chapter 14 Menggondol Pil dan Orang

by Roderick Slavon 21:52,Jan 27,2024
Ternyata, barang bagus itu ada di tangan Kamar Dagang Jarayit.

Tidak mengejutkan, mengingat status Kamar Dagang Jarayit yang sangat tinggi.

Karena telah menemukannya, tentu Ethan tidak akan melepaskannya. Dia harus membersihkan niat pedang yang ditinggalkan Val di tubuhnya agar dia bisa naik tingkat.

Di persembunyiannya, Ethan pun menyaksikan para bandit itu berjalan menuju pondok.

Tujuh pimpinan bandit itu semuanya berada di Alam Seribu Energi, dan Calvin adalah yang teratas, kultivasinya berada di Alam Seribu Energi tingkat tujuh.

Mereka sangat kuat, berbeda satu alam dari Ethan yang hanya berada di Alam Tirani Kuat tingkat dua.

Kemungkinannya untuk kalah sangat besar.

Sekarang di tubuhnya juga masih ada niat pedang Val yang membuatnya tidak bisa mengerahkan kekuatan secara penuh.

Dia hanya bisa diam-diam melancarkan serangan telak yang mengejutkan.

Lalu, Ethan menggunakan Teknik Rajapati Sembilan Surga, dan bayangan pedang Tungsten Langit di pusat energi pun perlahan bergetar. Kekuatan naga hitam pun mulai menyelimuti seluruh tubuhnya, memasukkannya ke dalam kegelapan.

Dia melakukannya tanpa suara, bagaikan tidak bernapas

Semua akan menjadi lebih baik jika perempuan itu tidak ada di sini.

Keberadaan Isabella membuat Ethan tidak bisa menggunakan Tungsten Langit karena takut identitasnya akan langsung terungkap.

Dia sudah berusaha keras untuk bertahan hidup, mana mungkin rela mati cuma karena satu hal itu.

‘Untungnya aku sudah berlatih teknik Pedang Meledak. Teknik pedang ini cukup kuat,’ pikir Ethan dalam benaknya.

Teknik Pedang Meledak dapat langsung mengeluarkan kekuatannya berkali-kali lipat dan membunuh lawan dengan satu serangan. Kekuatannya dianggap sangat hebat di antara keahlian bela diri tingkat empat lainnya.

Selain itu, ini adalah teknik para bandit sendiri sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan.

Satu-satunya batasan adalah jurus itu tidak bisa digunakan terus menerus. Ethan harus mengakhiri pertempuran dengan satu tebasan pedang. Semakin lama, semakin sulit bagi Ethan untuk menerobos tanpa menggunakan teknik bela dirinya sendiri.

‘Ada Pil Darah Meledak yang juga bisa langsung meningkatkan energi spiritual,’ pikir Ethan dalam benaknya.

Kombinasi kedua kekuatan itu sudah cukup.

Dengan tidak impulsif, Ethan pun diam-diam mengikuti mereka dan menunggu peluang terbaik.

Para bandit itu bergerak sangat cepat dan jelas tidak ingin berlama-lama. Mereka mendaki pegunungan hingga sampai di hutan yang penuh batu.

Di sini, terdapat bebatuan padat setinggi satu atau dua orang dewasa dengan pepohonan rimbun di antaranya yang seperti labirin. Jika tidak familier, seseorang kemungkinan besar akan tersesat di dalamnya.

Ini tempat yang bagus untuk mulai beraksi.

Ethan pun menunggu kesempatannya datang.

"Nona Isabella, kita akan tiba di pondokku. Sayang sekali, kita harus bercinta di pondok kecil ini, semoga kamu tidak keberatan!" ucap Calvin sambil tertawa.

Dia sudah tidak sabar dan Isabella merasa sedih serta putus asa.

“Tolong, tolong!” Isabella mulai berteriak minta tolong sekuat tenaga.

Dia tahu itu tidak berarti banyak, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali berteriak minta tolong sekarang.

Namun, teriakan Isabella hanya membuat para bandit itu tertawa, dan tidak ada yang peduli sama sekali.

Meminta bantuan tidak ada gunanya, jadi untuk apa para bandit itu memedulikannya?

"Ck, ck, suaramu sangat bagus, bahkan lebih merdu daripada panggilan burung. Kuharap Nona Isabella bisa memanggil seperti ini di tempat tidur!" Calvin tertawa.

Dia tidak peduli sama sekali ketika Isabella berteriak.

"Tolong, siapa pun, selamatkan aku! Kalau yang menyelamatkanku pria, aku bersumpah, sejelek apa pun dirimu, aku akan menikahimu dan tidak pernah meninggalkanmu. Kalau seorang wanita, aku akan memberimu hadiah besar dan mencarikan pria tampan untukmu!" Isabella beteriak menggila.

Dia sangat putus asa hingga terpaksa mengatakan hal seperti itu.

Semua bandit tertawa dan mengejeknya.

Sementara itu, Ethan sedikit ragu saat bersiap untuk beraksi.

Kalau melakukan sesuatu sekarang, mereka akan mengira dia ingin menikahi Isabella.

Tetapi, ah sudahlah!

Sorot mata Ethan menjadi dingin, dan gerakannya tidak lagi lambat. Dia memanfaatkan saat Calvin sedang tertawa, dan semua orang santai.

Tak lama, dia melesat keluar dari persembunyian seperti anak panah.

Pil Darah Meledak!

Energi spiritualnya langsung melonjak dan membuat kekuatan Ethan menjadi lebih hebat dan cepat.

Dalam sekejap, Ethan pun sudah sampai di depan Calvin.

Seruan kaget tiba-tiba terdengar.

Para bandit tidak menduga akan ada serangan mendadak seperti itu saat hendak sampai di markas.

Itu terjadi tanpa ada sedikit pun tanda-tanda sehingga mereka tidak tahu bagaimana harus bereaksi.

“Cari mati!”

Sebagai ahli bela diri di Alam Seribu Energi tingkat tujuh, reaksi Calvin tentu lebih cepat dari yang lain.

Ketika bandit-bandit lain berteriak tetapi tidak sempat bertindak, pria itu sudah mengeluarkan pisaunya. Meski agak terlambat, dia masih bisa melawannya.

Tingkat kultivasi Ethan yang berada di Alam Tirani Kuat kalah jauh darinya. Serangan diam-diam tadi mungkin saja berhasil andaikan Ethan sedikit lebih kuat

“Nak, kamu masih terlalu muda, bosan hidup ya?!” teriak Calvin dengan ganas.

Saat hendak memblokir pedang ini, tiba-tiba terdengar suara ledakan.

Kekuatan pedang Ethan pun bertambah dua kali lipat.

‘Teknik Pedang Meledak!’

Tatapan mata Calvin tiba-tiba berubah saat berkata, “Kamu anak buah Wesley Reynolds?!”

Teknik Pedang Meledak merupakan teknik bela diri tingkat empat yang tidak mudah dipraktikkan. Satu-satunya orang yang menguasainya sampai di tingkat seperti itu adalah Wesley.

“Bajingan sialan, kamu ingin berbuat curang!”

Calvin meraung dengan marah, tapi gerakannya masih lambat. Pada saat ini, kekuatan pedang Ethan tiba-tiba melonjak, dan pedang Calvin sepertinya tidak cukup untuk membendungnya.

Dia tidak bisa menghentikannya sama sekali.

Pedang panjang itu pun jatuh dengan penuh darah, dan tangan Calvin terpotong.

Ethan tidak berhenti sedetik pun dan segera meraih tangan lawannya, cincin penyimpanan itu adalah yang dia butuhkan.

Dia berencana untuk segera berlari ke hutan batu dan kabur.

Nasib Isabella tidak ada hubungannya dengannya, dan dia tidak perlu mengambil risiko untuknya.

Saat melewatinya, Ethan melihat tatapan memohon dan penuh harapan di mata Isabella, seolah-olah ingin diselamatkan dari api.

Tetap saja, dia tidak ada hubungannya dengan Ethan.

Tak lama kemudian, sebuah wajah yang sangat lembut muncul dalam benak Ethan.

Itu adalah Gabriel, kakaknya yang tumbuh bersamanya sejak kecil.

Keadaannyai sekarang tak jauh dengan Isabella, dan dia juga pasti berharap seseorang bisa menyelamatkannya dari jurang maut.

Ethan pun menghela napas.

Tak lama, dia segera meraih Isabella, mengangkatnya, dan melemparkannya ke bahu sebelum berlari ke hutan batu.

Ethan harus melarikan diri sejauh mungkin sebelum efek Pil Darah Meledak hilang.

“Kejar!” Suara teriakan Calvin terdengar.

Burung-burung yang ada di sekitar gunung sampai beterbangan karena takut saat mendengarnya.

Para bandit akhirnya bereaksi dan bergegas ke hutan batu untuk mengejarnya.

“Kalian harus menangkapnya, aku akan memotong-motong tubuhnya!” teriak Calvin dengan marah.

Kekalahannya kali ini terlalu memalukan.

Setengah jam kemudian, para bandit pun kembali tanpa membawa Ethan.

"Tuan, anak itu lebih licin dari belut. Tidak ditemukan jejaknya di mana pun, sangat mustahil untuk menangkapnya," lapor salah satu dari pimpinan bandit rendahan..

“Dasar sampah, tidak berguna!” Calvin meraung marah, dan menampar pria itu hingga kepalanya terlempar.

Para bandit lainnya sangat ketakutan, tapi tidak berani menunjukkan kemarahan mereka.

“Ayo pergi, kerahkan semua orang ke pondok Wesley!” Mata Calvin tampak gelap dan ganas saat bicara, “Aku ingin dia tahu kalau aku bukan orang yang bisa dianggap enteng!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

149