Bab 4 Part 4

by Neng Gemoy 17:50,Nov 05,2024
Malam itu selepas acara lesbi dengan Marni aku merasa sangat lelah apalagi suamiku sebelumnya telah menghajar vaginaku. Aku sendiri juga heran bagaimana bisa aku melakukan seks dengan sesama wanita. Tapi biarlah toh aku tidak berselingkuh dengan pria lain. Pukul 9 malam lewat aku merasa sangat ngantuk sekali. Aku sendiri tidak tahu apa yang sedang dilakukan suamiku di ruang kerja biarlah saja suamiku memang orang sibuk. Akan tetapi dia adalah pria yang bertanggung jawab, sekalipun aku punya penghasilan sendiri dia tetap memberiku nafkah baik secara materi maupun nafkah batin. Mataku terasa berat, entah sejak kapan aku telah terlelap.

--

Aku berjalan menuju lantai satu, aku mendengar suara-suara yang sedikit aneh. Seperti orang yang sedang dikejar-kejar sesuatu. Suara itu aku sangat yakin berasal dari kamar Marni. Semakin dekat semakin jelas bukan suara biasa tetapi suara desahan. Aku sangat yakin suara itu salah satunya Marni. Namun, suara satunya membuat jantungku sempat berhenti berdetak. Itu suara Suamiku.

Yah...terus Marni...kamu...pinter banget.suara suamiku

Ah....ah...ah....e..nak...Pa.suara Marni.

Pintu kamar Marni ku dekati dengan pelan-pelan tanpa menimbulkan suara. Pintu kamar itu tidak tertutup rapat sehingga dari luar masih dapat melihat apa yang terjadi dalam kamar itu. Untung saja pencahayaan di luar kamar Marni lebih gelah dibandingkan di dalam kamar itu.
Aku mengintip ke dalam celah pintu. Astaga. Ku lihat suamiku sedang menggenjot Marni dari belakang sedang tangannya sibuk meremasi payudara Marni. Aku masih shock dengan pemandangan itu. Aku hanya terdiam terpaku melihat persetubuhan suamiku dengan Marni. Sungguh, aku tak dapat berkata apapun. Aku hanya merasa ada yang aneh. Tubuhku serasa panas. Aku merasa ada yang merembes keluar dari celah pahaku. Rupanya pergulatan antara suamiku dengan Marni membuatku terangsang.

Pelan-pelan tanganku ku turunkan ke selangkanganku. Sambil menonton suamiku bersenggama dengan Marni ku rangsang diriku sendiri.

Ah....Sssss.....suaraku ku tahan.
Sementara tangan kananku sibuk menggosok vaginaku. Tangan kiriku meremas-remas payudaraku sendiri. Di dalam kamar rupanya sudah hampir mendekati klimaks.

Ku lihat suamiku sudah mulai menegang.

Mar...Pa...pa...uda...ma...u ke..luar....desah suamiku

Mar...ni...ju...ja....pa.balas Marni.

Tidak beberapa lama ku lihat keduanya menegang dan semenit kemudian mereka terengah-engah. Marni yang di setubuhi dalam posisi doggy style tengkurap di bawah badan suamiku yang masih erat memeluknya. Aku pun hampir mencapai puncakku.

Ah........aku melenguh merasakan kenikmatan.

Namun, sungguh fatal aku kehilangan keseimbangan. Aku pun mencari pegangan sialnya daun pintu kamar Marni yang jadi pegangan dan hasilnya.

Gubrak!aku terjatuh masuk ke dalam kamar Marni.

Suamiku dan Marni kaget. Tapi, aku lebih kaget mendengar suara suamiku.

Mama.

Aku pun terbangun dari tidurku. Ku dapati suamiku ada disampingku sementara ku lirik jam masih menunjukkan pukul 3 pagi. Tiba-tiba suamiku bertanya.

Kenapa Mah, mimpi buruk?tanya suamiku setengah sadar.

Gak pah, Mama mimpi...mm.....aku ragu.

Mimpi apa Ma?tanya suamiku

Tapi Papa jangan marah ya.

Apaan sih Ma?tanya suamiku lagi.

Janji Papa gak marah.

Iya Ma.

Mama mimpi Papa selingkuh.aku tidak bilang kalau itu dengan Marni.

Ah Mama ada ada aja. Sudah tidur lagi.

Suamiku kemudian memeluk tubuhku dan aku pun akhirnya terlelap lagi dengan perasaan agak-agak cemas.

--

Jam 3 pagi istriku terbangun dari tidurnya. Dia bilang dia bermimpi aku berselingkuh. Ah...apa ini firasat atau memang aku harus hati-hati. Terutama tindakan mesumku pada Marni. Untung saja istriku tidak tahu kenakalanku terhadap Marni. Aku sejenak memperhatikan istriku yang ku peluk. Rupanya dia sudah terlelap dalam tidurnya. Sejenak pikiranku menerawang apa yang telah ku lakukan tadi tengah malam.
Jam 11.30 malam yang lalu.

Hehe sudah waktunya nih aku menjalankan rencanaku. Mama uda terlelap, Marni juga sudah tidur di rumah ini Cuma tinggal aku yang masih terjaga.aku bicara sendiri.

Aku pun segera turun ke lantai 1 menuju kamar Marni. Aku ingin mengulangi perbuatanku tempo hari. Perbuatan nakal yang pernah ku lakukan dan ingin ku ulangi lagi. Pelan-pelan ku masuki kamar Marni dan seperti tempo hari kamar itu tidak terkunci seakan Marni memang sengaja.

Aku kemudian memasuki kamar Marni dan wow...ku dapati Marni tidur telentang dengan daster yang tersingkap hingga ke perutnya. Sementara bagian bawahnya hanya tertutup celana dalam. Aku tahu Marni tidak memakai BH juga karena semalam aku lihat setelah permainan panas dengan istriku dia hanya mengenakan celana dalam saja.

Sungguh beruntungnya aku malam ini. Pelan-pelan ku goyangkan badan Marni. Rupanya memang anak ini benar-benar susah dibangunkan. Apa memang kebiasaan atau karena dia kelelahan setelah main dengan istriku.

Asyik. Malam ini aku bisa melakukannya lagi.batinku.

Tanpa menunggu perintah lagi. Ku tanggalkan seluruh bajuku. Penisku yang sejak tadi menginginkan bertemu dengan vagina Marni menegang keras. Ku perhatikan Marni dengan seksama. Marni memang anak remaja yang cantik. Pastinya sebentar lagi dia tidak akan kalah cantik dibanding istriku. Ku perhatikan dadanya naik turun. Payudara Marni pun ikut bergerak seirama dengan hembusan nafasnya.

Aku benar-benar sudah tidak tahan. Pelan-pelan ku elus paha Marni. Mulu sekali. Dengan gerakan lembut ku pelorotkan celana dalam Marni dan akhirnya terlihat vagina mungil yang ku idam-idamkan, diatasnya dihias bulu-bulu halus yang masih jarang.
Seperti yang ku lakukan tempo hari. Ku renggangkan kedua paha Marni. Sehingga celah vagina Marni semakin terlihat merangsang birahi. Pelan-pelan ku gosok vagina Marni dengan jari-jariku. Sensasinya benar-benar luar biasa.

Ku dekatkan bibirku ke vagina Marni. Tercium bau khas kewanitaan. Ah....sungguh menggoda. Pelan-pelan ku cium bibir vagina Marni. Sang pemilik seolah merasakan sentuhan di bibir vaginanya. Ku jilat permukaan vagina Marni dan dengan lembut ku sisipkan lidahku di dalam celah goa lembab itu. Nikmat sungguh nikmat. Tanganku pun aktif merabai kedua paha mulus Marni. Aku tidak tahan lagi. Lubang vagina Marni semakin basah. Aku semakin tidak tahan. Segera ku tempatkan diriku.

Ku pegang batang penisku tepat di depan bibir vagina Marni. Pelan-pelan ku gosok bibir kemaluan Marni. Nampak Marni meringis keenakan dalam tidurnya.

Ah....enak sekali.batinku,

Kepala penisku ku gosok-gosokkan di celah vagina basah Marni. Setengah jongkok ku ciumi payudara Marni dari balik daster tipis yang membalut tubuhnya. Sementara penisku masih aktif menggosok-gosok vagina Marni. Pelan dan pasti kepala penisku mulai terjepit di bibir vaginanya. Ku lihat Marni semakin beringsut tak karuan. Betapa nikmatnya. Tak habis pikirku, kenapa Marni tidak juga bangun dari tidurnya. Apakah memang dia lelah atau memang sengaja. Ah sudahlah yang pasti ini benar-benar momen yang mengasyikkan.

Ku dorong pinggulku pelan. Aku tidak mau membuat Marni terbangun kaget, bisa habis aku. Kepala penisku sudah tertelan ke dalam lubang vagina Marni. Sejenak aku menimbang-nimbang apakah harus ku bobol keperawanan Marni.

Tidak, tidak.batinku. Aku masih waras.

Ku dorong penisku lebih dalam hingga ada sesuatu yang menghalangi. Cukup sampai disini saja. Pelan-pelan ku maju mundurkan pinggulku. Tangan kiriku tetap menjaga agar penisku tidak masuk lebih dalam.

Sensasi yang ku rasakan sungguh nikmat sekali. Sesekali ku lirik weker di samping ranjang Marni. Sudah cukup lama rupanya. Beberapa lama kemudian ku rasakan ada yang akan keluar dari dalam diriku. Aku benar-benar tidak tahan. Segera ku cabut penisku dari lubang vagina Marni.

Ah.....desahku tertahan ku semprotkan spermaku tepat di atas vagina Marni. Sebagian besar menempel di bulu kemaluan Marni. Ku nikmati momen itu. Setelah
reda aku lekas memakai bajuku dan berlalu dari kamar Marni. Ku peluk istriku dan akhirnya terlelap.

Ada yang kelupaan.pikirku. Tapi apa aku bertanya sendiri.

Ya ampun spermaku belum ku bersihkan dan celana dalam Marni belum ku pakaikan.aku tidak dapat tidur lagi dengan perasaan gelisah. Namun, ternyata aku salah. Tahu-tahu istriku sudah membangunkanku.

Bangun Pa udah jam 6 lho.sambil mengecup dahiku.

Aku masih terbayang-bayang kecerobohanku tapi biarlah.

--

Pagi hari ini langit nampak sangat cerah. Seperti biasa keluarga ini serasa sangat ramai. Papa Wijaya dan Mama Revita biasa aku memanggil kedua orang itu,
pasti lagi seru-serunya. Bukan ribut karena berantem tapi karena memang sudah jadi rutinitas. Semenjak kedatanganku ke rumah mereka aku merasa sangat nyaman, aku merasa seperti di rumah sendiri. Kesedihanku karena kehilangan orang tua sudah mulai dapat ku lalui. Simbok, nenekku sudah lama kerja di keluarga ini jadi memang sudah seperti sendiri. Beruntung aku memperoleh perlakuan yang cukup istimewa. Mungkin karena Papa dan Mama belum punya anak sendiri.

Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

195