Bab 2 Sebaiknya Kamu Menurutlah

by Salvy 11:15,Apr 02,2021
Namun detik berikutnya aku menyadari, lenganku ditahan dengan kuat oleh sebuah tangan besar yang hangat.

“Apa sudah melihat rekaman CCTVnya?”

Belum sempat aku memberontak, terdengar suara khasnya yang tenang di samping telingaku.

Aku tertegun sejenak, kemudian menatapnya terkejut dengan penuh kewaspadaan, “Kamu...... siapa kamu sebenarnya? Apa yang kamu inginkan?”

Dia menatapku sejenak dengan datar, “Sebelum kamu memutuskan ingin membalas dendam pada Thomas atau tidak, kamu tidak perlu tahu siapa aku.”

Suaranya terdengar rendah dan berat, tetesan air mengalir dari kepalanya turun ke dadanya yang tidak berlemak, kemudian mengalir turun ke perutnya yang berotot dan terus mengarah ke bawah......

Hal ini membuatku terpesona, setelah lingling sejenak, aku langsung memberontak melepaskan tangannya, dan segera mengalihkan wajahku tidak berani untuk menatapnya.

“Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu menunjukkan rekaman CCTV padaku? Apa tujuanmu sebenarnya?”

Setelah menarik napas yang dalam, aku menanyakan kebingungan yang ada di dalam benakku.

“Sepertinya kamu masih belum mengetahui bagaimana kematian orang tuamu? Kamu tidak mungkin berpikir jika kematian orang tuamu itu murni karena kecelakaan kan?”

“Apa maksudmu?” seketika dadaku berdentum dengan keras, dan langsung menatapnya, waktu itu aku diculik, orang tuaku mengalami kecelakaan saat di perjalanan untuk memberikan uang tebusan, selama ini aku mengira itu memang murni kecelakaan.

Pria itu tidak langsung menjawab pertanyaanku, dan malah mengambi handuk mengusap rambutnya yang basah dengan perlahan.

Hingga saat ini aku baru tercengang menyadari ternyata dia adalah seorang pemimpin suatu perusahaan besar yang sering muncul di televisi.

Jika aku tidak salah ingat, seharusnya dia bernama Fendi Yu.

Selesai mengusap rambutnya, dia terduduk, menuangkan segelas anggur merah dengan perlahan-lahan, kemudian menyesapnya perlahan seperti tidak mendengar ucapanku tadi.

“Apa maksudmu sebenarnya?”

Aku harus mendapatkan penjelasan, aku berjalan ke hadapannya kemudian bertanya dengan dingin.

“Kamu adalah orang pertama yang berani berbicara seperti ini padaku!” pria itu mendongakkan kepalanya menatapku sejenak sambil tersenyum, belum sempat aku mencerna apa yang dia tertawakan, aku merasakan pegangan erat di lenganku, kemudian dengan satu tarikan kuat, tubuhku terjatuh ke dalam pelukannya.

“Akh......” detik berikutnya terdengar suara pekikan, dan aku telah berada di bawah tubuhnya.

Terdengar suara yang sarat akan godaan dan juga deru napas yang hangat dari atas kepala, kemudian wajah tampannya terlihat jelas di hadapanku, “Sepertinya, rasa penasaran Nyonya Song cukup besar!”

Aku tidak pernah berdekatan seperti ini dengan pria mana pun, saat merasa gelisah, jantungku berdetak dengan cepat, wajahku memerah hingga ke telinga, dan saat ini Fendi Yu semakin menindih tubuhku.

Fendi Yu menarik sudut bibirnya, mendekatkan mulutnya di samping telingaku, lalu suara rendah dan beratnya masuk ke dalam telingaku, “Biar kuperkenalkan diriku, aku adalah Fendi Yu, CEO Tongcheng Real Estate! Aku bisa menjawab semua pertanyaanmu satu per satu, tapi——”

Suaranya terhenti sejenak, seiring dengan sepasang mata yang terangkat dengan cepat untuk menatapku, tersungging sebuah senyuman tipis di sudut bibirnya, “Aku memiliki satu syarat!”

Syarat? Aku tertegun menatapnya, kemudian bertanya, “Syarat apa?”

“Aku mau kamu menikah denganku!”

Seketika ucapannya itu membuatku tersadar.

Dia ingin menikahiku? Aku menatapnya lurus, mengira ada yang salah dengan telingaku.

Kita baru bertemu untuk pertama kalinya, dan juga aku adalah seorang wanita yang sudah menikah, memiliki keluarga, apa dia sedang bergurau? Benar, dia pasti sedang bergurau denganku.

“Tuan Yu, kamu sedang bergurau, tapi gurauanmu ini tidak lucu sama sekali!” entah kenapa, tiba-tiba saat ini aku menjadi tenang.

“Bergurau?” Fendi Yu menggelapkan wajahnya, kemudian menegakkan tubuhnya dengan cepat, dan berucap dengan dingin, “Aku tidak pernah bergurau sembarangan. Aku akan memberimu waktu untuk berpikir, jika sudah memutuskannya, datanglah ke Tongcheng Real Estate untuk mencariku!”

Aku menatap punggungnya yang menghilang di balik pintu kamar dengan mata membelalak dan mulut yang terbuka lebar.

Entah sudah berapa lama, suara dering ponsel menyadarkanku, saat aku mengangkatnya terdengar suara teriakan memekakkan telinga: “Debby, ke mana kamu? Jangan-jangan kamu lupa jika sore ini akan pergi ke rumah sakit bersamaku untuk memeriksakan diri......”

Suara teriakan amarah dari seberang telepon itu, berasal dari ibu mertuaku, Sofie Zhou.

Ucapannya sangat tajam, aku tidak berani membalasnya, setelah dia selesai memaki, aku baru berucap dengan sangat hati-hati, “Ibu...... aku...... sudah di perjalanan, sebentar lagi akan sampai......”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

443