Bab 2 Bella

by Edy official 14:51,Jun 23,2021
Bella Shofie, adalah seorang model ternama kelas atas yang baru-baru beberapa bulan terakhir ini namanya melambung tinggi. Banyak sekali para pebisnis dan produser yang ingin mengajaknya kerjasama.

Memanfaatkan kemolekan tubuhnya untuk mempromosikan produk-produk mereka. Jiwanya yang senang akan itu membuat Bella senantiasa melakukan apapun yang diperintahkan.

Bagi Bella, karir lebih penting daripada kehormatannya. Dia tidak peduli dengan siapa saja ia tiduri asalkan dia bisa mendapatkan uang dengan jumlah yang ia inginkan.

Termasuk Vino Azman, laki-laki yang baru dua bulan ini menjadi kekasihnya. Kerap kali ia menghabiskan malam melayani kekasihnya itu.

Sebagai anak sultan tentu saja Vino membayarnya dengan begitu mahal, permainan Bella di atas ranjang sungguh membuat Vino tergila-gila. Dia tidak segan-segan mengeluarkan cek sebesar 1 milyar jika dia merasa puas dengan permainan Bella.

*

"Sayang jas kamu kenapa bisa basah...??" tanya Bella seketika terkesima saat kedua biji bola matanya berhasil menatap jas yang di kenakan Vino terlihat ada bekasan air.

"Iya, pelayan kurang ajar itu tadi menabrak ku." jawab Vino singkat.

"Apa?? pelayan. Seorang pelayan menabrak mu." mata Bella seketika memerah menahan amarah yang datang begitu saja.

"Beraninya dia, aku akan memberinya perhitungan. Dia pikir dia itu siapa bertindak ceroboh terhadap majikannya." gerutu Bella yang membuat Vino tersebut puas.

Ini adalah hal yang disukai Vino pada Bella. Dia adalah gadis pemberani dan tegas tidak toleransi pada hal kecil sekalipun.

Di dapur Wulan baru saja keluar dari toilet setelah sesaat ia membersikan bajunya dari tumpahan anggur tadi. Matanya yang lentik kembali terarah ke gelas anggur yang sudah kosong.

Hembusan nafas malasnya pun keluar, ini adalah hari ketiga dia bekerja menjadi pelayan di rumah Azman holding company. Sudah ceroboh seperti ini, bagaimana bisa ia menabrak anak dari majikannya, nyonya Erie.

Tuan muda Vino Azman, nama itu seakan berputar-putar di kepala Wulan. Pasalnya baru kemaren ia mengenal pria berwajah Eropa tersebut.

Menurut gosip dari para pelayan senior keluarga Azman, Tuan muda Vino sikapnya sangat bertolak belakang dengan Kakak tertuanya, ataupun Tuan muda Raditya. Yang kerap kali disebut Tuan Radit.

Tuan muda Radit bersifat dingin, penyayang dan rendah hati kepada siapa saja. Sedangkan Tuan muda Vino, begitu kasar, tegas dan tidak kenal belas kasihnya. Dia tidak segan-segan menghukum siapa saja yang membuat ia kesal. Hampir semua pelayan di rumah ini sudah menjadi korban dari amukannya.

Sedangkan Nona Muda Dira, Wulan tidak tau persis bagaimana sikapnya. Karena Nona muda Dira sangat jarang pulang ke rumah. Dia selalu lebih memilih tinggal di apartemen dari pada di Mension.

Tapi menurut gosip yang didengar, Nona muda Dira tidak terlalu banyak bicara namun sekali bicara itu sampai ke lubuk hati. Dia tidak segan-segan bertidak kasar kepada siapapun orang yang membuat ia tidak senang.

Wulan menganyun kan lagi tangannya. Untuk kedua kalinya ia mengambilnya kan gelas berisi anggur kosong menggantikannya dengan yang terisi.

Secara berangsur-angsur Wulan menyusun menata rapi gelas tersebut di atas nampan, setelah ia rasa sudah siap barulah Wulan hendak mengangkat nampan tersebut dan setelah itu berbalik membawakan jus anggur itu kepada Bu Yun.

Wanita yang tua yang berstatus sebagai ketua pelayan di mansion ini. Bu Yun pasti sudah sadari tadi menunggunya.

Namun tanpa disadari Wulan sepasang kekasih sudah berdiri tepat dibelakangnya.

Siapa lagi kalau bukan Vino dan Bella. Kedua manusia itu sudah berdiri tepat dibelakang Wulan. Keduanya menatap Wulan dengan tatapan begitu sinis, hingga membuat sudut bibir mereka berkerut.

Tangan Bella yang putih mulus bak bengkuang menganyun, manarik rambut oleh begitu kasar.

"Dasar wanita tidak tau diri beraninya kamu mengotori baju kekasihku." ujarnya.

"Aaaaaa." pekik Wulan merasa nyeri rambutnya yang sudah ditarik sekaligus terkesiap. Ia langsung saja memegang rambutnya.

Secara hampir bersamaan kepada pelayanan Yu memasuki dapur. Matanya yang bulat seketika terbuka lebar-lebar saat melihat Wulan sedang dihajar oleh sosok wanita yang sangat ia kenali.

"Nona Bella." ucap Bu Yun dengan nada setengah berteriak berlari kecil menghampiri Wulan menjerit sekuat tenaganya.

"Bu Yun." guma Vino terkejut saat melihat orang kepercayaan Kakeknya sedang berjalan kearahnya.

"Nona Bella, Hentikan..... Apa yang anda lakukan. Kenapa anda bersikap kasar kepada Wulan??" Bu Yun dengan sigap mengehentikan aksi jambak rambut yang dilakukan Bella.

"Bu Yun jangan membelanya. Kali ini dia benar-benar keterlaluan. Berani sekali dia mengotori baju Tuan muda di mansion ini." desis Bella.

"Tapi Nona Bella, Wulan pelayan baru disini. Kalau dia melakukan kesalahan tolong anda memberitahukannya kepada saya. Saya akan memberinya hukuman." sahut Bu Yun.

"Sayang, lebih baik kita pergi sekarang. Lupakan masalah ini, takutnya Bu Yun akan mengadukan kita kepada Kakek." bisik Vino.

"Tapi Vin."

"Sudah kita masih punya waktu lain untuk menghukumnya."

"Baiklah."

"Dengarnya, kali ini mungkin kamu bisa lolos tapi lain kali tidak. Aku tidak akan mengampunimu. Kamu mengerti!!" bentak Bella dengan nada tinggi lalu setelah itu merangkul tangan Vino dan bergegas pergi.

"Wulan kamu tidak apa-apa...??" tanya Bu Yun dengan nada khawatir, kedua matanya langsung melirik kearah tempat rambut dimana Bella menjambak rambut Wulan tadi.

"Tidak apa-apa, Bu Yun. Wulan baik-baik saja." jawab Wulan dengan seulas senyuman paksa, sebenarnya kepalanya masih merasakan nyeri akibat jambak rambut tadi.

"Huuufffff, lain kali kamu harus berhati-hati, terutama terhadap Tuan muda Vino. Kali ini mungkin Aku bisa menolong mu tapi lain kali tidak. Dia bisa membuat kamu masuk rumah sakit jikalau kamu bertidak ceroboh." Ucap Bu Yun memperingati.

"I-Iya Bu Yun. Wulan minta maaf, Wulan janji lain kali akan berhati-hati."

"Hem'em Baguslah, jangan pikirkan lagi ayo cepat kamu antar kan jus ini kedepan. Acaranya sudah dimulai."

"Baik, Bu Yun." Wulan mengangguk pelan lalu langsung melayangkan langkah kakinya menuju ruangan acara yang sudah disiapkan.

Di perjalanan Wulan mengumpat kesal, kalau bukan mengingat tentang pekerjaan, mungkin saja Wulan akan membalas wanita yang bernama Bella tadi.

Dirinya seakan gatal diperlakukan seperti itu. Namun Wulan harus bersabar, untuk persekian detik Wulan menarik nafasnya dalam-dalam setelah itu membuangnya kasar.

Dia tidak pernah membayangkan kalau dia ke Jakarta akan menjadi seorang pembantu rumah tangga, padahal pekerjaan ini sama sekali tidak termasuk dalam kategori cita-citanya.

Yang awalnya sangat ingin menjadi dokter, supaya dia bisa selalu merawat neneknya sekarang sudah sakit-sakitan. Sekaligus bisa membantu orang susah yang tidak sanggup pergi ke rumah sakit akibat terlalu mahal untuk membayar.

Apa yang bisa Wulan perbuat, ini semua sudah takdir baginya harus menjadi pelayan untuk mengobati sang nenek yang sakit dikampung.

Semangat, demi nenek. Aku harus menjadi orang sukses. Aku tidak boleh mengecewakan nenek, Nenek I love you

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

75