Bab 1 Apakah Aku Membuatmu Sakit Tadi Malam?
by Kang Minrae
11:25,Apr 12,2024
Lim Yoora sama sekali tidak pernah menyangka, kalau calon ibu mertuanya akan menyeretnya ke atas ranjang pria lain setelah tunangannya baru saja pergi.
Setelah kesadarannya kembali dan ingin kabur, situasi kamar yang gelap itu tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, lalu terdengar suara marah dari seorang pria yang sambil memukul kepalanya.
“Siapa yang menyuruhmu datang?”
Belum sempat Lim Yoora menjelaskan apa pun, pergelangan tangannya sudah dicengkeram dengan erat.
Pria itu menariknya dari ranjang dengan kasar, kemudian melemparnya bagaikan membuang sampah, lalu berkata dengan penuh benci, “Pergi dari sini!”
Suara dentuman terdengar, Lim Yoora tersungkur di atas karpet, air mata hampir mengalir karena begitu sakit.
Dia berusaha sekuat tenaga untuk pergi, tapi tubuhnya yang lemah sama sekali tidak bisa diajak bekerja sama, berkali-kali dan selalu gagal.
“Aku… aku tidak bisa bangun…” Lim Yoora menjelaskan dengan gemetaran.
Namun, suaranya bagaikan anak kucing yang sedang mengeong, terdengar seperti sengaja menggoda orang.
Suara itu membuat dirinya sendiri yang mendengarkan merasa panik.
Gawat! Kali ini, pria itu pasti berpikir kalau dirinya sengaja menggodanya.
Akan tetapi di luar dugaan, detik berikutnya, pria itu tiba di hadapannya dengan secepat kilat, kemudian mencengkeram kedua lengannya, “Kamu!”
Suara itu terdengar sedikit terkejut dan senang.
“Bukan… kamu salah orang… um…”
Belum selesai berkata, bibir Lim Yoora ditutup dengan rapat.
Aroma tembakau dan napas pria yang begitu mendominasi seketika merasuk ke dalam pernapasannya.
Segera, pria itu pun langsung menekan di atasnya, gerakannya begitu arogan dan kasar.
Lim Yoora memberontak dengan sekuat tenaga, tapi dirinya benar-benar tekan habis-habisan oleh pria tersebut. Pria itu seperti tidak memberikan sedikit ruang untuknya bernapas.
Malam yang panjang berlalu dengan begitu lambat, Lim Yoora tidak tahu kapan siksaan seperti ini akan berakhir.
Sekalipun berhasil lolos dari pelecehan orang tua murid, apa gunanya?
Mungkinkah takdir hidupnya akan berbeda?
Sshh, pundaknya terasa sangat sakit.
Pria itu menggigitnya dan berkata dengan tidak puas.
“Fokus sedikit.”
Setelah itu, pemaksaan yang lebih kuat membuat Lim Yoora tidak dapat berpikir lagi dan hanya bisa mengikuti arus pria tersebut di bawah desakan malam ini.
……
Keesokan harinya, setelah Lim Yoora sadar kembali, dia menyadari pakaiannya masih lengkap melekat di tubuhnya, hanya saja terlihat sedikit berantakan.
Dia pun langsung terbangun dan duduk dengan penuh kejutan setelah teringat dengan kejadian tadi malam, matanya langsung bertemu dengan mata pria yang sedang berdiri di depan jendela.
Di bawah sinar mentari yang bersinar masuk melalui jendela, wajah pria itu membuat orang lain yang melihatnya sedikit terpana, hanya bisa melihat kulitnya yang putih dan berotot, ada kacamata dengan bingkai berwarna emas di pangkal hidungnya. Pria itu terlihat sangat maskulin dan mempunyai aura kutu buku.
Punggungnya tegak meski sedang duduk di atas kursi roda, perlahan-lahan dia mulai mendekat, hal ini sama sekali tidak bisa menyembunyikan aura arogan yang terpancar dari seluruh tubuhnya.
Setelah melihat wajah pria yang ada di depannya dengan jelas, Lim Yoora pun sangat terkejut, “Pa… Paman Ketiga!”
Kenapa bisa paman ketiga dari tunangannya?!
Tadi malam, setelah dirinya hampir saja mendapatkan pelecehan oleh orang tua murid, dia pun memukul kepala pria tersebut guna untuk melindungi dirinya, lalu berlari untuk menemui tunangannya, Lee Jiwoon.
Namun, saat itu Lee Jiwoon buru-buru untuk pergi dinas, karena itu Lee Jiwoon menyerahkan dirinya kepada ibunya.
Siapa sangka setelah Lim Yoora meneguk susu yang diberikan oleh ibunya Lee Jiwoon, dia pun langsung diseret ke kamar lain.
Akan tetapi, kenapa… kenapa bisa paman ketiganya Lee Jiwoon?!
Lim Yoora merasa malu dan marah, ingin sekali dia mencari tempat untuk bersembunyi!
“Aku akan bertanggung jawab mengenai kejadian tadi malam,” kata Lee Yonghoon dengan lembut seraya mendorong kursi rodanya mendekat.
Tatapan matanya terlihat sangat tulus dan nada bicaranya juga sangat jujur.
Lim Yoora sedikit tercengang, dia mendongak dan langsung melihat bibir Lee Yonghoon yang terbuka, kemudian terbatuk ringan. Suaranya seolah-olah menyiratkan kesepian yang tak terlukis, lalu menyeringai.
“Tentu saja, karena kamu orang yang tidak jijik dengan orang cacat sepertiku. Selama kamu bersedia, maka kita bisa mendaftarkan pernikahan hari ini juga.”
“Mendaftarkan pernikahan?” Lim Yoora terkejut mendengarnya.
Kemarin, dia sangat berharap bisa segera menetapkan tanggal pernikahan, dengan begitu keluarganya tidak akan menggunakan cara kotor untuk menjebaknya lagi.
Namun, Lee Jiwoon malah merasa dia seolah-olah membesar-besarkan masalah dan menolaknya.
Lim Yoora benar-benar tidak menyangka, bagaimana bisa perkataan seperti ini dilontarkan dengan mudah dari mulut paman ketiganya Lee Jiwoon?
“Aku…” Lim Yoora menggigit bibirnya.
Ada seketika, dia ingin sekali langsung menyetujuinya agar bisa melarikan diri dari keluarganya!
Namun, akal sehatnya menentang dan langsung membuatnya menggelengkan kepalanya.
Tidak, tidak boleh! Dia bukan orang lain, melainkan paman ketiga dari calon suaminya!
Selain itu, dia juga dikabarkan sebagai orang yang sangat kejam yang mampu menggemparkan Seoul dengan kekuatannya!
Dia tidak ingin bersama dengan pria yang mempunyai latar belakang rumit seperti ini.
Melihat Lim Yoora menggelengkan kepalanya, Lee Yonghoon tampak tidak terlalu terkejut, melainkan tertawa. Wajah tampan lemah dan pucat itu lagi-lagi memalingkan wajahnya dan terbatuk ringan sebanyak dua kali, terlihat seperti tidak akan bisa hidup lebih lama lagi.
“Tidak apa-apa. Aku mengerti. Bagaimana mungkin orang yang normal bersedia untuk hidup dengan orang cacat sepertiku?”
Hati Lim Yoora tersentak mendengarnya.
Dia merasa tidak nyaman mendengar perkataan Lee Yonghoon, tapi sebenarnya dia sangat ingin segera pergi dari situasi seperti ini, hanya bisa berkata, “Tidak apa-apa, Paman Ketiga, kalau begitu… aku pergi dulu.”
Begitu selesai berkata, Lim Yoora bergegas beranjak, tapi siapa sangka kakinya begitu lemas, seluruh tubuhnya kembali tersungkur ke depan.
Melihat hal ini, raut wajah Lee Yonghoon berubah, kemudian langsung mendorong kursi rodanya ke depan dengan luwes, lalu lengannya yang panjang langsung menangkap tubuh Lim Yoora ke dalam pelukannya.
Kedua tubuh hangat saling menempel, aroma harum merasuk ke dalam hidung membuat Lee Yonghoon teringat dengan kejadian tadi malam, jakunnya bergerak naik turun tanpa sadar.
Wajah Lim Yoora terbenam di dada Lee Yonghoon yang hangat, dia pun merasa sangat canggung ketika mendengar suara detak jantungnya yang berpacu cepat.
Apa boleh buat, kakinya terlalu kebas dan tidak bisa berdiri dengan kokoh.
Lalu, terdengar suara lembut dari pria tersebut.
“Apakah tadi malam aku membuatmu kesakitan?”
Wajah Lim Yoora seketika memerah bagaikan kepiting rebus.
Menahan rasa kebas yang ada, Lim Yoora pun mendorong dada Lee Yonghoon dan bangkit dari tempatnya, hatinya sedikit kacau.
Entah kenapa, dirinya tadi malah merasakan kenyamanan dan keamanan yang belum pernah dirasakan olehnya sebelumnya.
Perasaan seperti ini membuatnya sangat tenang, tapi setelah sadar, dia pun memaki dirinya sendiri dengan keras.
Apa yang dipikirkan!
Pria itu adalah paman ketiga dari calon suami!
Lim Yoora kembali merasa sangat malu.
Namun, Lee Yonghoon seolah-olah tidak menyadari hal tersebut, dia pun mengulurkan tangannya dan menggenggam pergelangan tangannya dengan lembut, kemudian bertanya, “Apakah aku terlalu kasar?”
Lim Yoora bergegas menepis tangannya, menggelengkan dan menganggukkan kepalanya saat ini benar-benar tidak tepat.
“Maaf…” Lee Yonghoon meminta maaf dengan tulus.
Lim Yoora mendongak dengan terkejut, lalu menatap tatapan tulus dari Lee Yonghoon.
Orang ini… sepertinya tidak mirip dengan rumor yang beredar.
Lalu, tak disangka, Lee Yonghoon langsung mengaku dengannya.
“Maaf sekali, tadi malam aku tidak terlalu bisa…”
Wajah Lim Yoora yang semula telah mereda, kini kembali memanas dan memerah.
Apa yang sedang dilakukan!
Bagaimana bisa membahas kejadian tadi malam di sini dengan paman ketiga dari calon suaminya?
Melihat kepala mungil yang terkulai seperti itu, Lee Yonghoon pun tersenyum.
Pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu yang begitu buru-buru, seolah-olah pintu itu akan rusak oleh ketukan pintu tersebut.
“Lee Yonghoon, buka pintunya!”
“Lee Yonghoon, dasar binatang, cepat lepaskan calon menantuku!”
Suara arogan terdengar dari luar pintu, sungguh mengejutkan Lim Yoora hingga membuat wajahnya yang memerah seketika memucat.
Orang itu adalah ibunya Lee Jiwoon!
Calon ibu mertua yang sah!
Dia sendiri yang menyeret Lim Yoora ke dalam kamar paman ketiganya Lee Jiwoon, dan sekarang dia juga yang datang dengan tanpa rasa malu untuk menangkap basah!
Lim Yoora merasa sangat malu, dia bingung harus bagaimana menghadapi situasi saat ini.
Tiba-tiba, tatapannya langsung berlaih kepada tangan pria yang sedang menggenggam tangannya dengan erat, memberikan keamanan yang tiada tara.
Lalu, terdengar suara serak dalam dari pria tersebut di telinganya.
“Jangan takut, serahkan semua kesalahan padaku saja nanti.”
Hanya sebentar saja, Lee Yonghoon langsung melepaskannya, lalu mendorong kursi rodanya ke sisi ranjang, kemudian merapikan tempat tidur yang sudah berantakan.
Sudut matanya seketika menggelap ketika dia menyentuh bekas merah di atas seprai, lalu langsung ditutup olehnya dengan selimut.
Lim Yoora merasa sangat getir ketika melihat Lee Yonghoon yang sedang merapikan tempat tidur.
Tak disangka, pada saat ini, malah paman ketiga dari Lee Jiwoon yang sedang menjaga harga dirinya.
Suara klik terdengar.
Kemudian, Nyonya Lee langsung membuka pintu dan berjalan masuk.
Setelah kesadarannya kembali dan ingin kabur, situasi kamar yang gelap itu tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, lalu terdengar suara marah dari seorang pria yang sambil memukul kepalanya.
“Siapa yang menyuruhmu datang?”
Belum sempat Lim Yoora menjelaskan apa pun, pergelangan tangannya sudah dicengkeram dengan erat.
Pria itu menariknya dari ranjang dengan kasar, kemudian melemparnya bagaikan membuang sampah, lalu berkata dengan penuh benci, “Pergi dari sini!”
Suara dentuman terdengar, Lim Yoora tersungkur di atas karpet, air mata hampir mengalir karena begitu sakit.
Dia berusaha sekuat tenaga untuk pergi, tapi tubuhnya yang lemah sama sekali tidak bisa diajak bekerja sama, berkali-kali dan selalu gagal.
“Aku… aku tidak bisa bangun…” Lim Yoora menjelaskan dengan gemetaran.
Namun, suaranya bagaikan anak kucing yang sedang mengeong, terdengar seperti sengaja menggoda orang.
Suara itu membuat dirinya sendiri yang mendengarkan merasa panik.
Gawat! Kali ini, pria itu pasti berpikir kalau dirinya sengaja menggodanya.
Akan tetapi di luar dugaan, detik berikutnya, pria itu tiba di hadapannya dengan secepat kilat, kemudian mencengkeram kedua lengannya, “Kamu!”
Suara itu terdengar sedikit terkejut dan senang.
“Bukan… kamu salah orang… um…”
Belum selesai berkata, bibir Lim Yoora ditutup dengan rapat.
Aroma tembakau dan napas pria yang begitu mendominasi seketika merasuk ke dalam pernapasannya.
Segera, pria itu pun langsung menekan di atasnya, gerakannya begitu arogan dan kasar.
Lim Yoora memberontak dengan sekuat tenaga, tapi dirinya benar-benar tekan habis-habisan oleh pria tersebut. Pria itu seperti tidak memberikan sedikit ruang untuknya bernapas.
Malam yang panjang berlalu dengan begitu lambat, Lim Yoora tidak tahu kapan siksaan seperti ini akan berakhir.
Sekalipun berhasil lolos dari pelecehan orang tua murid, apa gunanya?
Mungkinkah takdir hidupnya akan berbeda?
Sshh, pundaknya terasa sangat sakit.
Pria itu menggigitnya dan berkata dengan tidak puas.
“Fokus sedikit.”
Setelah itu, pemaksaan yang lebih kuat membuat Lim Yoora tidak dapat berpikir lagi dan hanya bisa mengikuti arus pria tersebut di bawah desakan malam ini.
……
Keesokan harinya, setelah Lim Yoora sadar kembali, dia menyadari pakaiannya masih lengkap melekat di tubuhnya, hanya saja terlihat sedikit berantakan.
Dia pun langsung terbangun dan duduk dengan penuh kejutan setelah teringat dengan kejadian tadi malam, matanya langsung bertemu dengan mata pria yang sedang berdiri di depan jendela.
Di bawah sinar mentari yang bersinar masuk melalui jendela, wajah pria itu membuat orang lain yang melihatnya sedikit terpana, hanya bisa melihat kulitnya yang putih dan berotot, ada kacamata dengan bingkai berwarna emas di pangkal hidungnya. Pria itu terlihat sangat maskulin dan mempunyai aura kutu buku.
Punggungnya tegak meski sedang duduk di atas kursi roda, perlahan-lahan dia mulai mendekat, hal ini sama sekali tidak bisa menyembunyikan aura arogan yang terpancar dari seluruh tubuhnya.
Setelah melihat wajah pria yang ada di depannya dengan jelas, Lim Yoora pun sangat terkejut, “Pa… Paman Ketiga!”
Kenapa bisa paman ketiga dari tunangannya?!
Tadi malam, setelah dirinya hampir saja mendapatkan pelecehan oleh orang tua murid, dia pun memukul kepala pria tersebut guna untuk melindungi dirinya, lalu berlari untuk menemui tunangannya, Lee Jiwoon.
Namun, saat itu Lee Jiwoon buru-buru untuk pergi dinas, karena itu Lee Jiwoon menyerahkan dirinya kepada ibunya.
Siapa sangka setelah Lim Yoora meneguk susu yang diberikan oleh ibunya Lee Jiwoon, dia pun langsung diseret ke kamar lain.
Akan tetapi, kenapa… kenapa bisa paman ketiganya Lee Jiwoon?!
Lim Yoora merasa malu dan marah, ingin sekali dia mencari tempat untuk bersembunyi!
“Aku akan bertanggung jawab mengenai kejadian tadi malam,” kata Lee Yonghoon dengan lembut seraya mendorong kursi rodanya mendekat.
Tatapan matanya terlihat sangat tulus dan nada bicaranya juga sangat jujur.
Lim Yoora sedikit tercengang, dia mendongak dan langsung melihat bibir Lee Yonghoon yang terbuka, kemudian terbatuk ringan. Suaranya seolah-olah menyiratkan kesepian yang tak terlukis, lalu menyeringai.
“Tentu saja, karena kamu orang yang tidak jijik dengan orang cacat sepertiku. Selama kamu bersedia, maka kita bisa mendaftarkan pernikahan hari ini juga.”
“Mendaftarkan pernikahan?” Lim Yoora terkejut mendengarnya.
Kemarin, dia sangat berharap bisa segera menetapkan tanggal pernikahan, dengan begitu keluarganya tidak akan menggunakan cara kotor untuk menjebaknya lagi.
Namun, Lee Jiwoon malah merasa dia seolah-olah membesar-besarkan masalah dan menolaknya.
Lim Yoora benar-benar tidak menyangka, bagaimana bisa perkataan seperti ini dilontarkan dengan mudah dari mulut paman ketiganya Lee Jiwoon?
“Aku…” Lim Yoora menggigit bibirnya.
Ada seketika, dia ingin sekali langsung menyetujuinya agar bisa melarikan diri dari keluarganya!
Namun, akal sehatnya menentang dan langsung membuatnya menggelengkan kepalanya.
Tidak, tidak boleh! Dia bukan orang lain, melainkan paman ketiga dari calon suaminya!
Selain itu, dia juga dikabarkan sebagai orang yang sangat kejam yang mampu menggemparkan Seoul dengan kekuatannya!
Dia tidak ingin bersama dengan pria yang mempunyai latar belakang rumit seperti ini.
Melihat Lim Yoora menggelengkan kepalanya, Lee Yonghoon tampak tidak terlalu terkejut, melainkan tertawa. Wajah tampan lemah dan pucat itu lagi-lagi memalingkan wajahnya dan terbatuk ringan sebanyak dua kali, terlihat seperti tidak akan bisa hidup lebih lama lagi.
“Tidak apa-apa. Aku mengerti. Bagaimana mungkin orang yang normal bersedia untuk hidup dengan orang cacat sepertiku?”
Hati Lim Yoora tersentak mendengarnya.
Dia merasa tidak nyaman mendengar perkataan Lee Yonghoon, tapi sebenarnya dia sangat ingin segera pergi dari situasi seperti ini, hanya bisa berkata, “Tidak apa-apa, Paman Ketiga, kalau begitu… aku pergi dulu.”
Begitu selesai berkata, Lim Yoora bergegas beranjak, tapi siapa sangka kakinya begitu lemas, seluruh tubuhnya kembali tersungkur ke depan.
Melihat hal ini, raut wajah Lee Yonghoon berubah, kemudian langsung mendorong kursi rodanya ke depan dengan luwes, lalu lengannya yang panjang langsung menangkap tubuh Lim Yoora ke dalam pelukannya.
Kedua tubuh hangat saling menempel, aroma harum merasuk ke dalam hidung membuat Lee Yonghoon teringat dengan kejadian tadi malam, jakunnya bergerak naik turun tanpa sadar.
Wajah Lim Yoora terbenam di dada Lee Yonghoon yang hangat, dia pun merasa sangat canggung ketika mendengar suara detak jantungnya yang berpacu cepat.
Apa boleh buat, kakinya terlalu kebas dan tidak bisa berdiri dengan kokoh.
Lalu, terdengar suara lembut dari pria tersebut.
“Apakah tadi malam aku membuatmu kesakitan?”
Wajah Lim Yoora seketika memerah bagaikan kepiting rebus.
Menahan rasa kebas yang ada, Lim Yoora pun mendorong dada Lee Yonghoon dan bangkit dari tempatnya, hatinya sedikit kacau.
Entah kenapa, dirinya tadi malah merasakan kenyamanan dan keamanan yang belum pernah dirasakan olehnya sebelumnya.
Perasaan seperti ini membuatnya sangat tenang, tapi setelah sadar, dia pun memaki dirinya sendiri dengan keras.
Apa yang dipikirkan!
Pria itu adalah paman ketiga dari calon suami!
Lim Yoora kembali merasa sangat malu.
Namun, Lee Yonghoon seolah-olah tidak menyadari hal tersebut, dia pun mengulurkan tangannya dan menggenggam pergelangan tangannya dengan lembut, kemudian bertanya, “Apakah aku terlalu kasar?”
Lim Yoora bergegas menepis tangannya, menggelengkan dan menganggukkan kepalanya saat ini benar-benar tidak tepat.
“Maaf…” Lee Yonghoon meminta maaf dengan tulus.
Lim Yoora mendongak dengan terkejut, lalu menatap tatapan tulus dari Lee Yonghoon.
Orang ini… sepertinya tidak mirip dengan rumor yang beredar.
Lalu, tak disangka, Lee Yonghoon langsung mengaku dengannya.
“Maaf sekali, tadi malam aku tidak terlalu bisa…”
Wajah Lim Yoora yang semula telah mereda, kini kembali memanas dan memerah.
Apa yang sedang dilakukan!
Bagaimana bisa membahas kejadian tadi malam di sini dengan paman ketiga dari calon suaminya?
Melihat kepala mungil yang terkulai seperti itu, Lee Yonghoon pun tersenyum.
Pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu yang begitu buru-buru, seolah-olah pintu itu akan rusak oleh ketukan pintu tersebut.
“Lee Yonghoon, buka pintunya!”
“Lee Yonghoon, dasar binatang, cepat lepaskan calon menantuku!”
Suara arogan terdengar dari luar pintu, sungguh mengejutkan Lim Yoora hingga membuat wajahnya yang memerah seketika memucat.
Orang itu adalah ibunya Lee Jiwoon!
Calon ibu mertua yang sah!
Dia sendiri yang menyeret Lim Yoora ke dalam kamar paman ketiganya Lee Jiwoon, dan sekarang dia juga yang datang dengan tanpa rasa malu untuk menangkap basah!
Lim Yoora merasa sangat malu, dia bingung harus bagaimana menghadapi situasi saat ini.
Tiba-tiba, tatapannya langsung berlaih kepada tangan pria yang sedang menggenggam tangannya dengan erat, memberikan keamanan yang tiada tara.
Lalu, terdengar suara serak dalam dari pria tersebut di telinganya.
“Jangan takut, serahkan semua kesalahan padaku saja nanti.”
Hanya sebentar saja, Lee Yonghoon langsung melepaskannya, lalu mendorong kursi rodanya ke sisi ranjang, kemudian merapikan tempat tidur yang sudah berantakan.
Sudut matanya seketika menggelap ketika dia menyentuh bekas merah di atas seprai, lalu langsung ditutup olehnya dengan selimut.
Lim Yoora merasa sangat getir ketika melihat Lee Yonghoon yang sedang merapikan tempat tidur.
Tak disangka, pada saat ini, malah paman ketiga dari Lee Jiwoon yang sedang menjaga harga dirinya.
Suara klik terdengar.
Kemudian, Nyonya Lee langsung membuka pintu dan berjalan masuk.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved