Bab 6 Pagi-Pagi Sudah Ingin Dipeluk?

by Athifa 08:00,Jan 01,1970
Bab 6 Pagi-Pagi Sudah Ingin Dipeluk?

Memikirkan hal ini membuat sorot mata Andika dalam sekejap kembali dingin. Dia melepaskan cubitannya yang erat pada dagu Olivia. Tapi tidak berapa lama setelah gadis itu melepaskan dirinya, ia lalu menekan dengan kuat kedua tangan Olivia, mengangkat wajahnya dan menahannya.

"Jangan!"

Mata Olivia memancarkan sinar waspada. "Penghinaan" seperti ini, gerakan seperti ini, dia sama sekali tidak mau.

"Apa? Tidak mau? Ini bukan pertama kali, ya kan? Jangan pura-pura suci!" Andika memandang Olivia yang berada di depannya. Ia merasa sangat puas, senyumnya licik.

"Lepaskan aku!" Olivia berteriak. Suaranya sedikit serak dengan nada meminta.

Andika sedikit pun tidak bergerak, "Hm? Apa? Tidak tahan? Memohonlah padaku, maka akan kulepaskan."

Olivia merasakan sakit yang sangat menyayat hati saat mendengar perkataan Andika ini. Tapi dia tetap keras kepala untuk tidak membuka mulutnya.

Memohon padanya? Tidak akan!

Meskipun orang ini adalah suaminya sendiri, tapi ia sungguh seperti iblis. Untuk apa dia memohon padanya?

Andika melihat Olivia sama sekali tidak memberi tanggapan apapun, diapun tertawa dingin, lalu lanjut melampiaskan kemarahan hatinya…

Malam itu, Olivia sangat lelah tak berdaya. Hingga keesokan paginya, Andika melepaskan dia dan membiarkannya tidur.

Setelah tersadar, Olivia merasa seluruh tubuhnya sangat sakit. Ia merintih dan membuka matanya. Melihat langit-langit atas kamar, barulah dia tersadar, ini bukan kamarnya yang dulu. Ini adalah rumahnya yang baru. Ia sudahmenikah.

Menikah…

Teringat akan lelaki yang tak henti-hentinya menyiksanya semalam, Olivia tidak bersedia untuk menikah dengannya. Air mata memenuhi bola matanya, tapi ia tahan agar tidak jatuh.

Olivia ingin turun ranjang, tapi saat ia berbalik badan, ia menabrak dada yang tegap. Ia kemudian mengangkat kepalanya melihat pria tampan di hadapannya. Olivia sedikit terkejut.

Yang namanya Andika ini cukup tampan. Wajahnya seperti ukiran patung Yunani kuno yang "terpahat" indah dan sempurna. Sorot matanya gelap dan dingin, seluruh tubuhnya juga memberikan suasana "dingin", ujung bibirnya tersungging sebuah senyuman, senyuman yang kasar, liar, jahat, tapi seksi.

Secara keseluruhan, dia memiliki pesona seorang pangeran yang mengagumkan, jahat tapi tampan, yang membuat orang lain gemetar.

Pria ini membuatnya ketakutan!

Tanpa menunggu reaksi Olivia yang terkejut menatap dirinya, Andika mengejek, "Hai wanita. Kenapa? Pagi-pagi buta sudah tidak sabar ya mau dipeluk?"

Teringat pada pria yang kemarin telah menyiksanya ini, seluruh tubuh Olivia tiba-tiba menjadi kaku. Sambil menatap pria tampan didepannya, ia berkata dengan dingin, "Tidak."

Andika tertawa dingin sambil mengamati gadis di depannya. Tubuh Olivia yang sekarang seluruhnya penuh dengan "gigitan cinta" keungu-unguan.

Meskipun adalah putri wanita itu, tapi lumayan juga.

Merasakan perubahan sorot mata Andika, Olivia baru sadar dirinya saat itu tidak berpakaian. Iapun segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya agar tidak dilihat Andika.

Melihat sikap Olivia yang mulai waspada, Andika merasa lucu, ia pun mengejek, "Kenapa? Toh sudah tidur bersama, kenapa harus malu?"

"Kau… kau tutup mulut!" kata Olivia sambil menggertakkan giginya.

Kemarin malam meskipun bukan yang pertama, tapi Olivia sama sekali tidak mendapat pengalaman apa-apa. Setelah disiksa oleh pria ini semalaman, bagaimana ia tidak marah? Meskipun pria itu adalah suaminya, dia tidak boleh dong memperlakukannya seperti itu!

"Toh bukan yang pertama, untuk apa berpura-pura suci?"Andika menatap Olivia sambil mengejek, "Hal seperti ini, bukannya kau juga suka? Kau tidak tahu keahlianku?"

Melihat wajah Olivia yang pucat, Andika merasa sangat puas, "Kalau dibandingkan dengan orang yang dulunya menidurimu, bagaimana?"

"Sangat kurang!" Mulut Olivia tersungging senyum mengejek. "Keahlianmu sangat kurang!"

Walaupun kedua pengalaman ini sebenarnya tidak jauh beda, sama-sama menyakitkan, tapi kalau dilakukan perbandingan, penyiksaan Andika lebih sakit.

Andika tidak menyangka Olivia akan bicara padanya blak-blakan seperti ini, raut wajahya berubah suram. Ia tertawa dingin, "Kenapa wanita, kau mau aku melakukannya sekali lagi agar kau dapat merasakannya dengan baik?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

487