Bab 13 Pukulan Keras Hao Li

by 4 wahyudi 12:30,Dec 28,2021
Ren Duan dan Fu Kuang memilih tempat makan yang nampak dikunjungi oleh banyak orang, meskipun tempat makan itu terbilang kecil dan sederhana, tetapi yang datang untuk makan di tempat makan itu terbilang cukup banyak dibandingkan tempat makan yang lain.

Hal itu sudah membuktikan bahwa makanan yang di jual di tempat makan itu lebih enak jika dibanding dengan tempat makan yang lain.

Ren Duan dan rombongannya memilih duduk di sebuah meja yang kebetulan terdapat empat kursi di sana, mereka kemudian memesan beberapa menu makanan yang telah disediakan di atas meja.

"Kalian makanlah apapun yang kalian inginkan, kami mendapatkan satu koin platinum dari nona Xie sebagai imbalan menjaganya menuju ke kota ini" Ujar Ren Duan menjelaskan.

"Benarkah? Kalau begitu aku mau ini, ini dan ini" Ujar Dong Sui sambil menunjuk beberapa menu yang menurutnya enak.

"Bagaimana denganmu Hao, apa yang kau inginkan?" Tanya Ren Duan menatap kearah Hao Li yang nampak sibuk memilih menu.

"Aku Tumis sayur saja senior" Ujar Hao Li sambil menunjuk menu yang dia pilih.

Setelah beberapa saat, pesanan yang mereka pesan akhirnya tiba dan dengan segera mereka menyantap makanan yang telah terhidang diatas meja.

Tidak butuh waktu lama bagi mereka menghabiskan hidangan yang mereka pesan kecuali Dong Sui, bahkan Ren Duan dan yang lain harus membantunya menghabiskan makanan yang dipesan oleh gadis mungil itu.

Setelah kenyang, Ren Duan segera memanggil pelayan untuk menanyakan harga yang harus mereka bayar untuk makanan yang baru saja mereka makan.

"Total semuanya sebanyak satu koin emas dan lima koin perak tuan" Ujar pelayan itu kemudian Ren Duan segera memberikan uangnya sebelum mereka pergi melanjutkan perjalanan.

………

Ketika Ren Duan dan rombongannya mulai meninggalkan kota, tiga sosok hitam yang berdiri di atas atap kemudian bergegas melancarkan aksinya.

Mereka melompati satu bangunan ke bangunan yang lain dengan suara yang seminimal mungkin, tidak ada yang menyadari kehadiran ketiga sosok dengan jubah dan penutup muka berwarna hitam itu karena gerakannya memang tidak menimbulkan suara.

Mereka menatap ke arah bangunan bertingkat dimana disalah satu jendela tampak seorang wanita yang tengah merias dirinya.

"Pastikan kali ini tidak gagal" Ujar salah satu dari mereka kemudian yang lain segera berpencar menjalankan tugas masing masing.

"Meskipun sedikit telat daripada rencana awal tetapi ini lebih baik" Ujar sosok berjubah hitam itu sebelum ia melompat ke atas bangunan bertingkat untuk melancarkan aksinya.

………

"Seharusnya hari ini kita akan tiba di sakte pedang pelindung, jadi kalian bersemangatlah" Ujar Ren Duan menatap kedua anak kecil yang berjalan di sampingnya.

"Tentu saja aku semangat, lagi pula tadi sudah makan banyak makanan enak" Ujar Dong Sui sambil mengepalkan tangannya.

Dengan tawa tipisnya, Ren Duan mengelus lembut rambut gadis kecil itu karena sikap yang ditunjukkannya.

Sementara itu, Fu Kuang yang melihat Hao Li memandangi cincin yang melingkar di tangannya dibuat keheranan, beberapa usaha sudah Fu Kuang lakukan untuk agar Hao Li mau memperhatikannya tetapi ia tetap saja kalah jika dihadapkan dengan cincin itu.

"Sepertinya cincin itu bagus, bisakah kau berikan itu padaku sebagai hadiah?" Tanya Fu Kuang sambil mengulurkan tangannya.

Sontak saja setelah mendengar hal itu, Hao Li segera menghentikan langkah kakinya, tatapannya berubah menjadi dingin dan tangan kanannya mulai mengepal.

"Bagaimana apakah kau ber.. Ukh" Fu Kuang termundur beberapa langkah begitu pukulan Hao Li mendarat di tubuhnya, ia tidak menyangka anak kecil itu akan memukulnya dengan kemarahan yang meluap luap dari dalam dirinya.

Meskipun pukulan Hao Li cukup kuat, bahkan mampu meninggalkan bekas jika diarahkan ke pohon ataupun batu, tetapi kekuatan Fu Kuang lebih besar darinya sehingga pukulan itu tidak terlalu berpengaruh kepadanya.

"Hei hei, apa yang kau lakukan? aku memintanya baik baik tetapi kau malah memukulku, apakah kau anak binatang!" Tanya Fu Kuang menunjuk ke arah Hao Li.

"Tarik ucapanmu senior, atau aku benar benar akan menghajarmu!" Ujar Hao Li, seketika niat membunuh yang begitu kuat merembes dari tubuh Hao Li membuat tubuh Fu Kuang bergidik karenanya, bukan hanya Fu Kuang bahkan Ren Duan menghentikan langkahnya ketika merasakan niat membunuh yang dikeluarkan oleh Hao Li.

"Dasar anak iblis, aku tidak akan membiarkanmu hidup!" Ujar Fu Kuang kemudian ia menarik keluar pedangnya dan melompat ke arah Hao Li. Fu Kuang mengangkat pedang di tangan kanannya dan mengayunkannya dengan keras ke arah Hao Li, tetapi sebelum pedang itu mengenai tubuh Hao Li.

Trang… pedang yang Fu Kuang ayunkan berbenturan dengan pedang milik Ren Duan yang digunakan untuk melindungi Hao Li, ia tidak menyangka bahwa rekan seperguruannya itu akan melakukan hal yang begitu keras terhadap seorang anak kecil.

"Kuang, apa yang kau lakukan, apakah kau sudah gila?" Tanya Ren Duan menatap ke arah rekannya dengan tatapan tak percaya.

"Biarkan aku menghajar anak ini, dia pantas mendapat pelajaran karena berani memukulku!" Ujar Fu Kuang.

"Apakah kau tidak bisa menahan emosimu, kau tidak sadar bahwa dia adalah anak kecil, lagi pula kau yang memulai lebih dulu dengan mencoba merebut cincin peninggalan kedua orang tuanya" Ujar Ren Duan mencoba menghentikan Fu Kuang yang tenaganya semakin kuat.

Begitu mendengar cincin yang ada di tangan Hao Li merupakan peninggalan kedua orang tuanya, Fu Kuang mulai nampak melunak dan menurunkan senjatanya.

"Maafkan aku, aku yang salah" Ujar Fu Kuang sambil menyimpan senjatanya kemudian ia berjalan paling depan sementara di belakangnya diikuti oleh ketiga orang itu.

Sambil berjalan, Fu Kuang tampak meringis kesakitan sambil memegangi perutnya, meskipun terbilang lemah, tetapi pukulan yang dikeluarkan oleh Hao Li mampu menumbangkan orang dewasa tanpa pelatihan dengan sekali pukul.

"Apa yang sebenarnya disembunyikan anak ini" Guman Fu Kuang sambil melirik ke arah Hao Li sejenak kemudian dia memegangi perutnya.

"Dia memulai pelatihannya di usia yang begitu muda dan telah menembus tahap Pendekar Murid Bintang 1 yang mana jika anak seusianya melakukan hal itu, maka tubuh mereka akan meledak, tapi anak ini? Selain bisa menembus tingkat, dia juga bisa mengontrol kekuatan pukulannya sampai sampai terasa begitu menyakitkan ketika terkena tubuhku" Ujar Fu Kuang sambil mengelus perutnya.

Kesalahan terbesarnya mungkin adalah menyinggung Hao Li, jika anak kecil itu dibiarkan tumbuh, maka dia tidak akan selamat setelah pukulan keras yang mendarat di tubuhnya beberapa saat yang lalu.

"Aku harus mengusut mengenai masalah ini, jika tidak anak ini bisa menggagalkan rencana ku" Batin Fu Kuang sambil menatap ke arah Hao Li sejenak yang mana dia bisa melihat Hao Li masih kesal padanya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

42