Bab 16 Lakukan Satu Hal Baik Setiap Hari
by Hendy Zhang
08:01,Sep 01,2023
Jeremy Lin baru selesai bicara, Kenny Hu telah kejang-kejang dan menjerit. Dia menutupi perutnya dengan tangan dan meringkuk seperti udang. Wajahnya pucat, mata merah seperti bola lampu merah yang redup.
Ekspresinya ganas dan tidak berhenti menjerit, terlihat sangat menakutkan.
“Apa yang terjadi padanya?”
Daisy Yang bersembunyi di belakang Jeremy Lin dan bertanya dengan gugup.
“Dia melakukan banyak hal buruk dan mendapat pembalasan.” sahutnya datar.
“Pembalasan?”
Semua orang terkejut.
“Sepuluh jari kuku Kenny berwarna hitam, ini tanda-tanda pengobatan jangka panjang dan penumpukan racun. Selain itu, wajahnya sering berkeringat, jelas disebabkan oleh penyakit keturunan. Menurutku, sebagian besar berkaitan dengan penyakit jantung. Ditambah kebiasaan hidupnya yang sangat buruk, bahkan menggunakan ‘obat terlarang’. Kali ini dia kelelahan dan mengalami serangan jantung.” Jeremy Lin menjelaskan dengan sabar.
“Menakutkan!”
Daisy Yang kaget sampai menutup mulut, “Apakah ada cara untuk menyelamatkannya?” tanya dia.
“Dia baru saja mengintimidasimu, kamu masih ingin selamatkan dia?”
Jeremy Lin memandang heran pada Daisy Yang.
Daisy Yang ragu sejenak, lalu mengangguk, “Meski dia jahat, tapi juga satu nyawa.”
“Baiklah.” sahut Jeremy Lin yang kemudian berjongkok di hadapan Kenny Hu.
Dia mengangkat ibu jarinya dan memijat dengan kuat pada ruas tulang belakang, Mingguan, Yingquan dan titik akupunktur lainnya di seluruh tubuh Kenny Hu. Raut wajah Kenny Hu yang masih menjerit terlihat membaik, dan memandang Jeremy Lin dengan mata yang rumit.
“Selanjutnya tahan napas, tidak peduli seberapa sakitnya kamu tidak boleh bernapas. Sampai aku bilang boleh, baru kamu lakukan. Sudah ingat?”
Kenny Hu segera mengangguk.
Jeremy Lin mengulurkan tangan dan menekan dada Kenny Hu, kemudian energi sejati kaisar penyihir melesat keluar dan mengalir ke tubuh Kenny Hu. Dalam sekejap, mata Kenny Hu tiba-tiba membelalak, butir-butir keringat terus mengalir di dahinya.
“Jangan bernapas!” katanya buru-buru begitu melihat Kenny Hu tidak mampu menahan.
Kenny Hu mengangguk, lalu membuka mulut dan menggigit tangannya sendiri.
Tepat dua menit kemudian, Jeremy Lin baru menarik kembali tangannya dengan tubuh penuh keringat, kemudian duduk di kursi dengan lelah. Ini pertama kalinya dia menggunakan energi sejati kaisar penyihir untuk mengobati, ternyata memang benar-benar melelahkan. Hanya dalam waktu dua menit, dia merasa tenaga di seluruh tubuhnya telah terkuras habis.
Tapi hasil pengobatannya juga di luar dugaan. Kenny Hu yang menggelung di lantai, saat ini napasnya telah stabil. Beberapa saat kemudian, dia sudah berdiri lagi seolah tidak terjadi apa-apa.
“Aku baik-baik saja?”
Dia menggerakkan badan dengan wajah tak percaya.
Tepat saat ini, pintu kantor pasar lagi-lagi ditendang sampai terbuka. Tiga pria kekar dengan tongkat memasuki kantor dan berteriak keras, “Tuan Muda Hu, aku dengar ada orang yang mengacau di tempatmu?”
Kenny Hu memandang Jeremy Lin dengan penuh arti. Jeremy Lin sangat lemah saat ini, bahkan seorang anak kecil saja mampu menumbangkannya.
“Saudaraku, maju!”
Ketiga orang itu segera maju dengan membawa tongkat besi.
“Kenny, kamu tak tahu malu! Jeremy baru saja menyelamatkanmu!” marah Daisy Yang dan segera berdiri di depan Jeremy Lin.
“Minggir, jalang!”
Pria yang memimpin langsung menampar Daisy Yang begitu saja.
“Kamu yang minggir, brengsek!”
Tak disangka Kenny Hu melompat dan menendang pria itu sampai tersungkur. Pria tersebut merangkak bangun dengan bingung, “Tuan Muda Hu, apa kamu memakai terlalu banyak obat?” tanyanya.
“Kamu yang pakai obat! Aku sangat sadar sekarang!”
Kenny Hu dengan wajah manis memapah Jeremy Lin, “Kalian semua dengar baik-baik, mulai hari ini, dia adalah kakakku!”
……
Energi sejati kaisar penyihir mengalir cepat di dalam tubuh Jeremy Lin. Sepuluh menit kemudian, dia sudah pulih sepenuhnya. Dia merasakan lagi energi sejati tersebut melonjak di dalam tubuhnya. Tak disangka, pengalaman kali ini membuat energi sejati kaisar penyihir jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Mungkin inilah yang disebut keberuntungan dalam kemalangan.
“Kakak, aku jamin akan mengatur lapak terbaik untuk orang Desa Cantik yang berjualan di pasar sayur!” janji Kenny Hu sambil mengangguk dan menepuk dada tanda menjamin, lalu berdiri di belakang Jeremy Lin,
Robin Hu langsung senang mendengarnya, “Benarkah? Kalau begitu, aku harus segera beritahu kabar baik ini pada warga desa.”
“Tentu saja benar! Masalah kakak adalah masalahku, kelak kalau ada yang mencari masalah denganmu sewaktu jualan, sebut saja namaku.”
“Baguslah!”
Saking gembiranya, Robin Hu langsung keluar dan buru-buru mengendarai motor roda tiga untuk kembali mengabarkan kabar baik ini.
“Kakak, aku yang salah sebelumnya.” kata Kenny Hu sambil memandang Jeremy Lin dengan wajah menyanjung.
Jeremy Lin mengibaskan tangan dan berkata dengan datar, “Kamu tidak perlu mencoba menyenangkan aku. Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Setengah dari penyakitmu disebabkan oleh keturunan, setengah lagi karena kamu melakukan terlalu banyak hal buruk. Seperti yang dikatakan orang dulu, faktor yang menentukan kehidupan seseorang adalah nasib, keberuntungan, feng shui, pahala, dan membaca. Lakukan satu hal baik setiap hari dan bisa mengalah, hasilnya lebih baik daripada obat apa pun yang kamu minum.”
“Apakah penyakitku bisa disembuhkan?”
“Sekarang sudah terkendali, tapi masih perlu perawatan obat untuk sembuh sepenuhnya. Aku pulang dulu untuk membuat resepnya, dan kamu sendiri bisa menyiapkan bahan obatnya.”
“Baik! Terima kasih, Kakak!” ucap Kenny Hu dan kemudian pergi dengan gembira.
“Kita juga pulang.”
Jeremy Lin membawa Daisy Yang kembali ke Desa Cantik dengan motor listrik roda tiga. Dia mengantar Daisy Yang dulu sampai ke depan rumahnya, “Kakak ipar, kenapa tidak undang aku masuk dan minum teh dulu?” tanyanya dengan senyum nakal.
“Rumahmu ada di depan, kamu bisa pulang dan minum di rumah.” balas Daisy Yang pelan dengan kepala tertunduk.
Jeremy Lin melompat turun dari motor dan melangkah cepat ke halaman Daisy Yang, “Air rumah kakak ipar lebih enak.”
“Menyebalkan!”
Wajah Daisy Yang memerah dan menyusul masuk. Dia masuk ke dalam rumah dan membawakan segelas teh untuk Jeremy Lin, lalu berkata dengan malu, “Pulanglah kalau sudah selesai minum. Orang-orang akan menggunjing kalau melihat kita berdua di dalam rumah.”
“Ternyata kakak ipar takut aku merusak nama baikmu.”
“Jangan omong kosong! Kakak ipar yang takut merusak nama baikmu! Jeremy, kamu belum menikah, kalau para gadis tahu kamu dekat dengan janda, mereka akan punya pemikiran.”
Daisy Yang mengangkat kepala dan berkata dengan serius.
“Aku tidak takut. Kakak ipar cantik dan baik, bisa menikah dengan orang seperti kakak ipar adalah berkah dari beberapa kehidupan.” kata Jeremy Lin sungguh-sungguh sambil memandang Daisy Yang.
Tadinya dia merasa sangat lelah setelah sibuk seharian di luar hari ini. Namun saat berduaan dengan Daisy Yang, dia merasa bertenaga kembali.
Terutama panas yang melonjak dari tubuh bagian bawah, yang membuat dia merasa panas tak tertahankan di sekujur tubuhnya.
“Jeremy, jangan bicara yang tidak-tidak.” cela Daisy Yang tertunduk, tapi ada perasaan senang di hatinya.
“Oh ya, aku membelikan pakaian untukmu.”
Dia segera mengeluarkan pakaian tersebut dan memberikannya pada Daisy Yang.
“Mengapa kamu boros-boroskan uangmu?”
Daisy Yang langsung cemas, namun saat melihat pakaian itu, dia tidak dapat menahan diri untuk berkata, “Gaun yang sangat indah.”
“Coba pakai.”
“Sekarang?”
Daisy Yang agak bimbang, namun hatinya tergerak juga melihat gaun tersebut.
“Kunci pintumu, aku jamin tidak akan mengintip.”
“Baik!”
Mendengar Jeremy Lin berkata demikian, dia baru membawa gaun itu dan masuk ke kamar. Segera, dari dalam kamar terdengar suara berisik melepas baju. Jeremy Lin saat ini merasa ada dua suara di telinganya yang tidak berhenti berkata, “Cepat pergi intip.”
“Jangan mengintip.”
“Cuma sekali, tidak apa-apa. Kakak ipar bersedia memakai gaun yang kamu beri, berarti dia tidak menganggapmu orang luar.”
“Tidak! Aku sudah berjanji untuk tidak mengintip.”
“Intip saja, dia tidak akan tahu. Selain itu, kamu juga bukannya tidak pernah mengintip.”
Hati nurani dan hawa nafsu berperang di dalam hatinya, dia berusaha melawan godaan itu.
“Kriet.”
Pintu kamar terbuka. Daisy Yang yang mengenakan gaun jadi tersipu dan berjalan keluar dari kamar dengan anggun.
Ekspresinya ganas dan tidak berhenti menjerit, terlihat sangat menakutkan.
“Apa yang terjadi padanya?”
Daisy Yang bersembunyi di belakang Jeremy Lin dan bertanya dengan gugup.
“Dia melakukan banyak hal buruk dan mendapat pembalasan.” sahutnya datar.
“Pembalasan?”
Semua orang terkejut.
“Sepuluh jari kuku Kenny berwarna hitam, ini tanda-tanda pengobatan jangka panjang dan penumpukan racun. Selain itu, wajahnya sering berkeringat, jelas disebabkan oleh penyakit keturunan. Menurutku, sebagian besar berkaitan dengan penyakit jantung. Ditambah kebiasaan hidupnya yang sangat buruk, bahkan menggunakan ‘obat terlarang’. Kali ini dia kelelahan dan mengalami serangan jantung.” Jeremy Lin menjelaskan dengan sabar.
“Menakutkan!”
Daisy Yang kaget sampai menutup mulut, “Apakah ada cara untuk menyelamatkannya?” tanya dia.
“Dia baru saja mengintimidasimu, kamu masih ingin selamatkan dia?”
Jeremy Lin memandang heran pada Daisy Yang.
Daisy Yang ragu sejenak, lalu mengangguk, “Meski dia jahat, tapi juga satu nyawa.”
“Baiklah.” sahut Jeremy Lin yang kemudian berjongkok di hadapan Kenny Hu.
Dia mengangkat ibu jarinya dan memijat dengan kuat pada ruas tulang belakang, Mingguan, Yingquan dan titik akupunktur lainnya di seluruh tubuh Kenny Hu. Raut wajah Kenny Hu yang masih menjerit terlihat membaik, dan memandang Jeremy Lin dengan mata yang rumit.
“Selanjutnya tahan napas, tidak peduli seberapa sakitnya kamu tidak boleh bernapas. Sampai aku bilang boleh, baru kamu lakukan. Sudah ingat?”
Kenny Hu segera mengangguk.
Jeremy Lin mengulurkan tangan dan menekan dada Kenny Hu, kemudian energi sejati kaisar penyihir melesat keluar dan mengalir ke tubuh Kenny Hu. Dalam sekejap, mata Kenny Hu tiba-tiba membelalak, butir-butir keringat terus mengalir di dahinya.
“Jangan bernapas!” katanya buru-buru begitu melihat Kenny Hu tidak mampu menahan.
Kenny Hu mengangguk, lalu membuka mulut dan menggigit tangannya sendiri.
Tepat dua menit kemudian, Jeremy Lin baru menarik kembali tangannya dengan tubuh penuh keringat, kemudian duduk di kursi dengan lelah. Ini pertama kalinya dia menggunakan energi sejati kaisar penyihir untuk mengobati, ternyata memang benar-benar melelahkan. Hanya dalam waktu dua menit, dia merasa tenaga di seluruh tubuhnya telah terkuras habis.
Tapi hasil pengobatannya juga di luar dugaan. Kenny Hu yang menggelung di lantai, saat ini napasnya telah stabil. Beberapa saat kemudian, dia sudah berdiri lagi seolah tidak terjadi apa-apa.
“Aku baik-baik saja?”
Dia menggerakkan badan dengan wajah tak percaya.
Tepat saat ini, pintu kantor pasar lagi-lagi ditendang sampai terbuka. Tiga pria kekar dengan tongkat memasuki kantor dan berteriak keras, “Tuan Muda Hu, aku dengar ada orang yang mengacau di tempatmu?”
Kenny Hu memandang Jeremy Lin dengan penuh arti. Jeremy Lin sangat lemah saat ini, bahkan seorang anak kecil saja mampu menumbangkannya.
“Saudaraku, maju!”
Ketiga orang itu segera maju dengan membawa tongkat besi.
“Kenny, kamu tak tahu malu! Jeremy baru saja menyelamatkanmu!” marah Daisy Yang dan segera berdiri di depan Jeremy Lin.
“Minggir, jalang!”
Pria yang memimpin langsung menampar Daisy Yang begitu saja.
“Kamu yang minggir, brengsek!”
Tak disangka Kenny Hu melompat dan menendang pria itu sampai tersungkur. Pria tersebut merangkak bangun dengan bingung, “Tuan Muda Hu, apa kamu memakai terlalu banyak obat?” tanyanya.
“Kamu yang pakai obat! Aku sangat sadar sekarang!”
Kenny Hu dengan wajah manis memapah Jeremy Lin, “Kalian semua dengar baik-baik, mulai hari ini, dia adalah kakakku!”
……
Energi sejati kaisar penyihir mengalir cepat di dalam tubuh Jeremy Lin. Sepuluh menit kemudian, dia sudah pulih sepenuhnya. Dia merasakan lagi energi sejati tersebut melonjak di dalam tubuhnya. Tak disangka, pengalaman kali ini membuat energi sejati kaisar penyihir jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Mungkin inilah yang disebut keberuntungan dalam kemalangan.
“Kakak, aku jamin akan mengatur lapak terbaik untuk orang Desa Cantik yang berjualan di pasar sayur!” janji Kenny Hu sambil mengangguk dan menepuk dada tanda menjamin, lalu berdiri di belakang Jeremy Lin,
Robin Hu langsung senang mendengarnya, “Benarkah? Kalau begitu, aku harus segera beritahu kabar baik ini pada warga desa.”
“Tentu saja benar! Masalah kakak adalah masalahku, kelak kalau ada yang mencari masalah denganmu sewaktu jualan, sebut saja namaku.”
“Baguslah!”
Saking gembiranya, Robin Hu langsung keluar dan buru-buru mengendarai motor roda tiga untuk kembali mengabarkan kabar baik ini.
“Kakak, aku yang salah sebelumnya.” kata Kenny Hu sambil memandang Jeremy Lin dengan wajah menyanjung.
Jeremy Lin mengibaskan tangan dan berkata dengan datar, “Kamu tidak perlu mencoba menyenangkan aku. Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Setengah dari penyakitmu disebabkan oleh keturunan, setengah lagi karena kamu melakukan terlalu banyak hal buruk. Seperti yang dikatakan orang dulu, faktor yang menentukan kehidupan seseorang adalah nasib, keberuntungan, feng shui, pahala, dan membaca. Lakukan satu hal baik setiap hari dan bisa mengalah, hasilnya lebih baik daripada obat apa pun yang kamu minum.”
“Apakah penyakitku bisa disembuhkan?”
“Sekarang sudah terkendali, tapi masih perlu perawatan obat untuk sembuh sepenuhnya. Aku pulang dulu untuk membuat resepnya, dan kamu sendiri bisa menyiapkan bahan obatnya.”
“Baik! Terima kasih, Kakak!” ucap Kenny Hu dan kemudian pergi dengan gembira.
“Kita juga pulang.”
Jeremy Lin membawa Daisy Yang kembali ke Desa Cantik dengan motor listrik roda tiga. Dia mengantar Daisy Yang dulu sampai ke depan rumahnya, “Kakak ipar, kenapa tidak undang aku masuk dan minum teh dulu?” tanyanya dengan senyum nakal.
“Rumahmu ada di depan, kamu bisa pulang dan minum di rumah.” balas Daisy Yang pelan dengan kepala tertunduk.
Jeremy Lin melompat turun dari motor dan melangkah cepat ke halaman Daisy Yang, “Air rumah kakak ipar lebih enak.”
“Menyebalkan!”
Wajah Daisy Yang memerah dan menyusul masuk. Dia masuk ke dalam rumah dan membawakan segelas teh untuk Jeremy Lin, lalu berkata dengan malu, “Pulanglah kalau sudah selesai minum. Orang-orang akan menggunjing kalau melihat kita berdua di dalam rumah.”
“Ternyata kakak ipar takut aku merusak nama baikmu.”
“Jangan omong kosong! Kakak ipar yang takut merusak nama baikmu! Jeremy, kamu belum menikah, kalau para gadis tahu kamu dekat dengan janda, mereka akan punya pemikiran.”
Daisy Yang mengangkat kepala dan berkata dengan serius.
“Aku tidak takut. Kakak ipar cantik dan baik, bisa menikah dengan orang seperti kakak ipar adalah berkah dari beberapa kehidupan.” kata Jeremy Lin sungguh-sungguh sambil memandang Daisy Yang.
Tadinya dia merasa sangat lelah setelah sibuk seharian di luar hari ini. Namun saat berduaan dengan Daisy Yang, dia merasa bertenaga kembali.
Terutama panas yang melonjak dari tubuh bagian bawah, yang membuat dia merasa panas tak tertahankan di sekujur tubuhnya.
“Jeremy, jangan bicara yang tidak-tidak.” cela Daisy Yang tertunduk, tapi ada perasaan senang di hatinya.
“Oh ya, aku membelikan pakaian untukmu.”
Dia segera mengeluarkan pakaian tersebut dan memberikannya pada Daisy Yang.
“Mengapa kamu boros-boroskan uangmu?”
Daisy Yang langsung cemas, namun saat melihat pakaian itu, dia tidak dapat menahan diri untuk berkata, “Gaun yang sangat indah.”
“Coba pakai.”
“Sekarang?”
Daisy Yang agak bimbang, namun hatinya tergerak juga melihat gaun tersebut.
“Kunci pintumu, aku jamin tidak akan mengintip.”
“Baik!”
Mendengar Jeremy Lin berkata demikian, dia baru membawa gaun itu dan masuk ke kamar. Segera, dari dalam kamar terdengar suara berisik melepas baju. Jeremy Lin saat ini merasa ada dua suara di telinganya yang tidak berhenti berkata, “Cepat pergi intip.”
“Jangan mengintip.”
“Cuma sekali, tidak apa-apa. Kakak ipar bersedia memakai gaun yang kamu beri, berarti dia tidak menganggapmu orang luar.”
“Tidak! Aku sudah berjanji untuk tidak mengintip.”
“Intip saja, dia tidak akan tahu. Selain itu, kamu juga bukannya tidak pernah mengintip.”
Hati nurani dan hawa nafsu berperang di dalam hatinya, dia berusaha melawan godaan itu.
“Kriet.”
Pintu kamar terbuka. Daisy Yang yang mengenakan gaun jadi tersipu dan berjalan keluar dari kamar dengan anggun.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved