Bab 16 Paviliun Kitab

by 4 wahyudi 12:33,Dec 28,2021
"Begini senior, sebenarnya aku ditawari menjadi murid oleh patriark tapi aku menolaknya, jadi aku diberikan token ini sebagai gantinya" Ujar Hao Li menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sementara itu, Fu Kuang dan Ren Duan yang mendengarkan pernyataan dari Hao Li membuat keduanya melebarkan matanya.

Sudah lebih dari dua tahun mereka berlatih di sakte Pedang Pelindung tetapi tidak pernah mendapat kesempatan menjadi salah satu murid elit baik dari para tetua maupun patriark sakte.

Tetapi Hao Li, bahkan dia baru tiba di sakte Pedang Pelindung terapi dengan mudahnya mendapatkan tawaran posisi murid elit lebih cepat dari keduanya tapi ditolak, apa apaan itu.

"Maaf tidak memberitahu senior sebelumnya" Ujar Hao Li sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Setelah Hao Li mengatakan hal itu, barulah keduanya tersadar akan keterkejutannya dan berdehem pelan, keduanya kemudian mulai melanjutkan pembicaraan.

"Lebih baik kita pergi menuju asrama kalian, kepalaku sudah mulai sedikit sakit hari ini" Ujar Fu Kuang sambil memegangi kepalanya.

Pusing, iri, serta rasa penyesalan timbul di hati Fu Kuang begitu ia mendengar bahwa Hao Li ditawari menjadi murid oleh kepala sakte tapi ditolak begitu saja, bahkan dirinya menunggu selama bertahun tahun agar dapat menjadi murid inti tetapi tidak ada hasilnya.

Keempatnya kemudian keluar dari Paviliun Tujuh Langit menuju ke asrama yang telah disiapkan untuk Hao Li dan Dong Sui.

…….

Tidak butuh waktu lama berita mengenai patriark sakte berniat yang mengangkat murid tersebar luas di seluruh wilayah sakte Pedang Pelindung.

Bahkan topik itu telah menjadi perbincangan hangat di antara para murid mengenai siapa yang akan diangkat oleh Guan Gui menjadi muridnya.

Pengangkatan murid yang dilakukan oleh Guan Gui membuat seisi sakte mulai mencari peluang agar bisa dipilih olehnya meskipun apa yang mereka dengar hanyalah rumor karena Guan Gui tidak berniat mengangkat murid lainnya selain Hao Li.

…….

Setelah tiba di asrama yang disediakan untuknya, Hao Li segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang disediakan oleh sakte.

Setelah berdandan sedemikian rupa, Hao Li kemudian keluar dari asrama dan bergegas menuju ke Paviliun Kitab untuk mencari jurus yang dia butuhkan sekaligus pergi menuju ke Paviliun senjata untuk memilih senjata yang sesuai dengannya.

Dalam perjalanan, Hao Li dapat mendengar desas desus mengenai Guan Gui yang akan mengangkat seorang murid, tapi Hao Li tahu bahwa semua itu adalah Rumor dan dia tidak memperdulikannya.

Bahkan ia sempat mendengar dari beberapa murid yang ia lewati dalam perjalanan bahwa mereka ingin menjadi murid patriark apapun yang terjadi.

"Lebih baik saat ini aku tidak memberitahukan identitasku kepada sembarang orang, atau jika tidak aku akan menjadi buronan di sakte ini" Ujar Hao Li dengan tubuh bergidik, dia yang menyebabkan rumor ini menyebar dan jika diketahui dia memiliki token patriark, maka dia akan berada dalam masalah.

Meskipun saat ini ia sudah dapat memulai pelatihan, tetapi kekuatannya masih sangat rendah jika dibanding dengan murid murid yang lain, akan sangat beresiko jika dia memberitahukan identitasnya dan token yang diberikan oleh Guan Gui diketahui oleh banyak orang.

"Untuk sementara sepertinya tidak masalah, dengan usiaku saat ini setidaknya aku bisa sedikit aman, aku tidak menyangka bahwa menerima token dari patriark akan menciptakan kegemparan seperti ini" Ujar Hao Li menghela nafas panjang.

Tanpa terasa setelah beberapa saat berjalan, Hao Li tiba di depan bangunan dengan tinggi mencapai sepuluh meter dan lebar hanya empat meter, cukup kecil jika dibandingkan dengan Paviliun Tujuh Langit.

Meskipun demikian di atas pintu masuk bangunan itu terdapat papan nama yang lebih indah jika dibanding dengan paviliun Tujuh Langit.

Diatas pintu masuk Paviliun itu terdapat papan nama bertuliskan Paviliun Kitab yang ditulis dengan tinta emas dan papan yang terbuat dari perak.

Di sisi kanan dan kiri pintu masuk, terdapat dua buah patung naga yang terbuat dari perak yang membuat tempat itu nampak sangat mewah.

Tidak membuang banyak Waktu, Hao Li segera masuk kedalam paviliun Kitab untuk segera menyelesaikan urusannya disana.

"Anak muda, apa yang kau inginkan di paviliun ini? Kau tahu bukan untuk masuk kedalam paviliun setidaknya kau harus memiliki banyak poin kontribusi?" Tanya seorang pria sepuh berjalan menghampiri Hao Li dengan tongkat yang digunakan sebagai penyangga tubuhnya.

"Maaf senior, tetapi aku diminta patriark untuk memilih salah satu kitab di paviliun ini" Ujar Hao Li kemudian ia mengeluarkan giok emas yang sebelumnya diberikan oleh Guan Gui.

Kakek itu menerima giok pengenal yang diberikan oleh Hao Li dan membolak balikkan giok itu sambil menelusuri keasliannya.

"Jadi kakek sialan itu menerimamu sebagai murid?" Kakek itu memperhatikan Hao Li dari atas sampai bawah kemudian ia tertawa terbahak bahak "Aku tidak mengira kakek sialan itu memiliki penglihatan yang masih cukup bagus, tidak aku sangka dia akan menemukan harta karun sepertimu" Ujarnya.

"Aku menolak tawarannya, aku bukan murid patriark" Ujar Hao Li sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, menurutnya memang cukup berlebihan jika mengatakan bahwa dirinya merupakan sebuah harta karun yang berharga karena saat ini kekuatannya masih terbilang sangat lemah terlebih dia bukan murid dari patriark dan semua itu hanya rumor.

"Sudahlah, aku tidak peduli, kau bisa memilih kitab jurus mulai dari lantai satu sampai dengan lantai empat, kau tidak diperbolehkan memilih kitab di lantai lima sebelum kau memiliki surat rekomendasi dari para tetua" Ujar kakek itu menjelaskan.

"Terimakasih senior, ngomong ngomong siapa nama senior?" Tanya Hao Li menatap ke arah kakek tua itu, meskipun sebenarnya ia tahu siapa orang tua yang berdiri di depannya saat ini, akan lebih baik jika ia menanyakan identitasnya agar tidak membuatnya curiga.

"Kau bisa memanggil kakek tua ini dengan nama Jiang Chen" Ujar kakek tua itu memperkenalkan dirinya kemudian ia berjalan masuk kedalam paviliun kitab.

Begitu Hao Li masuk kedalam paviliun kitab, ia dibuat terkagum kagum dengan luas bangunan di dalam paviliun ini, meskipun dari luar tampak sangat kecil, ketika masuk ke dalam paviliun Hao Li serasa dibawa masuk ke dunia yang berbeda.

Deretan Rak buku tersusun dengan rapi di lantai dasar paviliun yang luasnya hampir mencapai 20 meter dan terdiri dari lima lantai, sementara itu di tengah ruangan terdapat sebuah tangga yang terhubung dengan lantai berikutnya sehingga memudahkan akses setiap murid yang berniat meminjam kitab jurus.

Luasnya bagian dalam paviliun kitab dikarenakan sebuah formasi magis yang dibuat oleh ketiga pendekar spiritual, ketika telah menginjak ranah pendekar spiritual maka seorang pendekar akan mampu menggunakan jurus jurus sihir yang sangat beragam.

Lantai dasar paviliun itu sangat ramai akan murid sakte yang berniat meminjam kitab jurus, setidaknya pada lantai dasar terdapat sekitar seratus orang yang tengah memilah milah kitab.

Hao Li tidak memperdulikan hal itu, ia kemudian menaiki tangga dan berjalan menuju ke lantai berikutnya dan seterusnya hingga ia tiba di lantai empat.

Di lantai empat tidak nampak satupun orang seperti di lantai lantai sebelumnya, hanya ada Hao Li dilantai itu yang tengah memilah milah buku.

Meskipun nampak sedang memilih buku, nyatanya Hao Li terus terusan waspada dan melihat sekelilingnya apakah ada orang atau tidak.

"Sepertinya sudah aman, lebih baik aku melakukannya sekarang sebelum ada yang datang" Ujar Hao Li.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

42