Bab 9 Jangan Keterlaluan
by Eleven Xiao
21:41,Sep 20,2023
Begitu mendengar Yun Ruoyue yang terus menyebut kata "selir", jari-jari Nangong Rou menjepit saputangan di bawah lengan bajunya. Tatapan tajam pun muncul di matanya.
Chu Xuanchen tidak menyangka bahwa Yun Ruoyue yang biasanya tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan jelas, akan menggunakan etiket untuk menekannya. Wajah Chu Xuanchen terlihat sangat muram, tetapi dia hanya bisa menggertakkan gigi dan berkata, "Oke, duduklah di sana."
Yun Ruoyue sebaiknya duduk di sana dengan sikap yang baik dan tidak berkomentar apa-apa. Jika tidak, Chu Xuanchen tidak akan melepaskannya.
"Terima kasih, Pangeran." Yun Ruoyue mengambil teh di atas meja dengan santai. Dia menggunakan lengan bajunya untuk menutupi wajah, lalu membuka penutup wajah secara perlahan dan menyesapnya. Kemudian, dia berkata, "Selain itu, gaun pengantin selir tidak boleh berwarna merah. Selir hanya bisa menggunakan gaun merah muda. Pangeran, aku sudah meminta Feng'er menyiapkan gaun pengantin merah muda untuk Nona Nangong. Tolong suruh dia menggantinya."
"Kak, kamu ...." Begitu mendengar perkataan ini, Nangong Rou meletakkan tangannya di bawah kerudung pengantin dan menyeka air matanya karena sedih.
Melihat wanita cantik itu menangis, Chu Xuanchen langsung memandang Yun Ruoyue dengan cemberut. Dia melindungi Nangong Rou dengan satu tangan sembari menatap tajam ke arah Yun Ruoyue. "Yun Ruoyue, sudah bagus aku membiarkan Rou'er menyuguhkan teh untukmu di sini. Kamu jangan keterlaluan."
Perlu diketahui bahwa permaisuri di dalam hati Chu Xuanchen selalu adalah Nangong Rou.
Pria itu sudah merasa sangat bersalah karena membiarkan Nangong Rou sebagai selir. Beraninya Yun Ruoyue mempersulit wanita kesayangannya di hadapan umum. Sikapnya itu benar-benar lancang.
Yun Ruoyue malah bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia duduk di kursi utama dan menggoyangkan kakinya dengan santai. "Pangeran, bukannya aku ingin mempersulit adikku. Ini adalah peraturan yang ada sejak zaman dulu, bahwa selir tidak boleh mengenakan gaun merah saat menikah dan harus masuk melalui pintu samping. Kalaupun itu adalah selir kaisar atau selir pangeran lainnya, mereka hanya boleh mengenakan gaun berwarna merah muda saat menikah. Apakah Pangeran benar-benar ingin melanggar etiket budaya Negara Chu secara terang-terangan?"
Maksud perkataan Yun Ruoyue adalah bahkan kaisar dan pangeran lainnya pun mengikuti etiket yang ada. Jika Chu Xuanchen tidak mematuhi etiket tersebut, bukankah dia sama saja dengan tidak menganggap serius etiket, tidak menghormati leluhur dan bahkan kaisar?
Di hadapan semua orang, akan sangat memalukan jika Chu Xuanchen melanggar etiket itu.
"Yun Ruoyue, kamu jangan keterlaluan!" Chu Xuanchen tampak menggertakkan gigi. Raut wajahnya terlihat sangat suram, seolah-olah ingin menghancurkan Yun Ruoyue menjadi beberapa bagian.
Sejak kapan si idiot ini menjadi begitu fasih dalam berbicara?
Sebagai seorang Jenderal Besar yang melindungi negara, bisa-bisanya Chu Xuanchen dibuat tidak berdaya olehnya.
Melihat suaminya yang marah, Nangong Rou buru-buru mengalah. Dia meraih lengan Chu Xuanchen dan berkata dengan sedih, "Pangeran, kita menurut pada kakak saja. Selama kita sehati, tak peduli mengenakan gaun apa pun untuk upacara pernikahan kita, aku tidak keberatan."
Usai mengatakan itu, Nangong Rou berinisiatif berjalan ke hadapan Feng'er, lalu meminta dayangnya mengambil gaun merah muda di tangan Feng'er. Setelah itu, dia pun berjalan masuk ke dalam bersama dayangnya.
Sementara itu, wajah Chu Xuanchen sudah membeku.
Dia mengepalkan tangannya erat-erat dan menahan amarahnya terhadap Yun Ruoyue. Kalau bukan ada banyak tamu di sini, dia pasti sudah memberinya pelajaran sejak tadi.
Semua orang segera membicarakan Yun Ruoyue.
"Permaisuri ini benar-benar tidak tahu malu. Dia adalah orang jelek yang iri dengan pernikahan Pangeran Li dan wanita idamannya. Bisa-bisanya dia berulah di sini."
"Benar. Jelas-jelas dia begitu jelek hingga tidak berani bertemu orang lain, tapi berani keluar untuk berlagak. Nangong Rou adalah wanita tercantik. Seorang wanita jelek sepertinya bahkan tidak sebanding untuk mengangkat sepatunya Nangong Rou."
"Dia sama sekali tidak terlihat lembut dan tidak punya sopan santun. Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nona Nangong. Pantas saja, Pangeran Li bisa begitu membencinya."
"Orang-orang tidak menyambutnya di sini, tapi dia tetap bersikeras kemari dengan menutup wajahnya."
"Benar. Dia benar-benar terlalu tidak tahu malu."
Chu Xuanchen tidak menyangka bahwa Yun Ruoyue yang biasanya tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan jelas, akan menggunakan etiket untuk menekannya. Wajah Chu Xuanchen terlihat sangat muram, tetapi dia hanya bisa menggertakkan gigi dan berkata, "Oke, duduklah di sana."
Yun Ruoyue sebaiknya duduk di sana dengan sikap yang baik dan tidak berkomentar apa-apa. Jika tidak, Chu Xuanchen tidak akan melepaskannya.
"Terima kasih, Pangeran." Yun Ruoyue mengambil teh di atas meja dengan santai. Dia menggunakan lengan bajunya untuk menutupi wajah, lalu membuka penutup wajah secara perlahan dan menyesapnya. Kemudian, dia berkata, "Selain itu, gaun pengantin selir tidak boleh berwarna merah. Selir hanya bisa menggunakan gaun merah muda. Pangeran, aku sudah meminta Feng'er menyiapkan gaun pengantin merah muda untuk Nona Nangong. Tolong suruh dia menggantinya."
"Kak, kamu ...." Begitu mendengar perkataan ini, Nangong Rou meletakkan tangannya di bawah kerudung pengantin dan menyeka air matanya karena sedih.
Melihat wanita cantik itu menangis, Chu Xuanchen langsung memandang Yun Ruoyue dengan cemberut. Dia melindungi Nangong Rou dengan satu tangan sembari menatap tajam ke arah Yun Ruoyue. "Yun Ruoyue, sudah bagus aku membiarkan Rou'er menyuguhkan teh untukmu di sini. Kamu jangan keterlaluan."
Perlu diketahui bahwa permaisuri di dalam hati Chu Xuanchen selalu adalah Nangong Rou.
Pria itu sudah merasa sangat bersalah karena membiarkan Nangong Rou sebagai selir. Beraninya Yun Ruoyue mempersulit wanita kesayangannya di hadapan umum. Sikapnya itu benar-benar lancang.
Yun Ruoyue malah bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia duduk di kursi utama dan menggoyangkan kakinya dengan santai. "Pangeran, bukannya aku ingin mempersulit adikku. Ini adalah peraturan yang ada sejak zaman dulu, bahwa selir tidak boleh mengenakan gaun merah saat menikah dan harus masuk melalui pintu samping. Kalaupun itu adalah selir kaisar atau selir pangeran lainnya, mereka hanya boleh mengenakan gaun berwarna merah muda saat menikah. Apakah Pangeran benar-benar ingin melanggar etiket budaya Negara Chu secara terang-terangan?"
Maksud perkataan Yun Ruoyue adalah bahkan kaisar dan pangeran lainnya pun mengikuti etiket yang ada. Jika Chu Xuanchen tidak mematuhi etiket tersebut, bukankah dia sama saja dengan tidak menganggap serius etiket, tidak menghormati leluhur dan bahkan kaisar?
Di hadapan semua orang, akan sangat memalukan jika Chu Xuanchen melanggar etiket itu.
"Yun Ruoyue, kamu jangan keterlaluan!" Chu Xuanchen tampak menggertakkan gigi. Raut wajahnya terlihat sangat suram, seolah-olah ingin menghancurkan Yun Ruoyue menjadi beberapa bagian.
Sejak kapan si idiot ini menjadi begitu fasih dalam berbicara?
Sebagai seorang Jenderal Besar yang melindungi negara, bisa-bisanya Chu Xuanchen dibuat tidak berdaya olehnya.
Melihat suaminya yang marah, Nangong Rou buru-buru mengalah. Dia meraih lengan Chu Xuanchen dan berkata dengan sedih, "Pangeran, kita menurut pada kakak saja. Selama kita sehati, tak peduli mengenakan gaun apa pun untuk upacara pernikahan kita, aku tidak keberatan."
Usai mengatakan itu, Nangong Rou berinisiatif berjalan ke hadapan Feng'er, lalu meminta dayangnya mengambil gaun merah muda di tangan Feng'er. Setelah itu, dia pun berjalan masuk ke dalam bersama dayangnya.
Sementara itu, wajah Chu Xuanchen sudah membeku.
Dia mengepalkan tangannya erat-erat dan menahan amarahnya terhadap Yun Ruoyue. Kalau bukan ada banyak tamu di sini, dia pasti sudah memberinya pelajaran sejak tadi.
Semua orang segera membicarakan Yun Ruoyue.
"Permaisuri ini benar-benar tidak tahu malu. Dia adalah orang jelek yang iri dengan pernikahan Pangeran Li dan wanita idamannya. Bisa-bisanya dia berulah di sini."
"Benar. Jelas-jelas dia begitu jelek hingga tidak berani bertemu orang lain, tapi berani keluar untuk berlagak. Nangong Rou adalah wanita tercantik. Seorang wanita jelek sepertinya bahkan tidak sebanding untuk mengangkat sepatunya Nangong Rou."
"Dia sama sekali tidak terlihat lembut dan tidak punya sopan santun. Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nona Nangong. Pantas saja, Pangeran Li bisa begitu membencinya."
"Orang-orang tidak menyambutnya di sini, tapi dia tetap bersikeras kemari dengan menutup wajahnya."
"Benar. Dia benar-benar terlalu tidak tahu malu."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved