Bab 19 Ha Jongdae Memilih Kekuasaan

by Kim Min Soo 09:43,Aug 29,2023
Ha Jongdae menyetir sendiri ke tempat yang telah ditentukan.

Dia turun dari mobil, membawa uang tunai 40 miliar ke gudang. Dia meminta sandera untuk dibebaskan.

Bos preman pria bertubuh kurus itu memiliki bekas luka di wajahnya, yang cukup menakutkan untuk dilihat. Dia menarik beberapa tumpukan uang kertas dan memeriksa keasliannya. Matanya berkaca-kaca ketika dia yakin itu adalah uang asli.

"Tuan Ha benar-benar kaya."

"Kalau bersikap pintar lebih awal, Nona Tae tidak akan mengalami hal ini."

Dia mengedipkan mata dan anak buahnya segera melepaskan Tae Nari.

Tae Nari berhasil bebas dan langsung berhambur ke dalam pelukan Ha Jongdae sambil merintih, "Ha Jongdae, kenapa kamu lama sekali? Sepertinya betisku patah. Rasanya sakit sekali. Mereka juga bilang kalau kamu tidak datang, mereka akan memperkosaku! Hiks ...."

Ha Jongdae memeluknya dan menenangkannya.

Namun, tatapan matanya tertuju pada Yeon Na.

Yeon Na meronta-ronta dengan putus asa. Namun, mulutnya disumpal kain, yang membuatnya tidak bisa berkata apa-apa.

Dia mengenal Ha Jongdae dengan baik. Mengorbankan seorang Yeon Na demi kekuasaan bukanlah apa-apa!

Dari awal sampai akhir, Ha Jongdae tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Dia melihat Yeon Na berubah dari yang tadinya berjuang hingga perlahan-lahan putus asa.

Pria berbadan kurus itu menghela napas panjang, menggores dagu Yeon Na pelan-pelan dengan pisau, "Tuan Ha, cewek ini sangat cantik. Bagaimanapun, tidaknya dia memiliki harga 4 miliar. Kamu kaya dan murah hati. Bawa saja dia sekalian. Kalau tidak, dia akan menjadi bagian semua orang di sini.”

Jumlah 4 miliar bukan jumlah yang tidak bisa dikeluarkan Ha Jongdae.

Namun, dia memang tidak bisa melakukannya!

Tae Yongjin sudah mencurigainya. Dia tidak bisa mengambil risiko dengan membuat Tae Nari mencurigai hubungannya dengan Yeon Na! Jika Tae Nari tahu dan memutuskan pertunangan, usahanya selama bertahun-tahun akan hancur.

Kekuasaan atau wanita, Ha Jongdae memilih kekuasaan.

Ha Jongdae tidak berani menatap mata Yeon Na yang tengah menatapnya dengan kebencian. Dia membalikkan badan dan berkata dengan nada dingin, "Aku tidak mengenalnya!"

Yeon Na sudah bisa menebak akhir ceritanya. Tatapan matanya kosong.

Air mata menyelinap jatuh dari sudut matanya.

Ha Jongdae benar-benar sangat kejam!

Ha Jongdae tidak melihatnya. Dia menggendong Tae Nari menuju mobil yang terparkir di luar. Tae Nari menariknya dengan lembut dan berbisik, "Bukankah tidak baik kalau meninggalkannya begitu saja seperti ini? Jika dia diperkosa, Kang Jaehan akan sedih."

Ha Jongdae menekan betisnya.

Tae Nari berteriak kesakitan, "Kamu menyakitiku. Ha Jongdae, kamu harus membawaku ke rumah sakit."

Ha Jongdae memasukkannya ke dalam mobil.

Sambil menegakkan tubuh, dia melihat gudang untuk terakhir kalinya.

Yeon Na, jangan salahkan aku!

Ha Jongdae masuk ke dalam mobil dan segera menyalakannya. Dia takut jika terlambat sedikit saja, dia akan menyesal!

...

Gudang yang terbengkalai.

Pria bertubuh kurus itu meludah dan mengumpat pahit, "Barang tak berharga ini bahkan tidak bernilai 4 miliar! Ini akan jadi bagian kita semua.”

Dia menyuruh para preman untuk bergegas, "Bermain dan bersenang-senanglah. Jangan sampai ada yang terlewatkan!"

Para preman itu sangat bersemangat.

Mereka belum pernah melihat wanita yang begitu cantik, yang bahkan terlihat lebih cantik daripada tunangan Tuan Ha. Jika mereka berhasil mendapatkannya, mereka akan bahagia bukan main!

Yeon Na menunjukkan rasa takut di matanya.

Kebencian dalam dirinya makin mengakar.

Jika dulu dia berharap Ha Jongdae berbelas kasihan kepadanya, mulai saat ini, dia hanya memiliki kebencian pada Ha Jongdae!

Para preman itu hendak bergerak, tetapi tiba-tiba sebuah suara keras terdengar dari sudut gudang.

Mereka semua terkejut.

Siapa itu?

Tae Yongjin bersandar di dinding semen, tengah memainkan korek api di tangannya.

Dia hanya diam, tetapi masih terlihat begitu tampan. Setelan jas mahalnya sangat kontras dengan gudang tua ini.

Dia tersenyum tipis, "Guru Yeon, kenapa kamu selalu menyedihkan setiap kali aku melihatmu?"

Yeon Na tertergun di tempatnya.

Dia perlahan-lahan menoleh ke samping dan melihat Tae Yongjin berjalan ke arahnya, sementara sirene yang tak terhitung jumlahnya berbunyi di sekelilingnya.

Dia tidak pernah merasa begitu berterima kasih kepadanya seperti hari ini.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

260