Bab 8 Nikah Kilat
by Michael Bosley
10:01,May 26,2021
Kasen Zhao sangat pusing, lalu berkata dengan berbisik: "Kaylee, apa maksudmu?"
Kaylee Su menaik turunkan bahunya, "Tidak bermaksud apa-apa. Bukankah kamu ingin bertanggung jawab padaku? Sekarang ibu tiriku sedang menginterogasikanku, tidakkah kamu seharusnya mengakui semua ini dengan berani dan menanggung segala tanggung jawab yang ada?"
Kasen Zhao sangat tak berdaya, "Kenapa perubahan pikiranmu bisa secepat ini?"
Kaylee Su hendak merebut balik, "Kurangi omong kosongmu! Mau angkat atau tidak? Kalau tidak, kembalikan padaku, lalu enyah dari sini!"
Kasen Zhao menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat ponsel dengan serius, "Halo, Tante, apa kabar!"
Wanita itu melongo saat mendengar suara pria, suaranya semakin dingin, "Siapa kamu?"
Kasen Zhao tetap mampu merasakan nada bicara dingin meskipun bicara melalui telepon.
Kasen Zhao berusaha tersenyum: "Aku adalah Kasen Zhao."
"Apa hubunganmu dengannya?"
Kasen Zhao melongo, bingung harus bagaimana menjawabnya.
Setelah menerungkannya, baru dia menjawab: "Aku adalah temannya Kaylee."
Wanita itu terdiam sejenak, lalu membentak, "Kamu...... Kamu si security itu? Kenapa kamu di sana? Mana Kaylee? Berikan ponsel padanya!"
Kaylee Su merampas ponsel, bertanya, "Sekarang sudah percaya bukan?"
Wanita itu marah, "Kaylee, kamu sebenarnya ingin bagaimana? Kenapa dia bisa ada di rumahmu? Kamu tahu tidak seberapa besarnya usahaku dalam memberi penjelasan pada keluarga Wei?!
Kaylee Su balik bertanya, "Menjelaskan? Apa yang perlu dijelaskan?"
"Kaylee, sudah puas berulah belum?"
Kaylee Su tertawa dingin, "Belum puas, aku nanti akan pergi membuat surat nikah dengannya!"
Setelah mengatakannya, Kaylee Su langsung menutup telepon tanpa memedulikan amukan wanita itu, lalu menonaktifkan ponsel dan melemparnya ke samping.
Setelah itu semua, dia merasa lega.
Lalu berjalan ke ruang tamu dengan jiwa yang melayang, meringkuk di sofa, memeluk sepasang lututnya dan menangis.
Kasen Zhao melongo, dia yang awalnya berniat pergi malah tidak bisa bergerak setelah melihat gambaran ini.
Dia tidak tahu ada apa dengan Kaylee Su, juga tidak tahu harus bagaimana menghiburnya.
Setelah dia puas menangis, baru Kasen Zhao menyodorkan selembar tisu.
Kaylee Su mengangkat kepala dengan mata berair, "Ucapanmu yang sebelumnya masih berlaku tidak?"
Kasen Zhao sendiri tidak ingat apa yang pernah dia katakan, dia menganggukkan kepala mengikuti instingnya.
Kaylee Su menarik napas dalam-dalam, "Kalau begitu, sana ganti bajumu!"
"Mau ke mana?"
"Pergi membuat surat nikah!"
Kasen Zhao melongo, lalu menggelengkan kepala, "Aku tidak sanggup menemanimu bercanda, aku pergi kerja dulu."
Kaylee Su membentak, "Kamu berani pergi?!"
Kasen Zhao tak berdaya, "Nona, apa yang sebenarnya kamu inginkan?"
Kaylee Su mengulang perkataannya: "Aku bilang, ayo pergi urus surat nikah!"
Kasen Zhao tetap tidak menganggapnya serius. Kasen Zhao tahu Kaylee Su hanya sekadar memanfaatkan dirinya sebagai tameng.
Ucapan ingin mengurus surat nikah pun hanya sekadar ucapan emosional. Aneh kalau dia benar-benar memercayainya!
Kaylee Su sangat kesal, dia awalnya memang hanya sekadar berpura-pura dan sengaja ingin membuat wanita tadi marah.
Tapi saat melihat ekspresi penolakan dari Kasen Zhao, otaknya langsung memanas dan bertanya: "Kenapa? Kamu tidak berani?"
Kasen Zhao berkata dengan jujur, "Aku benar-benar tidak berani."
Kaylee Su langsung meledak. Kalau Kasen Zhao berani menyetujuinya, Kaylee Su pasti akan menyindirnya, lalu pergi begitu saja.
Tapi dia malah mendapatkan penolakan Kasen Zhao, ini membuatnya tidak tahu harus memberi tanggapan apa lagi.
Semakin lama semakin menyebalkan, ucapannya pun semakin tajam, "Kasen, bukannya kamu ingin bertanggung jawab padaku? Kenapa sekarang malah menciut?"
Kasen Zhao mengerutkan keningnya, "Lagi pula, kamu tidaklah menyukaiku, jadi untuk apa menyengsarakan dirimu sendiri?"
Dia sebenarnya ingin bertanggung jawab, tapi kedua belah pihak harus saling bersedia.
Uang yang tadi sudah menjadi tanda baca titik bagi hubungan di antara mereka.
Kaylee Su begitu meremehkan dirinya dari dalam lubuk hati, jadi untuk apa membuat hubungan mereka jadi canggung?
"Siapa peduli! Kamu mau pergi atau tidak?"
Kaylee Su sangat memaksa, terutama saat melihat ekspresinya Kasen Zhao, sebuah perasaan misterius menjalar di hatinya.
Kasen Zhao telah dibuat kesal, "Siapa takut?"
"Baiklah, ini perkataanmu sendiri, jangan sampai nantinya malah menariknya kembali!"
Kaylee Su berbalik dan naik ke atas, ekspresi di wajahnya malah terlihat seperti ingin melihat lelucon.
Tidak lama kemudian, dia melemparkan satu setelan jas dan kemeja dari atas.
Klang klang!
Sepasang sepatu kulit juga jatuh di hadapan mata.
Raut wajah Kasen Zhao sangat buruk. Apa maksudnya ini? Merasa seragam security yang dipakainya sangat memalukan?
Kaylee Su bertanya dengan sindiran, "Aku bukanlah sedang meremehkanmu. Nanti pasti akan berfoto, bukankah kamu sebaiknya mengganti baju?"
Kasen Zhao tetap tidak ingin menggantinya. Dia heran kenapa bisa ada baju pria di rumahnya?
Ini pasti miliknya Donald Wei.
Kaylee Su ingin dirinya memakai baju bekas orang lain?
Kasen Zhao semakin kesal dan semakin tidak ingin memakainya.
Kaylee Su memberi penjelasan, "Bajunya masih baru, ini awalnya ingin kuberikan pada Donald sebagai hadiah pertunangan, sekarang malah menguntungkanmu.
Setelah mendengar penjelasan ini, baru ekspresi wajah Kasen Zhao membaik. Tapi saat memungut bajunya, secarik bon keluar, harga senilai 50 ribu sangat mengejutkannya.
Mulut Kasen Zhao mengaga lebar. Kasen Zhao awalnya ingin bilang bahwa dia punya baju, tapi saat melihat ekspresi Kaylee Su, ucapannya itu langsung dia telan kembali.
Mana boleh membiarkan seorang wanita meremehkannya di saat seperti ini?
Kaylee Su memeluk lengannya, berkata dengan angkuh, "Apa lihat-lihat? kamu sebenarnya mau pergi atau tidak?"
Kasen Zhao tersenyum sinis, "Ganti ya ganti, tapi kamu jangan sampai menyesal ya!"
Tanpa basa-basi, Kasen Zhao langsung masuk ke kamar membawa bajunya.
Kaylee Su pun kembali ke kamar untuk mengganti baju. Dia memakai kemeja putih dan celana sedikit pancung, lalu diserasikan dengan sepatu hak tinggi bening. Bentuk badan yang tinggi langsung terlihat.
Dia turun ke bawah sambil menusukkan anting-anting, lalu Kasen Zhao yang baru keluar terlihat olehnya. Kakinya nyaris terpeleset.
Baju itu memang dipersiapkan untuk Donald Wei, tapi tubuh Donald Wei sedikit kurus, dia tidak jadi memberikannya karena ukurannya tidak pas.
Sedangkan bentuk tubuh Kasen Zhao malah begitu kekar. Ukuran setelan jas harus sesuai dengan ukuran badan pria, kalau tidak akan terlihat jelek.
Kaylee Su awalnya bersiap hendak menertawakannya, tapi tidak dia sangka setelan jas ini begitu cocok dengan Kasen Zhao.
Sebelum-sebelumnya, dia selalu memakai seragam security yang agak lebar. Sekarang baru dia sadari bentuk tubuh pria ini ternyata begitu sempurna.
Tidak ada lemak berlebih di badannya, rasio ukuran bahu dan dada membentuk segitiga yang sangat sempurna.
Kancing kemeja putihnya tidak terkancing semua. Sisi wajahnya yang menawan, tatapan mata yang mendalam dan ditambah lagi dengan tunggul jenggotnya, Kasen Zhao terlihat begitu berkarisma dan juga sederhana.
"Kalau tidak mengetahui latar belakangnya, semua orang pasti akan mengira dia adalah seorang putra orang kaya dan bukanlah seorang security di komplek Royal Garden!
Kaylee Su menahan rasa terkejutnya, dan malah menyindir, "Tidak kusangka kamu terlihat cukup lumayan juga!"
......
Setengah jam kemudian, mereka tiba di pintu gerbang kantor pencacatan sipil. Mereka berdua menuruni mobil, kehadiran mereka menarik banyak perhatian orang di sekitar.
Salah satu faktornya adalah karena karisma dan kecantikan Kaylee Su. Tapi yang terpenting adalah wajah Kasen Zhao yang terlihat biasa-biasa itu malah memiliki aroma yang misterius.
Kasen Zhao memperingatinya, "Masih sempat kalau ingin berubah pikiran."
Di mata para orang yang berlalu lalang, sang pria terlihat sedikit gugup, tapi tidak lama kemudian sang pria telah kembali normal.
"Kamulah yang ketakutan, ya kan?"
Nada bicara Kaylee Su terdengar sedikit gugup, pandangan matanya pun terus menghindari tatapan Kasen Zhao.
Kasen Zhao tidak mengatakan apa pun, dia mengemut sebatang rokok dan melangkah maju.
Kaylee Su merasa ragu untuk sesaat, kemudian baru ikut masuk ke dalam.
Mereka mendaftar, mengisi formulir, berfoto, mencocokkan data-data kedua belah pihak. Dalam waktu yang tidak sampai 10 menit, dua buah buku warna merah telah diserahkan ke tangan mereka.
Kaylee Su menatap surat nikah yang ada di tangannya sambil melamun.
Tanpa adanya lamaran dan cincin berlian, dia malah langsung menikah kilat dengan seorang pria yang baru dia kenal tidak begitu lama?
Kalau dulu, dia pasti akan merasa ini sangat konyol. Tapi hal ini malah sudah terjadi.
Kaylee Su semakin lama semakin kesal, dia memang senang saat membuat keluarganya marah, tapi bagaimana dengan sekarang? Dia benar-benar harus melewati kehidupan bersama pria ini untuk selamanya?
Kasen Zhao sama sekali tidak terkejut pada reaksinya, "Sudah menyesal?"
Kaylee Su sok tegar, "Mana ada!"
Kasen Zhao pun tidak membongkar pemikirannya, dia langsung keluar.
Kaylee Su pergi mengejarnya, "Tunggu!"
"Katakanlah? Kamu ingin membuat ketentuan denganku bukan?"
Kasen Zhao tahu, kalau dirinya belum berhasil menaklukkannya, Kaylee Su pasti tidak akan pernah mengakui hubungan mereka.
Kasen Zhao pun tidak buru-buru, perasaan cinta memang harus dibina perlahan-lahan.
Kaylee Su tidak menyukainya, sebenarnya dia pun tidak menyukai sifat Kaylee Su yang angkuh, arogan dan egois itu!
Tapi tak berdaya, surat nikah saja sudah diurus, sekarang hanya bisa mencoba menjalaninya.
Kaylee Su terkejut karena Kasen Zhao berhasil menebak isi hatinya, Kaylee Su berkata dengan tegas, "Benar!"
"Pertama, tanpa persetujuanku, kamu tidak boleh mengungkit hubungan di antara kita! Kedua, kamu tidak boleh menyentuhku!"
Kasen Zhao bertanya, "Yang ketiga apa?"
Kaylee Su tidak menjawab, malahan balik bertanya, "Kamu tidak marah?"
Kasen Zhao berkata dengan serius, "Kenapa harus marah? Aku sudah bilang ingin bertanggung jawab padamu, ini adalah janjiku. Kalau kamu merasa menyesal, aku pun tidak akan menghalangi kepergianmu."
Kaylee Su menyindir dalam hati, orang ini pengecut sekali.
"Ketentuan ketiga masih belum terpikirkan. Tapi aku merasa kamu benar-benar payah!"
Kasen Zhao tidak membantahnya, "Aku payah atau tidak bukan diputuskan olehmu."
Kaylee Su tidak bicara berbelit-belit, "Kamu tenang saja, datang mengurus surat nikah denganmu hanya untuk membungkam mulut keluargaku. Berikan aku waktu selama sebulan, aku pasti akan menyelesaikan masalah ini. Nantinya mari menempuh jalan masing-masing dan kita tidak saling berhutang lagi!"
Kasen Zhao sangat kesal. Padahal Kaylee Su sudah menjadi istri sahnya, tidak apa kalau tidak membiarkannya menyentuh dia.
Tapi dia malah bilang mereka akan berpisah setelah sebulan kemudian, dia sebenarnya pernah memedulikan perasaannya tidak sih?
Jiwa Kasen Zhao semakin lama semakin lelah. Lalu tidak ingin memikirkannya lagi, dia langsung menyingkirkan semua pemikiran ini.
"Ayo pergi."
Kaylee Su melongo, "Ke mana?"
Kasen Zhao sudah berjalan beberapa langkah, "Pergi makan siang, di sekitar sini ada warung yang lumayan enak."
Tidak lama kemudian, mereka tiba jalan yang terpencil, di sekitar sana hanya ada warung yang kotor, busana mereka berdua sangat tidak cocok dengan suasana di sini.
Tidak lama kemudian, Kasen Zhao berhenti.
Kaylee Su berekspresi risi, lalu berkata: "Kasen, apa-apaan kamu? Kamu ingin mengajakku makan di sini?"
Kasen Zhao bertanya, "Memangnya kanapa kalau makan di sini?"
"Tapi...... kita baru saja......"
Kaylee Su tidak tahu harus bilang apa, ujung-ujungnya hanya menghentakkan kaki.
Padahal ini adalah acara makan pertama semenjak pernikahan mereka, dia awalnya mengira Kasen Zhao akan membawanya pergi makan mewah.
Tapi sekarang, sang pria malah membawanya pergi makan malatang?
Dia hanya pernah mendengar makanan ini dari internet. Sama sekali tidak berani memakannya!
Kaylee Su sedikit kesal, kalau dirinya menyetujui lamaran Donald Wei semalam, Donald Wei pasti akan memesan restoran barat terkenal di Tianzhou untuk memperingati hari istimewa ini.
Tapi dirinya malah memilih Kasen Zhao yang semiskin ini. Sayang sekali, di dunia ini tidak ada obat untuk menyembuhkan penyesalan.
Kasen Zhao membujuknya, "Coba makan, rasanya sangat enak."
"Lupakan saja, aku tidak lapar, kamu saja yang makan."
Kaylee Su mengambil tisu dan melapiskannya di bangku, lalu duduk dengan sangat berat hati.
Pelayan datang menghidangkan dua porsi makanan tidak lama kemudian, tapi Kaylee Su sama sekali tidak berniat mengambil sumpitnya.
Kasen Zhao pun tidak membujuknya lagi, dia langsung makan sendirian.
Kaylee Su awalnya memang tidak ingin makan, saat sedang berpikir nanti dia hendak makan siang di mana, aroma makanan yang harum malah memasuki hidungnya.
Entah apakah karena sudah lapar atau bukan, Kaylee Su malah mulai merasa semangkok malatang ini sangat harum, sama sekali tidak kalah dari restoran bintang 5 Michelin, membuat dia terus menjilat bibirnya.
Setelah ragu sejenak, Kaylee Su akhirnya bertanya: "Ini...... benar-benar enak?"
Kasen Zhao melongo karena pertanyaannya, memangnya dia tidak pernah memakan malatang?
Tapi sang pria kemudian langsung mengerti, seorang CEO yang arogan sepertinya biasanya pasti selalu makan di restoran elit, mana mungkin akan datang makan di tempat biasa seperti ini.
Saat berpikir seperti ini, Kasen Zhao batuk sejenak, lalu berkata: "Err, bagaimana kalau coba memakannya demi menjaga gengsiku?"
Kaylee Su tak tahan atas godaan aroma makanan dan menganggukkan kepalanya.
Dia berkata: "Baiklah, akan kumakan demimu, hanya akan kucoba sedikit!"
Kasen Zhao kehilangan kata-kata, dia awalnya mengira wanita itu shio keledai yang tidak bersedia mendengar bujukan kasar, tapi tidak disangka dia ternyata akan menurut kalau dibujuk secara lembut.
Setelah menemukan teknik menaklukkannya, Kaylee Su jadi tidak sulit untuk dihadapi lagi.
Tidak lama kemudian, sebagian besar dari semangkuk malatang untuk porsi dua orang telah masuk dalam perutnya Kaylee Su.
"Sedap sekali!"
Dia berkata sambil mengelap bibirnya. Terlihat puas dan mengelus perutnya tanpa menjaga kesannya.
Kaylee Su menaik turunkan bahunya, "Tidak bermaksud apa-apa. Bukankah kamu ingin bertanggung jawab padaku? Sekarang ibu tiriku sedang menginterogasikanku, tidakkah kamu seharusnya mengakui semua ini dengan berani dan menanggung segala tanggung jawab yang ada?"
Kasen Zhao sangat tak berdaya, "Kenapa perubahan pikiranmu bisa secepat ini?"
Kaylee Su hendak merebut balik, "Kurangi omong kosongmu! Mau angkat atau tidak? Kalau tidak, kembalikan padaku, lalu enyah dari sini!"
Kasen Zhao menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat ponsel dengan serius, "Halo, Tante, apa kabar!"
Wanita itu melongo saat mendengar suara pria, suaranya semakin dingin, "Siapa kamu?"
Kasen Zhao tetap mampu merasakan nada bicara dingin meskipun bicara melalui telepon.
Kasen Zhao berusaha tersenyum: "Aku adalah Kasen Zhao."
"Apa hubunganmu dengannya?"
Kasen Zhao melongo, bingung harus bagaimana menjawabnya.
Setelah menerungkannya, baru dia menjawab: "Aku adalah temannya Kaylee."
Wanita itu terdiam sejenak, lalu membentak, "Kamu...... Kamu si security itu? Kenapa kamu di sana? Mana Kaylee? Berikan ponsel padanya!"
Kaylee Su merampas ponsel, bertanya, "Sekarang sudah percaya bukan?"
Wanita itu marah, "Kaylee, kamu sebenarnya ingin bagaimana? Kenapa dia bisa ada di rumahmu? Kamu tahu tidak seberapa besarnya usahaku dalam memberi penjelasan pada keluarga Wei?!
Kaylee Su balik bertanya, "Menjelaskan? Apa yang perlu dijelaskan?"
"Kaylee, sudah puas berulah belum?"
Kaylee Su tertawa dingin, "Belum puas, aku nanti akan pergi membuat surat nikah dengannya!"
Setelah mengatakannya, Kaylee Su langsung menutup telepon tanpa memedulikan amukan wanita itu, lalu menonaktifkan ponsel dan melemparnya ke samping.
Setelah itu semua, dia merasa lega.
Lalu berjalan ke ruang tamu dengan jiwa yang melayang, meringkuk di sofa, memeluk sepasang lututnya dan menangis.
Kasen Zhao melongo, dia yang awalnya berniat pergi malah tidak bisa bergerak setelah melihat gambaran ini.
Dia tidak tahu ada apa dengan Kaylee Su, juga tidak tahu harus bagaimana menghiburnya.
Setelah dia puas menangis, baru Kasen Zhao menyodorkan selembar tisu.
Kaylee Su mengangkat kepala dengan mata berair, "Ucapanmu yang sebelumnya masih berlaku tidak?"
Kasen Zhao sendiri tidak ingat apa yang pernah dia katakan, dia menganggukkan kepala mengikuti instingnya.
Kaylee Su menarik napas dalam-dalam, "Kalau begitu, sana ganti bajumu!"
"Mau ke mana?"
"Pergi membuat surat nikah!"
Kasen Zhao melongo, lalu menggelengkan kepala, "Aku tidak sanggup menemanimu bercanda, aku pergi kerja dulu."
Kaylee Su membentak, "Kamu berani pergi?!"
Kasen Zhao tak berdaya, "Nona, apa yang sebenarnya kamu inginkan?"
Kaylee Su mengulang perkataannya: "Aku bilang, ayo pergi urus surat nikah!"
Kasen Zhao tetap tidak menganggapnya serius. Kasen Zhao tahu Kaylee Su hanya sekadar memanfaatkan dirinya sebagai tameng.
Ucapan ingin mengurus surat nikah pun hanya sekadar ucapan emosional. Aneh kalau dia benar-benar memercayainya!
Kaylee Su sangat kesal, dia awalnya memang hanya sekadar berpura-pura dan sengaja ingin membuat wanita tadi marah.
Tapi saat melihat ekspresi penolakan dari Kasen Zhao, otaknya langsung memanas dan bertanya: "Kenapa? Kamu tidak berani?"
Kasen Zhao berkata dengan jujur, "Aku benar-benar tidak berani."
Kaylee Su langsung meledak. Kalau Kasen Zhao berani menyetujuinya, Kaylee Su pasti akan menyindirnya, lalu pergi begitu saja.
Tapi dia malah mendapatkan penolakan Kasen Zhao, ini membuatnya tidak tahu harus memberi tanggapan apa lagi.
Semakin lama semakin menyebalkan, ucapannya pun semakin tajam, "Kasen, bukannya kamu ingin bertanggung jawab padaku? Kenapa sekarang malah menciut?"
Kasen Zhao mengerutkan keningnya, "Lagi pula, kamu tidaklah menyukaiku, jadi untuk apa menyengsarakan dirimu sendiri?"
Dia sebenarnya ingin bertanggung jawab, tapi kedua belah pihak harus saling bersedia.
Uang yang tadi sudah menjadi tanda baca titik bagi hubungan di antara mereka.
Kaylee Su begitu meremehkan dirinya dari dalam lubuk hati, jadi untuk apa membuat hubungan mereka jadi canggung?
"Siapa peduli! Kamu mau pergi atau tidak?"
Kaylee Su sangat memaksa, terutama saat melihat ekspresinya Kasen Zhao, sebuah perasaan misterius menjalar di hatinya.
Kasen Zhao telah dibuat kesal, "Siapa takut?"
"Baiklah, ini perkataanmu sendiri, jangan sampai nantinya malah menariknya kembali!"
Kaylee Su berbalik dan naik ke atas, ekspresi di wajahnya malah terlihat seperti ingin melihat lelucon.
Tidak lama kemudian, dia melemparkan satu setelan jas dan kemeja dari atas.
Klang klang!
Sepasang sepatu kulit juga jatuh di hadapan mata.
Raut wajah Kasen Zhao sangat buruk. Apa maksudnya ini? Merasa seragam security yang dipakainya sangat memalukan?
Kaylee Su bertanya dengan sindiran, "Aku bukanlah sedang meremehkanmu. Nanti pasti akan berfoto, bukankah kamu sebaiknya mengganti baju?"
Kasen Zhao tetap tidak ingin menggantinya. Dia heran kenapa bisa ada baju pria di rumahnya?
Ini pasti miliknya Donald Wei.
Kaylee Su ingin dirinya memakai baju bekas orang lain?
Kasen Zhao semakin kesal dan semakin tidak ingin memakainya.
Kaylee Su memberi penjelasan, "Bajunya masih baru, ini awalnya ingin kuberikan pada Donald sebagai hadiah pertunangan, sekarang malah menguntungkanmu.
Setelah mendengar penjelasan ini, baru ekspresi wajah Kasen Zhao membaik. Tapi saat memungut bajunya, secarik bon keluar, harga senilai 50 ribu sangat mengejutkannya.
Mulut Kasen Zhao mengaga lebar. Kasen Zhao awalnya ingin bilang bahwa dia punya baju, tapi saat melihat ekspresi Kaylee Su, ucapannya itu langsung dia telan kembali.
Mana boleh membiarkan seorang wanita meremehkannya di saat seperti ini?
Kaylee Su memeluk lengannya, berkata dengan angkuh, "Apa lihat-lihat? kamu sebenarnya mau pergi atau tidak?"
Kasen Zhao tersenyum sinis, "Ganti ya ganti, tapi kamu jangan sampai menyesal ya!"
Tanpa basa-basi, Kasen Zhao langsung masuk ke kamar membawa bajunya.
Kaylee Su pun kembali ke kamar untuk mengganti baju. Dia memakai kemeja putih dan celana sedikit pancung, lalu diserasikan dengan sepatu hak tinggi bening. Bentuk badan yang tinggi langsung terlihat.
Dia turun ke bawah sambil menusukkan anting-anting, lalu Kasen Zhao yang baru keluar terlihat olehnya. Kakinya nyaris terpeleset.
Baju itu memang dipersiapkan untuk Donald Wei, tapi tubuh Donald Wei sedikit kurus, dia tidak jadi memberikannya karena ukurannya tidak pas.
Sedangkan bentuk tubuh Kasen Zhao malah begitu kekar. Ukuran setelan jas harus sesuai dengan ukuran badan pria, kalau tidak akan terlihat jelek.
Kaylee Su awalnya bersiap hendak menertawakannya, tapi tidak dia sangka setelan jas ini begitu cocok dengan Kasen Zhao.
Sebelum-sebelumnya, dia selalu memakai seragam security yang agak lebar. Sekarang baru dia sadari bentuk tubuh pria ini ternyata begitu sempurna.
Tidak ada lemak berlebih di badannya, rasio ukuran bahu dan dada membentuk segitiga yang sangat sempurna.
Kancing kemeja putihnya tidak terkancing semua. Sisi wajahnya yang menawan, tatapan mata yang mendalam dan ditambah lagi dengan tunggul jenggotnya, Kasen Zhao terlihat begitu berkarisma dan juga sederhana.
"Kalau tidak mengetahui latar belakangnya, semua orang pasti akan mengira dia adalah seorang putra orang kaya dan bukanlah seorang security di komplek Royal Garden!
Kaylee Su menahan rasa terkejutnya, dan malah menyindir, "Tidak kusangka kamu terlihat cukup lumayan juga!"
......
Setengah jam kemudian, mereka tiba di pintu gerbang kantor pencacatan sipil. Mereka berdua menuruni mobil, kehadiran mereka menarik banyak perhatian orang di sekitar.
Salah satu faktornya adalah karena karisma dan kecantikan Kaylee Su. Tapi yang terpenting adalah wajah Kasen Zhao yang terlihat biasa-biasa itu malah memiliki aroma yang misterius.
Kasen Zhao memperingatinya, "Masih sempat kalau ingin berubah pikiran."
Di mata para orang yang berlalu lalang, sang pria terlihat sedikit gugup, tapi tidak lama kemudian sang pria telah kembali normal.
"Kamulah yang ketakutan, ya kan?"
Nada bicara Kaylee Su terdengar sedikit gugup, pandangan matanya pun terus menghindari tatapan Kasen Zhao.
Kasen Zhao tidak mengatakan apa pun, dia mengemut sebatang rokok dan melangkah maju.
Kaylee Su merasa ragu untuk sesaat, kemudian baru ikut masuk ke dalam.
Mereka mendaftar, mengisi formulir, berfoto, mencocokkan data-data kedua belah pihak. Dalam waktu yang tidak sampai 10 menit, dua buah buku warna merah telah diserahkan ke tangan mereka.
Kaylee Su menatap surat nikah yang ada di tangannya sambil melamun.
Tanpa adanya lamaran dan cincin berlian, dia malah langsung menikah kilat dengan seorang pria yang baru dia kenal tidak begitu lama?
Kalau dulu, dia pasti akan merasa ini sangat konyol. Tapi hal ini malah sudah terjadi.
Kaylee Su semakin lama semakin kesal, dia memang senang saat membuat keluarganya marah, tapi bagaimana dengan sekarang? Dia benar-benar harus melewati kehidupan bersama pria ini untuk selamanya?
Kasen Zhao sama sekali tidak terkejut pada reaksinya, "Sudah menyesal?"
Kaylee Su sok tegar, "Mana ada!"
Kasen Zhao pun tidak membongkar pemikirannya, dia langsung keluar.
Kaylee Su pergi mengejarnya, "Tunggu!"
"Katakanlah? Kamu ingin membuat ketentuan denganku bukan?"
Kasen Zhao tahu, kalau dirinya belum berhasil menaklukkannya, Kaylee Su pasti tidak akan pernah mengakui hubungan mereka.
Kasen Zhao pun tidak buru-buru, perasaan cinta memang harus dibina perlahan-lahan.
Kaylee Su tidak menyukainya, sebenarnya dia pun tidak menyukai sifat Kaylee Su yang angkuh, arogan dan egois itu!
Tapi tak berdaya, surat nikah saja sudah diurus, sekarang hanya bisa mencoba menjalaninya.
Kaylee Su terkejut karena Kasen Zhao berhasil menebak isi hatinya, Kaylee Su berkata dengan tegas, "Benar!"
"Pertama, tanpa persetujuanku, kamu tidak boleh mengungkit hubungan di antara kita! Kedua, kamu tidak boleh menyentuhku!"
Kasen Zhao bertanya, "Yang ketiga apa?"
Kaylee Su tidak menjawab, malahan balik bertanya, "Kamu tidak marah?"
Kasen Zhao berkata dengan serius, "Kenapa harus marah? Aku sudah bilang ingin bertanggung jawab padamu, ini adalah janjiku. Kalau kamu merasa menyesal, aku pun tidak akan menghalangi kepergianmu."
Kaylee Su menyindir dalam hati, orang ini pengecut sekali.
"Ketentuan ketiga masih belum terpikirkan. Tapi aku merasa kamu benar-benar payah!"
Kasen Zhao tidak membantahnya, "Aku payah atau tidak bukan diputuskan olehmu."
Kaylee Su tidak bicara berbelit-belit, "Kamu tenang saja, datang mengurus surat nikah denganmu hanya untuk membungkam mulut keluargaku. Berikan aku waktu selama sebulan, aku pasti akan menyelesaikan masalah ini. Nantinya mari menempuh jalan masing-masing dan kita tidak saling berhutang lagi!"
Kasen Zhao sangat kesal. Padahal Kaylee Su sudah menjadi istri sahnya, tidak apa kalau tidak membiarkannya menyentuh dia.
Tapi dia malah bilang mereka akan berpisah setelah sebulan kemudian, dia sebenarnya pernah memedulikan perasaannya tidak sih?
Jiwa Kasen Zhao semakin lama semakin lelah. Lalu tidak ingin memikirkannya lagi, dia langsung menyingkirkan semua pemikiran ini.
"Ayo pergi."
Kaylee Su melongo, "Ke mana?"
Kasen Zhao sudah berjalan beberapa langkah, "Pergi makan siang, di sekitar sini ada warung yang lumayan enak."
Tidak lama kemudian, mereka tiba jalan yang terpencil, di sekitar sana hanya ada warung yang kotor, busana mereka berdua sangat tidak cocok dengan suasana di sini.
Tidak lama kemudian, Kasen Zhao berhenti.
Kaylee Su berekspresi risi, lalu berkata: "Kasen, apa-apaan kamu? Kamu ingin mengajakku makan di sini?"
Kasen Zhao bertanya, "Memangnya kanapa kalau makan di sini?"
"Tapi...... kita baru saja......"
Kaylee Su tidak tahu harus bilang apa, ujung-ujungnya hanya menghentakkan kaki.
Padahal ini adalah acara makan pertama semenjak pernikahan mereka, dia awalnya mengira Kasen Zhao akan membawanya pergi makan mewah.
Tapi sekarang, sang pria malah membawanya pergi makan malatang?
Dia hanya pernah mendengar makanan ini dari internet. Sama sekali tidak berani memakannya!
Kaylee Su sedikit kesal, kalau dirinya menyetujui lamaran Donald Wei semalam, Donald Wei pasti akan memesan restoran barat terkenal di Tianzhou untuk memperingati hari istimewa ini.
Tapi dirinya malah memilih Kasen Zhao yang semiskin ini. Sayang sekali, di dunia ini tidak ada obat untuk menyembuhkan penyesalan.
Kasen Zhao membujuknya, "Coba makan, rasanya sangat enak."
"Lupakan saja, aku tidak lapar, kamu saja yang makan."
Kaylee Su mengambil tisu dan melapiskannya di bangku, lalu duduk dengan sangat berat hati.
Pelayan datang menghidangkan dua porsi makanan tidak lama kemudian, tapi Kaylee Su sama sekali tidak berniat mengambil sumpitnya.
Kasen Zhao pun tidak membujuknya lagi, dia langsung makan sendirian.
Kaylee Su awalnya memang tidak ingin makan, saat sedang berpikir nanti dia hendak makan siang di mana, aroma makanan yang harum malah memasuki hidungnya.
Entah apakah karena sudah lapar atau bukan, Kaylee Su malah mulai merasa semangkok malatang ini sangat harum, sama sekali tidak kalah dari restoran bintang 5 Michelin, membuat dia terus menjilat bibirnya.
Setelah ragu sejenak, Kaylee Su akhirnya bertanya: "Ini...... benar-benar enak?"
Kasen Zhao melongo karena pertanyaannya, memangnya dia tidak pernah memakan malatang?
Tapi sang pria kemudian langsung mengerti, seorang CEO yang arogan sepertinya biasanya pasti selalu makan di restoran elit, mana mungkin akan datang makan di tempat biasa seperti ini.
Saat berpikir seperti ini, Kasen Zhao batuk sejenak, lalu berkata: "Err, bagaimana kalau coba memakannya demi menjaga gengsiku?"
Kaylee Su tak tahan atas godaan aroma makanan dan menganggukkan kepalanya.
Dia berkata: "Baiklah, akan kumakan demimu, hanya akan kucoba sedikit!"
Kasen Zhao kehilangan kata-kata, dia awalnya mengira wanita itu shio keledai yang tidak bersedia mendengar bujukan kasar, tapi tidak disangka dia ternyata akan menurut kalau dibujuk secara lembut.
Setelah menemukan teknik menaklukkannya, Kaylee Su jadi tidak sulit untuk dihadapi lagi.
Tidak lama kemudian, sebagian besar dari semangkuk malatang untuk porsi dua orang telah masuk dalam perutnya Kaylee Su.
"Sedap sekali!"
Dia berkata sambil mengelap bibirnya. Terlihat puas dan mengelus perutnya tanpa menjaga kesannya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved