Bab 13 Apa Kamu Semurah Itu?
by Kim Min Soo
09:42,Aug 29,2023
Yeon Na terus direcoki oleh Kang Jaehan, yang memintanya untuk mengantarnya ke rumah sakit.
Kang Jaehan sangat menyebalkan. Dia hanya mengalami luka kecil, tetapi memaksakan fdiri untuk tetap tinggal di rumah sakit selama dua jam.
Saat mengantar Yeon Na pulang, waktu sudah menunjukkan jam 9 malam.
Suasana hati Yeon Na sedang tidak enak, tetapi dia masih meminta maaf pada Kang Jaehan, "Maafkan aku karena telah membuatmu mendapat masalah hari ini, Kang Jaehan."
Suasana hati Kang Jaehan lebih rumit daripada dirinya.
Kang Jaehan berpikir bahwa dia akan memiliki kesempatan setelah Yeon Na dan Ha Jongdae putus. Namun, tidak disangka kalau Tae Yongjin muncul di tengah-tengah mereka.
Meskipun Tae Yongjin selalu terlihat serius, dia seakan telah menelanjangi Yeon Na dengan tatapannya barusan. Kang Jaehan tidak buta dan tentu saja bisa melihatnya dengan jelas.
Meskipun begitu, dia tidak berani berdebat dengan Tae Yongjin.
Dengan posisi Keluarga Tae di Kota B, ditambah dengan kekejaman Tae Yongjin, meskipun Kang Jaehan serius dengan Yeon Na, tetapi dia tidak ingin mempertaruhkan nyawa keluarganya untuk mewujudkan cintanya.
Kang Jaehan menatap Yeon Na dari samping.
Dia berkata dengan nada bercanda, "Yeon Na, pertimbangkan hubungan kita kalau kita berdua masih sama-sama lajang dalam beberapa tahun ke depan.”
Setelah mendengar perkataan Tae Yongjin, Yeon Na bisa menebak apa yang pria ini pikirkan.
Dia tidak ingin menyakiti Kang Jaehan.
Yeon Na menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Kang Jaehan, aku harus meninggalkan Kota B setelah ayahku bebas. Aku tidak memikirkan hal itu untuk saat ini."
Kang Jaehan menatapnya dalam diam.
Tiba-tiba, dia tertawa dengan cara yang aneh dan menggemaskan, "Aku hanya bercanda! Kamu menganggapnya serius? Agak dingin, cepatlah naik! Jangan khawatirkan Paman. Aku akan berbicara dengan ayahku nanti."
Yeon Na bersyukur karena dia tidak memperpanjang masalah ini.
Saat Yeon Na keluar dari mobil dan berniat pergi, Kang Jaehan tiba-tiba memanggilnya, "Yeon Na!"
Yeon Na menoleh untuk menatapnya.
Kang Jaehan duduk di dalam mobil dan melambaikan tangan padanya. Entah bagaimana mata Yeon Na menjadi sedikit lembap saat menyaksikan ini.
Dia melihat mobil itu melaju pergi sebelum berjalan menuju pintu masuk.
Lampu di lantai dasar cukup redup, mungkin karena bola lampu yang rusak. Yeon Na mengeluarkan ponselnya dan mencoba menyalakan senter.
Pinggangnya tiba-tiba dipeluk oleh seseorang dan bibirnya ditutupi oleh telapak tangan yang hangat.
Dengan gerakan sedikit kasar, dia diseret ke tempat yang aman di tangga lorong.
"Uh, lepaskan aku!"
Seperti yang dia inginkan, tangan pria itu menjauh, tetapi digantikan dengan sesuatu yang hangat di bibirnya.
Aroma pria yang familier membuat Yeon Na terkesiap.
Orang ini adalah Ha Jongdae ....
Yeon Na menggigit dan menamparnya. Dengan sebuah gebrakan keras, semua lampu di sekitarnya menyala.
Yeon Na menggunakan semua kekuatannya dan bersandar di dinding dengan napas terengah-engah.
Ha Jongdae menunjukkan ekspresi muram.
"Kamu serendah itu, sampai bisa melakukannya dengan siapa pun?”
Yeon Na menoleh ke belakang dengan mata panas.
Bukannya marah, dia malah tertawa, "Benar! Aku memang rendahan! Siapa pun tidak masalah kecuali kamu. Ha Jongdae, apa kamu puas dengan jawaban ini?"
Wajah Ha Jongdae makin muram setelah mendengar perkataannya.
Dia mencengkeram leher Yeon Na sampai urat-urat nadi menyembul di dahinya.
"Kamu berani!"
"Kenapa memangnya kalau aku berani? Ha Jongdae, aku sudah dibuat sampai menyedihkan ini olehmu, apa lagi yang tidak berani aku lakukan?"
...
Ha Jongdae tiba-tiba melepaskannya.
Dia mengeluarkan sekotak rokok, yang tidak disangka kalau kotak itu kosong. Dia meremasnya dan melemparkannya ke lantai, lalu mendongakkan matanya untuk menatap Yeon Na lagi, "Tinggalkan Kota B! Aku akan membelikanmu vila dan Paman Yeon akan baik-baik saja!"
Yeon Na sangat marah sampai tubuhnya gemetar.
Dia gemetar dan bertanya, "Kamu mengatur semua ini hanya untuk membuatku menjadi gundikmu? Ha Jongdae, kamu sangat kejam!"
Ha Jongdae terlihat pucat, "Yeon Na, tidak ada gunanya menentangku! Aku punya lebih dari cukup cara untuk menghadapimu."
Bibi Nam muncul di lorong dengan kain pel di tangannya.
Dia melemparkan beberapa pukulan ke arah Ha Jongdae.
Ha Jongdae terlalu urung untuk melawan wanita itu.
Bibi Nam terengah-engah dan mengumpat dengan marah.
"Bajingan! Aku akan memukulmu sampai mati jika kamu mengganggu Yeon Na lagi!"
Yeon Na meneteskan air mata.
Bibi Nam menundukkan kepalanya dan berkata dengan lembut, "Aku tidak akan menjual putriku!”
Ha Jongdae tersenyum dingin saat mendengar itu.
Heh! Tidak menjual anak perempuannya ....
Kang Jaehan sangat menyebalkan. Dia hanya mengalami luka kecil, tetapi memaksakan fdiri untuk tetap tinggal di rumah sakit selama dua jam.
Saat mengantar Yeon Na pulang, waktu sudah menunjukkan jam 9 malam.
Suasana hati Yeon Na sedang tidak enak, tetapi dia masih meminta maaf pada Kang Jaehan, "Maafkan aku karena telah membuatmu mendapat masalah hari ini, Kang Jaehan."
Suasana hati Kang Jaehan lebih rumit daripada dirinya.
Kang Jaehan berpikir bahwa dia akan memiliki kesempatan setelah Yeon Na dan Ha Jongdae putus. Namun, tidak disangka kalau Tae Yongjin muncul di tengah-tengah mereka.
Meskipun Tae Yongjin selalu terlihat serius, dia seakan telah menelanjangi Yeon Na dengan tatapannya barusan. Kang Jaehan tidak buta dan tentu saja bisa melihatnya dengan jelas.
Meskipun begitu, dia tidak berani berdebat dengan Tae Yongjin.
Dengan posisi Keluarga Tae di Kota B, ditambah dengan kekejaman Tae Yongjin, meskipun Kang Jaehan serius dengan Yeon Na, tetapi dia tidak ingin mempertaruhkan nyawa keluarganya untuk mewujudkan cintanya.
Kang Jaehan menatap Yeon Na dari samping.
Dia berkata dengan nada bercanda, "Yeon Na, pertimbangkan hubungan kita kalau kita berdua masih sama-sama lajang dalam beberapa tahun ke depan.”
Setelah mendengar perkataan Tae Yongjin, Yeon Na bisa menebak apa yang pria ini pikirkan.
Dia tidak ingin menyakiti Kang Jaehan.
Yeon Na menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Kang Jaehan, aku harus meninggalkan Kota B setelah ayahku bebas. Aku tidak memikirkan hal itu untuk saat ini."
Kang Jaehan menatapnya dalam diam.
Tiba-tiba, dia tertawa dengan cara yang aneh dan menggemaskan, "Aku hanya bercanda! Kamu menganggapnya serius? Agak dingin, cepatlah naik! Jangan khawatirkan Paman. Aku akan berbicara dengan ayahku nanti."
Yeon Na bersyukur karena dia tidak memperpanjang masalah ini.
Saat Yeon Na keluar dari mobil dan berniat pergi, Kang Jaehan tiba-tiba memanggilnya, "Yeon Na!"
Yeon Na menoleh untuk menatapnya.
Kang Jaehan duduk di dalam mobil dan melambaikan tangan padanya. Entah bagaimana mata Yeon Na menjadi sedikit lembap saat menyaksikan ini.
Dia melihat mobil itu melaju pergi sebelum berjalan menuju pintu masuk.
Lampu di lantai dasar cukup redup, mungkin karena bola lampu yang rusak. Yeon Na mengeluarkan ponselnya dan mencoba menyalakan senter.
Pinggangnya tiba-tiba dipeluk oleh seseorang dan bibirnya ditutupi oleh telapak tangan yang hangat.
Dengan gerakan sedikit kasar, dia diseret ke tempat yang aman di tangga lorong.
"Uh, lepaskan aku!"
Seperti yang dia inginkan, tangan pria itu menjauh, tetapi digantikan dengan sesuatu yang hangat di bibirnya.
Aroma pria yang familier membuat Yeon Na terkesiap.
Orang ini adalah Ha Jongdae ....
Yeon Na menggigit dan menamparnya. Dengan sebuah gebrakan keras, semua lampu di sekitarnya menyala.
Yeon Na menggunakan semua kekuatannya dan bersandar di dinding dengan napas terengah-engah.
Ha Jongdae menunjukkan ekspresi muram.
"Kamu serendah itu, sampai bisa melakukannya dengan siapa pun?”
Yeon Na menoleh ke belakang dengan mata panas.
Bukannya marah, dia malah tertawa, "Benar! Aku memang rendahan! Siapa pun tidak masalah kecuali kamu. Ha Jongdae, apa kamu puas dengan jawaban ini?"
Wajah Ha Jongdae makin muram setelah mendengar perkataannya.
Dia mencengkeram leher Yeon Na sampai urat-urat nadi menyembul di dahinya.
"Kamu berani!"
"Kenapa memangnya kalau aku berani? Ha Jongdae, aku sudah dibuat sampai menyedihkan ini olehmu, apa lagi yang tidak berani aku lakukan?"
...
Ha Jongdae tiba-tiba melepaskannya.
Dia mengeluarkan sekotak rokok, yang tidak disangka kalau kotak itu kosong. Dia meremasnya dan melemparkannya ke lantai, lalu mendongakkan matanya untuk menatap Yeon Na lagi, "Tinggalkan Kota B! Aku akan membelikanmu vila dan Paman Yeon akan baik-baik saja!"
Yeon Na sangat marah sampai tubuhnya gemetar.
Dia gemetar dan bertanya, "Kamu mengatur semua ini hanya untuk membuatku menjadi gundikmu? Ha Jongdae, kamu sangat kejam!"
Ha Jongdae terlihat pucat, "Yeon Na, tidak ada gunanya menentangku! Aku punya lebih dari cukup cara untuk menghadapimu."
Bibi Nam muncul di lorong dengan kain pel di tangannya.
Dia melemparkan beberapa pukulan ke arah Ha Jongdae.
Ha Jongdae terlalu urung untuk melawan wanita itu.
Bibi Nam terengah-engah dan mengumpat dengan marah.
"Bajingan! Aku akan memukulmu sampai mati jika kamu mengganggu Yeon Na lagi!"
Yeon Na meneteskan air mata.
Bibi Nam menundukkan kepalanya dan berkata dengan lembut, "Aku tidak akan menjual putriku!”
Ha Jongdae tersenyum dingin saat mendengar itu.
Heh! Tidak menjual anak perempuannya ....
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved