Bab 1 Awal mula

by Irma W 09:43,Aug 02,2021
Novel ini mungkin sedikit terasa datar di bagian awal, tapi percayalah ceritanya akan sangat menarik dan menegangkan.

###

Hari ini perusahaan mengadakan rapat proyek baru Demian dan ayahnya pergi lebih awal ke kantor.

Deru sudah berdiri di samping mobil. “Demian, ayo cepatlah, Nak!" ajak Deru.

Demian yang masih diambang pintu buru-buru menyusul ayahnya. “Baiklah, ayo ayah,” jawab Demian.

Mika yang baru keluar dari kamar dan melihat suami dan anaknya sudah tidak ada di ruang makan, nampak bingung. Mika menyusul keluar.

“Kalian tidak sarapan dulu!” teriak mika begitu melihat putra dan suaminya yang hendak masuk ke dalam mobil.

“Kami akan ada rapat penting hari ini, jadi kami harus sampai kantor lebih awal,” jawab Deru.

Mika yang mendengar itu hanya menghela nafas. Saat deru akan masuk kedalam mobil Demian menghentikannya karena ingin mengatakan sesuatu.

“Nanti saat makan malam aku ingin kalian bertemu dengan seseorang,” kata Demian.

Deru nampak mengerutkan dahi. “Siapa?”

Demian tak menjawab, ia hanya tersenyum dan membuat ayah pensaran. Kemudian Demian mengajak ayahnya untuk pergi ke kantor.

“Ayo, ayah!” seru Demian.

Mereka melajukan mobil, setelah mobil sudah tak terlihat, Mika masuk ke dalam dan mulai berfiki siapa yang akan dibawa oleh anaknya itu.

“Apa dia akan membawa seorang wanita?” batin Mika. Mika kemudian bergidik dan tidak mau terlalu memikirkannya.

Sampai di kantor, Deru dan Demian segera mempersiapkan dokumen-dokumen untuk presentasi mereka dan segala persiapannya. Ini adalah proyek besar jadi Deru tidak mau terjadi kekurangan dan kesalah sedikitpun.

“Tuan, tamu sudah berada di ruang rapat sekarang,” kata sekretarisnya sambil menundukkan kepala.

Demian dan Deru segera ke ruang rapat. Saat mereka berjalan menuju ruang rapat Demian sempatkan melirik ke arah wajah cantik yang ingin segera ia nikahi itu. Mereka bermain mata hingga tubuh Demian yang tak terlihat lagi karena sudah masuk ke ruang rapat.

Drrrrrrrrrrrrrt …

Sebuah pesan masuk, Sonya membukanya dan itu pesan dari Demian kekasihnya itu.

(Aku akan memperkenalkanmu pada keluargaku malam ini)

Begitu bunyi pesan yang Demian kirim.

Sonya terkejut membaca pesan singkat itu. Demian memberitahunya dengan sangat tiba-tiba dan tanpa berbincang dulu dengan Sonya.

“Dasar, bagaimana dia bisa memutuskan ini tanpa bertanya dulu kepadaku.” celetuk Sonya dengan kesal.

Keluar dari ruang rapat, senyum menghiasi wajah mereka karena berhasil mendapatkan proyek kerja sama itu.

Drrrrrrrrrrt …

Pesan singkat masuk lagi.

(Pergi ke ruanganku sekarang)

Sonya bergegas pergi ke ruangan Demian. Tak banyak yang tahu tentang hubungan mereka hanya teman dekat Sonya, Ratih. Demian sengaja menyembunyikan hubungannya dengan Sonya supaya ayahnya tak tahu.

Sampai di ruangan kerja Demian, Sonya langsung meluapkan segala kekesalannya. Sonya bergegas maju dan memberi pukulan beberapa kali di dada Demian.

“Bagaimana bisa kau memutuskan tanpa berbincang dulu dengan ku?” cerocos Sonya dengan kesal. "Aku belum ada persiapan."

“Aku ingin memberi kejutan untuk mu.” Jawab Demian. Senyum sumringah tergambar jelas di wajah Demian.

“Kau hampir membuatku jantungan!" Sonya melotot. "Ini seperti petir di siang bolong."

Melihat reaksi Sonya yang jauh dari dugaan, Demian menghela napas berat. “Aku pikir kau akan senang karena aku akan memperkenalkanmu dengan orangtua ku.”

Sonya tak bisa menjawab pertanyaan itu. Sonya memang senang, tapi ada sesuatu yang sangat mengganjal di hatinya.

Demian mendekat kemudian memeluk Sonya dan berkata, “Aku akan menikahimu.”

Sonya tersenyum dalam pelukan itu dan cepat-cepat ia mendorong Demian untuk melepaskan pelukannya itu karena takut seseorang akan melihatnya.

"Aku memang senang."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Sonya bergegas keluar dari ruangan Gery. Hubungan antara keduanya tidak boleh ada yang tahu.

Drrrrrrrrrttt …

Baru saja sampai di ruangannya sendiri, pesan kembali masuk ke handphone Sonya.

(Berdandanlah yang cantik malam ini. Aku akan menjemputmu.)

Pipi Sonya kembali memerah. Pantas saja Sonya sangat gugup, untuk pertama kalinya ia akan bertemu dengan orang tua kekasihnya itu. Karena orangtua baik pihak Demian maupun Sonya tidak tahu kalau mereka memiliki hubungan yang lebih dari rekan kerja saja. ayahnya Demian yang setiap hari bertemu Sonya pun tak tahu kalau anaknya berpacaran dengan karyawannya.

Orangtua Sonya juga sama, meskipun Demian itu sering menjemput anaknya. Tapi tak pernah berfikir bahwa mereka berhubungan. Sonya juga memang berniat tak mengatakanya kepada orangtuanya karena takut mereka pasti menolak hubungan itu melihat Sonya yang hanya anak seorang pemilik tanah perkebunan dengan seorang anak yang lahir dengan sendok emas di tangannya. Demian juga tak mempermasalahkan bahwa orangtua Sonya tahu tentang hubungan mereka karena Demian juga menyembunyikannya dari orangtuanya karena alasan tertentu.

Makan malam telah tersaji dengan elegan di atas meja. Keluarganya menunggu Demian yang sedang pergi menjemput Sonya.

“Anakmu akan membawa calon menantumu kesini. Apa kau tak tegang.” tanya Mika. Sedari tadi Mika terlihat gelisah dan gugup sendiri.

“Untuk apa aku tegang, memang anakmu sedang menjemput presiden hingga kita harus tegang.” Jawab Deru dengan ketus. "Dan lagi, memang sudah pasti kalau Demian akan membawa wanita kesini?"

Mika berdecak lalu memukul cukup keras lengan Deru.

Demian pergi menjemput Sonya. Didepan rumahnya, Sonya sudah menunggu dengan gaun berwarna merah muda yang begitu indah dan sederhana. Demian sampai terbengong melihatnya. Disitu juga ada ayah dan ibunya.

“Hati-hati ya, Nak,” ucap Renita sembari mengusap pundak Sonya.

Sonya memberi alasan bahwa kantornya mengadakan jamuan makan malam karena telah memenangkan proyek besar. Dengan alasan itu, ia bisa pergi.

Sampai di depan rumah Demian, jantung Sonya berdegup dengan sangat kencang. Sonya merasa gugup sekali. Tahu kalau kekasihnya sedang merasa gugup, Demian memegang tangan Sonya untuk mengurangi rasa gugupnya itu.

Saat masuk rumah Deru sangat terkejut dengan wanita yang kini berdiri disamping anaknya itu. Sedangkan Mika tampak senang melihat Sonya yang datang dengan elegan dan cantik.

“Sonya?” pekik Deru yang membuat wajah istrinya itu heran.

"Selamat malam, Tuan, Nyonya." sapa Mika.

“Apa kau mengenalnya?” Tanya Mika.

Mika menyuruh Sonya dan Demian untuk duduk dulu.

“Dia adalah salah satu karyawan di perusahaan.” sahut Deru.

“Wah kebetulan sekali, lalu kenapa kau terkejut bukankah kau seharusnya tahu bahwa mereka menjalin hubungan?” kata Mika sambil menyikut lengan Deru. Wajah senangnya terlihat begitu nyata.

“Aku sendiri tak tahu selama ini mereka menjalin hubungan.” kata Deru. "Sejak kapan kalian berhubungan?" Tanya Deru.

Sonya dan Demian hanya tersenyum. di perjalanan tadi padahal Sonya sudah berfikir macam-macam. Takut jika nanti orangtua Demian mempermasalahkan hubungannya karena Sonya adalah karyawan biasa. Sesaat rasa takutnya sedikit berkurang.

Mereka mulai menyantap makan malam. Mika diam-diam mulai mengagumi Sonya.

“Nak, apa pekerjaan orangtuamu?” Tanya Mika.

Semua orang berhenti makan mendengar ucapan Mika tadi.

“Orangtuaku hanya seorang pemilik tanah perkebunan saja.” jawab Sonya.

“Kenapa ibu bertanya seperti itu?”

“Aku hanya bertanya saja dan aku juga tak mempermasalahkan status orang tuanya.” Jawab Mika.

“Sudah lanjutkan makan saja.” sela Deru.

Setelah makan malam, Sonya diajak berbincang oleh Mika. Mereka berbincang lumayan lama. Demian dan Deru yang melihat hanya bisa menggelengkan kepala yang sedang duduk bersama di sofa dekat ruang tamu.

“ Demian kau tak melupakan kata-kataku bukan, kau harus mengingat kutukan itu.”

“Aku tahu ayah bagaimana aku melupakannya sedangkan para tetangga saja hampir setiap hari menggosipkan hal ini.” sahut Demian.

“Apalagi aku membawa Sonya ke rumah, lihat saja besok ini akan menjadi perbincangan yang sangat menarik bagi mereka.” Sambung Demian dengan nada sedikit kesal.

Demian pergi menghampiri Sonya dan Mika dan mengajak Sonya untuk pulang, karena sudah terlalu malam.

Dalam perjalanan pulang Demian menghentikan mobilnya di salah satu taman. Sonya heran kenapa tiba-tiba Demian menghentikan mobilnya dan menyuruhnya untuk turun. Di taman itu mereka duduk disalah satu kursi. Tanpa basa basi Demian bersimpuh di bawah Sonya dan mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin yang sangat indah.

“Sonya menikahlah denganku.”

Sonya sangat kaget dan air matanya mengalir deras di wajahnya. Tak disangka dia akan melamarnya hari ini. Tak menunggu lama Demian mendapat jawaban.

“Iya. Aku bersedia.”

Demian bangkit lalu memeluk Sonya karena bahagia. Rasa lega dihati Demian karena sudah berhasil melamarnya dan rasa haru Sonya yang tak menyangka ia akan melamarnya.

“Aku akan menemui ayah dan ibumu bersama orangtuaku untuk melamarmu secara resmi. Aku tak ingin terburu-buru. Kau yang tentukan waktunya.”

“Baiklah.”

Setelah itu Demian melanjutkan mengantar Sonya pulang.
***

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

100