Bab 9 Orang Besar yang Sebenarnya

by Madeleine 10:28,Oct 27,2021
Tugas Edward Wan hari ini adalah memesan tempat untuk Gunner Lu atas namanya sendiri.

Setelah tugasnya selesai, dia secara alami tidak bisa lagi tinggal sebagai nyamuk.

Berpura-pura menjawab panggilan, Edward Wan membuat alasan: "Bos, Nona Tsu, aku tiba-tiba memiliki urusan, jadi aku harus pergi terlebih dahulu, kalian berdua silahkan menikmatinya."

"Hm." Gunner Lu menanggapi dengan ringan dan ekspresi tenang.

Della Tsu merasa sangat malu, karena tadi mereka memanfaatkan Edward Wan untuk memukul wajah Dean Chu dan Aulia Tsu, lalu sekarang mereka makan tanpa biaya.

"Tuan Wan, aku sangat berterima kasih atas kejadian barusan. Jika bukan karena kamu, mungkin tadi kami yang akan terlihat mengenaskan."

"Urusan bos adalah urusan Edward Wan juga dan ini adalah masalah sepele. Seperti dua orang itu, mereka memang benar tidak memiliki kualifikasi untuk memasuki dapur kecil di halaman lagi, karena itu akan membuat orang kehilangan nafsu makan." Edward Wan diam-diam melihat Gunner Lu, yang merupakan bos di belakang dapur kecil di halaman ini. Bukankah itu adalah akibat dari perbuatan mereka berdua sendiri karena berani mencari masalah dengan Gunner Lu dan Della Tsu?

"Nona Tsu, bos, aku benar-benar harus pergi karena sangat mendesak, kalian makanlah dengan tenang."

Tanpa menunggu Della Tsu mengatakan apa-apa, Edward Wan dengan cepat menyelinap pergi.

"Gunner Lu, apa pekerjaan temanmu?"

Edward Wan sendiri bahkan tidak menaruh Dean Chu dan Aulia Tsu di matanya, serta tidak takut menyinggung Keluarga Chu, jadi dia pasti memiliki latar belakang yang besar.

Di Kota A memang ada banyak orang-orang berkuasa yang tidak menunjukkan wajah mereka. Meskipun Della Tsu adalah putri dari Keluarga Tsu, tidak perlu dibahas bila dia hanya membawa nama dan tidak pernah berada di lingkaran orang kaya, bahkan jika dia membawa nama Keluarga Tsu dan berinteraksi dengan orang-orang kaya, dia juga tidak dapat menjangkau kalangan yang lebih tinggi.

Terlebih bisa bertemu orang yang bisa mereservasi dapur kecil di halaman seperti dia.

"Perfilman." Gunner Lu berkata ringan: "Tuan muda dari Perusahaan Besar Wan."

"Hah?" Della Tsu terkejut: "Bagaimana kamu mengenal tuan muda dari Perusahaan Besar Wan?"

Perusahaan Besar Wan adalah penguasa dalam industri perfilman dan siapa yang berada di satu industri dengannya tidak merasa was-was?

Della Tsu tidak menyangka Gunner Lu mengenal tuan muda dari Perusahaan Besar Wan.

"Aku pernah menyelamatkannya sekali di masa lalu." Gunner Lu mulai membuat omong kosong lagi dengan serius: "Dia berhutang budi denganku karena aku pernah menyelamatkan nyawanya."

“Tidak heran aku melihat dia begitu mematuhi ucapan kamu, ternyata karena sedang membalas budi.” Della Tsu tidak curiga dan sangat mempercayai kata-kata Gunner Lu. Lagi pula, Gunner Lu tidak terlihat seperti pria kaya dan alasan penyelamatan hidup semacam ini sangat cocok.

Kalau tidak, mengapa tuan muda dari Perusahaan Besar Wan sangat menghormati Gunner Lu?

Begitu teringat ucapan penuh penghinaan Dean Chu, Della Tsu meminta maaf dan berkata, "Jangan memasukkan ucapan yang tadi ke dalam hatimu."

"Tidak apa-apa." Gunner Lu bahkan tidak peduli dengan dia, jadi bagaimana dia bisa memasukkan kata-katanya ke dalam hatinya: "Mereka hanyalah dua anjing yang menggonggong."

Della Tsu merasa bahwa dia masih perlu menjelaskan: "Mereka berdua yang barusan adalah..."

"Della, orang-orang di masa lalu sudah tidak layak untuk disebut." Gunner Lu menggenggam tangannya: "Pacarmu ini tidak mudah bagiku untuk diprovokasi."

Pada awalnya, Gunner Lu hanya tertarik pada Della Tsu, tetapi ketika tadi melihatnya melindungi dirinya, dia merasakan kehangatan yang tidak terlukiskan di hatinya.

Della Tsu tidak perlu menjelaskan, karena dia sudah tahu dengan apa siapa mereka berdua yang tadi itu.

Gunner Lu juga meminta orang untuk memeriksa masa lalu Della Tsu.

Mata Della Tsu tiba-tiba memanas, awalnya dia hanya memiliki tujuan untuk mencoba membangun hubungan dengan Gunner Lu, tanpa memikirkan untuk terus berlanjut hingga jangka waktu yang panjang.

Lalu dari kata-kata yang tadi, selama orang itu tidak bodoh, maka pasti dapat mendengarkan bahwa dia memiliki hubungan dengan Dean Chu.

Bila digantikan dengan pria lain, dia pasti sudah akan menanyainya sejak lama atau melarikan diri.

Tapi dia tidak bertanya.

Della Tsu tersenyum: "Iya, orang-orang di masa lalu tidak layak disebut, aku lapar, ayo mulai makan."

Mulut Gunner Lu tersenyum lebih dalam: "Oke."

Setelah makan, dalam perjalanan pulang, Gunner Lu mengemudi dengan satu tangan, lalu memegang tangan Della Tsu dengan tangan lainnya dengan erat.

Kontak fisik ini membuat Della Tsu merona, dia tidak terbiasa dan mencoba menarik tangannya, tetapi dia memegangnya dengan erat.

Della Tsu tidak melepaskan diri lagi dan dengan malu-malu memalingkan wajahnya, tidak melihat ke arah Gunner Lu.

Rasa malunya tercermin di jendela mobil, Della Tsu menggigit mulutnya dan terdengar suara kekehan Gunner Lu di telinganya: "Rupanya Della milikku ini mudah merasa malu."

"Siapa yang menjadi milikmu."

Della Tsu mendengus, pipinya panas dan detak jantungnya semakin cepat tanpa bisa dijelaskan, sementara Della Tsu yang pemalu jatuh di mata Gunner Lu membuat sudut mulutnya tersenyum lebih dalam.

Wajah Della Tsu memerah, telapak tangannya berkeringat tipis. Dia merasa malu, bersemangat, detak jantungnya semakin cepat dan hatinya sangat hangat, dia belum pernah merasa seperti ini sebelumnya dengan Dean Chu.

Apakah ini yang disebut dengan jatuh cinta?

Della Tsu menundukkan kepalanya: "Berkendaralah dengan serius."

“Baik!” Gunner Lu sangat mendengarkan Della Tsu.

Tapi saat dia berbicara, tangannya masih tidak melepaskannya.

Pada saat ini, ponsel Gunner Lu berdering dan dia mengerutkan kening, serta tidak menjawabnya.

“Kenapa kamu tidak menjawab telepon?” Della Tsu penasaran: “Angkat saja, bisa saja ada sesuatu yang mendesak.”

Telepon terus berdering dan Gunner Lu melirik ID penelepon, lalu kerutan keningnya menjadi lebih dalam.

Della Tsu tidak ingin sengaja mendengarkan pembicaraan Gunner Lu, jadi dia tidak tahu apa yang dikatakan orang di ujung telepon, melainkan hanya melihat bahwa wajah Gunner Lu tiba-tiba menjadi jelek.

Di akhir panggilan, Della Tsu bertanya-tanya: "Apa yang terjadi?"

"Della, ada sesuatu yang harus aku tangani."

“Tidak apa-apa, kamu pergilah mengurusinya.” Meskipun Della Tsu sedikit sedih, tetapi dia masih bisa berpikir logis, melihat dari ekspresi Gunner Lu, pasti ada yang salah.

"Baik." Gunner Lu mengantar Della Tsu kembali ke gerbang komunitas tempat Della Tsu tinggal terlebih dahulu, lalu berbicara dengan nada menyesal: "Della, aku akan menemanimu di lain hari."

"Aku baik-baik saja, pergilah!"

Della Tsu berdiri di pinggir jalan dan melihat Gunner Lu pergi. Ketika mobil menghilang di malam hari, dia akan berbalik dan memasuki komunitas, tetapi tiba-tiba menerima telepon dari Velicia An.

"Della Tsu, datang dan bantu, Della Tsu." Vellicia An yang terdengar dalam keadaan mabuk pun berbicara dengan cemas di telepon.

Hati Della Tsu menegang: "Velli, ada apa? Di mana kamu sekarang? Aku akan segera datang."

Della Tsu segera menaiki taksi ke tempat Vellicia An berada.

Dia menemukan Vellicia An berada di dalam ruangan VIP dalam keadaan mabuk dan Della Tsu bergegas menghampirinya: "Velli, mengapa minum begitu banyak, aku akan mengantar kamu pulang."

“Della Tsu, kamu sudah datang.” Vellicia An terlalu mabuk untuk berdiri dengan benar.

Della Tsu memapah Vellicia An. Sebelum dia pergi, seorang pria menghalangi jalan mereka dan menatap Della Tsu dengan mata menyipit: "Cantik, ke mana kamu ingin pergi? Biarkan kakak mengantarnya."

Della Tsu mengerutkan kening dan berkata dengan dingin, "Minggir!"

"Oh, aku sangat menyukai temperamen seperti ini." Pria itu bahkan menjadi lebih bersemangat dan mengulurkan tangan untuk menjangkau Della Tsu: "Cantik, ayo pergi dengan kakak pada malam ini, biarkan kakak menyayangi kamu."

Pria itu menyemburkan bau alkohol saat dia berbicara.

Bau alkohol itu langsung mengenai wajah Della Tsu, jadi dia mengerutkan kening dengan jijik dan kemarahannya melonjak, serta nada suaranya menjadi lebih dingin: "Minggir."

“Bagaimana jika aku tidak ingin minggir?” Pria itu tersenyum penuh kemenangan: “Apa yang bisa kamu lakukan denganku? Aku sudah dengan wanita dingn, kemarilah, biarkan kakak menyayangimu, siapa pun tidak bisa merebutnya denganku pada malam ini.”

Sekelompok orang di dalam ruangan meraung: "Tuan Muda Lee, jika kamu bisa menaklukkan wanita cantik ini, mobil di depan pintuku akan kuberikan padamu."

"Baik, mobil dan wanita cantik ini, semuanya akan menjadi milikku."

Begitu suara pria itu jatuh, terdengar suara keras di dalam ruangan.

Della Tsu menendang orang ke bawah meja dan botol anggur kosong di atas meja pecah dan jatuh ke tanah.

Seluruh ruangan menjadi hening dalam seketika dan semua orang tercengang.

Berani sekali dia.

“Velli, ayo pergi.” Della Tsu menggendong Vellicia An.

Ketika orang-orang itu sadar, Della Tsu sudah pergi.

Seseorang di dalam ruangan berteriak: "Panggil ambulans, Tuan Muda Lee berdarah."

Della Tsu berhati-hati dan karena takut seseorang akan menyusul, jadi dia membawa Velicia An pergi melalui pintu belakang.

Tidak menyangka sebelum berjalan jauh, dia melihat sekelompok orang berkelahi di depannya.

Della Tsu tidak ingin menimbulkan masalah dan sebelum dia pergi dengan tenang, Vellicia An yang mabuk tiba-tiba berteriak: "Minum, ayo minum lagi."

Tiba-tiba, sekelompok orang itu terkejut.

Hati Della Tsu tersentak dan kelompok itu segera datang, lalu mengelilinginya.

"Bos, ada dua wanita, bagaimana kita harus mengurusinya?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

624