Bab 194 Part 194. Mas Adamas Sange Berat

"Mungkin ada perlu, Mas. Bentar aku keluar, ya."

"Nggak. Di sini aja kalo angkat telepon."

"Gangguin sidang, Mas."

"Belum mulai. Di sini aja," tegas Mas Damas lalu ia menyandar punggung bangku kayu ini.

Aku menghela napas dan ternyata panggilan dimatikan.

Trink.

Orang TU mengirimi aku pesan.

[Mbak, mau konsul nggak? Aku anterin aja. Soalnya suamiku udah berhasil. Alhamdulillah aku udah berhasil isi.]

Oh, ternyata sudah hamil....