Bab 6: Penyusup Misterius
by Leon Graves
20:39,Mar 07,2025
Namun, ekspresi di wajah Ferdinan tetap datar dan tidak menunjukan sedikit pun ekspresi suka atau duka. Pupilnya yang berwarna emas kemerahan menyapu sekeliling sebelum akhirnya dia berbicara dengan suara dalam, "Mengintip mimpi-mimpiku ... membangunkanku ... itu semua perbuatanmu, bukan?"
"Jangan bersembunyi ... aku masih bisa merasakan keberadaan auramu."
Begitu Ferdinan selesai bicara, makhluk aneh yang tadi dia remas hingga mati tiba-tiba menghilang begitu saja, lalu muncul kembali di sisi lain gang kecil.
"Hehehe ... seperti yang diharapkan dari keturunan 'orang itu,' trik sekecil ini memang tidak bisa menipumu."
Makhluk aneh itu tertawa dengan suara melengking yang sangat menusuk telinga.
Dugaan Ferdinan tidak meleset. Dunia mimpi ini adalah bagian dari kemampuan bawaan makhluk itu dan wilayah ini sepenuhnya berada dalam kendalinya.
Selama dunia mimpi ini tidak runtuh, dia akan menjadi makhluk tak terkalahkan yang tidak mungkin dibunuh!
Ferdinan tidak menanggapi perkataannya dan hanya meregangnya tubuhnya perlahan.
Begitu suara persendian yang bergerak terdengar, Ferdinan menarik napas dalam-dalam.
Detik berikutnya, luka di dadanya mulai sembuh dengan kecepatan yang luar biasa.
Sementara itu, tanah di bawah kakinya telah lama terkikis oleh darah emas yang menetes dan bahkan sampai menciptakan lubang besar.
Di sekelilingnya, udara pun bergejolak dengan aliran panas dan meningkat suhunya hingga berkali-kali lipat.
Ferdinan seolah-olah adalah sebuah tungku api yang membara dengan suhu ribuan derajat.
"Siapa pun yang berani mengintip ke dalam mimpiku ... harus mati!"
Kaki Ferdinan tiba-tiba mengentak keras ke tanah dan dalam sekejap mata, permukaan semen di sekitarnya langsung cekung beberapa sentimeter.
Tubuhnya melesat bagaikan peluru meriam yang menerjang ke arah makhluk itu dengan kecepatan luar biasa. Selain itu, udara di sekitarnya berputar dan terdistorsi, sementara dari tanah, muncul kobaran magma berwarna emas yang menyala-nyala.
Dalam hitungan detik, tinju Ferdinan yang diselimuti api keemasan menghantam wajah makhluk aneh itu dengan ganas. Serangannya ini seperti menghancurkan semua semangka dan membuat kepalanya hancur berkeping-keping.
Namun, tak lama kemudian, makhluk aneh itu muncul kembali di belakang Ferdinan dengan tubuh yang utuh seperti semula.
Kejadiannya sama persis seperti sebelumnya.
"Dasar anak ingusan ... kamu tidak tahu apa-apa."
Makhluk anak itu tertawa mengejek dengan suara yang tajam dan menusuk telinga.
Tidak diragukan lagi! Bocah ini memang keturunan dari seorang kultivator terkuat yang pernah ada!
Namun, selama belasan tahun ini, setiap gerak-gerik Ferdinan selalu diperhatikannya dengan saksama.
Keunggulan yang dibawa oleh garis keturunan bawaan memang sangat besar, tetapi darah anak ini selalu tersegel.
Mungkin inilah alasan mengapa ada aura Cermin Cakrawala pada tubuh Ferdinan.
Di bawah segel Cermin Cakrawala, darah kuat kultivator itu selalu tersegel di dalam tubuh Ferdinan.
Keduanya saling bertolak belakang. Itulah sebabnya Ferdinan terus terjebak di Tahap Pembukaan Meridian tingkat keempat dan keunggulan garis keturunannya pun tidak bisa muncul.
Jika makhluk aneh itu tidak memiliki kemampuan untuk menembus mimpi, maka memang sulit untuk menyadari keanehan Ferdinan.
Inilah juga alasan mengapa selama delapan belas tahun ini, tidak ada seorang pun yang bisa melihat keistimewaan Ferdinan.
Bagaimanapun, di dalam tubuhnya ada Cermin Cakrawala, salah satu harta tertinggi umat manusia.
Keajaiban dan kekuatan yang terkandung di dalamnya bukan sesuatu yang bisa dipahami oleh orang biasa.
Meskipun Ferdinan memiliki garis keturunan yang kuat dan membawa Cermin Cakrawala, dengan kekuatannya saat ini, dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan potensinya.
Terlebih lagi, perbedaan tingkat kultivasi antara dia dan makhluk aneh ini terlalu besar. Situasi ini bukan lagi sekadar kesenjangan yang bisa diatasi dengan peningkatan tambahan.
Jika makhluk aneh itu menginginkannya, sejak awal Ferdinan bahkan tidak akan bisa menyentuhnya sedikit pun.
Alasan mengapa dia tadi terlihat agak 'kewalahan’ hanyalah karena dia ingin bermain-main dengan Ferdinan, sambil menguji seberapa kuat garis keturunan dari seorang ahli legendaris itu.
Tanpa melakukan gerakan yang berlebihan, makhluk aneh itu hanya melambaikan tangannya di udara. Seketika itu juga, tubuh Ferdinan seperti dihantam oleh batu raksasa tidak kasatmata yang membuatnya terhempas keras ke tanah.
Kekuatan luar biasa itu menyebabkan tubuh Ferdinan menghantam tanah dengan begitu kuat hingga menciptakan sebuah lubang besar dan membuat seluruh gang kecil itu bergetar.
Ferdinan terbatuk pelan dan darah berwarna emas menyembur dari mulutnya. Bisa dilihat dengan jelas bahwa dia telah mengalami cedera serius.
Namun, tanpa sedikit pun jeda, tubuh Ferdinan langsung bangkit kembali seperti ikan mas yang melompat dari air, lalu kembali menerjang ke arah makhluk aneh itu.
Di udara, tubuh Ferdinan mengeluarkan suara retakan yang mengerikan.
Tulang-tulangnya yang baru saja patah akibat benturan dipaksa kembali ke posisi semula dalam sekejap mata, sementara meridiannya yang rusak pun tersambung kembali dengan cepat.
Saat melihat situasi itu, sebersit keterkejutan muncul di mata makhluk aneh tersebut.
Kemampuan pemulihan seperti ini benar-benar terlalu tidak masuk akal. Bagaimana bisa hanya dalam sekejap mata, dia bisa pulih seperti semula?
Makhluk aneh itu merenung dalam hati. Jika saat ini dia tidak berada di dunia mimpi, dengan kekuatannya, mustahil dia bisa pulih secepat ini.
Terlebih lagi, bocah itu hanya berada di Tahap Pembukaan Meridian tingkat keempat! Kekuatannya hampir sama dengan manusia biasa yang lemah tidak berdaya.
Jika bocah itu berada di tingkat yang sama dengannya, bukankah itu akan sangat mengerikan?
Belum lagi, kekuatan ini hanyalah kekuatan fisik tambahan yang berasal dari garis keturunan yang luar biasa kuat. Anak ini bahkan belum menunjukkan bakat aslinya!
Mustahil rasanya jika seseorang dengan garis keturunan luar biasa seperti ini tidak memiliki bakat khusus.
Bahkan, mungkin saja dia memiliki lebih dari satu bakat!
Namun, makhluk aneh itu tidak sempat berpikir lebih jauh lagi karena Ferdinan kembali menyerangnya dengan ganas dan dalam sekejap mata anak itu sudah berada tepat di hadapannya.
Makhluk aneh itu kembali menggunakan trik lamanya. Ferdinan menghancurkan bayangannya, tetapi kemudian kembali dipukul keras hingga jatuh ke tanah.
Hal ini berulang beberapa kali, tetapi Ferdinan masih tampak tidak berada dalam bahaya yang mengancam nyawa. Hanya saja, darah emas kemerahan yang mengalir dari tubuhnya telah membanjiri tanah dan membuat seluruh permukaan tanah berlubang-lubang akibat korosi.
Saat melihat situasi itu, makhluk aneh itu tidak tampak kehilangan kata-katanya. Anak ini memang cukup tahan banting dan dalam hal menyerang maupun bertahan, dia jelas berada di level yang sangat tinggi.
Namun, bukankah sikapnya terlalu keras kepala?
Akan tetapi, makhluk aneh itu juga bukan tipe yang akan meremehkan lawan hanya karena merasa lebih kuat. Dia tahu betul bahwa ungkapan "banyak bicara saat bertarung bisa membuat seseorang berakhir tragis" bukanlah sekadar lelucon belaka.
Saat ini, buah yang telah dia tunggu selama delapan belas tahun akhirnya matang dan siap dipetik untuk membawa kejayaan baginya.
Mana mungkin dia akan melakukan kesalahan di saat genting seperti ini?
Jika dia sampai mengacaukan tugas yang diberikan oleh Tuannya, konsekuensinya akan sangat mengerikan.
Saat mengingat wajah murka Tuannya, makhluk aneh itu tidak berani lagi bertindak ceroboh. Dia segera merapalkan mantra dengan khusyuk, lalu mengayunkan tangannya sambil berseru, "Teknik Spiritual: Segel Roh Jahat!"
Tiba-tiba, ratusan tangan pucat yang keriput muncul dan mencengkeram Ferdinan yang berusaha menerjang ke arahnya.
Saat menyadari tubuhnya terkekang, Ferdinan berteriak dengan marah. Kemudian, api keemasan membara di sekelilingnya dan membakar habis tangan-tangan keriput yang menjeratnya dalam sekejap mata.
Namun, tangan-tangan itu terus muncul tanpa henti.
Begitu Ferdinan selesai membakar satu gelombang, gelombang baru langsung muncul dan kembali membatasi gerakannya.
Lebih parahnya lagi, frekuensi dan jumlah tangan-tangan itu terus bertambah.
Demi segera menghancurkan semua tangan tersebut dan menebas makhluk aneh itu, Ferdinan meningkatkan intensitas api emas di sekeliling tubuhnya, sementara tangan-tangan itu terus bermunculan tanpa akhir.
Perlahan-lahan, Ferdinan menyadari bahwa kecepatan dirinya membakar tangan-tangan keriput itu sudah jauh tertinggal dibandingkan dengan kecepatan munculnya tangan-tangan keriput yang baru.
Saat menyadari ada sesuatu yang tidak beres, dia tidak lagi membuang tenaga dengan sia-sia. Sebaliknya, dia segera mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menerjang ke arah makhluk aneh itu dan berniat untuk menghabisinya dalam satu serangan.
Namun, setiap kali Ferdinan yang tubuhnya dipenuhi tangan-tangan keriput berhasil mendekati makhluk aneh tersebut, lawannya sudah lebih dulu berpindah ke tempat lain dan selalu menjaga jarak dengannya.
Sebenarnya, makhluk aneh itu tidak takut dengan kekuatan Ferdinan. Hanya saja, dia sudah merasa bosan dan ingin segera mengambil barang yang diminta oleh Tuannya.
"Graaaaah!"
Suara geraman liar keluar dari mulut Ferdinan. Dengan makin banyaknya tangan keriput yang membelenggu tubuhnya serta stamina yang terus terkuras, kecepatannya pun makin melambat.
Perlahan-lahan, Ferdinan mulai menyadari bahwa tangan-tangan keriput itu tidak hanya menghambat gerakannya, tetapi juga menyerap kekuatan dari dalam tubuhnya.
Dia bisa merasakan energinya terus-menerus menghilang.
Aura merah keemasan yang mengelilingi tubuhnya pun perlahan-lahan memudar, sementara cahaya emas di matanya ikut meredup seperti nyala api yang hampir padam.
Di saat yang sama, seiring dengan menghilangnya kekuatan Ferdinan, kabut emas tipis mulai muncul di sekitar tubuh makhluk aneh itu.
Energi yang diserap oleh tangan-tangan keriput itu dari Ferdinan tampaknya perlahan-lahan berpindah ke tubuhnya.
"Darah dari garis keturunannya memang sangat kuat! Kalau aku bisa menyerapnya sepenuhnya, aku pasti bisa menembus batas kekuatanku!"
Makhluk aneh itu diam-diam berpikir dalam hati dan matanya sekilas menunjukkan kilatan keserakahan.
Namun, tak lama kemudian, dia langsung menghapus pemikiran itu dari benaknya.
Bagaimanapun, bocah ini adalah mangsa milik Tuannya dan dia hanyalah anak buah yang sedang menjalankan perintah.
Jika dia diam-diam memanfaatkan sedikit kekuatan anak ini, itu masih tidak masalah.
Namun, jika dia sampai menghisap habis darah esensi bocah itu, Tuannya pasti tidak akan membiarkannya hidup!
Jika hal itu terjadi, meskipun dia berhasil mencapai level kekuatan yang lebih tinggi, dia tetap tidak akan bisa lolos dari genggaman Tuannya.
Jadi, mendapat sedikit keuntungan saja sudah cukup untuk membuat makhluk aneh ini puas.
Antara nyawa dan kekuatan, dia masih bisa membedakannya dengan jelas mana yang lebih penting.
Jika nyawanya melayang, peningkatan kekuatan pun jadi tidak ada gunanya.
Di dunia di mana yang kuat memangsa yang lemah, hanya ada satu aturan dasar yang berlaku. Semua makhluk akan melakukan apapun agar bisa bertahan hidup!
Bahkan usaha mati-matian untuk meningkatkan kekuatan dan menembus batas hanyalah cara agar bisa bertahan lebih lama dan tidak menjadi mangsa orang lain.
Sementara itu, kekuatan Ferdinan hampir habis terserap oleh tangan-tangan keriput itu.
Jika terus begini, dalam waktu singkat, dia akan benar-benar kehilangan kesadarannya dan berubah menjadi boneka tidak bernyawa yang bisa dimanipulasi sesuka hati oleh makhluk aneh itu.
Ketika aura merah keemasan itu benar-benar lenyap, warna mata Ferdinan kembali menjadi hitam. Selain itu, tatapan ganas dan brutalnya kini berubah menjadi kebingungan, ketakutan, dan keputusasaan.
Saat ini, dia tampaknya telah kembali menjadi anak laki-aki lemah yang hanya berada di Tahap Pembukaan Meridian tingkat keempat.
Selain itu, sepertinya dia sama sekali tidak mengingat tentang kekuatan mengerikan yang baru saja dia keluarkan.
Ketika melihat api kehidupan Ferdinan yang perlahan meredup, makhluk aneh itu tahu bahwa keberhasilannya sudah di depan mata.
Namun, tepat saat dia hendak menyelesaikan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang jernih dan berirama dari gang kecil di belakangnya.
Seketika itu juga, jantungnya langsung berdegup kencang dan sensasi bahaya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya muncul di dalam hatinya.
Ketakutan yang dirasakannya saat ini bahkan melebihi saat-saat di mana Ferdinan dikejar oleh dirinya di dalam mimpi buruk.
"A-ada seseorang yang menerobos masuk ke dunia mimpiku?"
"Jangan bersembunyi ... aku masih bisa merasakan keberadaan auramu."
Begitu Ferdinan selesai bicara, makhluk aneh yang tadi dia remas hingga mati tiba-tiba menghilang begitu saja, lalu muncul kembali di sisi lain gang kecil.
"Hehehe ... seperti yang diharapkan dari keturunan 'orang itu,' trik sekecil ini memang tidak bisa menipumu."
Makhluk aneh itu tertawa dengan suara melengking yang sangat menusuk telinga.
Dugaan Ferdinan tidak meleset. Dunia mimpi ini adalah bagian dari kemampuan bawaan makhluk itu dan wilayah ini sepenuhnya berada dalam kendalinya.
Selama dunia mimpi ini tidak runtuh, dia akan menjadi makhluk tak terkalahkan yang tidak mungkin dibunuh!
Ferdinan tidak menanggapi perkataannya dan hanya meregangnya tubuhnya perlahan.
Begitu suara persendian yang bergerak terdengar, Ferdinan menarik napas dalam-dalam.
Detik berikutnya, luka di dadanya mulai sembuh dengan kecepatan yang luar biasa.
Sementara itu, tanah di bawah kakinya telah lama terkikis oleh darah emas yang menetes dan bahkan sampai menciptakan lubang besar.
Di sekelilingnya, udara pun bergejolak dengan aliran panas dan meningkat suhunya hingga berkali-kali lipat.
Ferdinan seolah-olah adalah sebuah tungku api yang membara dengan suhu ribuan derajat.
"Siapa pun yang berani mengintip ke dalam mimpiku ... harus mati!"
Kaki Ferdinan tiba-tiba mengentak keras ke tanah dan dalam sekejap mata, permukaan semen di sekitarnya langsung cekung beberapa sentimeter.
Tubuhnya melesat bagaikan peluru meriam yang menerjang ke arah makhluk itu dengan kecepatan luar biasa. Selain itu, udara di sekitarnya berputar dan terdistorsi, sementara dari tanah, muncul kobaran magma berwarna emas yang menyala-nyala.
Dalam hitungan detik, tinju Ferdinan yang diselimuti api keemasan menghantam wajah makhluk aneh itu dengan ganas. Serangannya ini seperti menghancurkan semua semangka dan membuat kepalanya hancur berkeping-keping.
Namun, tak lama kemudian, makhluk aneh itu muncul kembali di belakang Ferdinan dengan tubuh yang utuh seperti semula.
Kejadiannya sama persis seperti sebelumnya.
"Dasar anak ingusan ... kamu tidak tahu apa-apa."
Makhluk anak itu tertawa mengejek dengan suara yang tajam dan menusuk telinga.
Tidak diragukan lagi! Bocah ini memang keturunan dari seorang kultivator terkuat yang pernah ada!
Namun, selama belasan tahun ini, setiap gerak-gerik Ferdinan selalu diperhatikannya dengan saksama.
Keunggulan yang dibawa oleh garis keturunan bawaan memang sangat besar, tetapi darah anak ini selalu tersegel.
Mungkin inilah alasan mengapa ada aura Cermin Cakrawala pada tubuh Ferdinan.
Di bawah segel Cermin Cakrawala, darah kuat kultivator itu selalu tersegel di dalam tubuh Ferdinan.
Keduanya saling bertolak belakang. Itulah sebabnya Ferdinan terus terjebak di Tahap Pembukaan Meridian tingkat keempat dan keunggulan garis keturunannya pun tidak bisa muncul.
Jika makhluk aneh itu tidak memiliki kemampuan untuk menembus mimpi, maka memang sulit untuk menyadari keanehan Ferdinan.
Inilah juga alasan mengapa selama delapan belas tahun ini, tidak ada seorang pun yang bisa melihat keistimewaan Ferdinan.
Bagaimanapun, di dalam tubuhnya ada Cermin Cakrawala, salah satu harta tertinggi umat manusia.
Keajaiban dan kekuatan yang terkandung di dalamnya bukan sesuatu yang bisa dipahami oleh orang biasa.
Meskipun Ferdinan memiliki garis keturunan yang kuat dan membawa Cermin Cakrawala, dengan kekuatannya saat ini, dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan potensinya.
Terlebih lagi, perbedaan tingkat kultivasi antara dia dan makhluk aneh ini terlalu besar. Situasi ini bukan lagi sekadar kesenjangan yang bisa diatasi dengan peningkatan tambahan.
Jika makhluk aneh itu menginginkannya, sejak awal Ferdinan bahkan tidak akan bisa menyentuhnya sedikit pun.
Alasan mengapa dia tadi terlihat agak 'kewalahan’ hanyalah karena dia ingin bermain-main dengan Ferdinan, sambil menguji seberapa kuat garis keturunan dari seorang ahli legendaris itu.
Tanpa melakukan gerakan yang berlebihan, makhluk aneh itu hanya melambaikan tangannya di udara. Seketika itu juga, tubuh Ferdinan seperti dihantam oleh batu raksasa tidak kasatmata yang membuatnya terhempas keras ke tanah.
Kekuatan luar biasa itu menyebabkan tubuh Ferdinan menghantam tanah dengan begitu kuat hingga menciptakan sebuah lubang besar dan membuat seluruh gang kecil itu bergetar.
Ferdinan terbatuk pelan dan darah berwarna emas menyembur dari mulutnya. Bisa dilihat dengan jelas bahwa dia telah mengalami cedera serius.
Namun, tanpa sedikit pun jeda, tubuh Ferdinan langsung bangkit kembali seperti ikan mas yang melompat dari air, lalu kembali menerjang ke arah makhluk aneh itu.
Di udara, tubuh Ferdinan mengeluarkan suara retakan yang mengerikan.
Tulang-tulangnya yang baru saja patah akibat benturan dipaksa kembali ke posisi semula dalam sekejap mata, sementara meridiannya yang rusak pun tersambung kembali dengan cepat.
Saat melihat situasi itu, sebersit keterkejutan muncul di mata makhluk aneh tersebut.
Kemampuan pemulihan seperti ini benar-benar terlalu tidak masuk akal. Bagaimana bisa hanya dalam sekejap mata, dia bisa pulih seperti semula?
Makhluk aneh itu merenung dalam hati. Jika saat ini dia tidak berada di dunia mimpi, dengan kekuatannya, mustahil dia bisa pulih secepat ini.
Terlebih lagi, bocah itu hanya berada di Tahap Pembukaan Meridian tingkat keempat! Kekuatannya hampir sama dengan manusia biasa yang lemah tidak berdaya.
Jika bocah itu berada di tingkat yang sama dengannya, bukankah itu akan sangat mengerikan?
Belum lagi, kekuatan ini hanyalah kekuatan fisik tambahan yang berasal dari garis keturunan yang luar biasa kuat. Anak ini bahkan belum menunjukkan bakat aslinya!
Mustahil rasanya jika seseorang dengan garis keturunan luar biasa seperti ini tidak memiliki bakat khusus.
Bahkan, mungkin saja dia memiliki lebih dari satu bakat!
Namun, makhluk aneh itu tidak sempat berpikir lebih jauh lagi karena Ferdinan kembali menyerangnya dengan ganas dan dalam sekejap mata anak itu sudah berada tepat di hadapannya.
Makhluk aneh itu kembali menggunakan trik lamanya. Ferdinan menghancurkan bayangannya, tetapi kemudian kembali dipukul keras hingga jatuh ke tanah.
Hal ini berulang beberapa kali, tetapi Ferdinan masih tampak tidak berada dalam bahaya yang mengancam nyawa. Hanya saja, darah emas kemerahan yang mengalir dari tubuhnya telah membanjiri tanah dan membuat seluruh permukaan tanah berlubang-lubang akibat korosi.
Saat melihat situasi itu, makhluk aneh itu tidak tampak kehilangan kata-katanya. Anak ini memang cukup tahan banting dan dalam hal menyerang maupun bertahan, dia jelas berada di level yang sangat tinggi.
Namun, bukankah sikapnya terlalu keras kepala?
Akan tetapi, makhluk aneh itu juga bukan tipe yang akan meremehkan lawan hanya karena merasa lebih kuat. Dia tahu betul bahwa ungkapan "banyak bicara saat bertarung bisa membuat seseorang berakhir tragis" bukanlah sekadar lelucon belaka.
Saat ini, buah yang telah dia tunggu selama delapan belas tahun akhirnya matang dan siap dipetik untuk membawa kejayaan baginya.
Mana mungkin dia akan melakukan kesalahan di saat genting seperti ini?
Jika dia sampai mengacaukan tugas yang diberikan oleh Tuannya, konsekuensinya akan sangat mengerikan.
Saat mengingat wajah murka Tuannya, makhluk aneh itu tidak berani lagi bertindak ceroboh. Dia segera merapalkan mantra dengan khusyuk, lalu mengayunkan tangannya sambil berseru, "Teknik Spiritual: Segel Roh Jahat!"
Tiba-tiba, ratusan tangan pucat yang keriput muncul dan mencengkeram Ferdinan yang berusaha menerjang ke arahnya.
Saat menyadari tubuhnya terkekang, Ferdinan berteriak dengan marah. Kemudian, api keemasan membara di sekelilingnya dan membakar habis tangan-tangan keriput yang menjeratnya dalam sekejap mata.
Namun, tangan-tangan itu terus muncul tanpa henti.
Begitu Ferdinan selesai membakar satu gelombang, gelombang baru langsung muncul dan kembali membatasi gerakannya.
Lebih parahnya lagi, frekuensi dan jumlah tangan-tangan itu terus bertambah.
Demi segera menghancurkan semua tangan tersebut dan menebas makhluk aneh itu, Ferdinan meningkatkan intensitas api emas di sekeliling tubuhnya, sementara tangan-tangan itu terus bermunculan tanpa akhir.
Perlahan-lahan, Ferdinan menyadari bahwa kecepatan dirinya membakar tangan-tangan keriput itu sudah jauh tertinggal dibandingkan dengan kecepatan munculnya tangan-tangan keriput yang baru.
Saat menyadari ada sesuatu yang tidak beres, dia tidak lagi membuang tenaga dengan sia-sia. Sebaliknya, dia segera mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menerjang ke arah makhluk aneh itu dan berniat untuk menghabisinya dalam satu serangan.
Namun, setiap kali Ferdinan yang tubuhnya dipenuhi tangan-tangan keriput berhasil mendekati makhluk aneh tersebut, lawannya sudah lebih dulu berpindah ke tempat lain dan selalu menjaga jarak dengannya.
Sebenarnya, makhluk aneh itu tidak takut dengan kekuatan Ferdinan. Hanya saja, dia sudah merasa bosan dan ingin segera mengambil barang yang diminta oleh Tuannya.
"Graaaaah!"
Suara geraman liar keluar dari mulut Ferdinan. Dengan makin banyaknya tangan keriput yang membelenggu tubuhnya serta stamina yang terus terkuras, kecepatannya pun makin melambat.
Perlahan-lahan, Ferdinan mulai menyadari bahwa tangan-tangan keriput itu tidak hanya menghambat gerakannya, tetapi juga menyerap kekuatan dari dalam tubuhnya.
Dia bisa merasakan energinya terus-menerus menghilang.
Aura merah keemasan yang mengelilingi tubuhnya pun perlahan-lahan memudar, sementara cahaya emas di matanya ikut meredup seperti nyala api yang hampir padam.
Di saat yang sama, seiring dengan menghilangnya kekuatan Ferdinan, kabut emas tipis mulai muncul di sekitar tubuh makhluk aneh itu.
Energi yang diserap oleh tangan-tangan keriput itu dari Ferdinan tampaknya perlahan-lahan berpindah ke tubuhnya.
"Darah dari garis keturunannya memang sangat kuat! Kalau aku bisa menyerapnya sepenuhnya, aku pasti bisa menembus batas kekuatanku!"
Makhluk aneh itu diam-diam berpikir dalam hati dan matanya sekilas menunjukkan kilatan keserakahan.
Namun, tak lama kemudian, dia langsung menghapus pemikiran itu dari benaknya.
Bagaimanapun, bocah ini adalah mangsa milik Tuannya dan dia hanyalah anak buah yang sedang menjalankan perintah.
Jika dia diam-diam memanfaatkan sedikit kekuatan anak ini, itu masih tidak masalah.
Namun, jika dia sampai menghisap habis darah esensi bocah itu, Tuannya pasti tidak akan membiarkannya hidup!
Jika hal itu terjadi, meskipun dia berhasil mencapai level kekuatan yang lebih tinggi, dia tetap tidak akan bisa lolos dari genggaman Tuannya.
Jadi, mendapat sedikit keuntungan saja sudah cukup untuk membuat makhluk aneh ini puas.
Antara nyawa dan kekuatan, dia masih bisa membedakannya dengan jelas mana yang lebih penting.
Jika nyawanya melayang, peningkatan kekuatan pun jadi tidak ada gunanya.
Di dunia di mana yang kuat memangsa yang lemah, hanya ada satu aturan dasar yang berlaku. Semua makhluk akan melakukan apapun agar bisa bertahan hidup!
Bahkan usaha mati-matian untuk meningkatkan kekuatan dan menembus batas hanyalah cara agar bisa bertahan lebih lama dan tidak menjadi mangsa orang lain.
Sementara itu, kekuatan Ferdinan hampir habis terserap oleh tangan-tangan keriput itu.
Jika terus begini, dalam waktu singkat, dia akan benar-benar kehilangan kesadarannya dan berubah menjadi boneka tidak bernyawa yang bisa dimanipulasi sesuka hati oleh makhluk aneh itu.
Ketika aura merah keemasan itu benar-benar lenyap, warna mata Ferdinan kembali menjadi hitam. Selain itu, tatapan ganas dan brutalnya kini berubah menjadi kebingungan, ketakutan, dan keputusasaan.
Saat ini, dia tampaknya telah kembali menjadi anak laki-aki lemah yang hanya berada di Tahap Pembukaan Meridian tingkat keempat.
Selain itu, sepertinya dia sama sekali tidak mengingat tentang kekuatan mengerikan yang baru saja dia keluarkan.
Ketika melihat api kehidupan Ferdinan yang perlahan meredup, makhluk aneh itu tahu bahwa keberhasilannya sudah di depan mata.
Namun, tepat saat dia hendak menyelesaikan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang jernih dan berirama dari gang kecil di belakangnya.
Seketika itu juga, jantungnya langsung berdegup kencang dan sensasi bahaya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya muncul di dalam hatinya.
Ketakutan yang dirasakannya saat ini bahkan melebihi saat-saat di mana Ferdinan dikejar oleh dirinya di dalam mimpi buruk.
"A-ada seseorang yang menerobos masuk ke dunia mimpiku?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved