Bab 1 Permaisuri Melompat ke dalam Danau

by Eleven Xiao 21:40,Sep 20,2023
Negara Chu, Kediaman Pangeran Li.

"Dasar jalang! Kamu jelas-jelas tahu aku akan menikahi Rou'er besok, tapi beraninya kamu meracuniku?"

Usai pria berpakaian mewah itu memaki dengan kesal, dia memelototi wanita yang berbaring di ranjang dengan sorot mata penuh amarah. Kemudian, dia merobek pakaian wanita itu dan menindihnya.

Melihat gerakan si pria, air mata pun mengalir tanpa suara dari mata Yun Ruoyue.

Yun Ruoyue sudah menikah dengannya selama setengah tahun, tetapi di dalam hati pria itu ada bayangan Nangong Rou. Alasan suaminya tidak pernah menyentuhnya adalah karena parasnya yang jelek dan juga kebencian terhadap orang tua Yun Ruoyue.

"Ahh!" Rasa sakit yang luar biasa melanda Yun Ruoyue dan membuatnya berkeringat dingin. Dia menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit sembari menatap wajah sosok di atasnya yang penuh dengan kebencian dan kekejaman. Hati Yun Ruoyue terasa sakit seperti disayat pisau.

Dibandingkan dengan kebencian yang suaminya rasakan, rasa sakit di tubuh Yun Ruoyue bukanlah apa-apa.

Chu Xuanchen memelototi Yun Ruoyue dengan dingin. "Demi mendapatkanku, kamu bahkan sengaja meracuniku. Oke, hari ini aku akan memenuhi keinginanmu! Tapi, aku benar-benar tak sanggup melihat wajahmu karena sungguh menjijikkan!"

Usai mengatakan itu, Chu Xuanchen langsung meraih tirai di ranjang untuk menutupi wajah Yun Ruoyue.

Perkataan ini sangat menyakiti hati Yun Ruoyue.

Dia meraba wajahnya sendiri secara perlahan. Ada bekas luka sebesar telapak tangan di pipi kanannya, yang selalu membuat Yun Ruoyue tidak percaya diri.

Orang-orang menyebutnya wanita jelek, tetapi dia memiliki hati yang mendambakan cinta.

Ayahnya tahu bahwa dia sudah menyukai Pangeran Li, Chu Xuanchen, sejak masih kecil. Itu sebabnya, ayah Yun Ruoyue memanfaatkan hubungannya dengan kaisar untuk menjodohkan Yun Ruoyue dengan Chu Xuanchen.

Akan tetapi, Chu Xuanchen tidak menyukainya.

Saat ini, gerakan pria itu tiba-tiba menjadi makin kasar. Chu Xuanchen menyiksanya dengan kejam. Matanya yang tajam dan berwarna hitam itu memandang Yun Ruoyue dengan penuh niat membunuh. "Yun Ruoyue, dasar wanita yang licik! Kamu jelas-jelas tahu aku menyukai Rou'er, tapi malah membuat jebakan agar aku menikahimu. Setelah tahu bahwa aku akan menikahi Rou'er besok, kamu malah menjebakku agar menidurimu. Kalau bukan karena racunmu, dengan wajahmu yang seperti ini, siapa yang berani menyentuhmu? Aku bahkan lebih memilih untuk menyentuh pelacur di luar sana daripada menyentuhmu!"

Yun Ruoyue menatap Chu Xuanchen. Dia menahan diri untuk menghadapi sindiran kejam dari pria itu, lalu mencibir dengan sedih, "Di dalam hatimu, aku bahkan lebih rendah dari pelacur di luar sana, ya?"

"Tidak. Di dalam hatiku, kamu bahkan lebih rendah dari anjing!"

....

Setelah sekian lama, Chu Xuanchen akhirnya selesai memuaskan hasratnya melalui tubuh Yun Ruoyue, lalu buru-buru bangun.

Dia segera mengenakan pakaiannya dan sama sekali tidak memedulikan wanita yang tergeletak di ranjang dengan penuh luka lebam dan sekarat itu.

Setelah efek racunnya menghilang, wanita ini tidak ada gunanya lagi bagi Chu Xuanchen.

Kemudian, dia memandang wanita yang tergeletak di ranjang itu dengan dingin dan pergi tanpa berbelaskasihan. Dia memerintahkan dayang, "Siapkan air, aku mau mandi. Aku tidak ingin tubuhku kotor karena wanita ini!"

Mendengar kata-kata yang menusuk hati itu, tubuh Yun Ruoyue tiba-tiba bergetar hebat. Hatinya benar-benar sangat terluka.

Perkataan Chu Xuanchen bagaikan pisau yang terus menyayat hatinya dengan kejam. Kini, Yun Ruoyue baru menyadari bahwa pria itu ternyata sangat membencinya.

Setelah merasa diabaikan oleh Chu Xuanchen sebelumnya, Yun Ruoyue masih menyimpan harapan pada pria itu. Dia merasa bahwa selama dia bersikap baik pada Chu Xuanchen, suatu hari nanti, dia pasti akan memahami perasaannya. Dia tidak menyangka bahwa Chu Xuanchen ternyata seperti pria lainnya. Dia membenci Yun Ruoyue hanya karena parasnya yang jelek.

Yun Ruoyue tidak menyangka bahwa dia ternyata begitu hina di hatinya.

Saat melihat darah di ranjang dan tubuh bagian bawahnya, melihat tubuhnya yang rusak, lalu teringat dengan kebencian dan penghinaan Chu Xuanchen terhadapnya, Yun Ruoyue tiba-tiba merasa kehilangan harapan. Dia mengenakan jubah dengan gemetar, lalu berjalan tanpa alas kaki di malam musim dingin.

Tidak jauh dari Paviliun Feiyue, ada sebuah danau.

Larut malam, angin bertiup kencang dan air danau terasa menusuk.

Setelah terdengar suara benda jatuh ke dalam air, seseorang pun berteriak, "Gawat, Permaisuri melompat ke dalam danau!"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

2988