Bab 11 Cinta Baru, Cinta Lama
by Kim Min Soo
09:41,Aug 29,2023
Saat Tae Nari menanyakan ini, suasana di sekitar berubah kikuk.
Yeon Na sudah benar-benar tidak tahan lagi.
Ha Jongdae hendak mengatakan sesuatu yang buruk, tetapi dia mendengar Kang Jaehan tertawa pelan.
Dia berkata kepada Tae Nari dengan serius, "Yeon Na adalah temanku. Tentu saja Kak Jongdae mengenalnya! Tenang saja, Kak Jongdae hanya setia padamu!"
Setelah melontarkan perkataan itu, dia menatap Ha Jongdae dengan tatapan mengejek.
Ha Jongdae terlihat sangat tidak senang. Dia pergi untuk menempati tempat duduknya bersama Tae Nari.
Saat mereka pergi, Kang Jaehan menyapa Yeon Na, "Di kota sebesar Kota B saja masih bisa bertemu dengannya. Yeon Na, lain kali aku akan memastikan untuk memilih tempat di mana Ha Jongdae tidak akan muncul. Jadi, kamu tidak perlu khawatir."
Yeon Na memesan makanannya dan berkata dengan lembut, "Tidak perlu sengaja menghindarinya seperti itu. Apa kalau sudah putus dengannya aku harus menghindar darinya seumur hidupku? Lagi pula bukan aku yang melakukan kesalahan."
Kang Jaehan sedikit terkejut setelah mendengar itu.
Tiba-tiba Kang Jaehan berkata, "Aku mau ke toilet dulu. Kalau makanannya datang, kamu bisa makan dulu.”
Yeon Na tidak menaruh curiga kepadanya.
Kang Jaehan pergi. Yeon Na mengeluarkan ponselnya dan menghubungi beberapa orang untuk mengatur jadwal.
Ketika Kang Jaehan tidak kembali 10 menit kemudian, Yeon Na bertanya-tanya kenapa dia masih belum kembali. Namun, tiba-tiba teriakan seorang wanita terdengar dari toilet restoran, membuat restoran kelas atas itu gempar.
Kang Jaehan dan Ha Jongdae bertengkar karena alasan yang tidak diketahui.
Saat Yeon Na melihat kejadian itu, dinding dan lantai sudah dalam keadaan berlumuran darah. Terlihat bahwa Ha Jongdae menatap Kang Jaehan dengan wajah muram.
Satu jam kemudian, dua pria dan dua wanita duduk di pusat penahanan. Kang Jaehan, serta Ha Jongdae telah mendapatkan tuduhan berkelahi karena rasa cemburu.
Tae Nari menelepon sambil menangis, "Kak, Ha Jongdae bertengkar dengan seseorang dan kami sekarang berada di pusat penahanan. Kak, cepat datang. Kak, Ha Jongdae terluka cukup parah."
Pikiran Yeon Na berdengung kebingungan.
Apa? Tae Yongjin akan datang?
Tae Nari menutup telepon.
Dia hanya menatap Ha Jongdae, mengobati lukanya dengan tidak tega, "Sudut mulutnya sampai pecah begini! Kang Jaehan, kamu memukulnya terlalu keras!"
Kang Jaehan mendapat luka memar di wajahnya.
Dia meratap kesakitan dan menimpali dengan wajah polos, "Dia memukulku lebih keras. Aku hanya meledeknya kalau dia terlalu takut istri, tapi dia malah menghajarku!"
Tae Nari langsung senang saat mendengar itu. Dia berkata pada Ha Jongdae, "Bagaimanapun juga, Kang Jaehan itu teman kita. Kamu bertengkar dengannya seperti ini membuat Nona Yeon melihat lelucon kalian. Kang Jaehan pasti merasa malu ketika dia mau mengejarnya lagi."
Ha Jongdae mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya dan mengisapnya sambil menatap Kang Jaehan dengan muram.
Bocah ini pandai berpura-pura!
Apa dia tidak ingat bagaimana dia memancing emosinya saat berada di area merokok di restoran?
"Kak Jongdae, kamu sudah putus dengan Yeon Na, jadi tidak keberatan jika aku mengejarnya, bukan?”
"Jika tidak, pasti ada orang lain yang akan mengejarnya!"
"Kamu tidak bisa terus menahannya ketika sudah punya yang baru."
...
Ha Jongdae mencibir.
Heh! Ternyata dia meremehkan Kang Jaehan!
Yeon Na tidak tahu akan hal ini. Dia hanya takut kalau Tae Yongjin akan datang dan masalah baru akan muncul.
Dia terlalu kecil untuk menyinggung perasaannya!
Yeon Na mencoba mencari kesempatan untuk pergi, tetapi Kang Jaehan menahannya "Yeon Na, kamu masih harus membawaku ke rumah sakit. Bagaimana aku bisa bertemu orang lain dengan wajah terluka seperti ini?"
Yeon Na merasa sakit kepala dengan sikapnya ini.
Saat itu, sebuah langkah kaki terdengar. Yeon Na tanpa sadar mendongakkan kepalanya.
Orang itu adalah Tae Yongjin.
Dia berpakaian rapi, mengenakan setelan jas klasik buatan tangan Inggris. Dia terlihat sempurna seperti tokoh utama pria yang selalu muncul dalam komik.
Dia masuk dan bahkan tidak melihat ke arah Yeon Na, hanya berbicara dengan polisi yang bertugas.
"Aku datang untuk menebus Kang Jaehan dan Ha Jongdae."
Polisi itu mengetahui identitasnya dan dengan sangat sopan menyerahkan sebatang rokok kepadanya, "Pengacara Tae, aku benar-benar minta maaf karena sampai membuatmu datang karena masalah sekecil itu! Mereka berdua berkelahi sampai separah ini karena cemburu."
Cemburu?
Tae Yongjin melihat ke arah empat orang itu dengan ringan.
Matanya tertuju pada Yeon Na.
Hari ini, Yeon Na berpakaian cukup sopan. Dia mengenakna kemeja sutra berwarna sampanye dengan rok fishtail. Seluruh tubuhnya terbungkus rapat.
Namun, mengenakan pakaian seperti ini saja bisa menambah sedikit nafsu yang murni dalam diri seorang pria.
Tae Nari mencoba membela Ha Jongdae, "Kak, Kang Jaehan hanya menggoda Ha Jongdae. Karena itulah Ha Jongdae bertengkar dengannya. Mereka bertengkar bukan karena cemburu."
Tae Yongjin menarik kembali pandangannya dan dengan lembut menatap Ha Jongdae, lalu bertanya, "Benarkah begitu?"
"Tentu saja! Ha Jongdae sangat mencintaiku. Bagaimana mungkin dia cemburu karena wanita lain? Selain itu, Kang Jaehan dan Nona Yeon bukan orang asing!" Tae Nari masih mencoba membela Ha Jongdae.
Tae Yongjin mengabaikannya dan melanjutkan formalitas penebusan.
Ha Jongdae keluar terlebih dahulu dan masuk ke dalam mobil.
Tae Nari buru-buru mengikutinya.
Kang Jaehan terbatuk-batuk dan berkata, "Kak Yongjin, terima kasih. Lain kali aku akan mentraktirmu makan malam."
Setelah mengatakan itu, dia mencoba menarik Yeon Na pergi.
Tae Yongjin memperhatikan mereka. Dia mengembuskan asap rokok, berucap dengan suara lirih, "Kang Jaehan, kamu keluar dulu. Ada yang ingin aku katakan pada Guru Yeon."
Yeon Na sudah benar-benar tidak tahan lagi.
Ha Jongdae hendak mengatakan sesuatu yang buruk, tetapi dia mendengar Kang Jaehan tertawa pelan.
Dia berkata kepada Tae Nari dengan serius, "Yeon Na adalah temanku. Tentu saja Kak Jongdae mengenalnya! Tenang saja, Kak Jongdae hanya setia padamu!"
Setelah melontarkan perkataan itu, dia menatap Ha Jongdae dengan tatapan mengejek.
Ha Jongdae terlihat sangat tidak senang. Dia pergi untuk menempati tempat duduknya bersama Tae Nari.
Saat mereka pergi, Kang Jaehan menyapa Yeon Na, "Di kota sebesar Kota B saja masih bisa bertemu dengannya. Yeon Na, lain kali aku akan memastikan untuk memilih tempat di mana Ha Jongdae tidak akan muncul. Jadi, kamu tidak perlu khawatir."
Yeon Na memesan makanannya dan berkata dengan lembut, "Tidak perlu sengaja menghindarinya seperti itu. Apa kalau sudah putus dengannya aku harus menghindar darinya seumur hidupku? Lagi pula bukan aku yang melakukan kesalahan."
Kang Jaehan sedikit terkejut setelah mendengar itu.
Tiba-tiba Kang Jaehan berkata, "Aku mau ke toilet dulu. Kalau makanannya datang, kamu bisa makan dulu.”
Yeon Na tidak menaruh curiga kepadanya.
Kang Jaehan pergi. Yeon Na mengeluarkan ponselnya dan menghubungi beberapa orang untuk mengatur jadwal.
Ketika Kang Jaehan tidak kembali 10 menit kemudian, Yeon Na bertanya-tanya kenapa dia masih belum kembali. Namun, tiba-tiba teriakan seorang wanita terdengar dari toilet restoran, membuat restoran kelas atas itu gempar.
Kang Jaehan dan Ha Jongdae bertengkar karena alasan yang tidak diketahui.
Saat Yeon Na melihat kejadian itu, dinding dan lantai sudah dalam keadaan berlumuran darah. Terlihat bahwa Ha Jongdae menatap Kang Jaehan dengan wajah muram.
Satu jam kemudian, dua pria dan dua wanita duduk di pusat penahanan. Kang Jaehan, serta Ha Jongdae telah mendapatkan tuduhan berkelahi karena rasa cemburu.
Tae Nari menelepon sambil menangis, "Kak, Ha Jongdae bertengkar dengan seseorang dan kami sekarang berada di pusat penahanan. Kak, cepat datang. Kak, Ha Jongdae terluka cukup parah."
Pikiran Yeon Na berdengung kebingungan.
Apa? Tae Yongjin akan datang?
Tae Nari menutup telepon.
Dia hanya menatap Ha Jongdae, mengobati lukanya dengan tidak tega, "Sudut mulutnya sampai pecah begini! Kang Jaehan, kamu memukulnya terlalu keras!"
Kang Jaehan mendapat luka memar di wajahnya.
Dia meratap kesakitan dan menimpali dengan wajah polos, "Dia memukulku lebih keras. Aku hanya meledeknya kalau dia terlalu takut istri, tapi dia malah menghajarku!"
Tae Nari langsung senang saat mendengar itu. Dia berkata pada Ha Jongdae, "Bagaimanapun juga, Kang Jaehan itu teman kita. Kamu bertengkar dengannya seperti ini membuat Nona Yeon melihat lelucon kalian. Kang Jaehan pasti merasa malu ketika dia mau mengejarnya lagi."
Ha Jongdae mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya dan mengisapnya sambil menatap Kang Jaehan dengan muram.
Bocah ini pandai berpura-pura!
Apa dia tidak ingat bagaimana dia memancing emosinya saat berada di area merokok di restoran?
"Kak Jongdae, kamu sudah putus dengan Yeon Na, jadi tidak keberatan jika aku mengejarnya, bukan?”
"Jika tidak, pasti ada orang lain yang akan mengejarnya!"
"Kamu tidak bisa terus menahannya ketika sudah punya yang baru."
...
Ha Jongdae mencibir.
Heh! Ternyata dia meremehkan Kang Jaehan!
Yeon Na tidak tahu akan hal ini. Dia hanya takut kalau Tae Yongjin akan datang dan masalah baru akan muncul.
Dia terlalu kecil untuk menyinggung perasaannya!
Yeon Na mencoba mencari kesempatan untuk pergi, tetapi Kang Jaehan menahannya "Yeon Na, kamu masih harus membawaku ke rumah sakit. Bagaimana aku bisa bertemu orang lain dengan wajah terluka seperti ini?"
Yeon Na merasa sakit kepala dengan sikapnya ini.
Saat itu, sebuah langkah kaki terdengar. Yeon Na tanpa sadar mendongakkan kepalanya.
Orang itu adalah Tae Yongjin.
Dia berpakaian rapi, mengenakan setelan jas klasik buatan tangan Inggris. Dia terlihat sempurna seperti tokoh utama pria yang selalu muncul dalam komik.
Dia masuk dan bahkan tidak melihat ke arah Yeon Na, hanya berbicara dengan polisi yang bertugas.
"Aku datang untuk menebus Kang Jaehan dan Ha Jongdae."
Polisi itu mengetahui identitasnya dan dengan sangat sopan menyerahkan sebatang rokok kepadanya, "Pengacara Tae, aku benar-benar minta maaf karena sampai membuatmu datang karena masalah sekecil itu! Mereka berdua berkelahi sampai separah ini karena cemburu."
Cemburu?
Tae Yongjin melihat ke arah empat orang itu dengan ringan.
Matanya tertuju pada Yeon Na.
Hari ini, Yeon Na berpakaian cukup sopan. Dia mengenakna kemeja sutra berwarna sampanye dengan rok fishtail. Seluruh tubuhnya terbungkus rapat.
Namun, mengenakan pakaian seperti ini saja bisa menambah sedikit nafsu yang murni dalam diri seorang pria.
Tae Nari mencoba membela Ha Jongdae, "Kak, Kang Jaehan hanya menggoda Ha Jongdae. Karena itulah Ha Jongdae bertengkar dengannya. Mereka bertengkar bukan karena cemburu."
Tae Yongjin menarik kembali pandangannya dan dengan lembut menatap Ha Jongdae, lalu bertanya, "Benarkah begitu?"
"Tentu saja! Ha Jongdae sangat mencintaiku. Bagaimana mungkin dia cemburu karena wanita lain? Selain itu, Kang Jaehan dan Nona Yeon bukan orang asing!" Tae Nari masih mencoba membela Ha Jongdae.
Tae Yongjin mengabaikannya dan melanjutkan formalitas penebusan.
Ha Jongdae keluar terlebih dahulu dan masuk ke dalam mobil.
Tae Nari buru-buru mengikutinya.
Kang Jaehan terbatuk-batuk dan berkata, "Kak Yongjin, terima kasih. Lain kali aku akan mentraktirmu makan malam."
Setelah mengatakan itu, dia mencoba menarik Yeon Na pergi.
Tae Yongjin memperhatikan mereka. Dia mengembuskan asap rokok, berucap dengan suara lirih, "Kang Jaehan, kamu keluar dulu. Ada yang ingin aku katakan pada Guru Yeon."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved