Bab 17 Memberi Pelajaran pada Budak Jahat

by Eleven Xiao 21:41,Sep 20,2023
Para bawahan itu tidak akan menghormati wanita yang bahkan diremehkan oleh pangeran.

Pangeran hendak menjadikan Nangong Rou sebagai nyonya dan membiarkannya mengurus kediaman. Tindakannya ini merampas hak dari seorang permaisuri. Sebagai budak, mereka tentu harus pintar membaca situasi dan mendukung Nyonya Nangong.

Tentunya, mereka juga tidak pernah mendukung permaisuri.

Begitu mendengar perkataan ini, Yun Ruoyue makin kesal hingga dadanya terasa sakit.

Chu Xuanchen hendak menjadikan Nangong Rou sebagai nyonya? Dia ingin membiarkan Nangong Rou mengurus kediaman?

Lantas, apakah Yun Ruoyue masih memiliki tempat untuk berpijak di kediaman pangeran ke depannya?

Meskipun dia membenci kediaman pangeran, tetapi selama dia berada di sini, ini adalah wilayah kekuasaannya. Yun Ruoyue tidak mengizinkan siapa pun untuk ikut campur.

Namun, sebagai seorang permaisuri yang bahkan sulit mendapatkan kain kasa, tidak mudah bagi Yun Ruoyue untuk mengambil alih kediaman pangeran.

Melihat Yun Ruoyue yang masih enggan pergi, Pengasuh Zhang pun berkata, "Permaisuri, hamba menyarankan Anda untuk tidak melawan pangeran. Hari ini, Anda sudah mengusik Nyonya Nangong dan merusak suasana hatinya. Cepat layani mereka dengan baik. Dengan begitu, nyonya baru akan memaafkan Anda. Hamba hanya akan berkata sampai sini. Mohon kesadaran diri Permaisuri."

Usai mengatakan itu, Pengasuh Zhang hendak pergi begitu saja. Yun Ruoyue mendongak dan menatapnya dengan dingin. "Berhenti! Kamu hanya seorang budak, apa hakmu untuk berbicara dengan nada seperti itu kepada majikanmu?"

Pengasuh Zhang tercengang. Dia berbalik dan tampak tersenyum dingin. "Maaf, Permaisuri. Majikan hamba adalah Pangeran."

Hal itu menandakan bahwa Yun Ruoyue bukanlah majikannya.

Yun Ruoyue juga tersenyum dingin. "Aku adalah permaisuri pangeran, Permaisuri Li yang ditunjuk oleh kaisar, juga adalah majikanmu. Perkataanmu barusan sangat tidak sopan dan sama sekali tidak menghormatiku. Hari ini, aku akan memberimu pelajaran. Berlututlah!"

Pengasuh Zhang tercengang. "Kenapa hamba harus berlutut? Pangeran sudah bilang, hanya dia yang boleh menghukum kami di kediaman pangeran."

"Dasar budak tidak tahu diri. Apa maksudmu, aku sebagai permaisuri pun tidak berhak memberi pelajaran pada budak? Oke. Kalau kamu tidak mau berlutut, aku tidak akan pergi melayani pangeran. Hingga saat itu, kalau dia bertanya padaku, aku akan bilang kalau kamu yang membuatku kesal, jadi aku tidak bersedia ke sana. Kita lihat saja, apa kamu sanggup memikul tanggung jawab ini?" ucap Yun Ruoyue.

Begitu mendengar perkataan Yun Ruoyue, wajah Pengasuh Zhang langsung memucat.

Dia diminta kemari untuk menyuruh permaisuri ke sana. Jika tidak bisa menyelesaikan tugas ini, pangeran pasti akan kesal.

Jika menyinggung pangeran yang kejam dan berdarah dingin, konsekuensinya akan lebih serius.

Sebenarnya, karakter pangeran yang dingin itu tidak peduli dengan siapa pun. Chu Xuanchen tidak akan memedulikan mereka.

Memikirkan hal itu, Pengasuh Zhang menggertakkan giginya berlutut di lantai dengan ekspresi sedih. "Oke, hamba akan berlutut. Mohon Permaisuri segera ke sana. Jika terlambat, tolong jangan menyalahkan hamba."

"Sebelum aku pulang, kamu tidak boleh berdiri. Feng'er, perhatikan dia baik-baik. Kalau dia berani berdiri, beri tahu aku setelah aku kembali. Aku akan memberinya hukuman."

"Baik, Permaisuri," jawab Feng'er dengan lugas.

Dia memandang permaisuri dengan kagum dan merasa bahwa Yun Ruoyue sangat keren di momen ini. Sebelumnya, Pengasuh Zhang selalu saja menindas mereka. Tidak disangka, permaisuri akan berubah menjadi sehebat ini sekarang. Bisa-bisanya dia mengendalikan Pengasuh Zhang.

Namun, Feng'er masih sangat takut dengan sosok tua yang licik ini. Dia takut Pengasuh Zhang akan membalas dendam terhadap mereka. Bagaimanapun, sosok tua ini tidak bisa diremehkan.

....

Usai mengatakan itu, Yun Ruoyue sontak mengikuti dayang yang dibawa oleh Pengasuh Zhang untuk pergi ke Paviliun Xingchen tempat Chu Xuanchen tinggal.

Di tengah jalan, Yun Ruoyue tiba-tiba melihat banyak bendera Negara Chu di dinding kediaman. Bendera tersebut memiliki pola awan keberuntungan dan naga Negara Chu yang tercetak di atasnya. Itu setara dengan bendera nasional modern.

Dia sontak memiliki ide, lalu memerintahkan dayang di sampingnya, "Ambilkan beberapa bendera di sana."

"Permaisuri, untuk apa Anda menginginkan bendera-bendera itu?" tanya dayang yang kebingungan.

Yun Ruoyue mengangkat alisnya dan berkata, "Tentu untuk menyemangati pangeran kalian."

Dayang itu menggerakkan bibirnya tanpa bisa berkata-kata.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

2988