Bab 3 Daftarkan Pernikahan Dulu!

by Kang Minrae 11:25,Apr 12,2024
Tuan Besar Lee menghelakan napas dengan enggan, raut wajahnya pun terlihat sangat kaku, “Kalau kamu menikah dengan Lee Yonghoon, maka kamu tidak boleh memanggilku kakek.”

“Kamu harus memanggilku ayah. Kalau tidak, urutan silsilah akan kacau,” ujar Lee Yonghoon yang sedang berlutut dengan tersenyum lemah, lalu bergerak dan terkena lukanya, wajahnya pun langsung memucat.

Melihat situasi ini, pengurus rumah pun langsung bergegas melirik ke arah Lim Yoora, “Nyonya Muda Ketiga, cepat bantu aku, cepat bantu Tuan Muda Ketiga ke kursi roda.”

Lim Yoora merasa cukup malu dengan panggilan ‘nyonya muda ketiga’, tapi dia tetap memberikan bantuan kepada pengurus rumah untuk memapah Lee Yonghoon ke kursi roda.

Setelah duduk kembali ke kursi roda, dia pun menatap ke arah ibunya Lee Jiwoon dengan lemah, “Kakak Ipar, apakah kamu puas dengan akhir seperti ini?”

“Tentu saja. Lee Yonghoon, kamu jangan dendam padaku. Aku yang paling tahu bagaimana hubungan antara Yoora dan Jiwoon. Menurutmu, Yoora telah menyerahkan keperawanannya padamu, bagaimanapun juga kamu harus bertanggung jawab padanya, bukan?”

Sambil berkata, ibunya Lee Jiwoon berjalan menghampiri Lim Yoora, lalu menggenggam tangannya dengan lembut.

“Yoora, meskipun kita tidak mempunyai jodoh untuk menjadi mertua dan menantu, tapi kita tetap satu keluarga. Kelak, kendala apa pun yang kamu alami, kamu bisa mencariku.”

Lim Yoora akhirnya baru mengetahui seluk-beluk cerita yang ada, dia tidak mungkin bisa berperilaku dekat dengannya lagi. Karena itu, dia pun menarik tangannya dan berkata dengan raut wajah datar.

“Kakak Ipar, hari ini aku menikah dengan Pa… Tuan Muda Ketiga, dengan begitu kamu adalah seniorku, kelak aku berharap kamu bisa memanggilku dengan sebutan adik ipar.”

Raut wajah Nyonya Lee seketika tercengang, lalu dia pun tersenyum dan berkata, “Baik.”

Ekspresinya saat ini terlihat jauh lebih santai dan lega, dia sama sekali tidak terlihat sedih telah kehilangan menantunya.

Lim Yoora teringat dengan perkataan Lee Jiwoon ketika pergi, dia mengatakan kalau ibunya akan menjaganya dan tidak akan terjadi apa pun. Mengingat hal tersebut, dia pun tersenyum menyindir.

Lee Jiwoon mungkin tidak akan menyangka, kalau ibunya sendirilah yang menyeretnya ke atas ranjang paman ketiganya!

Melihat sikap Lim Yoora kepada kakak iparnya seperti itu, Lee Yonghoon pun tersenyum dengan senang, “Kelihatannya suasana Kakak Ipar sangat bagus. Benar juga, semua sudah dibicarakan dengan Keluarga Choi. Setelah semua yang ada di sini beres, maka akan langsung menyambut nona kedua Keluarga Choi ke keluarga ini. Di sini, aku akan memberikan selamat terlebih dahulu kepada Kakak Ipar.”

Begitu mengatakan hal ini, raut wajah Nyonya Lee langsung berubah.

Lim Yoora dan Tuan Besar Lee juga memandang ke arahnya.

Wajah Nyonya Lee terlihat sedikit tidak nyaman, tapi segera dia pun menjelaskan kepada tuan besar dengan licik.

“Ayah, apa yang dikatakan Lee Yonghoon memang benar. Keluarga Choi yang mempunyai lapangan golf itu telah menghubungiku berkali-kali, mereka mempunyai niat untuk menjalin hubungan keluarga dengan kita.”

“Mereka mengatakan kalau karakter Lee Jiwoon baik, tidak memainkan perasaan wanita dan juga penuh motivasi. Orang seperti Lee Jiwoon sangat langka dalam kalangan pemuda kaya.”

“Tapi, aku sudah berkali-kali menolaknya. Bagaimanapun juga, keluarga kita mempunyai perjanjian pernikahan dengan Keluarga Lim, kita tidak boleh mengingkari janji. Tapi yang terjadi saat ini adalah Yoora sudah bersedia menikah dengan Lee Yonghoon, maka aku sudah pasti boleh menghubungi Keluarga Choi.”

Tuan Besar Lee bukan orang bodoh, dia tentu saja tahu siapa dalang dari masalah ini. Dia menundukkan tatapannya dan tidak mengutarakan sikapnya.

Melihat tidak ada kepastian yang diberikan, Nyonya Lee pun bergegas menimpali, “Latar belakang Keluarga Choi sangat bagus, jadi sangat membantu keluarga kita jika mempunyai hubungan keluarga dengan mereka.”

“Benar!” Lee Yonghoon membenarkan pemikiran Nyonya Lee, membuat Lim Yoora yang mendengarkan merasa malu.

Sedangkan Nyonya Lee kembali tersenyum dengan penuh semangat dna berkata kepada Tuan Besar Lee, “Ayah, sudah mendengarnya, bukan? Lee Yonghoon saja berkata demikian, hal ini tidak ada masalahnya.”

Tuan Besar Lee berdiri dengan menggunakan tongkatnya sebagai topangan, dia tetap diam seribu kata.

Lee Yonghoon tertawa dan berkata, “Nona kedua Keluarga Choi sedang mengandung anak kembar, jika menikah dengan Jiwoon, maka ibaratnya beli 1 dapat 2. Jadi, Kakak Ipar pasti sangat senang.”

Mendengar hal ini, Nyonya Lee pun tercengang dan membeku di tempat, “Apa… apa katamu tadi?”

Tuan Besar Lee menghentakkan tongkatnya, mendengus dan berjalan pergi.

“Ini juga yang dikatakan oleh beberapa mantan mitra bisnisku padaku. Mereka mengatakan kalau nona kedua Keluarga Choi itu secara tidak sengaja hamil ketika berada di klub malam, kondisi tubuhnya tidak memungkinkan untuk aborsi, jadi ingin mencari orang yang bisa menggantikannya. Mengenai benar atau tidaknya, mungkin Kakak Ipar harus mencari tahu sendiri.”

Selesai berkata, Lee Yonghoon meminta Lim Yoora mendorongnya ke garasi.

Sepanjang jalan, Lim Yoora tampak diam saja, dia merasa sangat sedih dan malu.

Jika sampai saat ini dia masih tidak mengerti apa pun, maka dia benar-benar bodoh.

Sebelumnya, ibunya Lee Jiwoon memang selalu meremehkan Keluarga Lim, dia sama sekali tidak mempunyai keinginan untuk menjadikan Lim Yoora sebagai menantunya.

Oleh karena itu, karena Lee Jiwoon tidak berada di rumah belakangan ini, maka dia pun memutuskan sendiri dan memanfaatkan kesempatan yang ada, lalu menyerahkan Lim Yoora kepada Lee Yonghoon yang cacat tersebut.

Seorang paman bersedia menerima calon istri keponakan sebagai istrinya, terlepas dari apakah Lim Yoora akan mendapatkan gelarnya atau tidak. Tapi bagi ibunya Lee Jiwoon, hal ini merupakan caranya untuk menyingkirkan orang yang merepotkan.

Lagi pula, karena dirinya telah berhubungan badan dengan Lee Yonghoon, maka dia juga tidak mungkin bersikeras untuk tetap menikah dengan Lee Jiwoon.

Dan dalam permainan ini semua, orang yang paling bahagia adalah ibunya Lee Jiwoon. Karena sebuah kecelakaan, maka Lee Yonghoon pun kehilangan kekuasaannya, sekarang ditambah dengan seorang putri yang tak dianggap dalam keluarga, bagaimana Lee Yonghoon akan melewati hari-harinya kelak?

Dari sisi tertentu, Lim Yoora merasa Lee Yonghoon yang kehilangan kekuasaannya sama menyedihkannya dengan dirinya.

Lim Yoora memandang punggung Lee Yonghoon yang memerah, lalu menyarankan sambil menundukkan kepalanya, “Aku akan memanggil taksi untuk mengantarmu ke rumah sakit.”

“Tidak perlu, kita ke Kantor Catatan Sipil saja, untuk berikan sebuah kejelasan padamu.”

“Tapi, bagaimana dengan luka di tubuhmu?”

“Tidak apa-apa, pakai jas hitam tidak akan terlihat noda darah.”

Sambil berkata, Lee Yonghoon menelepon asistennya, kemudian memintanya untuk membawakan jas dan dokumennya, lalu berkata kepada Lim Yoora dengan cemas.

“Kita bicarakan lagi setelah mendaftarkan pernikahan!”

Segera, asisten Lee Yonghoon yang bernama Song Minsok membawakan semua dokumen dan barang yang diperlukan, dia bahkan meminta orang mewakili Keluarga Lee untuk meminta dokumen dengan Keluarga Lim.

Setelah tiba di garasi, Song Minsok bahkan juga membawakan kotak obat.

Dia mengobati luka di punggung Lee Yonghoon dengan secepat kilat, kemudian baru mengenakan pakaian baru padanya.

Gerakannya terlihat sangat luwes, bisa dilihat kalau dia sudah terbiasa melakukan hal seperti ini.

Selesai mengurus semua ini, barulah Song Minsok membawakan mobil dan membantu Lee Yonghoon masuk ke dalam mobil.

Hingga sudah masuk ke dalam mobil, Lim Yoora masih merasa semua ini bagaikan mimpi.

Dia melihat pemandangan yang lewat dengan cepat dari jendela mobil, ada banyak hal yang dipikirkan di dalam benaknya setelah mengingat akan pergi ke Kantor Catatan Sipil untuk mendaftarkan pernikahan.

Setelah terdiam beberapa saat, suara pria yang rendah itu terdengar di telinganya, nada bicara itu begitu datar.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?”

Lim Yoora menarik napas dalam, lalu berbalik dan menatap Lee Yonghoon dengan tenang, “Bagaimana kalau kita berdiskusi?”

Raut wajah Lee Yonghoon terlihat sedikit suram, lalu menampilkan wajahnya yang lemah dan bertanya dengan takut, “Kamu menyesal?”

Sambil berkata, dia memalingkan wajahnya dan terbatuk dua kali, saking lemahnya seperti akan mati di detik berikutnya.

Song Minsok yang ada di barisan depan pun terdiam melihat adegan tersebut.

Sandiwaranya sangat bagus hingga mungkin akan memenangkan piala Oscar!

Lim Yoora bergegas menggelengkan kepalanya, kemudian berkata dengan lembut, “Bukan, aku hanya merasa menikah itu adalah hal besar, jadi ada beberapa hal yang mungkin harus diperjelas sebelum menikah.”

Lee Yonghoon masih terbatuk, tapi tetap memperagakan tangannya seolah-olah memberikan isyarat ‘silakan’.

Lim Yoora berpikir sejenak, kemudian baru bertanya, “Paman Ketiga, apakah kamu pernah membunuh orang?”

Begitu mengatakannya, Lim Yoora tanpa sadar menyentuh lehernya, selah-olah dia merasa kepalanya akan putus dari badannya.

“Tidak.” Lee Yonghoon menjawab dengan tanpa ragu.

Tentu saja, dia juga tidak melewatkan ekspresinya yang begitu menggemaskan ini, dia menggeser posisinya untuk mendekati Lim Yoora, jarinya yang lentik membelai leher Lim Yoora yang putih.

“Kamu tenang saja, aku bukan orang yang akan memukul istri, aku tidak akan menyakitimu.”

Lim Yoora merasa lehernya sangat geli, seperti ada bulu-bulu halus yang menggerayang di lehernya.

Lim Yoora bergerak dengan malu, menghindari sentuhan dari Lee Yonghoon, kemudian menelan air ludahnya dan bertanya lagi, “Lalu, bagaimana dengan tindakan yang melanggar hukum?”

“Tidak ada!” Lee Yonghoon menarik tangannya dengan sedih, lalu menggosokkan dua jarinya sejenak.

Sentuhan itu sangat lembut sekali!

Seperti tahu putih yang licin.

Dia mendorong kacamata yang ada di pangkal hidungnya, mengingatkan dirinya adalah orang yang berpendidikan, kemudian menjelaskan dengan lembut.

“Dulu ketika masih muda, sifatku memang mudah marah dan pernah berkelahi dengan orang, tapi tidak sampai melewati batas yang melanggar hukum.”

Song Minsok yang sedang mengendarai mobil hanya diam saja.

Apakah itu dinamakan berkelahi?

Waktu itu dinamakan kamu menumbangkan dengan sepihak!

“Semua tempat hiburan yang dioperasikan sama sekali tidak melibatkan bisnis pornografi dan obat-obatan. Itu semua adalah prinsipku.”

Mendengar hal ini, Lim Yoora pun menghelakan napas dengan lega. Tapi, lagi-lagi sifatnya layaknya seorang guru tidak dapat dihapuskan, dia kembali mengingatkan dengan lembut, “Kalau begitu, kamu jangan berkelahi lagi, berkelahi itu tidak benar.”

“Baik, aku akan selalu mendengarkan perkataan Guru Lim.” Lee Yonghoon menggenggam tangan Lim Yoora, seperti sedang mengobrol dengan asyik.

Raut wajah Lim Yoora pun menegang, dia seperti sedang digoda.

Sedangkan Song Minsok yang sedang melihat kemesraan ini tidak bisa berkutik.

Seharusnya aku tidak mengemudi.

Aku seharusnya berada di bagian bawah mobil.

Lee Yonghoon menggosok tangannya Lim Yoora dengan sedikit bertenaga agar Lim Yoora tidak menarik tangannya.

Melihat adanya keraguan di wajah Lim Yoora, Lee Yonghoon pun bertanya lagi, “Apa masih ada yang ingin kamu katakan dan tanyakan?”

Lim Yoora mengedipkan matanya, kemudian berkata dengan sangat segan.

“Aku masih mempunyai… dua persyaratan.”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

40