Bab 5 Nggak Tahu Diri

by Shin Kyung-sook 07:43,Jun 28,2024
Hyerim mengira Changmin kehilangan muka dan merasa telah dipermalukan, sehingga dia hanya diam di sana.

Pria menang sangat mementingkan muka.

Meskipun keduanya tidak punya perasaan, bagaimanapun juga, dia adalah pria pilihannya.

Mana boleh membiarkan Taehoo mengejeknya?

“Han Taehoo, aku ingat ketika kamu pertama kali memulai perusahaanmu, kamu juga nggak punya uang.”

"Mikyung menggunakan seratus juta dari tabungannya dan meminta kerabat hingga teman-temannya untuk meminjamkan seratus juta padanya untuk bisa mendapatkan total dua ratus juta, agar kamu dapat membuka perusahaan dan berbisnis, bukan?"

“Ketika keluargamu datang ke kota ini, mereka semua nggak memiliki pekerjaan ataupun penghasilan. Kebutuhan sehari-hari untuk anggota keluargamu semuanya juga berasal dari uang Mikyung, bukan?”

“Kalau beigtu, apa kamu juga seorang gigolo.”

Hyerim membalasnya tanpa sungkan dan wajah Taehoo sontak memerah.

Tak puas setelah membalasnya, Hyerim sengaja meraih lengan Changmin dan berkata:

“Suamiku memang bangkrut dan nggak punya uang, tapi dia bisa bekerja keras dan akan segera mulai mencari pekerjaan untuk mencari nafkah.”

“Orang seperti dia yang memiliki kemampuan yang kuat untuk menahan tekanan dan siap untuk bekerja keras setelah bisnisnya tumbang pasti akan berhasil di kemudian hari.”

“Nggak seperti orang lain yang sudah terbiasa menjadi gigolo dan malah memfitnah orang lain sebagai gigolo.”

Raut wajah Taehoo semakin jelek, "Hyerim, jangan bicara sembarangan. Aku menghasilkan uang beberapa tahun ini dan aku juga nggak meminta pada Mikyung lagi sekarang."

“Bukankah Mikyung meminjam uang dari seseorang untuk menutup selisih agar kamu bisa membeli rumah dan mobil?” tanya Hyerim balik.

"Aku ... " Taehoo tidak dapat membantah.

Karyawan lain di perusahaan juga mendapatkan pemahaman baru terhadap Taehoo, yang biasanya penuh prestasi.

Ternyata Taehoo-ssi berhasil dengan mengandalkan istrinya?

Tapi ini sangat aneh! Hyerim Eonni dan Taehoo-ssi bukannya selalu hidup akur?

Kenapa hari ini mereka seperti akan berantem hari ini?

Apakah ada sesuatu yang terjadi?

Bahkan semua orang sudah menyadarinya, apalagi Hyerim.

Dia menolak pengakuan dari Taehoo dan tidak memenuhi keinginannya yang tercela dan menjijikkan. Taehoo ingin balas dendam.

Hari-hari yang akan datang tidak akan damai!

Akan tetapi, Hyerim tidak takut.

“Han Taehoo, kenapa tampangmu terlihat jelek sekali? Apa aku membuatmu merasa nggak nyaman?”

“Kalau kamu merasa nggak nyaman, cepat pulang dan jangan pergi ke acara makan-makan bersama kami, nanti kamu malah nggak selera makan.”

Sambil berbicara, Hyerim mengisyaratkan semua orang untuk masuk ke dalam mobil.

Hanya ada dua mobil di perusahaan, satu kendaraan komersial dan satu sedan. Setelah belasan karyawan diatur ke dalam mobil, dia dan Changmin tidak muat.

Hyerim pun memanggil taksi online.

Taehoo masih berdiri disana. Setelah semua karyawan telah pergi, dia bahkan tidak repot-repot untuk basa-basi dan tampak seperti ingin menelan Hyerim.

"Hyerim, apakah kamu harus mempermalukanku di depan karyawan? Apakah aku punya dendam padamu?"

“Han Taehoo, kamu sudah bekerja denganku selama bertahun-tahun, apa kamu belum memahamiku? Aku biasanya nggak akan sengaja memprovokasi siapa pun, tapi jika aku diprovokasi oleh seseorang, aku pasti nggak akan melepaskannya. Lagipula, kamulah yang duluan menyindir dan mengejek suamiku."

Taehoo sekali lagi menatapi Changmin yang celananya berlumuran lumpur dengan pandangan meremehkan, "Dia memang bangkrut dan sekarang hanya mengandalkan wanita, kenaa aku nggak boleh membicarakannya?"

“Coba katakan sekali lagi?” Hyerim memperingatkan Taehoo dengan tatapan paling tenang dan paling tajam.

Taehoo akhirnya tidak berani berkata apa pun lagi, " … "

Keduanya pun bertengkar, mereka tampak akan membentrokan.

Akan tetapi, Changmin yang menonton dari samping tampak tidak terpengaruh.

Kebangkrutan dan kemiskinan adalah identitas baru yang diatur oleh Kihoon untuknya.

Akan tetapi, dua identitas baru yaitu petani dan gigolo membuat Changmin merasa sedikit menarik.

Hyerim bahkan sama sekali tidak merasa memalukan dengan Identitas seperti itu?

Supir taksi online menelepon di saat ini.

Usai menjawab telepon, Hyerim melihat ke arah mobil yang diparkir di pinggir jalan dan dengan sengaja menggandeng tangan Changmin di depan Taehoo, "Sayang, ayo pergi."

Ini kedua kalinya Hyerim berpegangan tangan Changmin hari ini.

Changmin tahu bahwa dia sengaja menggandengnya di hapadan Taehoo.

Dia juga tidak menolak.

Setelah masuk ke dalam mobil, Changmi menatapi Hyerim dan bertanya dengan sengaja, "Apa aku nggak membuatmu merasa memalukan barusan?"

"Apanya yang perlu dimalukan?"

Baru kemudian Hyerim menyadari bahwa dia masih memegang tangan Changmin dan dia pun sontak melepaskannya dengan canggung, lalu lanjut menghiburnya.

"Jangan mengambil hati perkataan Taehoo. Kalau ada waktu untuk memedulikan perkataan orang lain, lebih baik melakukan sesuatu yang lebih bermakna. Jangan membuang-buang waktu pada hal-hal yang nggak berguna seperti ini."

Changmin sering mengucapkan kata-kata ini kepada para eksekutif dan karyawan dalamgrup, sehingga tidak perlu Hyerim mengajarinya.

Akan tetapi, ketika Hyerim membicarakan hal ini, dia bahkan bisa mendengarkan dengan sabar.

Selesai berbicara, Hyerim meminta supir untuk mengantar mereka kembali ke rumah kontrakan terlebih dulu untuk memasukkan ayam dan sayuran yang dibawa oleh Changmin ke dalam kulkas di rumah.

Changmin juga mengganti pakaiannya.

Dalam perjalanan menuju hotel, Hyerim bertanya, "Ahjussi bukannya sering sakit punggung. Sakit nggak punggungnya setelah bertani? Kamu harus bilang padanya untuk istirahat yang cukup dan jangan kecapean."

Sayurannya memang ditanam oleh keluarga Lee dan ayam juga memang dipelihara oleh Kihoon.

Akan tetapi, pelayan di vila yang melakukannya.

Keluarga mereka memiliki sebuah rumah yang luas di pusat kota, ketika ayahnya lagi senggang, dia sering meminta pembantu di sana untuk bekerja di ladang.

Akan tetapi, Changmin tidak akan mengatakan yang sebenarnya dan hanya bergumam 'ya'.

Ketika mereka sampai di hotel, Taehoo yang tidak tahu malu dan belasan karyawannya juga sudah sampai.

Sekelompok orang malah dilarang masuk ke ruang pribadi.

Manajer hotel yang gemuk meminta maaf:

"Taehoo-ssi, benar-benarmaaf, ruang pibadi yang kamu booking sebelumnya sudah terisi dan ruangan lain juga belum tersedia hari ini, mohon maaf."

Taehoo beralasan, "Aku sudah booking dan sekarang kamu bilang sudah diambil orang lain? Aku nggak peduli siapa yang ada dalam ruangan pribadi ini, kamu harus mengosongkannya hari ini."

"Taehoo-ssi, sudah kubilang bahwa orang di dalam ruangan pribada adalah seorang pemimpin kawasan. Aku nggak mungkin menyinggung pemimpin besar itu demi kamu."

“Maksudmu statusku nggak sebaik para pemimpin besar di dalam?”

"Taehoo-ssi, aku nggak bermaksud begitu. Aku benar-benar nggak bisa mengatur ruang pribadi untukmu hari ini. Aku akan memberimu diskon 50% saat kamu datang lagi nanti. Di sini agak sibuk ketika ketemu hari liburan dan aku pun nggak bisa melayanimu dengan baik. Lain kali aku akan menebus kesalahanku secara pribadi."

Manajer gendut itu mundur sambil berbicara, seolah-olah dia sedang terburu-buru untuk kesibukkan lainnya.

Taehoo yang ditinggal di sana merasa sangat terhina.

Semua karyawan membujuknya dan mengatakan tidak apa-apa, mereka bisa makan di tempat lain saja.

Akan tetapi, Taehoo bersikeras untuk mendapatkan mukanya kembali, "Nggak apa-apa, tunggu aku sebentar. Aku kenal pemilik hotel ini. Dia pasti bisa mengatur ruang pribadi untuk kita."

Katanya dia kenal dengan pemilik hotel ini, tetapi kenyataannya dia hanya bertemu sekali saat acara makan dengan temannya.

Saat itu, Taehoo bahkan ingin menjilat bos itu, tetapi dia bukan berasal dari kalangan dan kedudukan yang sama. Pemilik hotel besar dengan kekayaan bersih ratusan juta tidak terlalu memerhatikannya. Taehoo juga berinisiatif untuk meminta menambahkan pertemanan di KakaoTalk dan ditolak.

Hyerim tahu mengenai hal ini.

Hyerim melangkah maju dan berkata, "Han Taehoo, kita makan di tempat lain saja. Bahkan jika kamu pergi mencari bosnya, mereka juga nggak akan memberimu ruang pribadi, jadi jangan buang waktu lagi."

Taehoo memang sudah agak kesal, tetapi ketika Hyerim mengatakan ini, dia merasa semakin kesal.

"Choi Hyerim, apa maksudmu, kamu juga ingin merendahkanku 'kan? Kalau aku nggak bisa mendapatkan ruagan pribadi setelah mencari bosnya, apa suamimu bisa mendapatkannya?"

“Bisa nggak kamu jangan melibatkan suamiku? Aku hanya mengingatkanmu untuk tidak menyia-nyiakan waktu semua orang.”

“Aku masih belum bertemu dengan Direktur Park, bagaimana kamu tahu kalau dia nggak akan memberiku muka?”

Taehoo bersikeras ingin pergi mencari bos itu.

Akan tetapi, dia kembali dengan kecewa setelah mencari-cari, "Direktur Park nggak ada di sini, ayo kitai ke tempat lain."

Hyerim menggelengkan kepalanya.

Changmin yang berada di samping melihat jam di dinding lobi, "Sekarang sudah pukul tujuh empat puluh."

Dia sedikit tidak sabar.

Biasanya semua rencana sehari-harinya diatur oleh sekretaris.

Dia tidak akan pernah membuang waktu dalam penantian yang tidak berguna seperti ini.

Meskipun dia sudah sedikit tidak sabar, dia tetap mempertahankan ketenangannya dan menatapi Hyerim sambil berkata, "Bagaimana kalau kita makan di sini saja? Aku akan lihat apakah bisa mendapatkan ruangan pribadi."

“Kamu?” Taehoo hampir tertawa terbahak-bahak, “Aku bahkan nggak bisa mendapatkannya, apa lagi yang bisa kamu lakukan? Jangan melawak, oke?”

Hyerim, "Han Taehoo, bisa nggak kamu jangan menyindir saat berbicara dengan suamiku?"

"Aku sedang menyindirnya?" Taehoo melirik Changmin, "Menurutku dia yang nggak tahu diri!"

Hyerim merasa sedikit malu.

Dia pun berbisik di telinga Changmin, "Changmin, aku tahu kamu baru saja kehilangan muka, tapi bukan dengan cara seperti ini untuk mendapatkannya kembali. Jangan ribut lagi, ayo kita ke tempat lain."

"Nggak apa-apa. Serahkan padaku." Changmin menepuk-nepuk lengannya dengan pelan, kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

Pertama, dia tidak ingin membuang-buang waktu lagi.

Karena setelah makan, dia harus kembali dan melihat sebuah dokumen.

Kedua, Hyerim diejek oleh rekan-rekannya karena status kebangkrutannya yang diatur oleh Kihoon.

Bagaimanapun, Hyerim adalah istrinya di atas kertas putih, sehingga dia pun harus mendukungnya.

Setelah menyelesaikan panggilan, Taehoo kembali tertawa, "Kamu masih bisa berpura-pura menelepon? Hyerim, kalau suamimu bisa mendapatkan ruang pribadi hari ini, aku akan melakukan pertunjukkan menggonggong seperti anjing."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

80