Bab 15 Menolak Menjadi Murid Patriark
by 4 wahyudi
12:32,Dec 28,2021
"Apa yang patriark inginkan dari diriku?" Tanya Hao Li menangkupkan tangannya sambil membungkuk di hadapan Patriark sakte pedang pelindung.
"Sederhana, jadilah muridku!" Ujar Patriark sakte sambil melipat tangannya didepan dada, pandangannya tak pernah lepas dari Hao Li yang saat ini berdiri dihadapannya.
Memang jika dari manapun, bakat yang dimiliki oleh Hao Li lebih tinggi sekaligus lebih baik daripada murid murid lainnya, bahkan Hao Li sudah mampu menyerap energi ke dalam tubuhnya dan memulai pelatihan.
Pada umumnya, setiap anak baru bisa memulai pelatihan ketika mereka berusia sepuluh tahun, hal ini dikarenakan tubuh mereka baru akan menyesuaikan perubahan di usia itu, jika seorang anak berusia kurang dari sepuluh tahun, ditakutkan tubuh mereka akan meledak jika terdapat energi pelatihan didalam tubuh mereka.
Hao Li begitu terkejut ketika patriark sakte Pedang Pelindung ingin mengangkatnya sebagai murid, di kehidupan pertamanya patriark sakte tidak pernah mengangkat murid seumur hidupnya tetapi saat ini sepertinya masa depan akan benar benar berubah.
"Apakah kau menerima tawaranku?" Tanya Patriark sakte menatap kearah Hao Li dengan penuh harap, ia melihat Hao Li penuh dengan potensi dan akan sayang jika potensi itu tidak dimanfaatkan dengan baik.
"Maaf patriark, meskipun tawaran yang patriark berikan sangat menggiurkan, tapi aku belum bisa menjadi murid patriark" Ujar Hao Li sambil membungkukkan badannya karena tahu apa yang dia katakan akan menyakiti Lawan bicaranya.
"Kenapa?" Tanya Patriark Sakte menatap Hao Li dengan kebingungan.
"Aku tidak bisa menjelaskannya patriark, ini menyangkut privasi" Ujar Hal Li membungkukkan kepalanya.
Mendengar hal itu patriark Sakte hanya bisa menghela nafas panjang, kemudian dia melempar sebuah tekon kepada Hao Li.
Token giok itu bertuliskan Guan dan salah satu bagiannya terdapat lambang dua pedang yang menyilang serta perisai dibelakangnya.
"Gunakan ini di dalam sakte, dengan adanya token milikku kau akan mendapat perlindungan di sakte ini" Ujar Patriark sakte menjelaskan.
Patriark saket pedang pelindung bernama Guan Gui, Guan Gui merupakan salah satu pendekar spiritual yang namanya cukup dikenal di dunia persilatan, beberapa sepak terjangnya dan sakte Pedang Pelindung membuat namanya melambung tinggi.
Pria berjanggut putih itu juga dikenal sangat keras dalam mendidik dan ketat dalam perekrutan murid sehingga Hao Li cukup terkejut ketika ia ditawari menjadi murid oleh Guan Gui.
"Selain itu gunakan token itu untuk mengambil senjata dan satu kitab jurus" Ujar Guan Gui menjelaskan mengenai giok yang ia berikan kepada Hao Li meskipun sebenarnya Hao Li sudah tahu kegunaan dari giok itu.
"Terimakasih patriark, kalau begitu saya pamit undur diri" Ujar Hao Li kemudian ia beranjak meninggalkan ruangan tempat Guan Gui.
Selepas kepergian Hao Li, Guan Gui kemudian kembali ke posisi semulanya sambil berkultivasi.
"Aku melihat takdir yang tidak biasa dalam diri anak itu, dan takdir itu akan melibatkan seluruh dunia persilatan, hais sayangnya dia menolak menjadi muridku" Ujar Guan Gui sebelum ia kembali fokus berkultivasi.
…….
Ketika Hao Li keluar dari dalam ruangan patriark, ia menemukan Ren Duan dan yang lainnya tengah berdiri menunggu dirinya di depan ruangan patriark.
"Apa yang dikatakan patriark kepadamu Hai, kenapa kalian sangat lama?" Tanya Ren Duan sambil berjalan berdampingan dengan keduanya, ia berencana membuatkan keduanya tanda pengenal sekaligus seragam sakte terlebih dahulu sebelum mengantar mereka ke asrama.
"Tidak ada yang penting senior, hanya masalah pribadi" Ujar Hao Li menanggapi pertanyaan dari Ren Duan.
"Patriark memintaku membawa kalian untuk membuat tanda pengenal dan pakaian sakte sebelum mengantar kalian ke asrama, jadi kita akan pergi menuju paviliun Tujuh Langit" Ujar Ren Duan menjelaskan.
Paviliun Tujuh Langit adalah tempat dimana segala sesuatu seperti izin, pendaftaran, dan hal hal lainnya yang berhubungan dengan administrasi dilakukan.
Mendengar hal itu Hao Li hanya bisa tersenyum canggung, bagaimana jika mereka semua tahu bahwa dia memegang token tanda pengenal milik patriark Sakte mereka, mereka pasti akan berpikir Hao Li adalah murid dari patriark mereka karena hanya murid yang biasanya memiliki token gurunya.
Beberapa saat berjalan, keempatnya tiba dibangunan yang begitu megah dengan tinggi mencapai tiga puluh meter dengan lebar mencapai lima meter, diatas pintu masuk bangunan itu terdapat tulisan Paviliun Tujuh Langit yang terbuat dari tinta berwarna perak yang sangat indah.
Ketika mereka masuk ke dalam bangunan itu, mereka disambut oleh pemandangan beberapa orang yang membawa dokumen dokumen tengah berlarian kesana kemari sementara beberapa dari mereka menyusun dokumen ke dalam rak rak yang telah disediakan.
Hao Li dan Dong Sui kemudian diajak menemui tetua yang bertugas mengurusi pembuatan token giok pengenal sakte pedang pelindung, orang yang mereka temui memiliki hidung yang besar serta kumis tipis yang dipotong dengan rapi dengan rambut yang sedikit beruban, pria itu bernama Feng Wuneng.
"Salam senior Feng, kami diminta kemari oleh patriark untuk membuat identitas dari kedua anak ini" Ujar Ren Duan sambil menunjuk ke arah Hao Li dan Dong Sui.
"Menarik menarik, letakkan tanganmu di token ini gadis kecil" Ujar Feng Wuneng menjulurkan sebuah giok berwarna biru cerah kearah Dong Sui.
Ketika tangan Ding Sui menyentuh giok itu, seketika giok itu bercahaya dan redup dalam waktu hampir bersamaan.
"Ini giok mengenalmu dan ini pakaian sakte kalian, kalian bisa pergi sekarang!" Ujar Feng Wuneng sambil menyerahkan giok pengenal serta jubah putih kepada Dong Sui sementara Hao Li hanya mendapatkan jubah putih.
"Senior, tepi Hao masih belum memiliki giok pengenal?" Tanya Ren Duan karena ia melihat dengan matanya sendiri bahwa Feng Wuneng tidak memberikan giok pengenal kepada Hao Li.
"Apa yang kau bicarakan, anak itu sudah memiliki giok pengenal dan giok yang dia miliki lebih tinggi daripada giok yang kalian miliki" Ujar Feng Wuneng menatap kearah Ren Duan.
Giok pengenal dibedakan menjadi beberapa tingkatan secara berturut turut adalah giok biru muda, giok biru, giok putih, giok merah dan giok emas.
Giok berwarna biru muda menandakan bahwa penduduk sakte merupakan murid luar, giok biru menandakan murid dalam, giok putih menandakan murid inti sementara giok merah dimiliki oleh para tetua, Giok emas sendiri hanya dimiliki oleh patriark sakte.
Pembedaan ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses pembagian sumber daya yang diterima oleh setiap murid.
Murid luar akan mendapatkan tiga pil energi serta dua bunga cahaya malam setiap bulannya.
Untuk murid dalam akan mendapatkan tuju pil energi serta dua ginseng darah setiap bulannya.
Sementara untuk murid inti akan mendapatkan dua puluh pil energi serta lima ginseng darah setiap bulannya.
Jika menginginkan lebih, maka murid murid bisa membelinya di paviliun Pil Obat maupun mencarinya sendiri di hutan sekitar sakte.
Sampai saat ini, Ren Duan dan Fu Kuang merupakan bagian dari murid dalam di sakte pedang pelindung, oleh karena itu mereka memiliki hubungan yang cukup dekat dengan para tetua.
"Hao apakah yang dikatakan oleh senior Feng benar?" Tanya Ren Duan.
Hao Li hanya menggaruk kepalanya mendapatkan pertanyaan itu, dengan terpaksa ia harus mengatakan kebenaran di depan semua orang yang ada disana.
Note:
Pil Energi : sebuah pil yang mampu mempercepat pengumpulan energi dan dapat membantu dalam penerobosan.
Bunga Cahaya Malam: Sumber daya yang mampu memancarkan cahaya terang disaat matahari terbenam, mampu memperkuat tulang serta fisik.
Ginseng Darah :Sumber daya yang mampu menciptakan rasa panas ketika dikonsumsi, mampu memperkuat tulang serta fisik tetapi lebih efektif ketimbang Bunga Cahaya Malam.
"Sederhana, jadilah muridku!" Ujar Patriark sakte sambil melipat tangannya didepan dada, pandangannya tak pernah lepas dari Hao Li yang saat ini berdiri dihadapannya.
Memang jika dari manapun, bakat yang dimiliki oleh Hao Li lebih tinggi sekaligus lebih baik daripada murid murid lainnya, bahkan Hao Li sudah mampu menyerap energi ke dalam tubuhnya dan memulai pelatihan.
Pada umumnya, setiap anak baru bisa memulai pelatihan ketika mereka berusia sepuluh tahun, hal ini dikarenakan tubuh mereka baru akan menyesuaikan perubahan di usia itu, jika seorang anak berusia kurang dari sepuluh tahun, ditakutkan tubuh mereka akan meledak jika terdapat energi pelatihan didalam tubuh mereka.
Hao Li begitu terkejut ketika patriark sakte Pedang Pelindung ingin mengangkatnya sebagai murid, di kehidupan pertamanya patriark sakte tidak pernah mengangkat murid seumur hidupnya tetapi saat ini sepertinya masa depan akan benar benar berubah.
"Apakah kau menerima tawaranku?" Tanya Patriark sakte menatap kearah Hao Li dengan penuh harap, ia melihat Hao Li penuh dengan potensi dan akan sayang jika potensi itu tidak dimanfaatkan dengan baik.
"Maaf patriark, meskipun tawaran yang patriark berikan sangat menggiurkan, tapi aku belum bisa menjadi murid patriark" Ujar Hao Li sambil membungkukkan badannya karena tahu apa yang dia katakan akan menyakiti Lawan bicaranya.
"Kenapa?" Tanya Patriark Sakte menatap Hao Li dengan kebingungan.
"Aku tidak bisa menjelaskannya patriark, ini menyangkut privasi" Ujar Hal Li membungkukkan kepalanya.
Mendengar hal itu patriark Sakte hanya bisa menghela nafas panjang, kemudian dia melempar sebuah tekon kepada Hao Li.
Token giok itu bertuliskan Guan dan salah satu bagiannya terdapat lambang dua pedang yang menyilang serta perisai dibelakangnya.
"Gunakan ini di dalam sakte, dengan adanya token milikku kau akan mendapat perlindungan di sakte ini" Ujar Patriark sakte menjelaskan.
Patriark saket pedang pelindung bernama Guan Gui, Guan Gui merupakan salah satu pendekar spiritual yang namanya cukup dikenal di dunia persilatan, beberapa sepak terjangnya dan sakte Pedang Pelindung membuat namanya melambung tinggi.
Pria berjanggut putih itu juga dikenal sangat keras dalam mendidik dan ketat dalam perekrutan murid sehingga Hao Li cukup terkejut ketika ia ditawari menjadi murid oleh Guan Gui.
"Selain itu gunakan token itu untuk mengambil senjata dan satu kitab jurus" Ujar Guan Gui menjelaskan mengenai giok yang ia berikan kepada Hao Li meskipun sebenarnya Hao Li sudah tahu kegunaan dari giok itu.
"Terimakasih patriark, kalau begitu saya pamit undur diri" Ujar Hao Li kemudian ia beranjak meninggalkan ruangan tempat Guan Gui.
Selepas kepergian Hao Li, Guan Gui kemudian kembali ke posisi semulanya sambil berkultivasi.
"Aku melihat takdir yang tidak biasa dalam diri anak itu, dan takdir itu akan melibatkan seluruh dunia persilatan, hais sayangnya dia menolak menjadi muridku" Ujar Guan Gui sebelum ia kembali fokus berkultivasi.
…….
Ketika Hao Li keluar dari dalam ruangan patriark, ia menemukan Ren Duan dan yang lainnya tengah berdiri menunggu dirinya di depan ruangan patriark.
"Apa yang dikatakan patriark kepadamu Hai, kenapa kalian sangat lama?" Tanya Ren Duan sambil berjalan berdampingan dengan keduanya, ia berencana membuatkan keduanya tanda pengenal sekaligus seragam sakte terlebih dahulu sebelum mengantar mereka ke asrama.
"Tidak ada yang penting senior, hanya masalah pribadi" Ujar Hao Li menanggapi pertanyaan dari Ren Duan.
"Patriark memintaku membawa kalian untuk membuat tanda pengenal dan pakaian sakte sebelum mengantar kalian ke asrama, jadi kita akan pergi menuju paviliun Tujuh Langit" Ujar Ren Duan menjelaskan.
Paviliun Tujuh Langit adalah tempat dimana segala sesuatu seperti izin, pendaftaran, dan hal hal lainnya yang berhubungan dengan administrasi dilakukan.
Mendengar hal itu Hao Li hanya bisa tersenyum canggung, bagaimana jika mereka semua tahu bahwa dia memegang token tanda pengenal milik patriark Sakte mereka, mereka pasti akan berpikir Hao Li adalah murid dari patriark mereka karena hanya murid yang biasanya memiliki token gurunya.
Beberapa saat berjalan, keempatnya tiba dibangunan yang begitu megah dengan tinggi mencapai tiga puluh meter dengan lebar mencapai lima meter, diatas pintu masuk bangunan itu terdapat tulisan Paviliun Tujuh Langit yang terbuat dari tinta berwarna perak yang sangat indah.
Ketika mereka masuk ke dalam bangunan itu, mereka disambut oleh pemandangan beberapa orang yang membawa dokumen dokumen tengah berlarian kesana kemari sementara beberapa dari mereka menyusun dokumen ke dalam rak rak yang telah disediakan.
Hao Li dan Dong Sui kemudian diajak menemui tetua yang bertugas mengurusi pembuatan token giok pengenal sakte pedang pelindung, orang yang mereka temui memiliki hidung yang besar serta kumis tipis yang dipotong dengan rapi dengan rambut yang sedikit beruban, pria itu bernama Feng Wuneng.
"Salam senior Feng, kami diminta kemari oleh patriark untuk membuat identitas dari kedua anak ini" Ujar Ren Duan sambil menunjuk ke arah Hao Li dan Dong Sui.
"Menarik menarik, letakkan tanganmu di token ini gadis kecil" Ujar Feng Wuneng menjulurkan sebuah giok berwarna biru cerah kearah Dong Sui.
Ketika tangan Ding Sui menyentuh giok itu, seketika giok itu bercahaya dan redup dalam waktu hampir bersamaan.
"Ini giok mengenalmu dan ini pakaian sakte kalian, kalian bisa pergi sekarang!" Ujar Feng Wuneng sambil menyerahkan giok pengenal serta jubah putih kepada Dong Sui sementara Hao Li hanya mendapatkan jubah putih.
"Senior, tepi Hao masih belum memiliki giok pengenal?" Tanya Ren Duan karena ia melihat dengan matanya sendiri bahwa Feng Wuneng tidak memberikan giok pengenal kepada Hao Li.
"Apa yang kau bicarakan, anak itu sudah memiliki giok pengenal dan giok yang dia miliki lebih tinggi daripada giok yang kalian miliki" Ujar Feng Wuneng menatap kearah Ren Duan.
Giok pengenal dibedakan menjadi beberapa tingkatan secara berturut turut adalah giok biru muda, giok biru, giok putih, giok merah dan giok emas.
Giok berwarna biru muda menandakan bahwa penduduk sakte merupakan murid luar, giok biru menandakan murid dalam, giok putih menandakan murid inti sementara giok merah dimiliki oleh para tetua, Giok emas sendiri hanya dimiliki oleh patriark sakte.
Pembedaan ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses pembagian sumber daya yang diterima oleh setiap murid.
Murid luar akan mendapatkan tiga pil energi serta dua bunga cahaya malam setiap bulannya.
Untuk murid dalam akan mendapatkan tuju pil energi serta dua ginseng darah setiap bulannya.
Sementara untuk murid inti akan mendapatkan dua puluh pil energi serta lima ginseng darah setiap bulannya.
Jika menginginkan lebih, maka murid murid bisa membelinya di paviliun Pil Obat maupun mencarinya sendiri di hutan sekitar sakte.
Sampai saat ini, Ren Duan dan Fu Kuang merupakan bagian dari murid dalam di sakte pedang pelindung, oleh karena itu mereka memiliki hubungan yang cukup dekat dengan para tetua.
"Hao apakah yang dikatakan oleh senior Feng benar?" Tanya Ren Duan.
Hao Li hanya menggaruk kepalanya mendapatkan pertanyaan itu, dengan terpaksa ia harus mengatakan kebenaran di depan semua orang yang ada disana.
Note:
Pil Energi : sebuah pil yang mampu mempercepat pengumpulan energi dan dapat membantu dalam penerobosan.
Bunga Cahaya Malam: Sumber daya yang mampu memancarkan cahaya terang disaat matahari terbenam, mampu memperkuat tulang serta fisik.
Ginseng Darah :Sumber daya yang mampu menciptakan rasa panas ketika dikonsumsi, mampu memperkuat tulang serta fisik tetapi lebih efektif ketimbang Bunga Cahaya Malam.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved