Bab 3 Kamu Menang!

by Toms Lee 08:01,Aug 24,2023

“Siapa yang kamu sebut gila, sepertinya seluruh keluargamu yang gila!!!”

Sudah berjanji untuk tidak menampar, tapi akhirnya ketika Inara Liang mendengar kata gila, dirinya tetap berteriak dengan marah dan melayangkan tamparan ke wajah Atta Jiang.

Atta Jiang marah, bagaimanapun dirinya adalah pria perjaka! Bisa-bisanya dia mendapatkan dua tamparan sekaligus!

“Berhenti! Aku tidak akan menjadi aktormu lagi, ucapanmu sangat tidak bisa dipercaya!” ucap Atta Jiang dengan marah sambil menyentuh wajahnya.

Inara Liang juga sangat marah, pria ini bisa-bisanya mengatakan dirinya gila, tapi sekarang sedang mendesak, jika Atta Jiang pergi, akan sulit untuk mencari lagi orang yang cocok untuk menjadi aktor sementara.

Inara Liang hanya bisa menahan amarahnya dan berkata, “Kalau begitu aku minta maaf padamu.”

“Tidak bisa!”

“Kalau begitu aku akan menambahkan 500 Yuan, anggap saja sebagai kompensasi karena telah menamparmu!” ucap Inara Liang dengan pasrah.

“Lima ratus Yuan itu hanya satu orang, bagaimana dengan yang gadis ini lakukan?” ucap Atta Jiang menunjuk Quin Yan.

“Baiklah, kalau begitu seribu, bagaimana?”

“Baiklah.”

Mendengar uangnya bertambah seribu Yuan, Atta Jiang baru mengangguk puas, ditampar dua kali dan bertambah seribu Yuan, rasanya cukup terbayarkan.

Inara Liang melihat Atta Jiang yang mata duitan, segera memutar bola matanya dengan malas, lalu memaki, pria ini serakah dan mesum, bisa melihat penyakit apanya, penyakit Quin yang dia katakan tadi mungkin hanya kebetulan saja, setelah selesai memanfaatkannya, dia akan segera mengusir pria ini!

Quin Yan menatap Atta Jiang dengan kesal dan merendahkan, sejak awal kesan Atta Jiang untuknya sudah sangat buruk.

“Kak, si kampungan ini sangat lusuh, apa harus memberinya pakaian ganti?” ucap Quin Yan tiba-tiba.

“Tidak perlu, sudah tidak sempat,” ucap Inara Liang menggelengkan kepalanya.

“Baiklah kalau begitu.” Quin Yan melirik pakaian Atta Jiang yang lusuh, merasa cepat atau lambat pria ini pasti akan membuatnya malu.

Dengan cepat.

Mobil yang mereka naiki berhenti di depan rumah kuno, rumah kuno oni sederhana dan elegan, sepertinya kediaman tokoh-tokoh penting di dinasti sebelumnya, bisa dibayangkan bagaimana kekuatan Keluarga Liang.

Inara Liang dan Quin Yan membawa Atta Jiang masuk ke rumah kuno ini.

Ketika masuk ke dalam, terlihat sekelompok orang ada yang tua, muda, pria, wanita yang mengenakan pakaian mewah dan menunjukkan raut sedih.

Hanya saja, dari tatapan mereka bisa terlihat bahwa mereka memiliki pemikirannya masing-masing.

Isi hati orang-orang dari keluarga besar sangat rumit, keadaan Kakek sudah tidak memungkinkan, pikiran mereka yang sebenarnya akan terbukti dengan sendirinya.

“Inara, apa ini kekasih muda dan tampan yang kamu bilang? Kenapa penampilannya seperti orang kampungan?”

“Inara, kamu tidak membawa tunawisma di jalanan, ‘kan?”

“Inara, jika Keluarga Liang memiliki menantu seperti ini, pasti akan menjadi bahan lelucon!”

“……”

Para kerabat Inara ini berbicara satu per satu, Inara Liang juga tidak ingin menggubris mereka. Dia membawa Atta Jiang berjalan ke ruang utama menemui Kakek untuk yang terakhir kalinya.

Namun, Tania Liang, kakak sepupu Inara Liang malah menghadangnya. “Inara, kamu yakin si kampungan ini adalah calon suamimu?”

“Tentu saja,” ucap Inara Liang menatap Tania Liang.

“Kalau begitu bagaimana kamu membuktikannya?” Tania Liang berucap dengan dingin, “Kulihat pria ini sama seperti gelandangan, sepertinya kamu menghabiskan uangmu untuk mempekerjakannya, ‘kan? Walaupun kamu menghabiskan uangmu, setidaknya kamu harus mencari yang sesuai, kampungan seperti ini sangat memalukan!”

Wajah Inara Liang memerah karena perkataan Tania Liang, dirinya bukanlah orang yang suka berbohong. Saat ini, Tania Liang menyuruhnya untuk membuktikannya, bagaimana dia membuktikannya?

Melihat Inara Liang tidak bisa berkutik, Tania Liang terlihat senang dan berkata, “Ayah, Paman Kedua, Inara membohongi Kakek dan kita semua. Kusarankan untuk menurunkannya dari posisi presdir!”

Semua orang baru saja ingin menambahkan, tiba-tiba terdengar sebuah suara. “Jika ingin bukti, bukankah sangat mudah?”

Orang yang berbicara adalah Atta Jiang.

Tania Liang menatap ke arah Atta Jiang, lalu menunjukkan senyuman mengejek. “Kampungan, bagaimana kamu membuktikannya? Tentu saja cara membuktikan yang paling kuat adalah menunjukkan surat nikah kalian pada kami! Seingatku Inara pernah bilang bahwa dia dan kekasihnya akan menikah sebelum Kakek meninggal.”

Atta Jiang menggelengkan kepalanya, lalu berkata, “Awalnya kami mau pergi mengurus surat nikah, tapi karena penyakit Kakek yang parah, lalu kami pergi mengurus surat nikah, jika ini tersebar akan terdengar buruk, jadi kami menundanya untuk sementara!”

Mendengar Atta Jiang menjawab dengan lancar, Inara Liang menatapnya dengan terkejut.

Tanpa diduga, Tania Liang tersenyum dingin dan berkata, “Alasan yang bagus, tapi kamu tetap tidak bisa membuktikannya kalau kamu dan Inara adalah sepasang kekasih!”

“Hehe, kalau begitu akan kubuktikan padamu.”

Atta Jiang tersenyum samar, kemudian meraih pundah Inara Liang, selanjutnya memajukan bibirnya dan mencium wajah Inara Liang yang cantik!

Ciuman tiba-tiba dari Atta Jiang ini langsung membuat semua orang di Keluarga Liang terkejut seperti Inara Liang.

Inara Liang tercengang di tempatnya, merasa seperti disambar petir. Dirinya...... adalah presdir Perusahaan Liang, bahkan wanita cantik yang terkenal di Kota B, bisa-bisanya dicium oleh si kampungan ini!

Ini adalah ciuman pertamanya!

Walaupun bukan di bibir.

Inara Liang kembali sadar, dirinya sangat ingin memukul Atta Jiang, tapi dia menahan amarahnya di depan orang sebanyak ini.

“Apa kamu sudah melihatnya? Jika Inara bukan kekasihku, apa aku berani menciumnya seperti ini? Inara, jika wanita ini masih tidak percaya, kamu juga ciumlah aku,” ucap Atta Jiang sambil menatap Tania Liang dengan tatapan menantang.

“Kamu……”

Sekujur tubuh Tania Liang gemetar karena kesal, dia menatap Inara Liang dengan tajam, “Kamu menang!!”

Inara Liang juga tersentak karena kesal, tapi pada akhirnya tersamarkan karena tipuan Atta Jiang.

Quin Yan yang berdiri di belakang mengertakkan giginya, merasa sangat ingin membunuh Atta Jiang.

“Sayang, abaikan saja dia. Ayo kita pergi menemui Kakek.”

Atta Jiang merangkul Inara Liang, lalu berjalan ke dalam dan tidak ada yang bisa menghadang mereka.

Ketika mereka baru saja akan masuk, seorang dokter segera keluar dengan wajah penuh kesedihan dan berkata, “Gawat, Tuan Besar telah meninggal! Hanya saja Tuan Besar meninggal dalam keadaan tidak tenang!”

Duar!

Seruan dokter ini mengejutkan semua orang.

Semua orang menangis sambil berjalan masuk ke dalam kamar.

Bahkan wajah Inara Liang pun langsung penuh air mata, pada akhirnya dirinya tidak bisa membawa ‘kekasihnya’ bertemu dengan Kakek untuk yang terakhir kalinya, sehingga membuatnya meninggal dengan tidak tenang!

Inara Liang berjalan ke dalam kamar dengan sedih.

Sedangkan Quin Yan juga segera berjalan ke dalam kamar dengan cepat, ketika melewati Atta Jiang, dia melirik tajam padanya. “Kamu berani melecehkan kakak sepupuku, tunggu saja kamu!”

Semua anak dan cucu di Keluarga Liang bergegas masuk ke kamar dan menangis sejadi-jadinya.

“Ayah, kenapa kamu pergi? Aku juga ingin pergi denganmu!”

“Kakek, kamu meninggal dengan tidak tenang, pasti karena Inara, ‘kan?”

“Ayah, kamu bahkan tidak menyebutkan surat wasiat, bagaimana pembagian harta keluarga?”

Inara Liang menatap kosong ke arah jasad Kakek yang meninggal dengan tidak tenang, air matanya terus mengalir turun.

Hatinya merasa sangat sakit, dia merasa Kakek meninggal dengan tidak tenang karena dirinya.

“Kakek, maafkan aku!”

Inara Liang menyalahkan dirinya sendiri.

“Seperti yang kukatakan, ayah kita juga telah pergi, lebih baik kita bagi dulu harta keluarga!”

“Kusarankan, sebelum pembagian harta, cabut dulu Inara si cucu yang tidak berbakti dari posisi presdir!” ucap Tania Liang lebih dulu.

“Aku setuju!”

“Setuju!”

Melihat semua anggota Keluarga Liang yang buru-buru ingin melakukan pembagian harta, juga menurunkan dirinya dari posisi presdir, Inara Liang merasa sangat marah hingga tubuhnya bergetar dan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Ketika anggota Keluarga Liang akan melakukan pemungutan suara untuk menurunkan Inara dari posisi presdir atau tidak, tiba-tiba terdengar suara cibiran. “Kalian ini sungguh menarik, Kakek belum meninggal dan kalian mulai berebut harta!”

Satu kalimat itu membuat semua orang terkejut!

Kakek belum meninggal?

Bagaimana mungkin?!

Bahkan Dokter Qi telah memastikan bahwa keadaan Kakek sudah tidak bisa bertahan, kenapa tiba-tiba ada pendapat yang berbeda?!

Tatapan semua orang tertuju ke arah orang yang berbicara.

Sedangkan orang yang berbicara adalah Atta Jiang yang meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya sambil tersenyum samar!!!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

56