Bab 69 Tatapan Tak Menentu

Lampu lalu lintas di persimpangan jalan di depan tepat menyala warna merah. Kak Dhini menginjak pedal rem, dia menolehkan kepala melihat aku dan berkata, “Bruno Merkel.”

Hatiku juga entah harus diletakkan ke bawah atah digantung di atas.

Meski dalam hati sudah punya jawaban ini, tetapi saat benar-benar mendengarnya, hatiku tetap mengerat tak tertahankan.

“Dia begitu tidak suka dengan aku.” Aku menolehkan kepala keluar jendela, tatapanku tak menentu, juga tidak tahu harus...