Bab 3 Menggebu-gebu Namun Tidak Menyesal

by Salvy 11:15,Apr 02,2021
“Cukup! Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang kukeluarkan untuk membuat janji dengan Ketua Liu, dokter spesialis kandungan ini untukmu?”

Sofie Zhou terus memarahiku, yang dia tahu hanya setelah tiga tahun aku masuk ke keluarga Song aku masih belum hamil juga, namun dia tidak pernah tahu jika Thomas Song tidak pernah menyentuhku.

“Ibu, aku tahu aku salah! Kamu jangan marah, aku akan sampai sebentar lagi!”

“Cukup! Debby, ini sudah lewat dari waktu yang dijanjikan, Ketua Liu tidak punya waktu untuk menunggumu! Kuperingatkan padamu, cepat pulang, jika tidak kamu bisa angkat kaki dari rumah ini! Keluarga Song tidak membutuhkan menantu yang tidak bisa melahirkan anak! ......”

Dia terus memakiku tanpa henti, membuatku tidak bisa mengatakan satu patah kata pun.

Setelah dia lelah memaki, aku baru berucap dengan sabar, “Ibu, aku tahu, sebentar lagi aku akan sampai!”

Setelah menutup telepon, aku langsung bangkit berdiri dengan terburu-buru.

Namun saat aku akan memasukkan ponselku ke dalam kantong, aku menyentu selembar kertas yang keras—— ternyata kartu nama Fendi Yu.

Aku bahkan tidak ada waktu untuk memikirkan pengkhianatan Thomas Song, dan segera pulang ke rumah, baru saja aku membuka pintu, langsung terdengar suara makian dari ibu mertuaku, “Debby, ternyata kamu masih ingat pulang? Kenapa tidak mati saja di luar sana? Lihatlah sudah jam berapa sekarang, bahkan dokternya sudah pulang! Kamu......”

Suaranya yang memekakkan telinga, membuat bulu kudukku berdiri.

Berdiri membeku selama beberapa detik, kemudian aku menjelaskan dengan suara pelan, “Ibu, aku benar-benar tidak ada penyakit.”

Bahkan aku sendiri tidak tahu, ini sudah yang keberapa kalinya aku menjelaskan masalah ini padanya dengan sabar, namun Sofie Zhou tidak mendengarkanku.

“Tutup mulutmu! Jika tidak ada penyakit, kenapa kamu tidak bisa melahirkan anak?” dia menatapku, kemudian berteriak dengan keras, “Debby, besok pagi kamu harus pergi ke rumah sakit, jika kamu berani kabur lagi, lihat saja apa yang akan kulakukan padamu!”

Besok pagi? Aku tertegun sejenak, kemudian berucap dengan sangat hati-hati, “Tapi...... Ibu, besok pagi aku ada janji dengan klien......”

“Klien klien klien! Apa di hatimu tidak ada keluarga ini? Tetangga kita bahkan sudah menggendong cucu, tapi bagaimana denganmu? Kamu hanyalah wanita yang tidak bisa melahirkan anak, dan membuat keluarga Song malu!” dia memakiku tanpa ragu, saat aku akan membuka mulutku, tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka.

Suaranya terdengar pelan, namun entah itu ayah mertuaku Winto Song, ataupun Thomas Song, setidaknya bisa menghentikan perdebatanku dengan Sofie Zhou. Namun......

Saat pintu terbuka, aku mendengar Thomas Song berucap, “Kalau begitu bercerai saja jika tidak bisa melahirkan anak, jangan membuang-buang waktuku lagi!”

Dia mengucapkannya dengan sangat berterus terang, terlihat jelas jika dia menunjukkan sikapnya ini pada Sofie Zhou.

Aku terdiam sejenak, kemudian tercengang menatapnya.

Sebagai suamiku, dia tidak melakukan hubungan suami istri denganku tapi mencari wanita lain di luar sana.

Tidak hanya itu, saat mertuaku melukaiku, dia malah mengucapkan kalimat seperti ini, di mana hati nuraninya?

“Thomas......” aku sangat marah ingin meminta penjelasan darinya, namun dengan kejamnya dia menuntut lebih dulu, “Jika ada waktu pergilah ke rumah sakit melakukan pemeriksaan kenapa kamu tidak bisa hamil! Jangan selalu mencari keributan dengan ibuku!”

Setelah melontarkan kalimat ini, dia membalikkan tubuhnya untuk pergi.

Jika dulu di situasi seperti ini aku akan menahannya, namun setelah aku mengetahui perbuatan kotornya itu, aku tidak ingin menahannya lagi.

Aku langsung menarik lengannya, kemudian tersenyum dingin berucap, “Tuan Song, bukankah seharusnya kamu menjelaskan padaku ke mana kamu pergi sore tadi?”

Saat aku berucap, dirinya tertegun sejenak.

Kemudian muncul kekejaman di dalam tatapannya, dia melangkah perlahan-lahan mendekatiku, suaranya sarat akan menyindir, “Debby, ke mana aku pergi apa itu ada hubungannya dneganmu?”

Suaranya terdengar sangat dingin, bahkan tidak ada rasa bersalah sama sekali.

Thomas Song, pria ini sungguh keterlaluan! Apa dia pikir aku mudah untuk ditindas?

“Tuan Song, aku sangat penasaran kamu pergi ke mana sebenarnya? Dan bersama siapa? Apa yang kalian lakukan?”

Teringat pada dirinya yang bergelut bersama wanita itu di layar televisi, hatiku terasa sakit bagaikan ditusuk sebuah pisau.

Saat mendengar ucapanku, Thomas Song seperti menyadari sesuatu, kemudian menoleh menatapku dengan tajam.

Tatapannya bagaikan belati tajam yang langsung menancap di hatiku.

“Debby kamu mengikutiku!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

443