chapter 14 Lakukan Sesuatu

by Pixy 20:27,Nov 30,2023
"Benar, ada urusan apa?"

Salah satu pria kekar itu mencibir.

"Mudah saja! Berbaring saja seumur hidup di rumah sakit. Apa kamu mengerti, tidak semua orang bisa sembarangan kamu provokasi?"

Dalam waktu kurang dari tiga puluh detik, keenam pria kekar itu tiba-tiba terbaring tak sadarkan diri di tanah.

Felix kemudian merogoh ponselnya dan menghubungi Bara.

"Bara, ssuruh orang untuk datang dan membereskan tempat ini. Aku tidak mau lalat-lalat ini mengganggu dan menyita waktuku lagi."

"Tuan Qin tenang saja. Aku sendiri akan mengurusnya langsung, aku memastikan akan membasmi orang di balik layarnya juga."

Kalau Bara tidak bisa menangani masalah preman kecil ini, maka Bara juga sama sekali tidak ada gunanya.

Begitu keluar dari ruang pribadi, Felix langsung menelepon Jinny. Akan tetapi, panggilannya terus menerus ditolak. Ditambah dengan kejadian barusan, dia khawatir terjadi seuatu pada Jinny.

Saat berusaha menelepon Xander, juga tidak ada orang yang menjawabnya karena kemungkinan Xander masih mabuk.

"Sudahlah, kita lihat dulu saja di rumah."

Di waktu yang sama, di sebuah ruang pribadi Hotel Haodu, Jinny dan Samuel duduk menunggu kedatangan Donny.

"Kak Samuel, terima kasih banyak atas bantuanmu sampai kamu bisa membuatkan janji bertemu dengan Donny. Aku sungguh tidak tahu bagaimana cara membalasnya."

Samuel hanya tersenyum.

"Jinny, itu berlebihan. Apa yang menjadi urusanmu juga adalah urusanku."

Membalas? Kamu bisa saja bersedia untuk tidur denganku malam ini, apa aku butuh cara pembalasan yang lain?

Cintya juga ikut datang. Dia jelas-jelas sudah melihat bahwa Felix bukanlah orang yang sederhana, namun dia juga belum memberi tahu Jinny karena kekhawatirannya.

"Paman Cao sudah datang. Aku akan keluar untuk menyambutnya dulu."

Begitu keluar dari ruang pribadi, Donny sungguh tiba dan langsung berbisik pada Samuel.

"Nanti carilah kesempatan untuk memberikan sebungkus bubuk ini di minuman Jinny."

Saat melihat apa yang diberikan Donny, Samuel tampak agak bingung.

"Dia tidak akan pingsan sepenuhnya setelah minum ini, tetapi kesadarannya akan berkurang, jadi memainkannya akan sangat asyik. Nanti aku duluan, lalu sisanya untuk kamu. Kalaupun besok Jinny terbangun, dia juga hanya akan mengira ada sesuatu antara kamu dan dia saja. Apa kamu mengerti?"

Mana mungkin Samuel tidak mematuhinya? Meskipun hanya mendapat sisanya, tidak ada cara lain lagi. Dia hanya bisa menuruti perintah Donny.

"Kalau sudah beres, masalah Xander benar-benar sudah terselesaikan!"

Begitu perjanjian itu dibuat, Samuel menjadi penuh semangat. Kalau hal ini sungguh terjadi, Jinny tidak hanya akan patuh padanya di masa depan, bahkan reputasinya pun juga akan melejit di tengah komunitas. Dia sungguh tidak menyangka Donny akan menolongny sedemikian rupa.

Haha, keluarga Ma memang pintar bermain. Jelas-jelas mereka sudah menyuruh orang untuk mengurus masalah ini, tetapi ada pula kejadian seperti ini. Saat kesempatan emas disodorkan di depan muka, mana mungkin aku akan menolaknya?

Sambil memikirkan hal ini, Donny melangkah masuk ke dalam ruang pribadi. Ketika Donny melihat Jinny menyapanya, matanya langsung berbinar-binar.

Ketika memikirkan dia akan bisa menikmati Jinny malam ini, hatinya langsung membara.

Dia tidak mengira putri Xander si bajingan itu begitu rupawan. Hehe, malam ini dia akan menikmatinya.

"Duduklah! Karena Samuel yang memintaku untuk datang, jangan merasa sungkan."

Donny sangat pintar dan meminta Samuel untuk duduk di sebelahnya. Lagipula, dia tidak bisa menunjukkan ketertarikan sedikitpun pada Jinny saat ini, kalau tidak, dia akan mudah dicurigai.

Setelah mengobrol sebentar, Samuel tiba-tiba berkata kepada Cintya.

"Cintya, beberapa hari yang lalu kamu memintaku mencari orang untuk membuatkan sebuah desain. Aku sudah mengirimkan fotonya ke ponselmu, lihatlah dulu."

Cintya tertegun sesaat karena dia sama sekali tidak pernah meminta desain apa pun pada Samuel. Akan tetapi, karena dia selalu banyak perhitungan, dia pun langsung mengeluarkan ponselnya.

"Kamu pulang saja dulu. Aku juga tidak perlu banyak bicara untuk sisanya, 'kan? Jinny sendiri juga sudah bersedia, jadi aku tidak akan memaksa."

Dengan adanya Cintya di sini, tidak akan mudah bagi mereka untuk mengambil langkah selanjutnya. Jadi, tentu saja mereka harus menyingkirkan Cintya terlebih dahulu.

Cintya tanpak ragu, dia tahu bahwa pasti akan terjadi sesuatu kalau sampai dia pergi. Akan tetapi, Jinny juga sudah berkata padanya bahwa Jinny bersedia untuk mempertaruhkan segalanya demi keluarganya.

Beberapa menit kemudian, dia membuat keputusan.

"Um... Paman Cao, tiba-tiba ada sesuatu yang harus kuurus. Aku benar-benar minta maaf."

Donny hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Tidak apa-apa, urus saja apa yang harus diurus, kami juga tidak akan lama di sini."

Setelah saling memandang dengan Jinny, Cintya pun pergi tanpa berkata apa-apa. Tetapi sesungguhnya dia tidak meninggalkan tempat itu dan hanya menunggu di ruang tunggu. Dia mengeluarkan ponselnya dan mempertimbangkan apakah dia harus melakukan sesuatu.

Di dalam ruang pribadi, Donny melirik jam. Menyadari bahwa waktunya hampir habis, dia pun menoleh ke arah Jinny dan berkata.

"Aku sudah menganggap Samuel sebagai keponakanku. Karena dia sudah berkata demikian, aku juga tidak bisa mempermalukannya. Pulanglah dan beritahu ayahmu untuk menyiapkan uang sebesar 10 milyar RMB. Dengan begitu, aku akan menghapuskan semua dendam antara aku dan ayahmu."

Ketika mendengar hal itu, Jinny sangat gembira dan langsung bergegas berdiri sambi mengangkat piala di tangannya.

"Terima kasih banyak, Paman Cao! Aku janji akan mentransfer 10 milyar RMB ke rekening Paman besok."

Setelah berkata demikian, Jinny langsung menegak habis anggur merah yang ada di gelasnya. Dia merasa sangat senang.

Kemudian, dia kembali mengisinya dan menatap Samuel.

"Kak Samuel, aku juga berterima kasih padamu. Kalau bukan karenamu, Paman Cao pasti tidak akan memaafkanku."

Samuel mulai merasa khawatir.

"Jangan minum terlalu banyak. Ini sudah seharusnya aku lakukan."

Kalau kamu terlalu banyak minum, bagaimana kita bisa bemain-main nanti malam? Aku juga tidak mau wanita di sebelahku hanya tergeletak seperti mayat.

Waktu terus bergulir dan di ruang istirahat, Cintya akhirnya membuat sebuah keputusan.

Saat keluar dari ruang pribadi, dia melihat langsung ketika Samuel membubuhkan sebungkus bubuk ke dalam anggur merah. Hari ini dia hanya minum jus karena sedang datang bulan, Donny dan Samuel minum anggur putih. Anggur merah itu hanya diminum oleh Jinny saja.

Karena Jinny sudah bersedia untuk mendedikasikan segalanya malam ini, mengapa dia harus menggunakan hal semacam itu? Itu tidak perlu. Jadi, hanya ada satu penjelasan, Donny si tua bangka itu mau mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Lalu, Cintya menghubungi nomor Felix yang didapatkannya secara diam-diam dari Jinny.

"Siapa yang kamu cari?"

"Felix, ​​​​ini aku Cintya. Jangan matikan telepon ini. Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting denganmu tentang Jinny."

Kalau bukan karena kalimat terakhit itu, Felix memang sudah berencana untuk menutup telepon ketika mengetahui bahwa itu adalah Cintya.

"Kamu mau bilang apa? Cepat katakan!"

Mendengar nada itu, digabung dengan kejadian di Bank Gold Rim, Cintya bukannya merasa jijik atau kesal. Sebaliknya, dia merasa hal itu cukup wajar.

"Jadi begini. Karena masalah ayahnya, hari ini Jinny meminta Samuel untuk membuat janji dengan Donny Cao. Aku melihat mereka membubuhkan sesuatu di dalam anggur, sepertinya Donny mau melakukan sesuatu pada Jinny malma ini. Donny adalah seorang leluhur, aku juga tidak berani membantahnya, tapi saat ini secara status, kamu adalah tunangan Jinny. Kalau kamu memang seorang pria sejati, seharusnya kamu datang untuk melakukan sesuatu sekarang."

Dalam sekejap, suara Felix menjadi lebih serius.

"Beri aku alamatnya sekarang juga!"

Tepat setelah Felix selesai berbicara, Cintya tiba-tiba bersembunyi.

"Cepat! Aku lihat Jinny sedang dipapah keluar. Jinny terlihat mabuk dan setengah sadar. Sepertinya mereka berencana untuk naik ke kamar."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

249