Bab 10 Aura Permaisuri
by Eleven Xiao
21:41,Sep 20,2023
Ketika mendengar ejekan orang-orang, bukan hanya tidak marah, Yun Ruoyue bahkan tidak menggila seperti biasanya hingga ingin memukul orang ataupun bersembunyi karena terlalu malu.
Orang-orang ini mengejek dengan sangat kejam. Bagia mereka, penampilan adalah segalanya dan buruk rupa adalah dosa.
Justru karena pemilik tubuh ini buruk rupa, dia akhirnya dihina dan dikucilkan oleh semua orang.
Dia juga tidak ingin menghabiskan tenaga untuk membuat masalah. Namun, sebagai nyonya di kediaman pangeran, apabila dia ingin bertahan hidup di dunia yang berbeda ini, Yun Ruoyue harus memperjuangkan haknya sendiri. Dia harus mempertahankan identitasnya sebagai Permaisuri Li.
Jika dia tidak membela diri, orang-orang akan melupakan keberadaannya di Kediaman Pangeran Li dan menganggap Nangong Rou sebagai nyonya di sini.
Apabila Nangong Rou dibiarkan merajalela, Yun Ruoyue tak akan bisa bertahan hidup dan akan selalu ditindas. Dia bukan orang suci sehingga harus memperteguh posisinya.
Orang-orang ini berbicara sesuka hati mereka. Mungkinkah mereka berharap Yun Ruoyue tetap ditindas oleh semua orang dan bersembunyi di kamarnya seperti seekor anjing?
Dia tidak ingin menjadi anjing. Yun Ruoyue lebih memilih untuk mati daripada tunduk pada orang lain.
Di momen ini, hatinya benar-benar terasa sakit. Namun, dia tidak boleh lemah dan harus tegar.
Di tengah banyak ejekan, Yun Ruoyue tiba-tiba mengangkat alisnya dan bertanya dengan nada dingin, "Sebagai permaisuri dari Kediaman Pangeran Li, apabila tidak menyaksikan pernikahan pangeran yang menikahi selir, bukankah itu berarti pernikahan mereka tidak mendapat pengakuan dari keluarga kekaisaran?"
Begitu pernyataan ini dilontarkan, para tamu yang hadir sontak emosi.
Banyak di antara mereka adalah anggota Keluarga Nangong. Mereka langsung menunjuk Yun Ruoyue dan memakinya
"Yun Ruoyue, kamu tidak usah berlagak seperti permaisuri. Di dalam hati Pangeran Li, kamu bahkan tidak layak menjadi selir. Kalau bukan siasat ayahmu untuk menikahkanmu dengan pangeran, wanita jelek sepertimu bahkan tidak layak menikahi kuli di jalanan."
"Benar. Jadi orang itu harus tahu diri. Kamu sama sekali tidak pantas untuk Pangeran Li. Lihatlah wajah jelekmu itu. Kamu tidak pantas meminta adikku menyuguhkan teh untukmu."
Orang yang berbicara adalah kedua kakak laki-laki Nangong Rou, yaitu Nangong Yu dan Nangong Ao.
Mereka sudah muak dengan Yun Ruoyue sejak lama. Melihat adiknya yang ditindas, mereka tentu harus membela Nangong Rou.
Yun Ruoyue menatap kedua orang itu dengan dingin. Di masa lalu, kedua orang ini juga sering menindasnya. Dengan menggabungkan semua dendam, kini Yun Ruoyue benar-benar sangat membenci mereka.
Dia menatap kedua orang itu dengan tatapan dingin. Meskipun sedang flu dan tubuhnya lemah, kata-kata yang dilontarkan Yun Ruoyue tetap bersemangat. "Aku adalah Permaisuri Li yang ditunjuk oleh kaisar. Mengikuti etiket para leluhur dan membiarkan selir memberi penghormatan kepada permaisuri adalah keinginan kaisar sekarang. Bukankah sikap kalian yang membiarkan pangeran dan Nangong Rou melanggar perintah kaisar dan tidak mengikuti aturan sama dengan menentang kaisar? Selain itu, siapa yang barusan menghina nyonya kediaman pangeran dan tidak menghormati keluarga kekaisaran? Kalau kamu bernyali, keluarlah. Ayo, kita pergi menemui kaisar bersama-sama. Biarkan kaisar yang memutuskan siapa di antara kita yang salah!"
Usai perkataan itu terdengar, suasana di sekitar menjadi sunyi.
Semua orang sangat ketakutan dengan kata-kata Yun Ruoyue dan tersentak. Nangong Yu dan Nangong Ao juga ketakutan hingga mundur dua langkah. Mereka langsung menghilang di tengah kerumunan.
Sekarang, tidak ada lagi yang berani menghina Yun Ruoyue karena takut dia akan menyeret mereka pergi menemui kaisar.
Bagaimanapun, ayahnya adalah perdana menteri dan dia adalah menantu kekaisaran yang dipilih oleh kaisar.
Selama Yun Ruoyue tidak diceraikan, dia masih adalah Permaisuri Li. Orang yang masih berotak tidak akan berani beradu mulut dengannya sekarang.
Melihat Nangong Yu dan Nangong Ao yang bisa-bisanya dikejutkan oleh Yun Ruoyue, Chu Xuanchen hanya bisa melirik ke arah permaisurinya itu.
Wanita ini sudah menjadi pintar. Dengan kefasihannya saat ini, semua tamu yang hadir mungkin bukan tandingannya.
