Bab 20 , Berlutut dan akui kesalahanmu

by 墨千裳 11:33,Oct 10,2023
Begitu kata-kata ini terucap, semua orang di sana menahan keringat untuk Saskia.
Apa dia ingin bertengkar dengan Istana Pangeran Sakti?
Dia seorawng selir kecil, bukannya harus tahu diri? Bisa menyelamatkan hidup sendiri sudah merupakan berkah di tengah kemalangan.
Saat Tery mendengar kata-kata Saskia, dia tidak bisa lagi menahan amarahnya. Dia mengibas tangan permaisuri Merry, lalu bergegas ke depan Saskia, sambil berkata dengan marah, "Saskia, jangan tidak tahu malu. Hari ini kamu lolos dari bencana , kamu hanyanya bahagia secara diam-diam. Kamu tidak lihat statusmu sendiri, ingin aku minta maaf padamu, kehidupan ini, kehidupan selanjutnya, dan kehidupan selanjutnya lagi tidak akan mungkin!"
Herman juga segera berkata, "Saskia, jangan bersikap konyol, cepat minta maaf kepada Ibu permaisuri."
Reina juga berbicara, "Adik ketiga, jadi orang harus paham situasi secara keseluruhan, tahu cara maju dan mundur, mengerti ..."
Reina belum selesai bicara, langsung disela Saskia, "Aku harus bagaimana jadi orang, kakak kedua tidak perlu repot mengajariku. Aku, Saskia, orang yang lugas dan jujur. Kalau ada yang lucu, aku tertawa keras, kalau ada dendam, langsung balas hari itu juga. Aku tidak pernah banyak omong kosong."
Setelah Saskia selesai bicara, dia memandang Tery lagi dan berkata dengan nada dingin, "Kamu dan aku bertaruh di depan ibu Ratu. Entah kamu tepati janjimu atau berdosa pada kaisar. Bagaimana cara memilih, apa perlu aku mengajarimu?"
Tery saat ini sepertinya baru menyadari ibu Ratu masih di sini, dia memandang ibu Ratu. Wajah ibu ratu gelap seperti dasar air, tampak jelas dia sangat muak dengan adegan di depan matanya.
Tapi ibu Ratu tidak membantu siapa pun, hal ini membuat Tery agak tidak yakin dengan pemikiran Ratu.
Tery mengatupkan bibirnya, lalu menatap ibunya untuk minta bantuan, dia tidak ingin minta maaf, tapi dia juga tidak ingin ditetapkan sebagai orang berdosa.
Putri Merryana menghela nafas sambil berkata, "Nona Herman, apa harus seperti ini?"
Sena juga berkata, "Nona Herman, adik tidak pengertian. Aku yang akan membuat keputusan, biarkan dia dengan tulus meminta maaf padamu. Kalau berlutut... jangan..."
Sebelum Sena selesai bicara, Saskia menyela dengan tegas dan berbicara tanpa ragu, "Entah itu mau berlutut sendiri atau aku bantu!"
Saat situasi mencengangkan dan kedua belah pihak menolak menyerah, suara Raja Ariel kembali terdengar.
Dia berkata dengan nada tenang, "Mansion Raja Ariel tidak mampu kalah, lupakan saja. Bertele-tele gitu lama, aku pun sudah ngantuk. Feri, ayo pergi."
Semua orang memandang Raja Ariel, kata-katanya ini seperti menuangkan kotoran ke Istana Pangeran Sakti!
Istana Pangeran Sakti tidak mampu kalah, Mansion Istana Pangeran Sakti membalas kebaikan dengan kejahatan, dan Raja Ariel sekeluarga mengingkari janji, takutnya bakal diketahui sama semua orang sebelum fajar.
Di dunia yang sangat mementingkan reputasi, ini lebih tidak nyaman daripada membunuh Pangeran Sakti Tery tidak lagi bersikap arogan saat ini, pikirannya dipenuhi dengan wajah marah ayahnya sendiri.
Putri Merryana juga memahami bahwa masalah ini benar-benar tidak bisa sembrono.
Putri Merryana memandang Tery, air mata Tery mengalir jatuh. Bukan rasa takut, tapi teraniaya. Dia sebagai putri yang bermartabat disuruh berlutut dan akui kesalahan kepada selir kecil.. Memikirkannya saja sudah membuat dia merasa teraniaya setengah mati.
Tapi masalah sudah seperti ini, apa yang bisa dia lakukan?
Boom! Suara yang tidak pelan ataupun berat terdengar dan semua orang menoleh. Tery akhirnya berlutut.
Tery mengertakkan gigi sambil berkata, "Apa yang terjadi hari ini adalah salahku. Mohon maafkan aku, Nona Herman..."
Penampilan Tery yang mengertakkan gigi tidak terlihat seperti meminta maaf, lebih seperti dia berusaha memakan seseorang.
Tapi Saskia sama sekali tidak peduli permintaan maafnya ini tulus atau tidak, yang dia inginkan adalah semua orang tahu bahwa dia, Saskia, bertemperamen buruk dan tidak bisa diremehkan!
Tepat saat semua orang mengira masalah ini akan segera berakhir, Saskia tiba-tiba mencibir dan berkata, "Aku... tidak mau memaafkan."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250