Bab 15 Dantian yang Gelap

by Rezaarihta 05:34,Jun 21,2021
Di Istana Raja Chen.

Seorang prajurit berlari ke arah Raja Chen dengan wajah yang cemas.

"Lapor Yang Mulia.." ucap Prajurit tersebut dengan hormat.

"Ada apa?? Mengapa kau begitu cemas." Ucap Raja Chen tersenyum santai.

"Kami menemukan mayat beberapa murid dari Sekte Bunga Api di pinggiran hutan." Ucap Prajurit tersebut.

"Hmmm.... baiklah.... aku akan mengurusnya... tolong kirim mayat tersebut ke Sekte mereka." Ucap Raja Chen.

"Tapi yang Mulia.... ada sebuah masalah... dari bekas luka murid murid Sekte tersebut, dapat dipastikan jika itu ulah dari Prajurit kerajaan kita... karena mereka menggenggam sobekan seragam Prajurit, ditambah lagi luka tersebut hasil Teknik berperang yang dilatih pasukan kerajaan Chen." Ucap Prajurit tersebut.

Sontak Zhong Hua berdiri dari kursinya.

"Apa kau bilang... ini tidak mungkin." Ucap Zhong Hua marah.

"Tenanglah.... aku sudah menduga semua ini." Ucap Raja Chen tersenyum.

Raja Chen memerintahkan seluruh orang yang ada di dalam aula Keluar, hanya ada Zhong Hua bersamanya.

"Ini hanya tipu muslihat dari Patriak Sekte Bunga Api... aku sudah tahu sebelumnya." Ucap Raja Chen santai.

"Tapi Yang Mulia.... ini sebuah hinaan bagi kita... Karena kerajaan Chen adalah sebuah kerajaan yang terbuka dan damai." Ucap Zhong Hua.

"Maka sedari itu... kita hanya akan mengikuti apa keinginan dari ketua Sekte tersebut.... aku tidak ingin kerajaan Chen di cap sebagai kerajaan yang berbahaya bagi dunia luar." Ucap Raja Chen bijak.

Zhong Hua hanya diam dan tidak berkata sambil menatap wajah Raja Chen yang tetap tenang.

'Yang Mulia.... sebenarnya apa yang membuatmu setenang ini.... pengalaman apa yang pernah kau lewati.' pikir Zhong Hua.

Raja Chen yang telah mencapai praktik Lapisan yang tinggi, dapat membaca apa yang dipikirkan oleh Zhong Hua.

"Jangan ragu.... aku tidak akan membuat orang yang mendukungku menjadi sengsara." Ucap Raja Chen tiba tiba.

"Maafkan Hamba Yang Mulia." Ucap Zhong Hua.


Di Sekte Bunga Api.

Tampak Patriak Sekte Bunga Api dan Tetua 1 sedang merayakan keberhasilan dari rencana mereka dengan minum arak.

"Sungguh rencana Patriak sungguh hebat." Ucap Tetua 1 memuji.

"Terimakasih... itu semua juga berkatmu." Balas Patriak.

"Langkah apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Tetua 1.

"Temui Raja Chen, minta pertanggungjawaban dari insiden ini... karena insiden ini telah diketahui oleh semua orang." Ucap Patriak.

"Baik Patriak... Aku akan berangkat secepatnya." Ucap Tetua 1 senang.

"Eh... Ngomong ngomong dimana muridmu?" tanya Patriak.

"Dia sedang melaksanakan latihan tertutup dan mencoba untuk menerobos ke lapisan Emas Pertengahan." Ucap Tetua 1 bangga.

"Wah.... hahahahah aku tidak salah membuat koneksi dengan kekaisaran Pedang Langit, Monster akan lahir dari Sekte kita." Ucap Patriak senang.


Di Kekaisaran Tombak Emas.

Konflik yang terjadi antara kekaisaran Tombak Emas dan kekaisaran Pedang Langit tampak sedikit meredup.

Kaisar Tombak Emas kini lebih berhati hati dalam menjalankan serangan, terlebih lagi Panglima Feng tidak lagi menjabat.

Hal ini membuat salah satu pilar dari kekaisaran Tombak Emas sedikit melemah.

Kaisar juga lebih berkonsentrasi terhadap kehadiran anak semata wayangnya, Fang An.

Fang An juga menunjukkan tanda tanda ia akan menjadi seorang jenius bela diri.

Bahkan ia telah dipersiapkan untuk berlatih di sebuah Sekte besar di kekaisaran Cambuk Neraka.

Sebuah Sekte yang dikenal sebagai Sekte misterius yang dapat meratakan sebuah kerajaan besar dalam waktu singkat.

Kaisar telah membangun koneksi dengan mengirim sumberdaya dan kerap mengunjungi Sekte tersebut.

Kaisar bahkan mengangkat Patriak Sekte tersebut menjadi saudara angkatnya.

Sebuah awal yang terbilang sangat matang untuk Fang An yang masih bayi.

Di saat kaisar sedang sibuk memantau sebuah pembangunan pelebaran Istana, seorang Sepuh menghadap Kaisar.

"Selamat Sore kaisar." Ucap Sepuh tersebut.

Kaisar langsung menoleh dan menatap wajah dari Sepuh tersebut.

"Raja Obat..... mengapa Anda tidak mengharapkan sebelumnya.... Saya akan menyambut Anda dengan baik." Ucap Kaisar terkejut dengan kedatangan salah satu tokoh alkemis terkemuka di Alam Manusia.

"Hahahahah.... aku hanya singgah sejenak bersama murid Muridku Yang Mulia." Balas Raja obat.

"Hais... anda ini adalah seorang tokoh besar, tidak sepantasnya saya tidak menyambut Anda." Ucap Kaisar langsung mengajak Raja obat ke dalam Istana bersama murid muridnya.

Di dalam Istana.

"Bagaimana keadaan kaisar?" tanya Raja obat.

"Hamba sedang dalam keadaan yang sangat baik, terlebih lagi saya telah dianugerahi Seorang Putra." Ucap Kaisar tersenyum.

"Wah... berita baik.... saya mengucapkan selamat atas kelahiran Putra Anda." Balas Raja Obat.

"Hahahah terima kasih terima kasih." Ucap Kaisar tertawa.

Seorang pelayan datang dengan menggendong seorang bayi kehadapan kaisar.

"Perkenalkan... Fang An..." Ucap Kaisar memperkenalkan anaknya.

Raja Obat mencoba menggendong Fang An dan memeriksa keadaan Fang An.

'Hm... anak ini sungguh mempunyai bakat yang luar biasa....' Pikir Raja Obat memeriksa nadi dari Fang An.

Raja Obat memiliki kemampuan untuk menerawang sebuah bakat dari seseorang.

"Anda memiliki Putra yang akan menjadi seorang jenius Yang Mulia." Ucap Raja Obat.

"Terima kasih terima kasih..." Ucap Kaisar senang.

Tiba tiba Raja Obat merasakan sebuah aura hitam dari tubuh Fang An dan mencoba menekan aura tersebut diam diam.

"Ada apa Raja Obat?" tanya Kaisar heran.

"Hmmmm... tampaknya Anda menikahi Seorang wanita yang mempunyai praktisi jalan Iblis." Ucap Raja Obat.

"Betul... mendiang Istriku adalah seorang Kultivator Aliran Hitam." Jawab Kaisar.

"Jagalah Putra Anda ini dengan baik... aku tidak yakin dengan yang kulihat." Ucap Raja Obat ragu.

"Katakanlah..." balas Kaisar penasaran.

"Anak Anda memiliki Dantian yang sangat gelap... ini membuatnya akan haus darah nantinya saat berkultivasi." Ucap Raja Obat.

"Apa??? Bagaimana bisa ini terjadi... bukankah itu sebuah hal yang tabu." Ucap kaisar terkejut.

"Tenanglah Yang Mulia... aku telah menyegel rasa haus itu... itu tidak akan terjadi selama 10 tahun... tapi aku menyarankan agar membawa anak ini kehadapan ku setiap 10 tahun sekali... agar aku bisa memperkuat segel rasa haus itu." Ucap Raja Obat.

"Hmmm... aku akan mengingat hal itu... terima kasih atas sarannya." Balas Kaisar pelan.

Setelah berbincang cukup lama, Raja obat akhir berpamitan dan keluar dari Istana dan diantar langsung oleh Kaisar ke Gerbang Istana.

Di luar Gerbang.

"Guru... apakah Pangeran akan baik baik saja?" Tanya murid Raja Obat.

"Aku tidak yakin... jika aku menjadi Kaisar... Aku akan memilih untuk membunuh anak itu." Balas Raja Obat.

Sontak muridnya terkejut atas ucapan Raja Obat.

"Kenapa guru?? Apakah tidak ada cara lain?" tanya Murid tersebut.

"Hanya ada satu cara... tapi itu hal yang mustahil dan tidak akan pernah bisa dilakukan... aku hanya berdoa agar segel yang kupasang tidak terlepas, jika itu terjadi... maka ia akan menjadi seorang Iblis haus darah yang sangat menakutkan." Ucap Raja obat sambil berjalan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

224