Namun, dia tidak ingin ribut dengannya sehingga berkata kepada makcomblang, "Waktu yang baik telah tiba, mari kita mulai upacara pernikahannya."
Orang-orang ini mengejek dengan sangat kejam. Bagia mereka, penampilan adalah segalanya dan buruk rupa adalah dosa.
Justru karena pemilik tubuh ini buruk rupa, dia akhirnya dihina dan dikucilkan oleh semua orang.
Dia juga tidak ingin menghabiskan tenaga untuk membuat masalah. Namun, sebagai nyonya di kediaman pangeran, apabila dia ingin bertahan hidup di dunia yang berbeda ini, Yun Ruoyue harus memperjuangkan haknya sendiri. Dia harus mempertahankan identitasnya sebagai Permaisuri Li.
Jika dia tidak membela diri, orang-orang akan melupakan keberadaannya di Kediaman Pangeran Li dan menganggap Nangong Rou sebagai nyonya di sini.
Apabila Nangong Rou dibiarkan merajalela, Yun Ruoyue tak akan bisa bertahan hidup dan akan selalu ditindas. Dia bukan orang suci sehingga harus memperteguh posisinya.
Orang-orang ini berbicara sesuka hati mereka. Mungkinkah mereka berharap Yun Ruoyue tetap ditindas oleh semua orang dan bersembunyi di kamarnya seperti seekor anjing?
Dia tidak ingin menjadi anjing. Yun Ruoyue lebih memilih untuk mati daripada tunduk pada orang lain.
Di momen ini, hatinya benar-benar terasa sakit. Namun, dia tidak boleh lemah dan harus tegar.
Di tengah banyak ejekan, Yun Ruoyue tiba-tiba mengangkat alisnya dan bertanya dengan nada dingin, "Sebagai permaisuri dari Kediaman Pangeran Li, apabila tidak menyaksikan pernikahan pangeran yang menikahi selir, bukankah itu berarti pernikahan mereka tidak mendapat pengakuan dari keluarga kekaisaran?"
Begitu pernyataan ini dilontarkan, para tamu yang hadir sontak emosi.
Banyak di antara mereka adalah anggota Keluarga Nangong. Mereka langsung menunjuk Yun Ruoyue dan memakinya
"Yun Ruoyue, kamu tidak usah berlagak seperti permaisuri. Di dalam hati Pangeran Li, kamu bahkan tidak layak menjadi selir. Kalau bukan siasat ayahmu untuk menikahkanmu dengan pangeran, wanita jelek sepertimu bahkan tidak layak menikahi kuli di jalanan."
"Benar. Jadi orang itu harus tahu diri. Kamu sama sekali tidak pantas untuk Pangeran Li. Lihatlah wajah jelekmu itu. Kamu tidak pantas meminta adikku menyuguhkan teh untukmu."
Orang yang berbicara adalah kedua kakak laki-laki Nangong Rou, yaitu Nangong Yu dan Nangong Ao.
Mereka sudah muak dengan Yun Ruoyue sejak lama. Melihat adiknya yang ditindas, mereka tentu harus membela Nangong Rou.
Yun Ruoyue menatap kedua orang itu dengan dingin. Di masa lalu, kedua orang ini juga sering menindasnya. Dengan menggabungkan semua dendam, kini Yun Ruoyue benar-benar sangat membenci mereka.
Dia menatap kedua orang itu dengan tatapan dingin. Meskipun sedang flu dan tubuhnya lemah, kata-kata yang dilontarkan Yun Ruoyue tetap bersemangat. "Aku adalah Permaisuri Li yang ditunjuk oleh kaisar. Mengikuti etiket para leluhur dan membiarkan selir memberi penghormatan kepada permaisuri adalah keinginan kaisar sekarang. Bukankah sikap kalian yang membiarkan pangeran dan Nangong Rou melanggar perintah kaisar dan tidak mengikuti aturan sama dengan menentang kaisar? Selain itu, siapa yang barusan menghina nyonya kediaman pangeran dan tidak menghormati keluarga kekaisaran? Kalau kamu bernyali, keluarlah. Ayo, kita pergi menemui kaisar bersama-sama. Biarkan kaisar yang memutuskan siapa di antara kita yang salah!"
Usai perkataan itu terdengar, suasana di sekitar menjadi sunyi.
Semua orang sangat ketakutan dengan kata-kata Yun Ruoyue dan tersentak. Nangong Yu dan Nangong Ao juga ketakutan hingga mundur dua langkah. Mereka langsung menghilang di tengah kerumunan.
Sekarang, tidak ada lagi yang berani menghina Yun Ruoyue karena takut dia akan menyeret mereka pergi menemui kaisar.
Bagaimanapun, ayahnya adalah perdana menteri dan dia adalah menantu kekaisaran yang dipilih oleh kaisar.
Selama Yun Ruoyue tidak diceraikan, dia masih adalah Permaisuri Li. Orang yang masih berotak tidak akan berani beradu mulut dengannya sekarang.
Melihat Nangong Yu dan Nangong Ao yang bisa-bisanya dikejutkan oleh Yun Ruoyue, Chu Xuanchen hanya bisa melirik ke arah permaisurinya itu.
Wanita ini sudah menjadi pintar. Dengan kefasihannya saat ini, semua tamu yang hadir mungkin bukan tandingannya.
Namun, dia tidak ingin ribut dengannya sehingga berkata kepada makcomblang, "Waktu yang baik telah tiba, mari kita mulai upacara pernikahannya."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved