Bab 17 Kitab Pedang Kabut

by 4 wahyudi 12:34,Dec 28,2021
Hao Li duduk bersila kemudian mengalirkan energi ke dalam bola matanya. ketika Hao Li mengalirkan energi ke dalam bola matanya cahaya emas terpancar dari bola mata Hao Li.

Bersamaan dengan itu beberapa kitab kitab yang tertata rapi di dalam rak di dekat Hao Li keluar dari rak kemudian terbuka satu persatu dengan sangat cepat.

Kemampuan yang ditunjukkan oleh Hao Li merupakan teknik mata dewa yang telah ia pelajari di kehidupan sebelumnya, selain dapat melihat masa depan, kemampuan ini mampu digunakan untuk memahami segala sesuatu dengan sangat cepat.

Jadi tidak terlalu heran jika Hao Li mampu membaca setiap kitab dengan cepat menggunakan kemampuannya saat ini.

Perlahan isi dari kitab kitab itu dipindahkan ke dalam kepala Hao Li hingga setelah tiga menit berlalu kitab kitab itu berjatuhan dan berserakan di lantai.

Ingatan ingatan baru mulai bermunculan di dalam kepala Hao Li mengenaI tanaman herbal, pil maupun alchemy yang masuk kedalam kepala Hao Li. Dikehidupan kali ini, Hao Li bertekad akan menguasai alchemy dimana kemampuan ini belum ia kuasai di kehidupan pertamanya.

Hal ini dikarenakan pada kehidupan pertamanya, ia pernah menemui seorang alchemy dan alchemy itu mengaku mampu menghasilkan dua puluh koin platinum dalam waktu lima hari.

Perlu diketahui, penghasilan pendekar kelas tinggi setiap bulannya hanya mencapai tiga puluh koin platinum, itupun akan cepat habis jika digunakan untuk membeli pil penunjang pelatihan, oleh karena ini Hao Li ingin mempelajari Alchemy lebih dalam dikehidupan kali ini.

Jika ia mempelajari Alchemy, maka uang bukan masalah baginya dan pelatihannya pasti akan naik tanpa hambatan karena pil selalu tersedia.

"Energiku saat ini masih belum cukup untuk membaca semua kitab yang ada disini" Hao Li beranjak dari tempatnya kemudian meraih sebuah kitab yang cukup tebal.

"Bahkan dengan ketebalan seperti ini aku masih belum bisa membaca semuanya" Ujar Hao Li kemudian ia meletakkan kitab itu ke dalam rak.

Hao Li memungut kitab kitab yang berjatuhan kemudian memasukkan kitab kitab itu ke dalam rak agar tidak dicurigai, setelah memasukkan kitab kitab itu, Hao Li kemudian masuk lebih jauh ke dalam untuk mencari kitab yang akan dia pinjam.

"Seharusnya satu orang hanya boleh meminjam satu kitab, sebaiknya aku memilih kitab yang mana?" Tanya Hao Li sambil mengamati kitab kitab yang berada disekitarnya hingga pandangannya jatuh ke sebuah kitab yang tersembunyi diantara kitab kitab yang lain.

Kitab itu memang tipis, tetapi sampul dan isi dari kitab itu nampak begitu tua sehingga menarik perhatian Hao Li. Hao Li kemudian meraih kitab itu untuk mengetahui isi dari kitab tua itu.

Mulut Hao Li dibuat tercengang ketika ia membaca tulisan tulisan pada kitab itu "Ini, ini adalah kitab jurus tingkat bintang! Kenapa jurus seperti ini bisa berada di lantai empat?" Ujarnya.

Tingkatan jurus dibagi menjadi lima bagian menurut kekuatan dan daya hancur yang dapat dilakukan oleh jurus itu, yang pertama adalah jurus tingkat biasa dimana jurus ini paling umum ditemukan di seluruh dunia persilatan, bahkan perpustakaan perpustakaan kota besar biasanya memiliki jurus setingkat ini.

Kemudian ada jurus tingkat bumi, tidak banyak jurus yang berada pada tingkat ini karena itulah jurus tingkat ini terbilang cukup langka di seluruh kekaisaran, meskipun memiliki tingkat yang lebih rendah dari jurus lainnya, tidak banyak orang yang mampu mempelajari jurus ini karena kelangkaannya.

Setelah itu ada jurus tingkat langit, jurus setingkat ini bahkan lebih langka lagi di seluruh kekaisaran Yun, mungkin beberapa sakte besar maupun menengah masih menyimpan jurus ini tetapi tidak banyak.

Kemudian ada jurus tingkat bintang, jurus ini memiliki kelangkaan yang bahkan sulit ditemukan didalam sakte besar sekalipun, meskipun itu ada didalam sakte besar jumlahnya tidak seberapa, pakingan hanya dua jurus paling banyak.

Sementara yang terakhir adalah jurus tingkat kuno, jurus ini memiliki jumlah paling sedikit dalam sejarah, bahkan sampai saat ini tercatat hanya terdapat tiga jurus di seluruh kekaisaran Yun diantaranya adalah Mata Dewa, Pedang Dewa dan Aura Iblis.

Ketiga jurus itu masih misterius keberadaanya meskipun kemampuannya sangat mengerikan, menurut kabar, ketiga jurus itu tidak berbentuk kitab melainkan diturunkan dari satu orang ke orang lain sehingga jumlahnya sangat terbatas.

Raut wajah Hao li berubah seketika, ketika ia membalikkan halaman demi halaman dari kitab yang dia pegang saat ini ada di tangannya, meskipun jurus itu adalah jurus tingkat bintang tetapi kitab itu tidak lengkap sehingga akan sulit menyempurnakan jurus itu.

Tetapi Hao Li tidak putus asa, dalam kehidupan pertamanya bahkan dia mampu menguasai jurus tingkat kuno, jurus tingkat bintang yang tidak lengkap ia pasti akan melengkapinya meskipun membutuhkan banyak waktu.

Dengan bekal ribuan kitab yang ia baca pada kehidupan pertamanya, Hao Li yakin bahwa akan ada cara untuk melengkapi jurus tingkat bintang yang membuatnya tertarik.

"Jika kitab ini tidak lengkap lalu kenapa, toh aku hanya tinggal melengkapinya" Ujar Hao Li sebelum ia memasukkan kitab itu ke dalam jubahnya dan berjalan turun menuju lantai dasar untuk meminjam kitab itu kepada Jiang Chen.

…….

"Kau yakin akan meminjam kitab ini? Meskipun kitab ini kuat tetapi akan sangat sulit untuk dilatih" Ujar Jiang Chen.

Bagaimanapun ia mengira Hao Li adalah seorang anak kecil yang tidak bisa menilai sebuah kitab dan memilih kitab secara asal, dia tidak tahu saja di dalam diri Hao Li saat ini terdapat jiwa Hao Li yang telah berusia lebih dari seratus tahun lamanya.

"Tidak masalah senior, aku akan melatihnya dan menjadikan diriku pendekar terkuat di sakte ini" Ujar Hao Li dengan mantap.

Dengan nafas berat Jiang Chen kemudian menyerahkan kitab itu kepada Hao Li "Pergi dari sini, jangan menggangguku lagi dan aku beritahu kau anak muda, kitab ini harus dikembalikan setelah dua tahun dan jika kau tidak mengembalikannya, maka aku akan memberikanmu hukuman berat" Ujar Jiang Chen.

"Terimakasih senior, aku pasti akan mempelajarinya dengan sungguh sungguh" Ujar Hao Li menangkupkan kedua tangannya dan membungkukkan badannya, setelahnya ia berjalan keluar dari paviliun kitab untuk menuju ke tempat tujuan berikutnya yakni paviliun senjata untuk mencari senjata yang ia inginkan.

Sementara itu, Jiang Chen hanya memandangi punggung Hao Li yang semakin menjauh dari paviliun Kitab hingga seluruh tubuhnya benar benar telah lenyap.

"Sudah lebih dari tiga ratus tahun tidak ada yang pernah meminjam kitab Pedang Kabut, entah apa yang akan dicapai anak ini di masa depan pasti bukan hal yang biasa" Ujar Jiang Chen sebelum ia melanjutkan pekerjaannya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

42