Bab 6 Lamaran yang salah
by Irma W
09:45,Aug 02,2021
Keluarga Demian bersiap pergi ke rumah Sonya untuk mengadakan acara lamaran. Untuk sejenak, mereka meninggalkan masalah kantor yang kebetulan ini minggu hari libur. Mika sibuk memasukkan beberapa barang bawaan ke dalam mobil dibantu dengan pembatunya dan supirnya. Mika mulai mengecek satu persatu barangnya apa sudah termuat semua dalam mobil apa belum supaya tidak ada barang yang tertinggal.
Memastikan semuanya sudah masuk, Mika memanggil suaminya dan anaknya untuk bergegas pergi ke rumah Sonya karena pasti mereka sudah menunggu. Deru, Demian, dan Mika masuk ke dalam mobil dan berangkat.
Dirumah Sonya, keluarga sedang menunggu kedatangan keluarga Demian.
“Demian sudah berangkat?” Renita bertanya pada anaknya itu, ia berfikir mungkin saja mereka tidak jadi kesini karena masalah yang sedang terjadi di perusahaan.
Ponsel Sonya bergetar pesan masuk dari Demian.
(Aku sedang menuju ke rumahmu.)
isi pesan dari Demian.
“Dia sedang menuju kesini, ibu. Sebentar lagi pasti sampai.” sahut Sonya usai meletakkan ponsel di atas meja.
Keluarga Demian yang ditunggu-tunggu sudah datang, Demian dan orangtuanya turun dari mobil dan mengeluarkan semua barang yang ingin diberikan. Andrew dan Renita menyambut mereka di depan rumah lalu mempersalahkan mereka masuk.
"Selamat datang di rumah kami …" sambut Andrew dan Renita.
“Silahkan duduk Tuan, Nyonya." Sonya mempersilahkan.
Mika tersenyum lalu menyahut. "Panggil kami Paman dan Bibi saja.
Sonya mengangguk tersenyum
Deru, Mika dan Demian duduk. Andrew dan Renita juga menyuruh Sonya duduk bersama Andrew dan Renita.
Laura, adik Sonya datang memberikan minuman untuk mereka semua,
“Siapa dia?” Mika bertanya pada Renita.
“Dia adalah adik kandung Sonya, dia seorang juru masak.” jawab Renita sambil tersenyum.
"Pagi Paman, Bibi. Saya Laura." Laura mengangguk sopan.
Mereka melanjutkan mengobrol tentang masalah pernikahan Sonya dan Demian.
Deru bertanya pada Andrew.
“Saya datang kesini untuk melamar putri Tuan untuk anak kami Demian, dan menjalin hubungan keluarga nantinya. Apa anda mengizinkan putri anda untuk menikah dengan anak saya?”
“Keluarga kami sangat senang bisa menikahkan putri kami dengan putra Tuan. dia mendapat keluarga yang terhormat seperti Tuan Deru. Sonya mungkin sudah menceritakan apa pekerjaan saya, untuk masalah mengizinkan saya sudah mengizinkannya, mau atau tidaknya itu terserah pada anak kami.” Jawab Andrew panjang lebar.
Sonya melihat ke semua lebih dulu sebelum menjawab. Pipinya memerah tersipu malu. "Saya mau menikah dengan Demian”
Sontak Demian tersenyum sangat bahagia, begitu juga orang tua mereka berdua. Keluarga Sonya mempersilahkan mereka untuk mencicipi hidangan yang tersaji di meja.
Deru dan Demian menyantap hidangan yang disajikan. Sedangkan Mika, malah clingukan seperti sedang mencari sesuatu, Sonya melirik Demian karena curiga dengan sikap aneh Mika.
“Apa ibu baik-baik saja?” tanya Demian. Sontak semua orang menghadap ke arah Demian dan ibunya itu.
“Boleh aku mengajukan satu pertanyaan?” tiba-tiba Mika bertanya pada Andrew dan Renata.
Semua orang bingung, tapi tidak dengan Sonya dan Demian yang merasa gelisah kebohongan mereka terungkap. Sonya menatap Demian menunggunya untuk melakukan sesuatu.
“Silahkan, tanyakan saja.” Jawab Andrew dengan tersenyum santai.
“Kalau boleh kami tahu, Sonya itu anak ke berapa?” Mika akhirnya melontarkan pertanyaan yang ditakutkan oleh Demian dan Sonya.
Wajah Sonya kini benar-benar merasa gelisah.
“Dia anak pertama kami.” Jawaban Andrew dengan tenang.
Jika Andrew bersikap tenang karena menganggap pertanyaan itu biasa saja, Deru dan Mika benar-benar sangat terkejut. Kemudian melihat reaksi dari calon besannya, Andrew Dan Renita heran.
Renita jadi teringat akan kegelisahan Sonya satu hari yang lalu. Sonya terlihat gugup saat menjelaskan ada hubungan dengan Tuan Demian.
“Sonya adalah putri pertama kami, kami dianugerahi 2 putri Sonya dan Laura.” imbuh Andrew lagi.
Pernyataan yang diberikan Renita membuat mereka semakin terkejut. Deru merasa dibohongi oleh Sonya waktu itu. Demian dan Sonya hanya bisa diam tidak bisa berkata, Sonya sudah ketahuan berbohong. Seperti apa kata Deru waktu itu. Jika Sonya adalah anak pertama, maka dia akan mengakhiri hubungan Sonya dan Demian detik itu juga.
“Aku tidak bisa menikahkan putraku dengan putrimu, Tuan. maaf.” Ucapan Deru membuat semua orang terkejut.
Sonya mulai sesenggukan menangis mendengar ucapan Deru. Tak tega melihat kekasihnya menangis, Demian mulai memasang wajah sangar.
“Ayah, apa maksudmu? Ayah, berhentilah mempercayai kutukan itu!” teriak Demian.
Andrew dan Renita bingung dengan yang sedang terjadi saat ini. Laura yang sama sekali tidak tahu apa-apa hanya bisa mencoba menenangkan kakaknya yang menangis.
“Jelaskan kepada kami kenapa Sonya dan Demian tidak bisa menikah?" tanya Andrew karena sangat penasaran.
"Kalian datang kemari untuk melamar anak kami, lalu kenapa setelah tahu Sonya anak pertama kami, tiba-tiba kalian mengatakan bahwa mereka tidak bisa menikah.” Renita bertanya pada keluarga Deru, karena tidak tega melihat anaknya menangis.
Laura menyela perdebatan itu, dan menyuruh mereka untuk tenang dan membicarakannya secara baik-baik. Menuruti kata Laura mereka semua mulai tenang. Deru dan Mika mencoba menjelaskan tentang alasan mereka tidak bisa menikahkan anaknya dengan Sonya.
“Keluarga kami percaya dengan sebuah kutukan yang sudah turun temurun dan diteruskan dari generasi ke generasi kami.” Mika mencoba menjelaskan.
“Kutukan apa itu?” Laura yang penasaran bertanya.
“Kami tidak boleh menikahkan putraa atau putri pertama kami dengan putra atau putri pertama calon pasangannya. Jika itu sampai terjadi, sesuatu yang buruk akan terjadi. Dan dalam wasiat tentang kutukan itu tertulis jika mereka terlanjur menjalin kasih, hubungan mereka harus ditolak dan harus dinikahkan dengan anak kedua.”
Degh! Saat itu juga suasana menjadi semakin panas. Andrew, Renita dan Laura kaget mendengar penjelasan dari Mika. Pun dengan Demian dan Mika. Demian sendiri juga tidak tahu jika ada kelanjutan dari kutukan itu yang mengatakan apa yang sesuai dengan penjelasan Deru.
“Jadi kalian harus menikahkan Demian dengan Laura?" Renata mulai bingung sendiri. "Bukaankah Demian pasti sudah memberitahu kalian jika Sonya adalah anak pertama kami?” Renita belum paham dengan apa yang sedang terjadi di rumahnya .
“Aku menyuruh Sonya untuk mengaku sebagai anak ke dua saat ayah bertanya padanya.” Demian menjawab pertanyaan Renita. Wajahnya acuh sambil menggenggam erat tangan Sonya.
Semua orang terdiam masih memahami peristiwa ini dan apa yang harus dilakukan. Lalu Deru meminta Andrew untuk menikahkan Laura dengan Demian. Hal itu tentunya membuat Demian meradang.
"Apa maksudnya, Ayah!" teriak Demian. "Aku tidak tahu kalau ada kutukan tertulis semacam itu!"
Sonya hanya bisa menangis.
“Maaf Paman, Bibi. Saya tidak bisa memenuhi permintaan itu, bagaimana bisa menikah dengan kekasih saudara saya sendiri? Saya tidak kenal dengan anak Paman dan Bibi.” Laura berbicara masih sambil mendekat pada Sonya.
Sonya hanya berisak tangis, ia tidak lagi bisa berkata setelah ketahuan berbohong.
Mika berdiri lalu mendatangi Laura yang sedang menenangkan Sonya.
“Laura, jika kau tidak bersedia menikah dengan Demian, mala petaka akan datang pada keluarga kami." Wajah Mika memelas.
Laura merasa kasihan pada Mika, tapi dia lebih kasihan pada kakaknya yang hatinya benar-benar hancur. Pasti Sonya akan hancur melihat kekasihnya menikah dengan adiknya sendiri. Dan lagi, apa itu kutukan? Di jaman modern seperti ini masihkah ada sebuah kutukan? Shit!
Laura sungguh tidak habis pikir dengan cara keluarga Demian berpikir.
“Maaf Bibi, aku tidak bisa menikah dengan Tuan Demian.” Laura lantas bangkit dan pergi meninggalkan ruang tamu.
“Lebih baik kita bicarakan lain waktu, setelah semuanya tenang.” Andrew meminta Deru untuk kembali ke rumah dan memberi waktu untuk menenangkan diri.
“Baiklah, kami kan pulang dulu, tapi nak …” Deru memanggil Laura sebelum masuk ke ruang dalam. “Kami sangat berharap kau memikirkan kembali dan tolonglah keluarga kami dari mala petaka.”
Demian dan Sonya saling menatap, tidak ada yang bisa dilakukan Demian saat ini, ia juga bingung. Keluarga Demian pergi pulang meninggalkan kediaman keluarga Sonya. Melihatnya pergi Sonya menangis, orangtuanya sedih melihat anaknya seperti ini.
***
Memastikan semuanya sudah masuk, Mika memanggil suaminya dan anaknya untuk bergegas pergi ke rumah Sonya karena pasti mereka sudah menunggu. Deru, Demian, dan Mika masuk ke dalam mobil dan berangkat.
Dirumah Sonya, keluarga sedang menunggu kedatangan keluarga Demian.
“Demian sudah berangkat?” Renita bertanya pada anaknya itu, ia berfikir mungkin saja mereka tidak jadi kesini karena masalah yang sedang terjadi di perusahaan.
Ponsel Sonya bergetar pesan masuk dari Demian.
(Aku sedang menuju ke rumahmu.)
isi pesan dari Demian.
“Dia sedang menuju kesini, ibu. Sebentar lagi pasti sampai.” sahut Sonya usai meletakkan ponsel di atas meja.
Keluarga Demian yang ditunggu-tunggu sudah datang, Demian dan orangtuanya turun dari mobil dan mengeluarkan semua barang yang ingin diberikan. Andrew dan Renita menyambut mereka di depan rumah lalu mempersalahkan mereka masuk.
"Selamat datang di rumah kami …" sambut Andrew dan Renita.
“Silahkan duduk Tuan, Nyonya." Sonya mempersilahkan.
Mika tersenyum lalu menyahut. "Panggil kami Paman dan Bibi saja.
Sonya mengangguk tersenyum
Deru, Mika dan Demian duduk. Andrew dan Renita juga menyuruh Sonya duduk bersama Andrew dan Renita.
Laura, adik Sonya datang memberikan minuman untuk mereka semua,
“Siapa dia?” Mika bertanya pada Renita.
“Dia adalah adik kandung Sonya, dia seorang juru masak.” jawab Renita sambil tersenyum.
"Pagi Paman, Bibi. Saya Laura." Laura mengangguk sopan.
Mereka melanjutkan mengobrol tentang masalah pernikahan Sonya dan Demian.
Deru bertanya pada Andrew.
“Saya datang kesini untuk melamar putri Tuan untuk anak kami Demian, dan menjalin hubungan keluarga nantinya. Apa anda mengizinkan putri anda untuk menikah dengan anak saya?”
“Keluarga kami sangat senang bisa menikahkan putri kami dengan putra Tuan. dia mendapat keluarga yang terhormat seperti Tuan Deru. Sonya mungkin sudah menceritakan apa pekerjaan saya, untuk masalah mengizinkan saya sudah mengizinkannya, mau atau tidaknya itu terserah pada anak kami.” Jawab Andrew panjang lebar.
Sonya melihat ke semua lebih dulu sebelum menjawab. Pipinya memerah tersipu malu. "Saya mau menikah dengan Demian”
Sontak Demian tersenyum sangat bahagia, begitu juga orang tua mereka berdua. Keluarga Sonya mempersilahkan mereka untuk mencicipi hidangan yang tersaji di meja.
Deru dan Demian menyantap hidangan yang disajikan. Sedangkan Mika, malah clingukan seperti sedang mencari sesuatu, Sonya melirik Demian karena curiga dengan sikap aneh Mika.
“Apa ibu baik-baik saja?” tanya Demian. Sontak semua orang menghadap ke arah Demian dan ibunya itu.
“Boleh aku mengajukan satu pertanyaan?” tiba-tiba Mika bertanya pada Andrew dan Renata.
Semua orang bingung, tapi tidak dengan Sonya dan Demian yang merasa gelisah kebohongan mereka terungkap. Sonya menatap Demian menunggunya untuk melakukan sesuatu.
“Silahkan, tanyakan saja.” Jawab Andrew dengan tersenyum santai.
“Kalau boleh kami tahu, Sonya itu anak ke berapa?” Mika akhirnya melontarkan pertanyaan yang ditakutkan oleh Demian dan Sonya.
Wajah Sonya kini benar-benar merasa gelisah.
“Dia anak pertama kami.” Jawaban Andrew dengan tenang.
Jika Andrew bersikap tenang karena menganggap pertanyaan itu biasa saja, Deru dan Mika benar-benar sangat terkejut. Kemudian melihat reaksi dari calon besannya, Andrew Dan Renita heran.
Renita jadi teringat akan kegelisahan Sonya satu hari yang lalu. Sonya terlihat gugup saat menjelaskan ada hubungan dengan Tuan Demian.
“Sonya adalah putri pertama kami, kami dianugerahi 2 putri Sonya dan Laura.” imbuh Andrew lagi.
Pernyataan yang diberikan Renita membuat mereka semakin terkejut. Deru merasa dibohongi oleh Sonya waktu itu. Demian dan Sonya hanya bisa diam tidak bisa berkata, Sonya sudah ketahuan berbohong. Seperti apa kata Deru waktu itu. Jika Sonya adalah anak pertama, maka dia akan mengakhiri hubungan Sonya dan Demian detik itu juga.
“Aku tidak bisa menikahkan putraku dengan putrimu, Tuan. maaf.” Ucapan Deru membuat semua orang terkejut.
Sonya mulai sesenggukan menangis mendengar ucapan Deru. Tak tega melihat kekasihnya menangis, Demian mulai memasang wajah sangar.
“Ayah, apa maksudmu? Ayah, berhentilah mempercayai kutukan itu!” teriak Demian.
Andrew dan Renita bingung dengan yang sedang terjadi saat ini. Laura yang sama sekali tidak tahu apa-apa hanya bisa mencoba menenangkan kakaknya yang menangis.
“Jelaskan kepada kami kenapa Sonya dan Demian tidak bisa menikah?" tanya Andrew karena sangat penasaran.
"Kalian datang kemari untuk melamar anak kami, lalu kenapa setelah tahu Sonya anak pertama kami, tiba-tiba kalian mengatakan bahwa mereka tidak bisa menikah.” Renita bertanya pada keluarga Deru, karena tidak tega melihat anaknya menangis.
Laura menyela perdebatan itu, dan menyuruh mereka untuk tenang dan membicarakannya secara baik-baik. Menuruti kata Laura mereka semua mulai tenang. Deru dan Mika mencoba menjelaskan tentang alasan mereka tidak bisa menikahkan anaknya dengan Sonya.
“Keluarga kami percaya dengan sebuah kutukan yang sudah turun temurun dan diteruskan dari generasi ke generasi kami.” Mika mencoba menjelaskan.
“Kutukan apa itu?” Laura yang penasaran bertanya.
“Kami tidak boleh menikahkan putraa atau putri pertama kami dengan putra atau putri pertama calon pasangannya. Jika itu sampai terjadi, sesuatu yang buruk akan terjadi. Dan dalam wasiat tentang kutukan itu tertulis jika mereka terlanjur menjalin kasih, hubungan mereka harus ditolak dan harus dinikahkan dengan anak kedua.”
Degh! Saat itu juga suasana menjadi semakin panas. Andrew, Renita dan Laura kaget mendengar penjelasan dari Mika. Pun dengan Demian dan Mika. Demian sendiri juga tidak tahu jika ada kelanjutan dari kutukan itu yang mengatakan apa yang sesuai dengan penjelasan Deru.
“Jadi kalian harus menikahkan Demian dengan Laura?" Renata mulai bingung sendiri. "Bukaankah Demian pasti sudah memberitahu kalian jika Sonya adalah anak pertama kami?” Renita belum paham dengan apa yang sedang terjadi di rumahnya .
“Aku menyuruh Sonya untuk mengaku sebagai anak ke dua saat ayah bertanya padanya.” Demian menjawab pertanyaan Renita. Wajahnya acuh sambil menggenggam erat tangan Sonya.
Semua orang terdiam masih memahami peristiwa ini dan apa yang harus dilakukan. Lalu Deru meminta Andrew untuk menikahkan Laura dengan Demian. Hal itu tentunya membuat Demian meradang.
"Apa maksudnya, Ayah!" teriak Demian. "Aku tidak tahu kalau ada kutukan tertulis semacam itu!"
Sonya hanya bisa menangis.
“Maaf Paman, Bibi. Saya tidak bisa memenuhi permintaan itu, bagaimana bisa menikah dengan kekasih saudara saya sendiri? Saya tidak kenal dengan anak Paman dan Bibi.” Laura berbicara masih sambil mendekat pada Sonya.
Sonya hanya berisak tangis, ia tidak lagi bisa berkata setelah ketahuan berbohong.
Mika berdiri lalu mendatangi Laura yang sedang menenangkan Sonya.
“Laura, jika kau tidak bersedia menikah dengan Demian, mala petaka akan datang pada keluarga kami." Wajah Mika memelas.
Laura merasa kasihan pada Mika, tapi dia lebih kasihan pada kakaknya yang hatinya benar-benar hancur. Pasti Sonya akan hancur melihat kekasihnya menikah dengan adiknya sendiri. Dan lagi, apa itu kutukan? Di jaman modern seperti ini masihkah ada sebuah kutukan? Shit!
Laura sungguh tidak habis pikir dengan cara keluarga Demian berpikir.
“Maaf Bibi, aku tidak bisa menikah dengan Tuan Demian.” Laura lantas bangkit dan pergi meninggalkan ruang tamu.
“Lebih baik kita bicarakan lain waktu, setelah semuanya tenang.” Andrew meminta Deru untuk kembali ke rumah dan memberi waktu untuk menenangkan diri.
“Baiklah, kami kan pulang dulu, tapi nak …” Deru memanggil Laura sebelum masuk ke ruang dalam. “Kami sangat berharap kau memikirkan kembali dan tolonglah keluarga kami dari mala petaka.”
Demian dan Sonya saling menatap, tidak ada yang bisa dilakukan Demian saat ini, ia juga bingung. Keluarga Demian pergi pulang meninggalkan kediaman keluarga Sonya. Melihatnya pergi Sonya menangis, orangtuanya sedih melihat anaknya seperti ini.
***
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved