Bab 5 Menjebaknya

by Osly 09:35,Jan 25,2022
Satu tahun belakangan, Chandra Xiao mencarikan tiga pengawal untuk Livia Xiao. Tapi masing-masing dari mereka sangat lemah, bahkan Livia Xiao sendiri bisa dengan mudah menjatuhkan mereka. Ketika Livia Xiao melihat tampang Andreas Qin, dia langsung memasukkannya dalam jenis pengawal sebelumnya. Dan itu sebabnya juga dia bisa berpikir menggunakan "Tendangan angin" Taekwondonya untuk memberi pelajaran pada pria ini.

Tapi sekarang dia sangat menyesalinya. Dia sama sekali tidak menyangka kalau pria ini berpura-pura menjadi babi dan memiliki kemampuan bak harimau. Tampangnya memberi orang perasaan kalau dia hanya seorang pria biasa tanpa kekuatan. Tapi sekarang sepertinya dia sudah salah besar! Tendangan angin miliknya tidak hanya diterima dengan mudah olehnya, bahkan pemandangan di antara kedua kakinya pun terlihat olehnya. Hey, ini adalah tempat paling penting bagi wanita!

"Sejujurnya, aku hanya melihat kaki putih itu saja. Untuk yang lainnya aku tidak melihat apa-apa kok! Aku tidak melihat celana dalam putih dengan garis hitam! Kamu harus percaya kalau aku adalah orang yang suci!" Andreas Qin melepaskan tangan yang memegang kaki Livia Xiao sambil menyeka mimisan di hidungnya. Gambaran yang harum seperti itu bagaimanq mungkin bisa membuatnya tenang.

“Dasar kamu bajingan, aku pasti akan membunuhmu!” Livia Xiao berdiri tegak di sana. Menatap Andreas Qin dengan mata marah. Seandainya di tangannya saat ini ada sebilah pisau, bisa diyakini kalau dia akan menikam Andreas Qin sampai mati!

Pada saat ini, suara sepatu kulit yang menginjak tanah terdengar di koridor. Paman Guo telah kembali dari memarkirkan mobil. Dia melihat sorot mata Livia Xiao sudah bisa menebak, ya seperti apa karakter nona besar mereka paman Guo bagaimana mungkin tidak tahu, tapi Andreas Qin adalah pengawal yang ditunjuk oleh Chandra Xiao, jadi dia hanya bisa melakukan sesuai perintah tuannya.

"Nona, aku kembali!"

“Paman Guo, kedatanganmu tepat sekali! Aku ingin memecat pengawal ini. Nanti kalau ayahku bertanya, bilang saja aku yang memecatnya!” Livia Xiao menatap Paman Guo dalam-dalam.

“Nona, untuk hal ini aku tidak bisa memutuskannya! Sebaiknya kamu saja yang membicarakan ini dengan bos!” Paman Guo hanya bisa tersenyum pahit.

Dan Livia Xiao menatap Andreas Qin dengan memutar kedua bola matanya. Dia mengambil iPhone putih dari meja dan segera menelepon Chandra Xiao. Setelah teleponya berdering beberapa saat, suara Chandra Xiao datang dari ujung telepon.

"Putriku yang pintar, kenapa tiba-tiba ingat untuk menelepon ayahmu?"

"Ayah, bukannya aku terakhir kali bilang tidak menginginkan pengawal. Kenapa kamu mencarikan aku pengawal lagi, dan itu masih sangat mesum juga mengerikan?" Tanpa basa-basi Livia Xiao langsung menuju ke topik!

"Putriku, Andreas berbeda dari pengawal lainnya. Dia memiliki kekuatan super, ada dia yang melindungimu ayah juga akan lebih tenang!"

"Ayah. Aku tidak menginginkannya. Tolong cari siapapun yang lebih baik darinya! Atau kalau tidak yang terakhir kali saja! Meski kekuatannya tidak bagus. Tapi setidaknya wajah dan penampilanya masih oke!" Livia Xiao saat mengatakan itu masih melirik Andreas Qin.

"Putriku. Kamu harusnya mengerti ayah kan! Andreas pasti bisa melindungimu dengan baik!"

“Aku tidak mau, pokoknya aku tidak mau!” Ucap Livia Xiao dengan manja.

"Livia, memangnya kamu lupa apa yang terjadi bulan lalu? Aku hanya memiliki satu putri sepertimu. Jika sesuatu terjadi padamu, apa yang harus ayah lakukan?!"

“Tapi, tapi?” Livia Xiao masih ingin mengatakan hal lain. Tapi dia tidak bisa mengungkapkannya.

"Tidak ada tapi-tapi. Pokoknya begini saja! Ke depannya dia akan pergi ke sekolah dan tinggal bersamamu. Ada Andreas yang melindungimu setiap waktu aku jadi lebih tenang. Dan Andreas dia juga seusia denganmu! Kamu sangat bisa memperlakukannya sebagai kakakmu sendiri!"

“Kakak?” Livia Xiao bergumam, kepalanya memikirkan kehidupan di masa depan.

Andreas Qin menatapnya dengan smirk di sudut bibirnya, perlahan mendekatinya dengan gelas ukur di tangannya, dia bahkan masih tersenyum mesum: "Ayo, adik Livia, kemari kakak akan memeriksa tubuhmu. Hehe!" Memikirkan adegan ini, Livia Xiao tidak bisa menahan diri untuk tidak bergidik. Siapa yang mau hidup dengan bajingan ini.

“Ayah, aku tidak mau! Aku tidak mau!” Seru Livia Xiao manja.

"Hei sayang. Ayah melakukan ini untuk kebaikanmu sendiri. Sudah seperti ini saja ya! Aku nanti masih ada rapat, jadi teleponnya aku tutup dulu!" Chandra Xiao langsung menutup teleponnya, tanpa menyisakan sedikit ruang untuk Livia Xiao terbangun dari mimpi buruk ini.

Chandra Xiao yang langsung menutup telepon membuat Livia Xiao tercengang, Ayahnya yang selalu menuruti katanya kali ini sudah membulatkan tekad. Livia Xiao memikirkan akan tinggal di bawah atap yang sama dengan pria busuk yang terus menatapnya ini, hatinya terus bergetar.

“Nona besar, kalau tidak ada apa-apa, aku izin pergi dulu! Nanti akan ada orang yang mengantarkan makan malam.” Setelah mengatakan itu paman Guo pergi meninggalkan vila, dan di vila yang besar hanya tersisa Livia Xiao Qin dan Andreas Qin berdua!

Andreas Qin memilih kamar tidur di lantai pertama dan meletakkan semua barang yang baru saja dibelinya di mal ke kamar tidur. Setelah selesai berkemas, Andreas Qin berjalan keluar dari kamar dan mencium wewangian, perutnya pun dengan penuh tanggung jawab langsung berteriak. Kemudian dia tanpa basa-basi lagi langsung pergi ke ruang makan dan makan makanan di atas meja. Dan proses ini hanya membutuhkan waktu tiga menit. Livia Xiao yang melihatnya sontak tercengang, sementara Andreas Qin bersandar di kursi, terlihat begitu menikmati!

Selesai makan pergi menonton TV sebentar, kemudian keduanya kembali ke kamar masing-masing. Satu hari pun berlalu!

Keesokan harinya, itu baru pukul lima. Livia Xiao sudah lapar dan bangun. Ya porsi makanan yang awalnya untuk satu orang dibagi menjadi dua orang, wajar saja kalau dia tidak kenyang. Dia bagaimana bisa tidur lagi, jadi dia membersihkan diri, kemudian duduk di restoran bawah menunggu sarapan. Di waktu ini, dia sudah menelepon dan memberi tahu koki dapur hotel, dan para koki juga sangat efisien. Makanan diantar ke vila sekitar jam 5:40. Karena nona besar sudah memberi intruksi husus, jadi sarapan hari ini tidak sama dengan sebelumnya. Dulu hanya ada sandwich dan susu, tapi hari ini pengecualian. Juga ada sepanci bubur nasi yang harum dan beberapa lauk pauk. Ketika dia pergi, koki yang mengantarkan makanan juga menyerahkan sebungkus bubuk putih dalam kantong plastik tertutup kepadanya. Ini adalah perintah khusus Livia Xiao kepada koki untuk pergi ke apotek membelinya.

Livia Xiao melihat sarapan di depannya, matanya bersinar, jadi, setelah koki yang mengantarkan makanan pergi, dia mulai makan dengan sumpitnya.

“Aku belum pernah makan bubur yang begitu enak. Ini benar-benar enak!” puji Livia Xiao. Terlihat dia minum bubur dengan satu tangan, sementara tangan yang lain terus memasukkan sayuran ke mulutnya! Dirinya saat ini persis seperti pengungsi di Afrika! Gerakannya cukup bar-bar, tidak terlihat seperti seorang nona besar.

Setelah eksekusi besar-besaran, Livia Xiao akhirnya memegangi perutnya dan bersandar di kursinya seperti Andreas Qin sebelumnya. Dia menepuk perut rata dengan tangannya, dan berseru, "Ternyata hidup bisa dilewati dengan indah dan sempurna seperti ini ya!"

Tatapannya jatuh ke meja makan, di sana ada jejak eksekusi dan berantakan. Dalam hatinya berpikir, tidak, bekas makanan ini tidak bisa dilihat oleh Andreas Qin, kalau tidak dia pasti akan menertawakan aku yang gila makan! Jadi Livia Xiao pun mengambil piring dan mangkuk yang ada di atas meja dan langsung membawanya dapur dalam beberapa detik.

"Huhu, Andreas busuk! Dia pasti tidak akan melihatnya! Tunggu kami pergi sekolah piring-piring ini pasti sudah akan dibersihkan! Aku benar-benar terlalu pintar, mengerjakan apa pun bisa begitu rapi!" Livia Xiao tidak bisa menahan diri untuk tidak mengagumi dirinya sendiri. Dan saat ini, matanya menyapu ke tempat dapur di mana tempat bumbu diletakkan. Dia pun mendapatkan ide dan menarik sudut mulutnya, “Andreas Qin, Andreas Qin! Biarkan aku memberimu kejutan ya! Aku akan membiarkanmu menikmati sarapan yang enak dan lezat!” Setelah mengatakan itu dia langsung mengeluarkan rempah-rempah itu dari dapur.

“En, susu ini saja! Rasanya tawar seperti air, mana enak lah kan, ya sudah tambahkan garam!” Kata Livia Xiao, sambil menambahkan garam di kotak bumbu ke dalam susu terus-menerus.

"Eh. Cuma garam aja, mana bisa! Tambahkan sedikit MSG. Eh, kaldu ayam juga!"

"Saus ayam ini juga enak!"

"Yah, tambahkan sedikit minyakuntuk menambah aroma."

“Oh. Masih ada merica!”

“Tambah sedikit minyak wijen juga.”

"Tambahkan kecap juga, eh tunggu! Kalau tambah kecap warnanya akan jadi hitam! Bukankah itu akan terlihat olehnya?"

"Di sini masih ada wasabi, um, tambahkan beberapa!"

Sambil mengatakan itu, Livia Xiao terus menambahkan bumbu ke dalam cangkir susu putih ini. Operasi besar ini memakan waktu sekitar dua menit, dan secangkir susu berwarna-warni dan harum telah muncul di depan Livia Xiao! Livia Xiao mengambil sumpit dan mengaduknya secara merata. Kemudian menundukkan kepalanya mencium baunya. Ah ini menyenangkan. Haha, Andreas Qin! Bertarung denganku, kamu masih sedikit lembut! Omong-omong, masih ada benda ini yang juga berguna. Livia Xiao melirik bubuk putih yang masih ada di tangannya, jadi dia dengan hati-hati menaburkan bubuk itu di atas sandwich! Pada saat ini, Livia Xiao tampak sudah melihat bayangan Andreas Qin yang meminum segelas susu yang dia racik secara pribadi, dan tidak tahu apakah hasil racikannya itu racun atau susu yang enak.

Setelah melakukan semuanya, Livia Xiao melemparkan semuanya kembali ke dapur, dan kemudian mengambil lap untuk menghapus jejak kejahatannya. Kemudian dia duduk di kursi dan berpura-pura membaca.

Saat itu sudah jam enam. Andreas Qin juga berjalan keluar dari kamar tidur. Setelah mandi dan mengganti seragam sekolahnya, dia berjalan ke ruang makan. Ya setelah istirahat malam, tubuhnya saat ini penuh energi dan wajahnya berseri-seri!

"Pagi nona!" Andreas Qin menyapa sambil tersenyum!

“Ya.” Livia Xiao menjawab singkat tanpa mengangkat kepalanya.

“Kamu sudah makan?” tanya Andreas Qin saat melihat hanya ada satu sarapan di atas meja.

“Iya!” Livia Xiao menjawab singkat!

Andreas Qin pun duduk di kursi dan memandangi minuman berwarna-warni dan harum di atas meja, dia sedikit mengernyit! Tapi dia dengan cepat menutupinya. Andreas Qin kemudian mengambil sandwich dan memasukkannya ke mulutnya! Setelah menggigit itu, dia segera menyesap minumannya, lalu memakan sandwichnya lagi dengan santai.

Meskipun Livia Xiao menundukkan kepalanya, matanya terus tertuju pada Andreas Qin. Dia melihat Andreas Qin menyesap minuman yang dibuatnya sendiri. Mentalnya sudah siap untuk melihat penampilan jelek Andreas Qin dan juga siap untuk menertawakannya.

Tapi waktu berlalu setiap menit! Andreas Qin masih menikmati sarapan seperti biasa.

Hah? Apa alasannya? Kenapa dia tidak bereaksi sama sekali? Apakah susu yang dibuat olehku benar-benar enak? Memikirkan ini, Livia Xiao mengangkat kepalanya dan mengambil susu dari Andreas Qin di satu tangan, kemudian tanpa mempedulikan hal lainnya mencobanya.

Seteguk minuman itu meledak di tenggorokannya seperti bahan peledak. Rasa panas wasabi dan rasa aneh menyebar dari tenggorokannya ke seluruh mulutnya. “Ah, kenapa bisa begini! Kok rasanya tidak enak sekali! Pedas sekali!” kata Livia Xiao sambil menjulurkan lidahnya dan terus mengipasinya dengan tangannya. Ekspresinya itu sangat lucu sekali!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

70