Bab 3 Pertemuan Dua Wanita!

by Hellos 10:01,Jun 08,2022
"Tempatmu ini cukup dekat dengan sekolah, ayo, bawa aku melihat-lihat rumahmu, mungkin saja aku tertarik dengan rumahmu."

Vinci tercengang, lalu ia pun bertambah canggung, tiba-tiba ia pun teringat dulu Kelly sangat tidak suka dengan Lily, dan alasannya, dulu Vinci tidak mengerti, tapi sekarang dia mengatahuinya.

Sepertinya karena Lily adalah teman perempuannya dulu, oleh karena itu Kelly sangat tidak suka pada Lily.

Sekarang kalau mereka berdua bertemu......

Saat berpikir demikian, tiba-tiba tekuk lengan Vinci terasa sesak, ternyata Lily merangkul tekuk lengannya dengan santai begitu saja.

Semua ini, sama seperti delapan tahun lalu......

Vinci tercengang, delapan tahun lalu... Tiba-tiba, hatinya terasa seperti ditusuk lagi, dia ingat bahwa Lily sulu berkata bahwa dia akan menunggunya.

Vinci tercengang, sampai-sampai membuat Lily yang berjalan masuk ke dalam gang itu pun juga ikut tercengang.

Ah, sudah kebiasaan...... Lily segera melepaskan tangannya, lalu menatap Vinci dengan sangat tidak tenang, wajahnya memerah, membuat Vinci tercengang dan melamun.

Delapan tahun lalu, Lily sangat cantik, senyumannya penuh dengan aura yagn ceria, sekarang dia semakin dewasa dan cantik, juga tampak lebih menawan.

Lily merasa tidak tenang dipandangi oleh Vinci, ia pun menghentakkan kakinya dengan manja.

"Lihat apa kau, ayo jalan."

Vinci pun tersadar, wajahnya juga memerah, ia membiarkan badannya ditarik oleh Lily berjalan ke dalam gang.

Sampai di depan pintu, Lily pun melirik ke dalam rumah, lalu ia pun melihat Vincy yagn sedang melompat-lompat di halaman.

"Ah."

Lily membuka mulut kecilnya dengan terkejut, melihat gadis kecil itu dengan tercengang, seketika hatinya pun penuh dengan kekecewaan.

"A, anakmu?"

"Bukan, keponakanku."

VInci sangat merasa bersalah, nada bicaranya sangat panik, namun kenapa ia merasa bersalah, bahkan dirinya sendiri pun juga tidak tahu.

Tapi entah nada bicaranya panik atau tidak, seketika rasa kecewa di dalam hati Lily pun membaik.

"Apa dia anak Kak Kelly?"

Dia teringat pada Kelly Chen yang sering sekali membuatnya cemburu itu, kemunculan Kelly adalah hal yang membuat hati Lily merasa tidak tenang untuk yang pertama kalinya.

"Mama, Paman sudah pulang."

Vincy tiba-tiba berteriak ke dalam rumah.

Lalu, wajah cantik Kelly pun muncul di jendela, ia tersenyum dan berkata, "Kau sudah pulang......"

Tatapan matanya langsung terjatuh pada tangan Lily dan Vinci yang saling bergandengan, seketika hatinya pun merasa sangat cemburu, sampai-sampai membuatnya menghentikan perkataannya.

Begitu melihat Lily, ia mencoba untuk menyapanya, "Lily?"

Lily tersenyum, menurutnya, Kelly yang sudah memiliki anak itu sudah tidak menjadi ancaman untuknya.

"Kak Kelly, lama tak bertemu."

Kelly pun keluar dari rumah.

"Ya, sudah lama tak bertemu."

Dia langsung menarik tangan Lily yang sedang menggandeng tangan Vinci dengan erat itu, tampaknya sangat senang, tapi Lily yang sensitif bisa merasakan sebuah aura permusuhan.

Aura permusihan ini membuatnya tercengang, kau kan sudah punya anak......

"Kak Kelly, apa ini putrimu? Cantik sekali." Lily sengaja menekankan kata putri, wajahnya masih tetap tersenyum.

Kelly tersenyum, tatapan matanya yang melihat ke arah putrinya itu penuh dengan rasa cinta.

"Ya, Vinci juga sangat menyukai Vincy."

Lily kebingungan mendengar perkataan itu, lalu melihat ke arah Vinci dengan tidak mengerti.

Wajah Vinci tampak malu, ia memperkenalkan, "Keponakanku namanya Vincy Hua, Vincy dengan Y."

Seketika Lily pun menatap ke arah Kelly dalam-dalam, putrinya diberi nama yang homofon seperti itu, berarti rasa rindunya itu benar-benar sangat tidak bisa dijelaskan.

Lalu Kelly pun menanyakan maksud kedatangan Lily.

"Aku datang untuk melihat rumah kalian."

Tatapan mata Kelly tampak terkejut, bagaimanapun ia tidak menyangka bahwa orang yang akan datang untuk melihat rumah mereka pertama kali adalah Lily Yun, ia benar-benar sangat tidak rela jika Lily tinggal di sini......

Vinci maju selangkah ke depan, lalu berkata, "Lily, kubawa kau lihat-lihat rumah ini, kau adalah orang pertama yang datang, ada empat kamar yang bisa kau pilih."

Mata Lily bersinar terang, dan langsung bertanya, "Kau sekarang juga tinggal di sini?"

Vinci mengangguk, dan berkata, "Hari ini aku baru saja kembali, masih belum memutuskan akan tinggal di kamar mana, kebetulan aku bisa melihatnya bersama-sama denganmu."

"Aku sudah membereskan kamarnya untukmu, di sebelah kamarku."

Kata Kelly dengan wajah yang memerah, namun tatapan matanya tetap terarah pada Vinci tanpa berkedip sedikit pun.

Vinci sediki tercengang dan berkata, "Baiklah, aku tinggal di sebelah Kakak Ipar saja."

"Kalau begitu aku tinggal di sebelahmu saja."

Lalu, Lily pun menatap ke arah Kelly.

Sekarang Vinci mengerti bahwa kedua orang ini telah kembali ke dendam masa lalu, dan dirinya dicapit di antara mereka lagi.

"Boleh, tapi kamar sebelah kami itu sangat mahal."

Kata Kelly sambil tertawa, ia membalas serangan Lily itu.

"Tidak apa-apa, aku bisa membayarnya."

Kata Lily santai, lalu la melanjutkan, "Aku akan pulang ke rumah sekarang, lalu pindah kemari."

Lalu ia pun segera pergi dari sana.

"Kenapa kalian bisa datang bersama?"

Setelah Lily pergi, Kelly pun bertanya pada Vinci setelah berpikir sejenak.

"Eh... Aku tadi sedang menempel iklan di luar, lalu kebetulan dilihat oleh Lily."

Kelly mengerutkan alis cantiknya itu, hatinya terasa sangat masam.

"Kebetulan sekali?"

Vinci tidak bisa berkata apa-apa, karena kenyataannya memang sekebetulan itu.

"Lily masih sama seperti dulu, cantik, dan seakrab itu denganmu."

Mengingat tangan Lily dan Vinci yang bergandengan tadi, Kelly pun tampak sangat cemburu, kalau dirinya masih sendiri......

Lily bergerak dengan sangat cepat, hanya dalam dua jam lebih, ia langsung kembali dengan membawa koper-kopernya.

Lalu, Vinci keluar untuk membantu Lily mengangkat barangnya, sedangkan Kelly sedang sibuk memasak makan malam.

Kamar yang dipilih oleh Lily ada di sebelah kamar mandi lantai dua, berhadapan dengan kamar Vinci dan Kelly.

Setelah selesai beberes, Lily sudah penuh dengan keringat, dadanya yang mengembang dan mengempis itu tampak sangat menarik perhatian.

Vinci juga seorang pria, tatapan matanya pun sesekali terarah pada dada yang mengembang dan mengempis itu.

Terbesit sebuah tatapan licik dari mata Lily yang merasakan tatapan mata Vinci itu, ia melepaskan jaketnya dan menampakkan kaos yang ia kenakan di dalamnya.

Seketika, Vinci beruntung sekali, tatapan matanya langsung tertarik pada belahan yang sangat dalam itu.

Lily tidak mungkin tidak bisa merasakan tatapan mata yang sangat panas itu, ia terdiam sejenak, lalu melihat ke arah Vinci.

"Vinci, apa kau masih ingat pada perkatan yang kukatakan sebelum kau pergi?"

Jantung Vinci berdebar kencang, tentu saja dia ingat.

Lily melangkah maju dan mendekat ke dekapan Vinci, lalu memeluk pinggangnya perlahan-lahan.

"Sudah delapan tahun, aku terus menunggumu......"

Di ujung lorong, Kelly yang hendak memanggil kedua orang itu untuk makan diam terpaku di tempat, tatapan matanya terarah pada kedua orang yang saling berpelukan itu, perkataan dari mulut Lily itu juga masuk ke dalam telinganya dengan sangat jelas.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60