Bab 5 Sadar Diri
by Eleven Xiao
21:40,Sep 20,2023
Yun Ruoyue jatuh ke dalam danau dan bisa-bisanya tidak mati. Dia hanya merasa aneh sehingga datang untuk melihatnya.
Begitu mendengar suaranya, Chu Xuanchen baru memastikan bahwa Yun Ruoyue tidak mati.
Dia merasa agak disayangkan.
Dia sontak mendengkus dingin dan berkata, "Yun Ruoyue, aku datang untuk mengingatkanmu bahwa besok adalah hari pernikahanku dengan Rou'er. Sebaiknya kamu menetap di sini dengan patuh dan jangan pergi ke mana pun. Kalau sampai aku tahu bahwa kamu berani berulah, aku pasti tidak akan melepaskanmu!"
"Jangan khawatir, aku tidak akan berulah." Suara Yun Ruoyue terdengar dingin.
Dia tidak akan berulah, melainkan akan membuat masalah.
Demi Nangong Rou, Chu Xuanchen memperlakukannya seperti itu. Bagaimana mungkin Yun Ruoyue akan membiarkan mereka keenakan?
Selama berada di kediaman pangeran, Yun Ruoyue adalah permaisuri di sini. Dia tidak akan membiarkan wanita itu melebihi dirinya dan merebut segala sesuatu miliknya.
Dia adalah wanita lemah yang tidak memiliki kekuatan. Jika ingin bertahan hidup di dunia yang sulit ini, dia harus kejam. Jika tidak, Yun Ruoyue tidak akan bisa melindungi dirinya sendiri dan terpaksa harus membunuh diri dengan melompat ke dalam danau seperti sebelumnya.
Usai mengatakan itu, Yun Ruoyue melirik pria di luar tersebut melalui celah pintu.
Setelah melakukan perjalanan waktu kemari, dia belum sempat melihat wajah pria itu dengan saksama.
Meskipun ada sedikit ingatan tentang Chu Xuanchen, tetapi tidak senyata yang dilihatnya secara langsung.
Ketika mendongak, dia mendapati seorang pria jangkung sedang berdiri di luar pintu. Pria itu mengenakan pakaian sutra hitam yang anggun, dengan mahkota berhias batu giok putih dan ikat pinggang berhias giok biru emas. Penampilannya menunjukkan kemuliaan dan martabat, dengan sikap yang angkuh. Aura seorang penguasa yang tak tertandingi terpancar dari seluruh sosoknya.
Dia tidak menyangka bahwa Chu Xuanchen ternyata adalah seorang pria yang mendominasi dan sombong.
Yang terpenting adalah parasnya benar-benar tampan, bahkan lebih tampan dari semua artis yang pernah dilihat Yun Ruoyue. Fitur wajahnya seperti ukiran tukang kayu yang teliti, detail dan tiga dimensi. Bibirnya, matanya, dan alisnya benar-benar indah, dengan lengkungan dagu yang sangat sempurna. Sepasang mata yang gelap, dalam, dan tajam menembus ke dalam ruangan, seolah-olah ingin menerawang Yun Ruoyue.
Yun Ruoyue dikejutkan oleh sorot matanya. Dia menyadari bahwa Chu Xuanchen adalah pria yang sangat berbahaya dan sulit didekati orang lain. Tidak ada yang berani bersikap sombong di depannya.
Saat ini, suara Chu Xuanchen kembali terdengar. "Baguslah kalau kamu sadar diri. Kalau tidak, kamu tidak akan sanggup menahan akibatnya."
"Pangeran, ini sudah larut malam. Kalau kamu masih tidak mau pulang, bagaimana kalau duduk di dalam?" tanya Yun Ruoyue dengan nada dingin. Dia benar-benar kesal dengan nada ancaman pria itu.
"Mimpi saja. Jangan kira aku akan melihatmu lebih lama dengan cara seperti ini. Mo Li, mari kita pergi."
Setelah Chu Xuanchen mengatakan itu sembari menggertakkan gigi, dia pun meninggalkan Paviliun Feiyue dengan pengawal pribadinya, Mo Li.
Melihat punggungnya yang menjauh, Yun Ruoyue mendengkus dingin dan berkata, "Wajahnya memang tampan, tapi sayang perilakunya terlalu menjijikkan."
Feng'er mendorong pintu dan menatap nonanya dengan tidak percaya. "Permaisuri, bukankah Anda sangat mencintai pangeran? Kenapa tidak membiarkannya tinggal di sini barusan? Bahkan mengatakannya menjijikkan?"
"Itu dulu. Sejak jatuh ke dalam danau, aku sudah menyadari semuanya. Daripada mencintai pria yang tidak menghargaiku, lebih baik aku mencintai diriku sendiri," ucap Yun Ruoyue dengan santai.
Feng'er langsung tersenyum dan mengacungkan jempol ke arah Yun Ruoyue. "Permaisuri, baguslah kalau Anda sudah sadar. Dulunya, sebelum Anda tersadar, Anda melakukan banyak tindakan bodoh. Hamba sangat tidak tega melihatnya. Baguslah kalau Anda tahu bagaimana mencintai diri sendiri."
"Jangan khawatir, kamu selalu berada di sisiku di masa tersulitku. Ke depannya, aku tidak akan membiarkan siapa pun menindasmu lagi."
Mendengar perkataan nonanya, Feng'er sangat terharu hingga berlinang air mata.
Begitu mendengar suaranya, Chu Xuanchen baru memastikan bahwa Yun Ruoyue tidak mati.
Dia merasa agak disayangkan.
Dia sontak mendengkus dingin dan berkata, "Yun Ruoyue, aku datang untuk mengingatkanmu bahwa besok adalah hari pernikahanku dengan Rou'er. Sebaiknya kamu menetap di sini dengan patuh dan jangan pergi ke mana pun. Kalau sampai aku tahu bahwa kamu berani berulah, aku pasti tidak akan melepaskanmu!"
"Jangan khawatir, aku tidak akan berulah." Suara Yun Ruoyue terdengar dingin.
Dia tidak akan berulah, melainkan akan membuat masalah.
Demi Nangong Rou, Chu Xuanchen memperlakukannya seperti itu. Bagaimana mungkin Yun Ruoyue akan membiarkan mereka keenakan?
Selama berada di kediaman pangeran, Yun Ruoyue adalah permaisuri di sini. Dia tidak akan membiarkan wanita itu melebihi dirinya dan merebut segala sesuatu miliknya.
Dia adalah wanita lemah yang tidak memiliki kekuatan. Jika ingin bertahan hidup di dunia yang sulit ini, dia harus kejam. Jika tidak, Yun Ruoyue tidak akan bisa melindungi dirinya sendiri dan terpaksa harus membunuh diri dengan melompat ke dalam danau seperti sebelumnya.
Usai mengatakan itu, Yun Ruoyue melirik pria di luar tersebut melalui celah pintu.
Setelah melakukan perjalanan waktu kemari, dia belum sempat melihat wajah pria itu dengan saksama.
Meskipun ada sedikit ingatan tentang Chu Xuanchen, tetapi tidak senyata yang dilihatnya secara langsung.
Ketika mendongak, dia mendapati seorang pria jangkung sedang berdiri di luar pintu. Pria itu mengenakan pakaian sutra hitam yang anggun, dengan mahkota berhias batu giok putih dan ikat pinggang berhias giok biru emas. Penampilannya menunjukkan kemuliaan dan martabat, dengan sikap yang angkuh. Aura seorang penguasa yang tak tertandingi terpancar dari seluruh sosoknya.
Dia tidak menyangka bahwa Chu Xuanchen ternyata adalah seorang pria yang mendominasi dan sombong.
Yang terpenting adalah parasnya benar-benar tampan, bahkan lebih tampan dari semua artis yang pernah dilihat Yun Ruoyue. Fitur wajahnya seperti ukiran tukang kayu yang teliti, detail dan tiga dimensi. Bibirnya, matanya, dan alisnya benar-benar indah, dengan lengkungan dagu yang sangat sempurna. Sepasang mata yang gelap, dalam, dan tajam menembus ke dalam ruangan, seolah-olah ingin menerawang Yun Ruoyue.
Yun Ruoyue dikejutkan oleh sorot matanya. Dia menyadari bahwa Chu Xuanchen adalah pria yang sangat berbahaya dan sulit didekati orang lain. Tidak ada yang berani bersikap sombong di depannya.
Saat ini, suara Chu Xuanchen kembali terdengar. "Baguslah kalau kamu sadar diri. Kalau tidak, kamu tidak akan sanggup menahan akibatnya."
"Pangeran, ini sudah larut malam. Kalau kamu masih tidak mau pulang, bagaimana kalau duduk di dalam?" tanya Yun Ruoyue dengan nada dingin. Dia benar-benar kesal dengan nada ancaman pria itu.
"Mimpi saja. Jangan kira aku akan melihatmu lebih lama dengan cara seperti ini. Mo Li, mari kita pergi."
Setelah Chu Xuanchen mengatakan itu sembari menggertakkan gigi, dia pun meninggalkan Paviliun Feiyue dengan pengawal pribadinya, Mo Li.
Melihat punggungnya yang menjauh, Yun Ruoyue mendengkus dingin dan berkata, "Wajahnya memang tampan, tapi sayang perilakunya terlalu menjijikkan."
Feng'er mendorong pintu dan menatap nonanya dengan tidak percaya. "Permaisuri, bukankah Anda sangat mencintai pangeran? Kenapa tidak membiarkannya tinggal di sini barusan? Bahkan mengatakannya menjijikkan?"
"Itu dulu. Sejak jatuh ke dalam danau, aku sudah menyadari semuanya. Daripada mencintai pria yang tidak menghargaiku, lebih baik aku mencintai diriku sendiri," ucap Yun Ruoyue dengan santai.
Feng'er langsung tersenyum dan mengacungkan jempol ke arah Yun Ruoyue. "Permaisuri, baguslah kalau Anda sudah sadar. Dulunya, sebelum Anda tersadar, Anda melakukan banyak tindakan bodoh. Hamba sangat tidak tega melihatnya. Baguslah kalau Anda tahu bagaimana mencintai diri sendiri."
"Jangan khawatir, kamu selalu berada di sisiku di masa tersulitku. Ke depannya, aku tidak akan membiarkan siapa pun menindasmu lagi."
Mendengar perkataan nonanya, Feng'er sangat terharu hingga berlinang air mata.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved