengikuti di belakang Quina dengan hening, garis bibirnya yang dingin kaku diam-diam membentuk sebuah lengkungan yang hampir tak terlihat.
Dalam hati Quina berpikir bahwa ada Ezra yang menanganinya, maka pertama kalinya dalam hidup dengan gagah dia menyuruh sales untuk membungkus sejumlah perhiasan.
Meski mengambil barang dalam toko, namun tetap harus melewati alat kasir dari perusahaan.
Quina berdiri di depan kasir, melihat angka di layar yang tak hentinya melambung tinggi, hatinya hampir berhenti berdetak saking kagetnya.
Setelah semua barang sudah melewati alat kasir, dengan cermat Quina menghitung angka di layar, satuan, puluhan, ratusan… ratusan triliun.
Quina hampir tidak bisa bernapas saking kagetnya.
Dengan lemah dia bertanya pada petugas kasir, “Hhmm… aku beli begitu banyak barang, apakah tidak ada diskon?”
manajer toko berdiri di belakang Quina, dengan ekspresi kesusahan dia menatap Ezra, tidak tahu harus menjawab bagaimana.
Karena tuan kedua tidak memberitahukan identitasnya pada nyonya muda kedua, dia juga tidak enak untuk membuka suara.
“Nanti antar barangnya ke alamat ini.” Ezra menyerahkan sebuah kartu kepada manajer toko, lalu dia menarik Quina pergi.
“Tunggu.” Quina menarik Ezra, dia bergeleng dan berkata, “Semua ini tidak jadi, tidak jadi.”
Tadi sudah menikmati sensasi orang kaya, memang memuaskan.
Tetapi setelah puas, dia pun menciut.
Sekarang dia dan pria ini sudah merupakan suami-istri secara hukum, apabila semua barang ini dibayar secara kredit, maka sampai generasi cucunya juga belum bisa dibayar lunas.
Ezra tidak berkata apa-apa, dengan tatapan yang berat dia melihat tampang Quina yang menciut, dia sedikit ingin tertawa.
“Benar-benar tidak jadi?” Ezra bertanya dengan penuh makna.
“Benar, benar, semuanya tidak jadi.” Quina menarik Ezra dan ingin berjalan keluar, seolah-olah ada binatang buas yang mengejar di belakang.
“Kalau begitu setidaknya pilih cincin nikah.” Ezra membawa Quina kembali ke depan etalase cincin.
Quina ditarik kembali oleh Ezra, kepalanya hampir tidak bisa diangkat saking malunya. Tadi dia berpura-pura berlagak congkak dan menyuruh orang membungkus begitu banyak barang, tetapi setelah itu dia langsung mengatakan tidak jadi.
Sekarang pun dengan muka tebal kembali lagi untuk memilih cincin nikah….
manajer toko uamg sangat mengetahui identitas Ezra namun tidak mengetahui pemikiran dalam hati Quina, mengira Quina tadi membatalkan sejumlah perhiasan itu adalah karena ingin menghemat uang untuk tuan kedua (meski tuan kedua tidak kekurangan uang), seketika dia memiliki perasaan baik yang tinggi kepada Quina yang lugu imut.
“tuan kedua, beberapa model cincin ini adalah model terbaru, hari ini baru masuk ke dalam etalase, bisa dilihat dulu.”
Ezra mendorongnya ke depan Quina, dia berkata dengan nada tak terbantahkan, “Pilih satu.”
Quina langsung melihat sebuah cincin berlian merah muda bentuk hati, desainnya sangat sederhana namun unik, meski berliannya kecil, tetapi potongannya sangat sempurna.
Quina mengambilnya dan mencoba memakainya di tangan, ukurannya pas sekali.
Quina melirik harganya, ditambah dengan cincin pria, harganya sekitar puluhan miliar….
Quina bergegas melepaskan cincin dan meletakkannya kembali. Lalu dia asal memilih sebuah model cincin tanpa berlian yang harganya paling rendah.
“Yang ini saja.” Quina menatap Ezra, seperti sedang menanyakan pendapatnya.
Akan tetapi, Ezra langsung mengambil cincin berlian merah muda bentuk hati yang dicoba oleh Quina tadi, dan memakaikannya di jari Quina.
“Cincin nikah tidak boleh asal.” Ezra berkata dengan nada serius. Dia meletakkan cincin pria ke dalam tangan Quina, lalu mengangkat telapak tangannya yang ramping dan indah, “Pakaikan untukku.”
Quina menatap telapak tangan Ezra yang saking indahnya membuat orang sesak napas, wajahnya yang putih cantik menjadi merah, bahkan ada ilusi sedang bertukaran cincin di acara pemberkatan di gereja.
“ Quina.” Suara yang dingin rendah namun sangat bass terdengar di telinga, Quina langsung tersadarkan. Dengan sedikit ceroboh dia memakaikan cincin pria di jari Ezra.
“Sudah, ayo kita pergi.” Quina diam-diam menghela napas lega.
Pertama kalinya berbelanja juga akan begitu sengsara. Tetapi masih oke, akhirnya hukuman sadis yang menyiksa ini sudah akan berakhir.
“Beritahu bos besar kalian, turunkan model cincin ini.” Setelah selesai berbicara, Ezra membawa Quina yang kebingungan berjalan pergi.
“Baik, selamat jalan tuan kedua.”
manajer toko tentu memahami maksud perkataan dari Ezra, yaitu tidak berharap ada orang yang memiliki cincin yang sama dengan nyonya muda kedua.
Setelah mengantar Ezra pergi, manajer toko bergegas menelepon ke kantor bos besar ….
….
Di mansion keluarga Okto.
Cahaya lampu terang benderang, mewah dan kaya.
Ruang tamu yang luas dan rapi menggunakan desain Eropa, gorden warna emas yang mewah bergantungan tinggi di atas jendela.
Sofa, meja sofa, meja makan, lampu gantung kristal yang sangat bermerek mahal… semua penataan dan dekorasi menggunakan warna emas sebagi warna utama, sangat menunjukkan tekstur kemewahan.
Di ruang makan, di meja makan.
“Aku sudah nikah.”
Karena nanti harus pulang ke markas militer, saat ini Ezra mengenakan seragam tentara yang tampan memikat, dia duduk tegak di meja makan sambil menyantap makan malam. Tiba-tiba dia menuturkan perkataan yang bisa membuat orang mati terkageti.
“Ppff….”
Vito mengeluarkan suara tawa, “Hahaha, kakak kedua, kapan kamu juga sudah bisa bercanda?”
Dia teringat akan kakak kedua -nya yang sejak kecil sudah berwajah dingin tanpa ekspresi, dan tidak banyak bersenda gurau, tak disangka sekarang Ezra bahkan juga sudah bisa bercanda.
Sungguh keajaiban dunia!
“ manajer toko dari KRC Jewelry Store tidak beritahu kamu?” Ezra mengerutkan alis, dia bertanya dengan tatapan yang tajam dan dingin.
“Eh?” Vito tertegun, sepertinya tidak memahami apa yang sedang Ezra bicarakan. Oleh karena itu, dia juga tidak terlalu menghiraukan perkataan Ezra.
Vito kembali lagi pada topik pernikahan yang Ezra katakan, dia menepuk pundak Ezra dan berkata sambil tersenyum, “ kakak kedua, jangan main. Ayah ibu kita pemikirannya tradisional, tidak bisa terima pria sebagai menantunya.”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved