Bab 8 Tidur Bersama
by Shin Kyung-sook
07:44,Jun 28,2024
"Nggak apa-apa!"
Beberapa hal lebih baik tidak diungkapkan!
"Aku hanya berpikir kosmetikmu kurang bagus, aku akan membantumu memilih satu set nanti."
Hyerim menyentuh wajah Mikyung.
"Sekarang ada semacam riasan telanjang. Kelihatan natural dan halus setelah diaplikasikan. Nggak seluntur yang sekarang. Nanti aku ajari."
"Aku benar-benar nggak mengerti semua ini sekarang."
"Nggak apa-apa, 'kan masih ada aku."
Meskipun kedua sahabat menyembunyikan pikiran mereka, mereka masih bisa mengobrol tanpa jeda.
Usai mengobrol hal lain, Mikyung kembali ke topik mengenai suami Hyerim dari pernikahan kilatnya.
Semakin Hyerim menghindari topik ini, semakin Mikyung merasa ada yang tidak beres, "Hyerim, Taehoo bilang nama suamimu Changmin?"
“Iya,” Hyerim menyesap kopi.
Mikyung mengaduk cangkir sambil berpikir, "Nama ini terdengar sangat istimewa. Kedengarannya tidak seperti orang biasa."
Changmin memang memiliki aura yang agak berbeda.
Akan tetapi, Hyerim tidak dapat menjelakannya.
“Sebelum dia bangkrut, dia mungkin sedikit terkenal. Tapi setelah dia bangkrut, dia hanyalah orang biasa.”
"Taehoo bilang dia jelek?"
"Taehoo bilang gitu padamu?"
"Iya."
“Oh!” Hyerim mendengus dingin, “Taehoo pasti cemburu, dia belum pernah bertemu pria yang lebih tampan darinya dan seorang pria tampan tiba-tiba muncul di hadapannya, dia pasti sangat kesal.”
Mikyung kembali berpikir.
Pantas saja Taehoo tampak tidak senang saat dia bertanya mengenai Changmin.
"Taehoo adalah pria yang paling dikagumi di sekolah. Seberapa tampankah orang yang menjatuhkan Taehoo?"
"Kamu akan tahu ketika bertemu dengannya nanti."
"Lalu, kapan kamu akan mengaturnya? Aku khawatir kamu asal memilih seseorang untuk dinikahi, aku hanya takut kamu nggak bahagia setelah menikah."
"Aku nggak asal memilih. Changmin adalah putra Ahjussi. Ahjussi dan aku adalah teman yang saling membantu ketika dalam kesulitan dan kami bertemu tujuh tahun lalu."
“Kamu memanggilnya Ahjussi?”
"Kamu 'kan tahu sulit bagiku untuk mengucapkan kata Ayah. Aku hampir nggak pernah mengucapkan kata Ayah semenjak aku tumbuh dewasa."
“Bagaimanapun, kamu harus membiasakannya.”
Hyerim memikirkan Kihoon yang bertani di pedesaan.
Dia dan Changmin tinggal di kota, kemungkinan mereka tidak akan bertemu setiap hari untuk saat ini.
Hyerim berpikir mengajak Kihoon untuk tinggal bersamanya setelah merenovasi rumah barunya, tetapi itu juga sekitar setahun kemudian.
Sebaiknya dia membicarakan hal ini nanti saja.
Malam itu Kihoon datang ke rumah kontrakannya.
Kihoon membawa seekor ayam di tangan kirinya dan seekor bebek di tangan kanannya, keduanya masih hidup. Dia juga membawa sekeranjang sayuran di punggungnya.
Jika bukan karena Hyerim belum boleh mengetahui identitasnya yang asli untuk saat ini, Kihoon akan memindahkan semua suplemen nutrisi termahal di rumah dan bahkan ingin mencari ahli gizi untuk Hyerim untuk mengurus kesehatannya.
Lihat betapa kurusnya dia!
Dia kurus sekali dan pasti akan menderita ketika melahirkan seorang cucu untuk.
“Changmin belum pulang?” Kihoon masuk sambil membawa ayam dan bebek.
Hyerim sibuk membantunya mengambil sekeranjang sayuran segar di punggungnya.
Di saat ini, seekor bebek di tangan Kihoon sontak memanggil dan menjatuhkan sekeping kotoran bebek di lantai.
Lantai yang telah dibersihkan Hyerim sontak menjadi kotor.
Bagi Kihoon yang telah pensiun dari grup dan kini mengalihkan perhatiannya pada ternak ayam dan bebek setiap hari, kotoran bebek bukanlah hal yang mengejutkan baginya.
Dia buru-buru berlutut untuk menyekanya dengan tisu.
“Nggak apa-apa.” Hyerim juga ikut berjongkok, “Ahjussi, aku akan membersihkannya. Kamu duduk saja, kamu pasti sangat lelah karena perjalanan ke sini.”
Gadis-gadis di kota pasti akan menjauhi kotoran bebek setelah melihatnya, mereka akan merasa sangat jijik.
Mana mungkin ada gadis seperti Hyerim yang tidak merasa dia menyebalkan dan masih perhatian padanya?
Ini yang disukai Kihoon dari Hyerim, "Kamu masih memanggilku Ahjussi?"
Hyerim mendongak, " … Ayah!"
“Hei!” Kihoon sangat senang.
Saat melalui hidup dan mati bersama Hyerim tujuh tahun lalu, dia berpikir alangkah baiknya jika gadis pemberani dan baik hati ini bisa menjadi menantunya.
Tujuh tahun.
Akhirnya mimpi menjadi kenyataan.
Ini sungguh tidak mudah.
Setelah memberes-beres, Hyerim pun mulai memasak.
Kihoon bersikeras menolak Hyerim.
Meskipun dapurnya sangat kecil, Kihoon merasa sangat bahagia. Dia bahkan berpikir bahwa ketika Hyerim melahirkan cucu untuknya nanti, dia akan memasak sendiri untuknya setelah persalinan.
Dengan demikian, dia harus belajar lebih banyak dari ahli gizi bagaimana menyiapkan makanan yang alami dan sehat untuk ibu hamil.
Hyerim juga segan untuk membiarkan ayah mertuanya memasak sendirian, dia pun membantu memetik sayuran di sampingnya.
"Ahjussi … "
“Ahjussi lagi?”
“Ayah … kamu beternak banyak ayam dan bebek, apa kamu nggak terlalu kecapean?”
"Aku memelihara untuk dimakan sendiri, aku juga memelihara sapi, domba, angsa, dan sebagainya. Aku akan membawa ke sini untukmu setelah membunuh mereka."
Sapi yang dipeliharanya didatangkan dari luar negeri dan disebut sapi Wagyu.
Seekor sapi hampir mencapai empat puluh miliar.
Sapi Wagyu suka minum bir dan kualitas dagingnya sangat baik setelah minum bir.
Agar tetap sehat, dia memberinya sebotol whiskey setiap hari.
Dia selalu enggan untuk membunuh sapi itu, tetapi sekarang Hyerim sudah menikah ke dalam keluarganya, dia pun harus membunuh sapi itu dan memberikan bagian terbaik dari sapi itu kepada Hyerim untuk dicicipi.
Changmin belum kembali pada pukul sepuluh setelah makan malam.
Hyerim mengirim KakaoTalk ke Changmin, "Jam berapa kamu pulang hari ini? Ayah ada di sini."
Changmin, "Ayahmu atau Ayahku?
Hyerim, "Ayahmu."
Changmin mengernyit, pria tua itu masih berada di tempat Hyerim jam segini?
Apa yang orang tua itu pikirkan?
Bergegas kembali ke rumah kontrakan Hyerim, Changmin melihat Hyerim sedang merapikan sofa.
“Ayah, apakah Ayah terbiasa tidur di sofa, atau Changmin dan aku tidur di lantai luar saja, Ayah bisa tidur di kasur.”
"Kalian tidur di kasur dan aku tidur di sofa, bukankah sudah sesuai. Kenapa harus tidur di lantai?" Kihoon melirik penuh arti ke arah Changmin yang baru saja memasuki ruang tamu.
Mlihat Changmin telah kembali, Hyerim pun pergi mandi.
Changmin memasang wajah suram, "Kamu sengaja bermalam di sini karena ingin aku tidur sekamar dengan Hyerim?"
"Kamu nggak harus tidur satu ranjang dengan Hyerim, kamu boleh tidur di lantai." Kihoon berkata, "Ini tidak akan mempengaruhi perjanjian kita sebelumnya sedikit pun."
Sebelumnya telah disepakati bahwa dia hanya akan menikah. Sebelum dia jatuh cinta pada Hyerim, Kihoon tidak boleh memintaya untuk menjalin hubungan suami istri Choi Hyerim dan dia juga tidak boleh mendesak seorang cucu.
Changmin bahkan tidak dapat membantahnya, “ … ”
Setelah Hyerim selesai mandi, dia menarik Changmin ke kamar dan menunjukkan kasur yang telah dia letakkan di lantai, "Kamu tidur di sana, Bagaimana? Aapakah cocok?"
“Kamu ingin aku tidur di lantai?” Changmin berkata dengan nada kesal.
Hyerim mengingatkannya, "Changmin-ssi, waktu kita menikah, kamu mengatakan bahwa kamu nggak bisa tidur dengan seorang wanita tanpa perasaan apa pun. Atau kamu ingin tidur di ranjang denganku?"
Changmin sontak menjawab, "Nggak mungkin."
“Kalau begitu, kamu ingin aku memberimu tempat tidurku?” Hyerim bertanya, “Lalu aku yang tidur di lantai?”
Menyadari bahwa meminta seorang wanita untuk tidur di lantai tampak tidak sopan bagi seorang pria, Changmin pun berkompromi, "Aku akan tidur di lantai."
Tanpa berkata apa pun lagi, Changmin berbalik dan berjalan keluar.
Kihoon sudah berbaring di sofa.
“Apakah kamu akan pergi?” tanya Kihoon padanya.
Dengan tampang kesal, "Jangan berpikir bahwa dengan pengaturan seperti ini, hubungan antara aku dan Hyerim akan mengalami kemajuan."
Kihoon tersenyum, "Tentu saja aku tahu pikiranmu. Tapi jangan lupa, kamu juga seorang pria normal dengan kebutuhan fisiologis. Kalau bukan, kamu nggak akan sering bangun di tengah malam untuk mandi air dingin beberapa kali."
Putranya terlalu bersih dan menjaga dirinya.
Sudah berusia 32 tahun dan masih belum pernah menyentuh seorang wanita pun. Sungguh sulit dipercaya.
Tentu saja Changmin memiliki kebutuhan pria.
Dia berada pada usia yang penuh semangat dan kebutuhan fisiologisnya memang tidak pernah dipenuhi selama ini.
Semakin sering dia menahannya, semakin meningkat kebutuhan fisiologisnya.
Ketika dia kembali ke kamar tidur, Hyerim sudah tertidur.
Dalam dua hari terakhir ini, Hyerim selalu bersikap sangat konservatif di hadapan Changmin. Dia sengaja mengenakan piyama berlengan panjang dan celana panjang, bahkan kerahnya dikancingkan dengan ketat.
Akan tetapi, piyama ukuran S yang dipakainya terlihat seperti ukuran XL.
Pakaiannya pun terlihat sedikit longgar di tubuhnya.
Ketika dia membalikkan tubuhnya, ujung bajunya sedikit terangkat dan memperlihatkan pinggang yang ramping.
Pinggangnya putih dan halus, sungguh menarik perhatian.
Hyerim adalah tipe wanita yang sangat tahan dilihat. Semakin dilihat, dia semakin tampak memiliki aura anggun, apalagi dia memiliki sifat yang baik sehingga tidak mungkin untuk tidak menyukainya.
Changmin bahkan melihatnya lebih dekat.
Dia adalah pria normal.
Seperti yang dikatakan Kihoon, dia juga memiliki kebutuhan fisiologis yang normal.
Selama 32 tahun tidak pernah dibebaskan atau dipenuhi kebutuhan fisiologisnya. Dia pernah berpikir untuk mencari seorang wanita, tetapi dia tidak pernah tertarik pada wanita mana pun.
Akan tetapi, saat ini, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dan bahkan membayangkan jika dia bisa memeluk Hyerim dari belakang ...
Tentu saja Changmin tahu dengan jelas bahwa perasaannya hanyalah reaksi naluriah seorang pria, bukan rasa suka.
Seks apa pun yang tidak mendasarkan cinta membuat Changmin menolaknya.
Tidak peduli seberapa kuat kebutuhan fisiologis naluriahnya.
Akhirnya, Changmin sadar kembali, dia berbalik dan pergi mandi.
“Apakah kamu baru saja mandi air dingin?” Kihoon melihatnya keluar dan sengaja bertanya sambil tersenyum.
Changmin berkata tanpa mengubah ekspresinya, “Kenapa?”
“Nggak apa-apa.” Kihoon tersenyum bahagia, “Lagipula, hanya orang yang sedang menderita yang memahami penderitaanya.”
Beberapa hal lebih baik tidak diungkapkan!
"Aku hanya berpikir kosmetikmu kurang bagus, aku akan membantumu memilih satu set nanti."
Hyerim menyentuh wajah Mikyung.
"Sekarang ada semacam riasan telanjang. Kelihatan natural dan halus setelah diaplikasikan. Nggak seluntur yang sekarang. Nanti aku ajari."
"Aku benar-benar nggak mengerti semua ini sekarang."
"Nggak apa-apa, 'kan masih ada aku."
Meskipun kedua sahabat menyembunyikan pikiran mereka, mereka masih bisa mengobrol tanpa jeda.
Usai mengobrol hal lain, Mikyung kembali ke topik mengenai suami Hyerim dari pernikahan kilatnya.
Semakin Hyerim menghindari topik ini, semakin Mikyung merasa ada yang tidak beres, "Hyerim, Taehoo bilang nama suamimu Changmin?"
“Iya,” Hyerim menyesap kopi.
Mikyung mengaduk cangkir sambil berpikir, "Nama ini terdengar sangat istimewa. Kedengarannya tidak seperti orang biasa."
Changmin memang memiliki aura yang agak berbeda.
Akan tetapi, Hyerim tidak dapat menjelakannya.
“Sebelum dia bangkrut, dia mungkin sedikit terkenal. Tapi setelah dia bangkrut, dia hanyalah orang biasa.”
"Taehoo bilang dia jelek?"
"Taehoo bilang gitu padamu?"
"Iya."
“Oh!” Hyerim mendengus dingin, “Taehoo pasti cemburu, dia belum pernah bertemu pria yang lebih tampan darinya dan seorang pria tampan tiba-tiba muncul di hadapannya, dia pasti sangat kesal.”
Mikyung kembali berpikir.
Pantas saja Taehoo tampak tidak senang saat dia bertanya mengenai Changmin.
"Taehoo adalah pria yang paling dikagumi di sekolah. Seberapa tampankah orang yang menjatuhkan Taehoo?"
"Kamu akan tahu ketika bertemu dengannya nanti."
"Lalu, kapan kamu akan mengaturnya? Aku khawatir kamu asal memilih seseorang untuk dinikahi, aku hanya takut kamu nggak bahagia setelah menikah."
"Aku nggak asal memilih. Changmin adalah putra Ahjussi. Ahjussi dan aku adalah teman yang saling membantu ketika dalam kesulitan dan kami bertemu tujuh tahun lalu."
“Kamu memanggilnya Ahjussi?”
"Kamu 'kan tahu sulit bagiku untuk mengucapkan kata Ayah. Aku hampir nggak pernah mengucapkan kata Ayah semenjak aku tumbuh dewasa."
“Bagaimanapun, kamu harus membiasakannya.”
Hyerim memikirkan Kihoon yang bertani di pedesaan.
Dia dan Changmin tinggal di kota, kemungkinan mereka tidak akan bertemu setiap hari untuk saat ini.
Hyerim berpikir mengajak Kihoon untuk tinggal bersamanya setelah merenovasi rumah barunya, tetapi itu juga sekitar setahun kemudian.
Sebaiknya dia membicarakan hal ini nanti saja.
Malam itu Kihoon datang ke rumah kontrakannya.
Kihoon membawa seekor ayam di tangan kirinya dan seekor bebek di tangan kanannya, keduanya masih hidup. Dia juga membawa sekeranjang sayuran di punggungnya.
Jika bukan karena Hyerim belum boleh mengetahui identitasnya yang asli untuk saat ini, Kihoon akan memindahkan semua suplemen nutrisi termahal di rumah dan bahkan ingin mencari ahli gizi untuk Hyerim untuk mengurus kesehatannya.
Lihat betapa kurusnya dia!
Dia kurus sekali dan pasti akan menderita ketika melahirkan seorang cucu untuk.
“Changmin belum pulang?” Kihoon masuk sambil membawa ayam dan bebek.
Hyerim sibuk membantunya mengambil sekeranjang sayuran segar di punggungnya.
Di saat ini, seekor bebek di tangan Kihoon sontak memanggil dan menjatuhkan sekeping kotoran bebek di lantai.
Lantai yang telah dibersihkan Hyerim sontak menjadi kotor.
Bagi Kihoon yang telah pensiun dari grup dan kini mengalihkan perhatiannya pada ternak ayam dan bebek setiap hari, kotoran bebek bukanlah hal yang mengejutkan baginya.
Dia buru-buru berlutut untuk menyekanya dengan tisu.
“Nggak apa-apa.” Hyerim juga ikut berjongkok, “Ahjussi, aku akan membersihkannya. Kamu duduk saja, kamu pasti sangat lelah karena perjalanan ke sini.”
Gadis-gadis di kota pasti akan menjauhi kotoran bebek setelah melihatnya, mereka akan merasa sangat jijik.
Mana mungkin ada gadis seperti Hyerim yang tidak merasa dia menyebalkan dan masih perhatian padanya?
Ini yang disukai Kihoon dari Hyerim, "Kamu masih memanggilku Ahjussi?"
Hyerim mendongak, " … Ayah!"
“Hei!” Kihoon sangat senang.
Saat melalui hidup dan mati bersama Hyerim tujuh tahun lalu, dia berpikir alangkah baiknya jika gadis pemberani dan baik hati ini bisa menjadi menantunya.
Tujuh tahun.
Akhirnya mimpi menjadi kenyataan.
Ini sungguh tidak mudah.
Setelah memberes-beres, Hyerim pun mulai memasak.
Kihoon bersikeras menolak Hyerim.
Meskipun dapurnya sangat kecil, Kihoon merasa sangat bahagia. Dia bahkan berpikir bahwa ketika Hyerim melahirkan cucu untuknya nanti, dia akan memasak sendiri untuknya setelah persalinan.
Dengan demikian, dia harus belajar lebih banyak dari ahli gizi bagaimana menyiapkan makanan yang alami dan sehat untuk ibu hamil.
Hyerim juga segan untuk membiarkan ayah mertuanya memasak sendirian, dia pun membantu memetik sayuran di sampingnya.
"Ahjussi … "
“Ahjussi lagi?”
“Ayah … kamu beternak banyak ayam dan bebek, apa kamu nggak terlalu kecapean?”
"Aku memelihara untuk dimakan sendiri, aku juga memelihara sapi, domba, angsa, dan sebagainya. Aku akan membawa ke sini untukmu setelah membunuh mereka."
Sapi yang dipeliharanya didatangkan dari luar negeri dan disebut sapi Wagyu.
Seekor sapi hampir mencapai empat puluh miliar.
Sapi Wagyu suka minum bir dan kualitas dagingnya sangat baik setelah minum bir.
Agar tetap sehat, dia memberinya sebotol whiskey setiap hari.
Dia selalu enggan untuk membunuh sapi itu, tetapi sekarang Hyerim sudah menikah ke dalam keluarganya, dia pun harus membunuh sapi itu dan memberikan bagian terbaik dari sapi itu kepada Hyerim untuk dicicipi.
Changmin belum kembali pada pukul sepuluh setelah makan malam.
Hyerim mengirim KakaoTalk ke Changmin, "Jam berapa kamu pulang hari ini? Ayah ada di sini."
Changmin, "Ayahmu atau Ayahku?
Hyerim, "Ayahmu."
Changmin mengernyit, pria tua itu masih berada di tempat Hyerim jam segini?
Apa yang orang tua itu pikirkan?
Bergegas kembali ke rumah kontrakan Hyerim, Changmin melihat Hyerim sedang merapikan sofa.
“Ayah, apakah Ayah terbiasa tidur di sofa, atau Changmin dan aku tidur di lantai luar saja, Ayah bisa tidur di kasur.”
"Kalian tidur di kasur dan aku tidur di sofa, bukankah sudah sesuai. Kenapa harus tidur di lantai?" Kihoon melirik penuh arti ke arah Changmin yang baru saja memasuki ruang tamu.
Mlihat Changmin telah kembali, Hyerim pun pergi mandi.
Changmin memasang wajah suram, "Kamu sengaja bermalam di sini karena ingin aku tidur sekamar dengan Hyerim?"
"Kamu nggak harus tidur satu ranjang dengan Hyerim, kamu boleh tidur di lantai." Kihoon berkata, "Ini tidak akan mempengaruhi perjanjian kita sebelumnya sedikit pun."
Sebelumnya telah disepakati bahwa dia hanya akan menikah. Sebelum dia jatuh cinta pada Hyerim, Kihoon tidak boleh memintaya untuk menjalin hubungan suami istri Choi Hyerim dan dia juga tidak boleh mendesak seorang cucu.
Changmin bahkan tidak dapat membantahnya, “ … ”
Setelah Hyerim selesai mandi, dia menarik Changmin ke kamar dan menunjukkan kasur yang telah dia letakkan di lantai, "Kamu tidur di sana, Bagaimana? Aapakah cocok?"
“Kamu ingin aku tidur di lantai?” Changmin berkata dengan nada kesal.
Hyerim mengingatkannya, "Changmin-ssi, waktu kita menikah, kamu mengatakan bahwa kamu nggak bisa tidur dengan seorang wanita tanpa perasaan apa pun. Atau kamu ingin tidur di ranjang denganku?"
Changmin sontak menjawab, "Nggak mungkin."
“Kalau begitu, kamu ingin aku memberimu tempat tidurku?” Hyerim bertanya, “Lalu aku yang tidur di lantai?”
Menyadari bahwa meminta seorang wanita untuk tidur di lantai tampak tidak sopan bagi seorang pria, Changmin pun berkompromi, "Aku akan tidur di lantai."
Tanpa berkata apa pun lagi, Changmin berbalik dan berjalan keluar.
Kihoon sudah berbaring di sofa.
“Apakah kamu akan pergi?” tanya Kihoon padanya.
Dengan tampang kesal, "Jangan berpikir bahwa dengan pengaturan seperti ini, hubungan antara aku dan Hyerim akan mengalami kemajuan."
Kihoon tersenyum, "Tentu saja aku tahu pikiranmu. Tapi jangan lupa, kamu juga seorang pria normal dengan kebutuhan fisiologis. Kalau bukan, kamu nggak akan sering bangun di tengah malam untuk mandi air dingin beberapa kali."
Putranya terlalu bersih dan menjaga dirinya.
Sudah berusia 32 tahun dan masih belum pernah menyentuh seorang wanita pun. Sungguh sulit dipercaya.
Tentu saja Changmin memiliki kebutuhan pria.
Dia berada pada usia yang penuh semangat dan kebutuhan fisiologisnya memang tidak pernah dipenuhi selama ini.
Semakin sering dia menahannya, semakin meningkat kebutuhan fisiologisnya.
Ketika dia kembali ke kamar tidur, Hyerim sudah tertidur.
Dalam dua hari terakhir ini, Hyerim selalu bersikap sangat konservatif di hadapan Changmin. Dia sengaja mengenakan piyama berlengan panjang dan celana panjang, bahkan kerahnya dikancingkan dengan ketat.
Akan tetapi, piyama ukuran S yang dipakainya terlihat seperti ukuran XL.
Pakaiannya pun terlihat sedikit longgar di tubuhnya.
Ketika dia membalikkan tubuhnya, ujung bajunya sedikit terangkat dan memperlihatkan pinggang yang ramping.
Pinggangnya putih dan halus, sungguh menarik perhatian.
Hyerim adalah tipe wanita yang sangat tahan dilihat. Semakin dilihat, dia semakin tampak memiliki aura anggun, apalagi dia memiliki sifat yang baik sehingga tidak mungkin untuk tidak menyukainya.
Changmin bahkan melihatnya lebih dekat.
Dia adalah pria normal.
Seperti yang dikatakan Kihoon, dia juga memiliki kebutuhan fisiologis yang normal.
Selama 32 tahun tidak pernah dibebaskan atau dipenuhi kebutuhan fisiologisnya. Dia pernah berpikir untuk mencari seorang wanita, tetapi dia tidak pernah tertarik pada wanita mana pun.
Akan tetapi, saat ini, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dan bahkan membayangkan jika dia bisa memeluk Hyerim dari belakang ...
Tentu saja Changmin tahu dengan jelas bahwa perasaannya hanyalah reaksi naluriah seorang pria, bukan rasa suka.
Seks apa pun yang tidak mendasarkan cinta membuat Changmin menolaknya.
Tidak peduli seberapa kuat kebutuhan fisiologis naluriahnya.
Akhirnya, Changmin sadar kembali, dia berbalik dan pergi mandi.
“Apakah kamu baru saja mandi air dingin?” Kihoon melihatnya keluar dan sengaja bertanya sambil tersenyum.
Changmin berkata tanpa mengubah ekspresinya, “Kenapa?”
“Nggak apa-apa.” Kihoon tersenyum bahagia, “Lagipula, hanya orang yang sedang menderita yang memahami penderitaanya.”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved