Bab 14 Back Works
by Liora
08:25,Aug 02,2021
Satu minggu berlalu, hari berlalu. Benar-benar berganti seperti hitungan jam, namun tetap saja hari kemarin akan berlalu, tidak bisa kembali berputar seperti jam.
Mungkin rasa cepat dan tidak terasa, tapi dalam waktu singkat itu banyak hal terjadi, suatu hal yang mengubah segalanya, perubahan Ethan di kantor dan ketika bertemu diluar selalu membuat Aelyn bingung dan semakin ingin tahu tentangnya.
Dia bekerja seperti biasanya, kakinya? Keesokan harinya Aelyn sudah bisa melompat dan menuruni anak tangga, seperti sihir pria itu menyembuhkan kakinya hanya dengan sekali gerakan.
Project yang Nona Ellena berikan sepenuhnya sudah terselesaikan, dimana Aelyn dapat sebuah keberanian untuk berbicara di depan 40 orang, mempresentasikan idenya dengan percaya dirinya, dan Aelyn menyadari jika saatnya untuk kembali pada dirinya, mengembalikan kepercayaan diri pada dunia kerja dan berhenti bersembunyi di gelapnya ruangan tanpa suara.
Siapa lagi? Jika bukan karena Ethan yang mendorong dirinya, bahkan Aelyn harus mempertraktekan hal didepannya selama tiga hari, dia pikir Ethan seperti Ceo-Ceo lain yang tidak pernah memperdulikan karyawannya, tapi Ethan begitu kepada semua yang berada dibawah naungannya.
Untuk pekerjaan Aelyn akan memberikan dua jari jempolnya karena kepintaran Ethan dan jiwa pemimpin sangat hebat, tapi jika diluar Aelyn hanya akan mengatakan ‘pria brengsek!’
Hari ini seluruh karyawan dari divisi Advertising dan divisi akunting, akan melakukan pesta untuk merayakan posisi Ethan dan keberhasilan tender mereka untuk bulan ini.
“Kau akan datangkan Aelyn?” tanya Kiera, dia duduk tepat di seberang Aelyn yang sedang menikmati makan siangnya, sangat jarang Aelyn ke kantin kantor.
Dan beberapa hari ini Kiera sedikit merasakan perubahan pada sahabatnya ini, dia tidak begitu tertutup seperti awal-awal masuk, dan tak sungkan untuk menyebarkan senyuman walau hanya tipis.
“Tidak! Aku malas dan tidak memiliki gaun untuk datang nanti malam,” ucap Aelyn, dia menikmati makan siang sampai suapan terakhir dan ice americano yang baru-baru ini tersedia di kantin.
“Bagaimana jika setelah pulang kita membeli pakaian untuk datang kepesta itu?” Tanya Kiera, dia sungguh antusias dengan pesta nanti malam, dia bisa membayangkan bagaimana nanti malam Tuan Stevano begitu tampan dan Kiera bisa mati jika sampai pria itu mengajaknya berdansa.
“aku tidak ada waktu untuk itu,” jawab Aelyn, dia akan memberikan jawaban yang akan membuat Kiera kesal sama berhenti membujuknya untuk pergi.
alasan Aelyn menolak untuk datang Kepesta adalah perayaan yang harus membuatnya menerima banyak minum beralkohol dan belum kagi pasti ada permainan yang selalu berakhir dengan sebuah misi yang menyebabkan.
“Katakan saja jika kau memang tidak ingin datang!” ucap Kiera, dia mengalihkan pandangannya, mencari teman lainnya yang lebih asik diajak berbicara untuk nanti malam, jika bukan karena sebuah tujuan, Kiera malas bertemu dengannya.
“Benar, aku sangat tidak ingin datang.” ucap Aelyn, dia sudah selesai dengan makan siangnya dan waktunya kembali menyelesaikan pekerjaannya sebelum pulang, ya karena nanti malam ada pesta sebuah karyawan bekerja setengah hari.
“Aelyn!”
Aelyn mengabaikan panggilan dari temannya, sebenarnya Kiera bukanlah tipe teman yang bisa memahami kondisi dirinya, Dia juga tahu jika selama ini Kiera sering membicarakan dirinya dengan temannya, itu juga alasan kuat Aelyn lebih nyaman dengan Revan.
Revan? Pria itu sedang sibuk di divisi akunting, karena Tuan Kevano belum kembali dari dinas, pria itu yang mengambil alih posisinya dan sekaligus menjadi asisten Tuan Stevano, karena semenjak Ethan mengambil posisi itu dia belum memutuskan untuk merekrut seorang sekretaris.
Dan akhir-akhir Ethan tidak begitu intern dalam mendekati, pria itu seperti biasa dan sikap dingin itu masih ada, Arogan saat memerintahkan sangatlah merepotkan.
“Aku harus menyelesaikan ini,” ucap Aelyn. Dia menarik kursi miliknya dan mulai fokus pada layar monitor di hadapannya, dia harus menyelesaikan laporan Advertising minggu ini dan menyerahkan pada Ethan.
Ya. Itu berarti dia harus mendatangi lagi kantornya, dan berbicara dengannya, menatapnya dan bersikap sopan pada Tuan Stevano.
*********
Aelyn menekan tombol lift di hadapannya, tangannya sudah ada laporan yang dibuat dengan rapinya, sesuai dengan yang Revan katakan, ini bukan tugasnya tapi karena Aelyn begitu banyak merepotkan Revan, dia tidak ada pilihan lain untuk mengerjakannya.
Aelyn menatap lurus saat lift terbuka, dia melangkah penuh percaya diri walau di dalam lift ada Ethan dan beberapa orang yang mungkin dari divisi lain, karena wajahnya cukup asing baginya, dan Aelyn tidak perlu menekan angka lantai Ethan karena sudah ada yang memilih tujuan ke lantai yang sama.
Gadis itu sengaja memilih untuk di depan, dia tahu jika Ethan pasti mengawasinya dengan sorotan tajam dan Aelyn tidak yakin akan bisa tahan dengan semua itu, dia harus menjaga kesehatan jantungnya yang begitu suka berdebar di dekat pria itu.
Satu persatu meninggalkan lift, kini hanya tersisa dirinya dan Ethan yang berada di sudut lift sambil bersandar, dengan tangannya berada di dalam saku celananya dan seperti hari ini dia memilih untuk memakai pakaian berwarna lain, Aelyn bisa melihat itu semua dari pantulan di dalam lift yang hampir seperti cermin.
Tatapan itu? Aelyn tidak berkutik saat dia tahu Ethan menatapnya melalui pantulan itu.
“Nona—Isabelle? Seperti aku telat menyapamu,” ucap Ethan dia mengusir keheningan lift yang terasa begitu lama, dia tidak bergerak sedikitpun, ini kantor dan setiap detik dia selalu diawasi.
“Selamat Siang Tuan Stevano,” sapa Aelyn, hanya tinggal dua lantai lagi untuk menuju lantai 17, tapi kenapa Aelyn ingin buru-buru keluar dari sana.
“Kita lanjutkan di ruangan,”
Ethan melangkah dahulu, dia tahu lift akan terbuka, dengan wibawa dan juga jiwa dinginnya pria itu memimpin jalan lebih dahulu yang diikuti oleh Aelyn dibelakangnya.
Aelyn menghela nafas, dia tidak tahu harus apa saat ini dan bingung karena Ethan seperti akan menggunakan mode ‘pria brengsek!’ dengan ragu dia memutar handle pintu dan melangkah masuk.
“Aku hanya akan memberikan dokumen perintah dari Revan,” ucap Aelyn, dia terburu-buru memberikan dokumen itu dan segera membalik badannya untuk pergi dari sana.
“Kau akan datangkan nanti malam?”
Aelyn tersentak sampai terdiam melangkah, kenapa membahas itu? Aelyn sudah yakin akan ada hal buruk terjadi jika dia datang.
“Tidak, aku ingin memiliki janji.”
“Dengan siapa?” Ethan langsung menjawab, walau kini dia sedang sibuk menerima laporan yang Aelyn berikan.
“Teman—aku akan bertemu dengan teman kuliahku,” Aelyn tidak membalik tubuhnya, dia hanya diam disana.
“kau yakin memiliki teman?”
Aelyn memejamkan matanya, sial! Ethan seakan menjadi bumerang untuknya, dia bahkan bisa membuat Aleyn tidak bisa berkutik untuk mengelak ucapannya.
“Aku punya alasan dan hak untuk menolak datang kesana!”
“Dan aku punya hak untuk memerintahkan kamu datang Aelyn, kamu harus datang, dan jika aku tidak melihat kau—persiapkan untuk hal yang tak terduga,”
“Baik! Aku akan datang!” ucap Aelyn sebelum meninggalkan ruangan itu, dia menghentakkan heelsnya dengan keras dan membuat lorong sepi itu terguncang karena ulahnya.
Mungkin rasa cepat dan tidak terasa, tapi dalam waktu singkat itu banyak hal terjadi, suatu hal yang mengubah segalanya, perubahan Ethan di kantor dan ketika bertemu diluar selalu membuat Aelyn bingung dan semakin ingin tahu tentangnya.
Dia bekerja seperti biasanya, kakinya? Keesokan harinya Aelyn sudah bisa melompat dan menuruni anak tangga, seperti sihir pria itu menyembuhkan kakinya hanya dengan sekali gerakan.
Project yang Nona Ellena berikan sepenuhnya sudah terselesaikan, dimana Aelyn dapat sebuah keberanian untuk berbicara di depan 40 orang, mempresentasikan idenya dengan percaya dirinya, dan Aelyn menyadari jika saatnya untuk kembali pada dirinya, mengembalikan kepercayaan diri pada dunia kerja dan berhenti bersembunyi di gelapnya ruangan tanpa suara.
Siapa lagi? Jika bukan karena Ethan yang mendorong dirinya, bahkan Aelyn harus mempertraktekan hal didepannya selama tiga hari, dia pikir Ethan seperti Ceo-Ceo lain yang tidak pernah memperdulikan karyawannya, tapi Ethan begitu kepada semua yang berada dibawah naungannya.
Untuk pekerjaan Aelyn akan memberikan dua jari jempolnya karena kepintaran Ethan dan jiwa pemimpin sangat hebat, tapi jika diluar Aelyn hanya akan mengatakan ‘pria brengsek!’
Hari ini seluruh karyawan dari divisi Advertising dan divisi akunting, akan melakukan pesta untuk merayakan posisi Ethan dan keberhasilan tender mereka untuk bulan ini.
“Kau akan datangkan Aelyn?” tanya Kiera, dia duduk tepat di seberang Aelyn yang sedang menikmati makan siangnya, sangat jarang Aelyn ke kantin kantor.
Dan beberapa hari ini Kiera sedikit merasakan perubahan pada sahabatnya ini, dia tidak begitu tertutup seperti awal-awal masuk, dan tak sungkan untuk menyebarkan senyuman walau hanya tipis.
“Tidak! Aku malas dan tidak memiliki gaun untuk datang nanti malam,” ucap Aelyn, dia menikmati makan siang sampai suapan terakhir dan ice americano yang baru-baru ini tersedia di kantin.
“Bagaimana jika setelah pulang kita membeli pakaian untuk datang kepesta itu?” Tanya Kiera, dia sungguh antusias dengan pesta nanti malam, dia bisa membayangkan bagaimana nanti malam Tuan Stevano begitu tampan dan Kiera bisa mati jika sampai pria itu mengajaknya berdansa.
“aku tidak ada waktu untuk itu,” jawab Aelyn, dia akan memberikan jawaban yang akan membuat Kiera kesal sama berhenti membujuknya untuk pergi.
alasan Aelyn menolak untuk datang Kepesta adalah perayaan yang harus membuatnya menerima banyak minum beralkohol dan belum kagi pasti ada permainan yang selalu berakhir dengan sebuah misi yang menyebabkan.
“Katakan saja jika kau memang tidak ingin datang!” ucap Kiera, dia mengalihkan pandangannya, mencari teman lainnya yang lebih asik diajak berbicara untuk nanti malam, jika bukan karena sebuah tujuan, Kiera malas bertemu dengannya.
“Benar, aku sangat tidak ingin datang.” ucap Aelyn, dia sudah selesai dengan makan siangnya dan waktunya kembali menyelesaikan pekerjaannya sebelum pulang, ya karena nanti malam ada pesta sebuah karyawan bekerja setengah hari.
“Aelyn!”
Aelyn mengabaikan panggilan dari temannya, sebenarnya Kiera bukanlah tipe teman yang bisa memahami kondisi dirinya, Dia juga tahu jika selama ini Kiera sering membicarakan dirinya dengan temannya, itu juga alasan kuat Aelyn lebih nyaman dengan Revan.
Revan? Pria itu sedang sibuk di divisi akunting, karena Tuan Kevano belum kembali dari dinas, pria itu yang mengambil alih posisinya dan sekaligus menjadi asisten Tuan Stevano, karena semenjak Ethan mengambil posisi itu dia belum memutuskan untuk merekrut seorang sekretaris.
Dan akhir-akhir Ethan tidak begitu intern dalam mendekati, pria itu seperti biasa dan sikap dingin itu masih ada, Arogan saat memerintahkan sangatlah merepotkan.
“Aku harus menyelesaikan ini,” ucap Aelyn. Dia menarik kursi miliknya dan mulai fokus pada layar monitor di hadapannya, dia harus menyelesaikan laporan Advertising minggu ini dan menyerahkan pada Ethan.
Ya. Itu berarti dia harus mendatangi lagi kantornya, dan berbicara dengannya, menatapnya dan bersikap sopan pada Tuan Stevano.
*********
Aelyn menekan tombol lift di hadapannya, tangannya sudah ada laporan yang dibuat dengan rapinya, sesuai dengan yang Revan katakan, ini bukan tugasnya tapi karena Aelyn begitu banyak merepotkan Revan, dia tidak ada pilihan lain untuk mengerjakannya.
Aelyn menatap lurus saat lift terbuka, dia melangkah penuh percaya diri walau di dalam lift ada Ethan dan beberapa orang yang mungkin dari divisi lain, karena wajahnya cukup asing baginya, dan Aelyn tidak perlu menekan angka lantai Ethan karena sudah ada yang memilih tujuan ke lantai yang sama.
Gadis itu sengaja memilih untuk di depan, dia tahu jika Ethan pasti mengawasinya dengan sorotan tajam dan Aelyn tidak yakin akan bisa tahan dengan semua itu, dia harus menjaga kesehatan jantungnya yang begitu suka berdebar di dekat pria itu.
Satu persatu meninggalkan lift, kini hanya tersisa dirinya dan Ethan yang berada di sudut lift sambil bersandar, dengan tangannya berada di dalam saku celananya dan seperti hari ini dia memilih untuk memakai pakaian berwarna lain, Aelyn bisa melihat itu semua dari pantulan di dalam lift yang hampir seperti cermin.
Tatapan itu? Aelyn tidak berkutik saat dia tahu Ethan menatapnya melalui pantulan itu.
“Nona—Isabelle? Seperti aku telat menyapamu,” ucap Ethan dia mengusir keheningan lift yang terasa begitu lama, dia tidak bergerak sedikitpun, ini kantor dan setiap detik dia selalu diawasi.
“Selamat Siang Tuan Stevano,” sapa Aelyn, hanya tinggal dua lantai lagi untuk menuju lantai 17, tapi kenapa Aelyn ingin buru-buru keluar dari sana.
“Kita lanjutkan di ruangan,”
Ethan melangkah dahulu, dia tahu lift akan terbuka, dengan wibawa dan juga jiwa dinginnya pria itu memimpin jalan lebih dahulu yang diikuti oleh Aelyn dibelakangnya.
Aelyn menghela nafas, dia tidak tahu harus apa saat ini dan bingung karena Ethan seperti akan menggunakan mode ‘pria brengsek!’ dengan ragu dia memutar handle pintu dan melangkah masuk.
“Aku hanya akan memberikan dokumen perintah dari Revan,” ucap Aelyn, dia terburu-buru memberikan dokumen itu dan segera membalik badannya untuk pergi dari sana.
“Kau akan datangkan nanti malam?”
Aelyn tersentak sampai terdiam melangkah, kenapa membahas itu? Aelyn sudah yakin akan ada hal buruk terjadi jika dia datang.
“Tidak, aku ingin memiliki janji.”
“Dengan siapa?” Ethan langsung menjawab, walau kini dia sedang sibuk menerima laporan yang Aelyn berikan.
“Teman—aku akan bertemu dengan teman kuliahku,” Aelyn tidak membalik tubuhnya, dia hanya diam disana.
“kau yakin memiliki teman?”
Aelyn memejamkan matanya, sial! Ethan seakan menjadi bumerang untuknya, dia bahkan bisa membuat Aleyn tidak bisa berkutik untuk mengelak ucapannya.
“Aku punya alasan dan hak untuk menolak datang kesana!”
“Dan aku punya hak untuk memerintahkan kamu datang Aelyn, kamu harus datang, dan jika aku tidak melihat kau—persiapkan untuk hal yang tak terduga,”
“Baik! Aku akan datang!” ucap Aelyn sebelum meninggalkan ruangan itu, dia menghentakkan heelsnya dengan keras dan membuat lorong sepi itu terguncang karena ulahnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved