Bab 8 Kedatangan Permaisuri
by Eleven Xiao
21:41,Sep 20,2023
Chu Xuanchen sudah terkenal di usia muda. Dia adalah seorang genius militer dan genius taktis. Ketika dia berusia 15 tahun, Chu Xuanchen telah membuat prestasi besar dalam pertempuran dan memenangkan banyak pertempuran. Dengan kehadirannya, negara musuh tidak berani menyerang. Negara tetangga juga tidak berani datang untuk memprovokasi. Dia adalah dewa perang dan kaisar di hati rakyat.
Kaisar Hongyuan membutuhkan Chu Xuanchen untuk menaklukkan dunia sehingga tidak berani memaksanya terlalu keras.
Yang terpenting adalah Chu Xuanchen menyetujui untuk menikah dengan Yun Ruoyue. Masalah lainnya, seperti mengadakan upacara pernikahan, hubungan suami istri, ataupun menikahi Nangong Rou, itu terserah kepadanya.
Itu sebabnya, kala itu Yun Ruoyue hanya dijemput ke Kediaman Pangeran Li menggunakan tandu, tetapi tidak mengadakan upacara pernikahan dengan Chu Xuanchen. Dia bahkan tidak melihat sosok suaminya.
Mengingat semua ini, Yun Ruoyue tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Sebelum menikah, ayahnya memintanya untuk memperhatikan banyak hal, salah satunya adalah memantau setiap gerak-gerik dari Chu Xuanchen.
Itu artinya, alasan Kaisar Hongyuan dan Yun Qing menikahkan Yun Ruoyue dengan Chu Xuanchen adalah untuk mengawasinya. Dia hanya salah satu pion dari Kaisar Hongyuan. Bagaimana mungkin orang cerdas seperti Chu Xuanchen tidak mengetahuinya?
Itu sebabnya, Pangeran Li benar-benar membencinya.
Tepat pada saat ini, terdengar suara makcomblang dari aula depan. "Pengantin wanita telah tiba, waktu yang baik telah tiba. Cepatlah bersiap-siap dan segera mulai upacara pernikahannya."
Yun Ruoyue melihat ke arah aula depan. Dia mendapati sepasang pengantin berpakaian merah tengah berjalan masuk ke dalam aula utama.
Chu Xuanchen mengenakan pakaian pengantin merah menyala. Sosoknya terlihat agung, tinggi, dan berwibawa. Di bawah mahkota giok, ada wajah menakjubkan yang bahkan lebih cantik dari seorang wanita. Dia menatap semua orang dengan dingin, lalu berbalik dan berkata dengan lembut dan sungguh-sungguh. Chu Xuanchen secara resmi menggandeng tangan Nangong Rou dan berjalan selangkah demi selangkah menuju tempat upacara pernikahan berlangsung.
Suara gong dan genderang, suara petasan, dan nyanyian ucapan selamat membuat suasana menjadi sangat meriah.
Makcomblang melangkah maju dengan wajah bahagia, lalu memapah pengantin wanita dan berkata, "Waktu yang baik telah tiba. Mohon kedua mempelai memulai upacara pernikahan."
Chu Xuanchen menggandeng Nangong Rou, lalu keduanya saling berhadapan. Saat mereka hendak memulai upacara pernikahan, tiba-tiba bayangan merah masuk dari koridor.
Saat melihat bayangan merah itu, semua orang membeku di sana. Dalam sekejap, suara gong dan genderang berhenti, suara petasan padam, dan nyanyian ucapan selamat juga berhenti tiba-tiba.
Ketika mereka melihat Yun Ruoyue yang wajahnya tertutup, mereka seolah-olah melihat hantu.
Hari ini adalah hari pernikahan Pangeran Li dan Nangong Rou. Apa yang dilakukan permaisuri tercampakkan ini di sini?
Benar-benar perusak suasana.
"Kenapa kamu datang?" Momen ketika Chu Xuanchen melihat Yun Ruoyue, dia tanpa sadar memblokir Nangong Rou dengan sosoknya yang tinggi dan melindunginya dengan mendominasi, seolah-olah Yun Ruoyue adalah harimau betina yang bisa memakan selirnya itu.
Yun Ruoyue berjalan mendekat. Sikapnya seperti angin lembut yang berembus dan membuatnya terlihat santai dan anggun, tetapi tetap mempertahankan etika seorang permaisuri.
"Pangeran, ada aturan di Negara Chu bahwa ketika seorang suami ingin menikahi selir, selir itu harus mendapat pengakuan dari permaisuri. Sebagai nyonya di kediaman pangeran, kalau aku tidak datang untuk meminum teh yang disuguhkan oleh Nona Nangong hari ini, khawatirnya rakyat Negara Chu tidak akan mengakui pernikahan kalian," ucap Yun Ruoyue dengan tenang.
Usai mengatakan itu, Yun Ruoyue duduk di kursi utama dengan dingin. Dengan mengenakan pakaian merah menyala, wanita itu pun terlihat sangat agung.
Dia mengenakan penutup di wajahnya dan hanya menunjukkan sepasang mata bijaknya, tampak tenang dan anggun, tanpa kesan rendah diri atau sombong.
Kata-katanya meledak di telinga para tamu seperti guntur yang mengejutkan. Semua orang tampak terkejut dan menatapnya dengan tidak percaya.
Permaisuri Li benar-benar berani. Beraninya dia menantang Pangeran Li di hari pernikahannya.
Meskipun dia dijuluki sebagai wanita yang sangat jelek dan temperamental, ucapan-ucapannya kali ini sangat rasional dan sulit dibantah, membuat semua orang yang hadir tidak bisa menjawab.
Kaisar Hongyuan membutuhkan Chu Xuanchen untuk menaklukkan dunia sehingga tidak berani memaksanya terlalu keras.
Yang terpenting adalah Chu Xuanchen menyetujui untuk menikah dengan Yun Ruoyue. Masalah lainnya, seperti mengadakan upacara pernikahan, hubungan suami istri, ataupun menikahi Nangong Rou, itu terserah kepadanya.
Itu sebabnya, kala itu Yun Ruoyue hanya dijemput ke Kediaman Pangeran Li menggunakan tandu, tetapi tidak mengadakan upacara pernikahan dengan Chu Xuanchen. Dia bahkan tidak melihat sosok suaminya.
Mengingat semua ini, Yun Ruoyue tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Sebelum menikah, ayahnya memintanya untuk memperhatikan banyak hal, salah satunya adalah memantau setiap gerak-gerik dari Chu Xuanchen.
Itu artinya, alasan Kaisar Hongyuan dan Yun Qing menikahkan Yun Ruoyue dengan Chu Xuanchen adalah untuk mengawasinya. Dia hanya salah satu pion dari Kaisar Hongyuan. Bagaimana mungkin orang cerdas seperti Chu Xuanchen tidak mengetahuinya?
Itu sebabnya, Pangeran Li benar-benar membencinya.
Tepat pada saat ini, terdengar suara makcomblang dari aula depan. "Pengantin wanita telah tiba, waktu yang baik telah tiba. Cepatlah bersiap-siap dan segera mulai upacara pernikahannya."
Yun Ruoyue melihat ke arah aula depan. Dia mendapati sepasang pengantin berpakaian merah tengah berjalan masuk ke dalam aula utama.
Chu Xuanchen mengenakan pakaian pengantin merah menyala. Sosoknya terlihat agung, tinggi, dan berwibawa. Di bawah mahkota giok, ada wajah menakjubkan yang bahkan lebih cantik dari seorang wanita. Dia menatap semua orang dengan dingin, lalu berbalik dan berkata dengan lembut dan sungguh-sungguh. Chu Xuanchen secara resmi menggandeng tangan Nangong Rou dan berjalan selangkah demi selangkah menuju tempat upacara pernikahan berlangsung.
Suara gong dan genderang, suara petasan, dan nyanyian ucapan selamat membuat suasana menjadi sangat meriah.
Makcomblang melangkah maju dengan wajah bahagia, lalu memapah pengantin wanita dan berkata, "Waktu yang baik telah tiba. Mohon kedua mempelai memulai upacara pernikahan."
Chu Xuanchen menggandeng Nangong Rou, lalu keduanya saling berhadapan. Saat mereka hendak memulai upacara pernikahan, tiba-tiba bayangan merah masuk dari koridor.
Saat melihat bayangan merah itu, semua orang membeku di sana. Dalam sekejap, suara gong dan genderang berhenti, suara petasan padam, dan nyanyian ucapan selamat juga berhenti tiba-tiba.
Ketika mereka melihat Yun Ruoyue yang wajahnya tertutup, mereka seolah-olah melihat hantu.
Hari ini adalah hari pernikahan Pangeran Li dan Nangong Rou. Apa yang dilakukan permaisuri tercampakkan ini di sini?
Benar-benar perusak suasana.
"Kenapa kamu datang?" Momen ketika Chu Xuanchen melihat Yun Ruoyue, dia tanpa sadar memblokir Nangong Rou dengan sosoknya yang tinggi dan melindunginya dengan mendominasi, seolah-olah Yun Ruoyue adalah harimau betina yang bisa memakan selirnya itu.
Yun Ruoyue berjalan mendekat. Sikapnya seperti angin lembut yang berembus dan membuatnya terlihat santai dan anggun, tetapi tetap mempertahankan etika seorang permaisuri.
"Pangeran, ada aturan di Negara Chu bahwa ketika seorang suami ingin menikahi selir, selir itu harus mendapat pengakuan dari permaisuri. Sebagai nyonya di kediaman pangeran, kalau aku tidak datang untuk meminum teh yang disuguhkan oleh Nona Nangong hari ini, khawatirnya rakyat Negara Chu tidak akan mengakui pernikahan kalian," ucap Yun Ruoyue dengan tenang.
Usai mengatakan itu, Yun Ruoyue duduk di kursi utama dengan dingin. Dengan mengenakan pakaian merah menyala, wanita itu pun terlihat sangat agung.
Dia mengenakan penutup di wajahnya dan hanya menunjukkan sepasang mata bijaknya, tampak tenang dan anggun, tanpa kesan rendah diri atau sombong.
Kata-katanya meledak di telinga para tamu seperti guntur yang mengejutkan. Semua orang tampak terkejut dan menatapnya dengan tidak percaya.
Permaisuri Li benar-benar berani. Beraninya dia menantang Pangeran Li di hari pernikahannya.
Meskipun dia dijuluki sebagai wanita yang sangat jelek dan temperamental, ucapan-ucapannya kali ini sangat rasional dan sulit dibantah, membuat semua orang yang hadir tidak bisa menjawab.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved