Bab 12 Tempat Makan Yang Enak
by 4 wahyudi
12:28,Dec 28,2021
Terik panas matahari menembus kulit membuat siapapun yang berada di bawahnya akan merasakan terbakar oleh matahari, beberapa binatang memilih untuk bersembunyi dibalik teduhnya pohon untuk menghindari paparan sinar matahari.
Disamping itu, didalam kereta kuda nampak empat orang tengah duduk saling berhadapan satu sama lain dan seorang kusir yang nampak jengkel dengan tugas yang diberikan kepadanya.
Sudah hampir setengah hari keempat orang itu saling bertatapan tanpa adanya sepatah katapun keluar dari mulut mereka, mereka bingung ingin memulai pembicaraan dari mana karena memang kondisinya saat ini cukup rumit.
Hanya dua anak yang berada di dalam kereta kuda terus berbicara tanpa henti mengenai hal hal yang biasa dibahas oleh anak kecil.
"Anu.. Nona Xie, sebenarnya siapa orang orang yang mencoba mencelakai nona malam tadi, apakah nona memiliki musuh?" Tanya Ren Duan menatap kearah Xie Mei.
"Aku tidak tahu siapa mereka sebenarnya, dan untuk musuh, aku rasa keluarga kami memiliki banyak musuh yang tersebar di seluruh kekaisaran" Ujar Xie Mei menuturkan.
"Kenapa mesti bermusuhan, bukankah lebih baik jika berteman saja dan bermain!" Ujar Dong Sui menjelaskan.
"Anak ini terlalu polos atau apa? Aku tidak mengerti jalan pikirannya" Hao Li menatap ke arah Dong Sui sambil membatin di dalam pikirannya.
"Orang dewasa memiliki masalah sendiri Dong, kami tidak hanya memikirkan mengenai berteman dan bermain saja" Ujar Ren Duan mengelus kepala Dong Sui dengan lembut.
"Senior Ren, bukankah lebih baik jika senior membunuh mereka malam hari itu agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari?" Tanya Hao Li.
"Hao, siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu?" Tanya Ren Duan, ia benar benar terkejut ketika mendengar kata kata dari Hao Li dimana dia diminta untuk membunuh para penjahat yang sebelumnya.
"Apa yang aku katakan? Apakah ada yang salah?" Tanya Hao Li sambil menggaruk kepalanya.
Ren Duan nampak serba salah ketika ia dihadapkan dengan Hao Li, ia ingin menasihati anak kecil itu, tetapi setelah mengingat masa lalunya Ren Duan memilih mengurungkan niatnya.
Keheningan kembali tercipta di dalam kereta kuda, mereka baru mulai membuka percakapan ketika Fu Kuang memberitahu mereka bahwa mereka telah sampai di kota tujuan.
……..
"Akhirnya bisa Beristirahat" Ujar Hao Li sambil merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur yang begitu empuk.
Setelah duduk di dalam kereta kuda seharian, punggung Hao Li terasa sakit akibat tidak digerakkan sama sekali, hal itulah yang membuat Hao Li merasa bahagia ketika dapat merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.
Selama perjalanan, Hao Li samar samar merasakan Niat membunuh yang diarahkan kepada kereta kuda yang mereka naiki, tetapi beruntungnya tidak terjadi hal yang mengancam perjalanan yang mereka lakukan.
"Lebih baik kau cepat istirahat, senior Ren mengatakan bahwa besok kita akan melanjutkan perjalanan" Ujar Dong sui kemudian ia merebahkan diri diatas tempat tidur.
Semenjak mereka berpisah dengan Xie Mei, Ren Duan dan Fu Kuang segera mempersiapkan segala keperluan untuk perjalanan di hari berikutnya.
Karena hal itulah keduanya tidak mau nginap di penginapan yang sama dengan Hao Li dan Dong Sui melainkan pergi keluar menyiapkan keperluan.
"Kau tidur saja terlebih dahulu, aku masih ada beberapa urusan" Ujar Hao Li bangkit dari tempat tidurnya.
"Jangan bilang kau ingin melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, tidak boleh, aku tidak mengizinkanmu!" Ujar Dong Sui sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Mengingat ngingat kejadian sebelumnya dimana Hao Li berteriak kesakitan membuat Dong Sui berusaha menghalangi Hao Li untuk melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
"Jangan terlalu mengurusku, aku punya masalah sendiri dan kau uruslah urusanmu sendiri" Ujar Hao Li sebelum ia mengambil sikap lotus.
"Hei! Dengarkan aku dulu!" Dong Sui terus berusaha menghalangi Hao Li tetapi tidak dipedulikan oleh Hao Li.
Karena tidak dipedulikan oleh Hao Li, Dong Sui kemudian memanyunkan bibirnya dan melompat ke atas tempat tidur "Terserah padamu saja" Ujar Dong Sui kemudian ia memejamkan matanya.
……..
Pagi harinya, Dong Sui terbangun dari tidurnya, ketika ia membuka matanya ia menemukan Hao Li yang masih duduk dalam posisi lotus di tempat yang sama seperti pada saat malam hari.
"Hao, kau tidak tidur dan hanya duduk sepanjang malam disana?" Tanya Dong Sui sambil beranjak dari tempat tidurnya.
Karena Hao Li tidak menjawab, Dong Sui kemudian menggoyang goyangkan tubuh Hao Li membuat Hao Li harus menyudahi pelatihannya.
"Sebenarnya apa maumu, kenapa kau terus menggangguku?" Tanya Hao Li memandang ke arah Dong Sui dengan tatapan tajam.
"Aku hanya mencoba membangunkanmu, jadi jangan marah seperti itu!" Ujar Dong Sui dengan mata berkaca kaca.
Melihat hal itu, Hao Li hanya bisa menghela nafas panjang, ia tidak mungkin membiarkan anak kecil berusia delapan tahun di depannya menangis hanya karena berniat membangunkannya, Hao Li kemudian bangkit dan bergegas memperbaiki pakaiannya yang sedikit lusuh.
"Aku akan menunggu di luar, kau bisa membersihkan diri terlebih dahulu" Ujar Hao Li kemudian ia beranjak keluar dari kamar itu.
"Di kehidupan sebelumnya aku tidak perlu repot repot mengurusi wanita, tetapi kenapa di kehidupan ini aku harus dihadapkan dengan seorang wanita yang begitu menyebalkan" Ujar Hao Li bersandar di depan pintu kamar menunggu Dong Sui bersiap siap.
Selepas keduanya selesai bersiap, mereka segera bergegas turun dari kamar penginapan menuju ke lantai dasar untuk menemui Fu Kuang dan Ren Duan yang mengatakan keduanya akan menjemput mereka saat pagi hari di depan penginapan.
Benar saja, ketika keduanya tiba di lantai dasar penginapan, mereka dapat melihat dua orang pemuda berjubah putih yang berdiri di depan pintu penginapan. Tanpa pikir panjang mereka segera menghampiri keduanya.
"Maaf senior, membuat kalian menunggu" Ujar Hao Li ketika menghampiri mereka berdua.
"Tidak masalah Li'er, kami tidak menunggu terlalu lama, lebih baik untuk saat ini kita pergi mencari sarapan, kalian pasti lapar bukan?" Tanya Ren Duan menatap keduanya secara bergantian.
Hao Li hanya menganggukkan kepalanya pelan sementara Dong Sui nampak begitu antusias ketika mendengar hal itu, ia dengan segera menarik ketiganya keluar dari penginapan untuk mencari tempat makan yang enak.
…….
"Sepertinya mereka akan pergi, dengan begini kita akan lebih mudah menghabisi target dibandingkan sebelumnya" Ujar sosok berjubah hitam yang bersembunyi di balik atap salah satu bangunan.
"Tetapi bukankah sebaiknya kita juga menghabisi dua pendekar itu, mereka sudah mengetahui tujuan kita dan menurut prinsip membunuh, siapapun yang telah mengetahui tujuan dari pembunuh maka yang mereka dapatkan adalah kematian" Ujar rekannya memberikan masukan.
"Jika kau ingin menghadapi dua pendekar guru itu seorang diri silahkan, tapi jangan bawa bawa kami" Ujar yang lain menimpali.
"Kita bisa kesampingkan hal itu, jika kita melapor pada markas maka kita akan mendapat hukuman karena tidak menghabisi target jadi kita rahasiakan saja ini" Ujar yang lain dengan segera disetujui oleh kedua rekannya.
Disamping itu, didalam kereta kuda nampak empat orang tengah duduk saling berhadapan satu sama lain dan seorang kusir yang nampak jengkel dengan tugas yang diberikan kepadanya.
Sudah hampir setengah hari keempat orang itu saling bertatapan tanpa adanya sepatah katapun keluar dari mulut mereka, mereka bingung ingin memulai pembicaraan dari mana karena memang kondisinya saat ini cukup rumit.
Hanya dua anak yang berada di dalam kereta kuda terus berbicara tanpa henti mengenai hal hal yang biasa dibahas oleh anak kecil.
"Anu.. Nona Xie, sebenarnya siapa orang orang yang mencoba mencelakai nona malam tadi, apakah nona memiliki musuh?" Tanya Ren Duan menatap kearah Xie Mei.
"Aku tidak tahu siapa mereka sebenarnya, dan untuk musuh, aku rasa keluarga kami memiliki banyak musuh yang tersebar di seluruh kekaisaran" Ujar Xie Mei menuturkan.
"Kenapa mesti bermusuhan, bukankah lebih baik jika berteman saja dan bermain!" Ujar Dong Sui menjelaskan.
"Anak ini terlalu polos atau apa? Aku tidak mengerti jalan pikirannya" Hao Li menatap ke arah Dong Sui sambil membatin di dalam pikirannya.
"Orang dewasa memiliki masalah sendiri Dong, kami tidak hanya memikirkan mengenai berteman dan bermain saja" Ujar Ren Duan mengelus kepala Dong Sui dengan lembut.
"Senior Ren, bukankah lebih baik jika senior membunuh mereka malam hari itu agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari?" Tanya Hao Li.
"Hao, siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu?" Tanya Ren Duan, ia benar benar terkejut ketika mendengar kata kata dari Hao Li dimana dia diminta untuk membunuh para penjahat yang sebelumnya.
"Apa yang aku katakan? Apakah ada yang salah?" Tanya Hao Li sambil menggaruk kepalanya.
Ren Duan nampak serba salah ketika ia dihadapkan dengan Hao Li, ia ingin menasihati anak kecil itu, tetapi setelah mengingat masa lalunya Ren Duan memilih mengurungkan niatnya.
Keheningan kembali tercipta di dalam kereta kuda, mereka baru mulai membuka percakapan ketika Fu Kuang memberitahu mereka bahwa mereka telah sampai di kota tujuan.
……..
"Akhirnya bisa Beristirahat" Ujar Hao Li sambil merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur yang begitu empuk.
Setelah duduk di dalam kereta kuda seharian, punggung Hao Li terasa sakit akibat tidak digerakkan sama sekali, hal itulah yang membuat Hao Li merasa bahagia ketika dapat merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.
Selama perjalanan, Hao Li samar samar merasakan Niat membunuh yang diarahkan kepada kereta kuda yang mereka naiki, tetapi beruntungnya tidak terjadi hal yang mengancam perjalanan yang mereka lakukan.
"Lebih baik kau cepat istirahat, senior Ren mengatakan bahwa besok kita akan melanjutkan perjalanan" Ujar Dong sui kemudian ia merebahkan diri diatas tempat tidur.
Semenjak mereka berpisah dengan Xie Mei, Ren Duan dan Fu Kuang segera mempersiapkan segala keperluan untuk perjalanan di hari berikutnya.
Karena hal itulah keduanya tidak mau nginap di penginapan yang sama dengan Hao Li dan Dong Sui melainkan pergi keluar menyiapkan keperluan.
"Kau tidur saja terlebih dahulu, aku masih ada beberapa urusan" Ujar Hao Li bangkit dari tempat tidurnya.
"Jangan bilang kau ingin melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, tidak boleh, aku tidak mengizinkanmu!" Ujar Dong Sui sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Mengingat ngingat kejadian sebelumnya dimana Hao Li berteriak kesakitan membuat Dong Sui berusaha menghalangi Hao Li untuk melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
"Jangan terlalu mengurusku, aku punya masalah sendiri dan kau uruslah urusanmu sendiri" Ujar Hao Li sebelum ia mengambil sikap lotus.
"Hei! Dengarkan aku dulu!" Dong Sui terus berusaha menghalangi Hao Li tetapi tidak dipedulikan oleh Hao Li.
Karena tidak dipedulikan oleh Hao Li, Dong Sui kemudian memanyunkan bibirnya dan melompat ke atas tempat tidur "Terserah padamu saja" Ujar Dong Sui kemudian ia memejamkan matanya.
……..
Pagi harinya, Dong Sui terbangun dari tidurnya, ketika ia membuka matanya ia menemukan Hao Li yang masih duduk dalam posisi lotus di tempat yang sama seperti pada saat malam hari.
"Hao, kau tidak tidur dan hanya duduk sepanjang malam disana?" Tanya Dong Sui sambil beranjak dari tempat tidurnya.
Karena Hao Li tidak menjawab, Dong Sui kemudian menggoyang goyangkan tubuh Hao Li membuat Hao Li harus menyudahi pelatihannya.
"Sebenarnya apa maumu, kenapa kau terus menggangguku?" Tanya Hao Li memandang ke arah Dong Sui dengan tatapan tajam.
"Aku hanya mencoba membangunkanmu, jadi jangan marah seperti itu!" Ujar Dong Sui dengan mata berkaca kaca.
Melihat hal itu, Hao Li hanya bisa menghela nafas panjang, ia tidak mungkin membiarkan anak kecil berusia delapan tahun di depannya menangis hanya karena berniat membangunkannya, Hao Li kemudian bangkit dan bergegas memperbaiki pakaiannya yang sedikit lusuh.
"Aku akan menunggu di luar, kau bisa membersihkan diri terlebih dahulu" Ujar Hao Li kemudian ia beranjak keluar dari kamar itu.
"Di kehidupan sebelumnya aku tidak perlu repot repot mengurusi wanita, tetapi kenapa di kehidupan ini aku harus dihadapkan dengan seorang wanita yang begitu menyebalkan" Ujar Hao Li bersandar di depan pintu kamar menunggu Dong Sui bersiap siap.
Selepas keduanya selesai bersiap, mereka segera bergegas turun dari kamar penginapan menuju ke lantai dasar untuk menemui Fu Kuang dan Ren Duan yang mengatakan keduanya akan menjemput mereka saat pagi hari di depan penginapan.
Benar saja, ketika keduanya tiba di lantai dasar penginapan, mereka dapat melihat dua orang pemuda berjubah putih yang berdiri di depan pintu penginapan. Tanpa pikir panjang mereka segera menghampiri keduanya.
"Maaf senior, membuat kalian menunggu" Ujar Hao Li ketika menghampiri mereka berdua.
"Tidak masalah Li'er, kami tidak menunggu terlalu lama, lebih baik untuk saat ini kita pergi mencari sarapan, kalian pasti lapar bukan?" Tanya Ren Duan menatap keduanya secara bergantian.
Hao Li hanya menganggukkan kepalanya pelan sementara Dong Sui nampak begitu antusias ketika mendengar hal itu, ia dengan segera menarik ketiganya keluar dari penginapan untuk mencari tempat makan yang enak.
…….
"Sepertinya mereka akan pergi, dengan begini kita akan lebih mudah menghabisi target dibandingkan sebelumnya" Ujar sosok berjubah hitam yang bersembunyi di balik atap salah satu bangunan.
"Tetapi bukankah sebaiknya kita juga menghabisi dua pendekar itu, mereka sudah mengetahui tujuan kita dan menurut prinsip membunuh, siapapun yang telah mengetahui tujuan dari pembunuh maka yang mereka dapatkan adalah kematian" Ujar rekannya memberikan masukan.
"Jika kau ingin menghadapi dua pendekar guru itu seorang diri silahkan, tapi jangan bawa bawa kami" Ujar yang lain menimpali.
"Kita bisa kesampingkan hal itu, jika kita melapor pada markas maka kita akan mendapat hukuman karena tidak menghabisi target jadi kita rahasiakan saja ini" Ujar yang lain dengan segera disetujui oleh kedua rekannya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved